Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Save The Love
Suka
Favorit
Bagikan
9. Part 9

1.INT/EXT. BENGKEL – SIANG.

Seorang gadis cantik bernama Tiara mendorong motornya, hingga berhenti di depan bengkel. Adrian yang sedang memperbaiki motor melihat kehadiran Tiara, ia pun melangkah mendekati wanita itu.

 ADRIAN

Kenapa motornya, Kak?

 TIARA

Nggak tau, Bang. Tadi di jalan, tiba-tiba mati.

ADRIAN

Saya periksa dulu, ya?

TIARA

Iya, Bang.

Adrian memeriksa kondisi motor. Tiara memperhatikan apa yang dilakukan Adrian, matanya menatap wajah Adrian yang serius.

 ADRIAN

Motor Kakak harus ditinggal dulu di sini.

Saya tidak bisa menyelesaikannya sekarang.

 TIARA

Kalau besok saya ambil, bisa?

ADRIAN

Mudah-mudahan, besok Kakak bisa ambil motor ini.

TIARA

Oke, besok saya datang lagi.

Adrian mengangguk. Tiara akan melangkah, namun tidak jadi dan kembali menatap Adrian yang sedang memeriksa kondisi motor Tiara.

 TIARA( CON’T)

Oh, iya. Nama saya Tiara, Bang.

Tiara mengulurkan tangan, Adrian menyambutnya, seraya menyebut nama.

 ADRIAN

Saya Adrian.

 TIARA

Sekarang, Abang udah tau nama saya.

Jangan panggil Kakak lagi, ya? Panggil Tiara saja.

 Tiara tersenyum, Adrian membalas dengan anggukkan.

 ADRIAN

Iya, Tiara.

Tiara tersenyum, lalu melangkah menuju keluar Bengkel.

CUT TO

2.INT. BENGKEL – SIANG.

Adrian baru saja menyelesaikan motor Tiara, ketika Wak Mail datang dan menyerahkan satu bungkus nasi.

WAK MAIL

Makan siang dulu, nanti dilanjutkan lagi.

ADRIAN

Sudah selesai, Wak.

WAK MAIL

Oooh, udah? Syukurlah, kalau udah siap yang ini.

Oh, iya. Udah dua hari ini, Radit kok nggak datang? Kenapa ya?

ADRIAN

Saya kurang tau, Wak.

WAK MAIL

Coba kau ke rumahnya. Mana tau dia sakit, kasihan dia.

Kalau dia sakit, kita bisa bawa dia berobat.

 ADRIAN

Besok pagi saya ke rumahnya, Wak.

 WAK MAIL

Iyalah. Uwak mau lanjutin kerja, kamu makanlah dulu.

Adrian mengangguk dan Wak Mail melangkah menuju ke tempat kerjanya.

CUT TO

3.INT. BENGKEL – SIANG.

Adrian duduk di kursi dan membuka bungkusan nasi. Adrian menatap lauk yang ada, lalu ingatannya terkenang pada Kirana.

Flashes In

Kejadian ketika mereka makan bersama. Dan, kejadian saat Kirana tertawa, lalu menatap Adrian.

Flashes Out

Adrian masih menatap bungkusan nasi, ketika terdengar suara Tiara memanggil. Adrian menyangka Kirana yang memanggil.

 TIARA (OS)

Bang Adrian!

Adrian menatap wajah Tiara. Dalam pandangannya, wajah Tiara adalah wajah Kirana. Adrian pun bangkit dan memanggil Kirana.

 ADRIAN

Ana...

Tiara menatap heran pada Adrian. Tatapan Tiara menyadarkan Adrian, perlahan wajah Kirana menghilang dan berganti Tiara. Tiara kembali memanggil Adrian.

 TIARA

Bang!

Adrian tersadar, lalu menutupi kegugupannya dengan tersenyum dan berkata.

ADRIAN

Ah, kamu. Kamu pasti mau ambil motor kamu, ya?

Tiara mengangguk.

TIARA

Iya, Bang. Saya mau ambil kereta. Tapi, Abang, kan lagi makan.

Saya tunggu, Abang lanjutin saja makannya.

Adrian menatap bungkusan makanan, kemudian menutupnya dan memasukkannya ke dalam plastik. Adrian meletakkan plastik tersebut di meja, lalu menatap Tiara.

ADRIAN

Motor kamu sudah selesai.

Adrian berjalan menuju tempat perbaikan motor. Tiara mengikuti Adrian dan berdiri di samping Adrian yang sedang menghidupkan motor.

TIARA

Berapa biayanya, Bang?

 Adrian menatap Tiara.

ADRIAN

Saya ambil kwitansinya dulu.

Adrian melangkah menuju bagian dalam bengkel dan masuk ke dalam, lalu mendekati salah satu meja. Setelah Adrian mengambil satu lembar kertas, ia keluar. Adrian melangkah  mendekati Tiara, lalu menyerahkan selembar kertas. Tiara menatap lembaran itu sesaat, lalu mengambil dompet dari dalam tas sandangnya. Tiara mengeluarkan sejumlah uang dan menyerahkannya pada Adrian.

 TIARA

Ini uangnya, Bang.

 Adrian mengambil uang tersebut.

TIARA (CON’T)

Terima kasih, ya, Bang?

ADRIAN

Iya, sama-sama.

Adrian tersenyum. Tiara berdiri di samping motor, ia masih tetap berdiri. Sementara, Adrian menatap heran melihat Tiara tidak juga naik ke motor. Tiara menatap Adrian, lalu mendekati Adrian.

TIARA

Bang, saya boleh minta tolong?

ADRIAN

Tentu saja boleh. Apa yang bisa saya tolong?

Tiara tersenyum malu dan menunjukkan tangan kanannya yang dibalut perban.

TIARA

Abang bisa antar saya pulang?

Adrian terlihat ragu, namun tatapan memelas Tiara membuatnya mengangguk.

ADRIAN

Baiklah, saya antar kamu. Tapi, saya tidak bisa sekarang.

Pekerjaan saya belum selesai.

Tiara terlihat gembira dan mengangguk.

TIARA

Saya tunggu, Abang siapkanlah dulu kerja Abang.

Tiara melangkah menuju tempat menunggu bagi pelanggan bengkel. Adrian menatap Tiara yang duduk. Lalu, melanjutkan pekerjaannya.

CUT TO

MONTAGE.

-Adrian membawa motor melaju menembus jalan raya, sementara Tiara duduk di belakangnya. Wajah Tiara terlihat gembira.

CUT TO

4.EXT. DEPAN RUMAH TIARA – SIANG.

Motor Adrian memasuki halaman rumah Tiara, lalu berhenti tepat di depan rumah. Tiara turun dari motor. Adrian menstandarkan motor, lalu turun.

TIARA

Terima kasih, Ya, Bang?

Adrian mengangguk, lalu pamit.

ADRIAN

Saya harus kembali ke bengkel.

TIARA

Abang, singgahlah dulu ke rumah saya.

ADRIAN

Terima kasih, saya tidak bisa lama-lama meninggalkan bengkel.

Saya permisi dulu.

Adrian pun melangkah keluar dari halaman dan meninggalkan Tiara yang menghela napas, seraya membatin.

TIARA (VO)

Hhhh, aku suka sama kamu, Bang. Tapi, kenapa kamu pendiam sekali.

Tiara menatap Adrian yang menyetop angkutan umun dan naik.

CUT TO

ESTABLISH – Pemandangan di sekitar Tempat Pembuangan Samapah

5.EXT. JALAN KECIL – PAGI.

Adrian melangkah pelan menelusuri jalan kecil. Di sekitarnya terdapat rumah-rumah darurat yang terbuat dari papan seadanya. Tidak terlihat seorang pun di daerah itu. Adrian menatap setiap rumah yang dilaluinya. Ia berhenti di depan salah satu rumah.

 ADRIAN(VO)

Rumah Radit yang mana?

Ah, kenapa aku tidak pernah bertanya di mana tepatnya rumah dia?

Mata Adrian menyapu keadaan di sekitar. Semua pintu rumah tertutup rapat. Lalu, Adrian kembali berjalan. Hingga tiba di salah satu rumah yang pintunya terbuka. Seorang wanita duduk di depan rumah, wanita itu sedang memilih barang bekas. Adrian melangkah mendekati dan menyapa.

ADRIAN

Selamat pagi, Dek.

Wanita itu yang semula menunduk, mendongakkan wajah. Wajah wanita itu tidak terlihat jelas. Sebagian wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang sepinggang. Wanita itu tidak membalas sapaan Adrian.

ADRIAN (CON’T)

Maaf kalau saya mengganggu. Saya boleh bertanya?

 Wanita itu hanya mengangguk.

 ADRIAN (CON’T)

Adek tau di mana rumah Radit?

Wanita itu menggeleng.

 ADRIAN (CON’T)

Oh, kalau gitu, terima kasih, ya?

Wanita itu mengangguk. Adrian memutar tubuh dan berdiri diam menatap ke sekitar. Sementara, wanita itu bangkit dan melangkah ke dalam rumah. Adrian yang akan melanjutkan tujuan berhenti melangkah, ketika mendengar suara gemerincing. Refleks, Adrian memutar tubuh dan menatap belakang wanita itu yang juga menghentikan langkah. Wanita itu berdiri membelakangi Adrian. Adrian menatap wanita itu, lalu matanya tertuju pada kaki kanan wanita itu yang memakai gelang kaki. Adrian sangat mengenal gelang kaki tersebut, lalu memanggil Kirana.

 ADRIAN

Ana...

Namun, wanita itu hanya diam. Dari wajah wanita itu yang tidak tertutup rambut, terlihat air mata meleleh. Adrian melangkah mendekati wanita itu, lalu berdiri di belakangnya. Adrian kembali memanggil Kirana.

 ADRIAN(CON’T)

Ana...

kedua tangan Adrian gemetar saat akan memegang bahu wanita itu. Ketika bahu wanita itu telah dipegang, Adrian memutar tubuh wanita itu. Air mata wanita itu semakin deras meneteskan. Adrian membuka rambut yang menutupi sebagian wajah wanita itu yang ternyata Kirana. Kini, terlihat wajah Kirana yang sangat menyedihkan. Wajah Kirana rusak, hingga meninggalkan bekas luka yang dalam. Adrian membelai lembut wajah Kirana, lalu memeluknya erat. Adrian menangis tanpa suara, sementara Kirana menangis tersedu-sedu.

FLASH BACK IN

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar