Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1.INT. RUMAH DANIEL – MALAM.
Kirana terduduk di lantai, sementara Daniel duduk di kursi. Kirana menangis, Daniel terlihat kesal. Lalu berdiri dan jongkok di samping Kirana.
DANIEL
(Membentak)
Udah! Berhenti menangis, suaramu buat kupingku sakit!
KIRANA
Kenapa, Mas nggak berhenti menyiksaku?
DANIEL
Aku mencintaimu, Sayang.
Aku nggak akan izinkan kamu, bersama laki-laki tukang bengkel itu!
KIRANA
Apa salahnya kalau aku ingin hidup bahagia?
DANIEL
Aku bisa buat kau bahagia, sayang.
Kita bisa mulai lagi dari awal. Aku janji, aku akan berubah.
KIRANA
Mas nggak akan bisa berubah.
Sampai kapan pun, Mas akan tetap sama.
DANIEL
Kali ini, aku akan berubah, Sayang.
KIRANA
Kalau Mas mau berubah. Mas nggak akan buat aku kayak gini.
Daniel membelai wajah Kirana, lalu turun ke leher dan memegang kedua bahu Kirana. Lalu, memeluk tubuh Kirana.
DANIEL
Maaf, kan aku. Tadi aku khilap, aku cemburu sama tukang bengkel itu.
Kita pulang, ya? Kita mulai lagi hidup yang baru.
KIRANA
Nggak, Mas. Mas pernah berjanji seperti itu.
Bukan sekali, udah berkali-kali sampai aku lupa berapa kali.
Mas berjanji akan berubah.
Tapi, kenyataannya, Mas tetap nggak berubah.
Daniel merengangkan pelukan, menatap Kirana tajam.
DANIEL
Kenapa kau nggak percaya?
Apa kau lebih percaya sama omongan tukang bengkel itu?
Kirana hanya diam.
DANIEL(CON’T)
Jawab!
Apa kau lebih percaya, sama janji tukang bengkel itu.
Kalau dia berjanji sesuatu padamu?
Kirana mengangguk. Wajah Daniel menjadi marah, ia bersiap akan menampar Kirana. Namun, Adrian datang dan menahan tangan Daniel.
ADRIAN
Beraninya cuma sama perempuan!
Adrian melotot menatap Daniel.
ADRIAN (CON’T)
Apa kamu mau saya hajar lagi?
Daniel kelihatan ketakutan, lalu menggeleng. Adrian melepaskan tangan Daniel, kemudian melangkah mendekati Kirana. Tubuh Kirana diangkat oleh Adrian dan membawanya keluar kamar. Daniel menatap Adrian yang membawa Kirana, dengan tatapan marah.
CUT TO
2.INT. RUMAH KIRANA. KAMAR – MALAM.
Adrian menggendong tubuh Kirana memasuki kamar. Setelah berada di samping ranjang, Adrian meletakkan tubuh Kirana perlahan di pembaringan. Adrian menyelimuti tubuh Kirana, kemudian duduk di samping Kirana. Seraya membelai kepala Kirana, Adrian meminta maaf.
ADRIAN
Maaf, kan, saya, Ana.
Kirana tersenyum dan mengangguk.
KIRANA
Iya, Bang. Terima kasih, Abang mau kembali dan membawa saya pulang.
Adrian mengangguk dari sudut matanya terlihat air mata yang hampir keluar.
ADRIAN
Kamu pasti merasa sakit sekali, kan?
Adrian membelai wajah Kirana yang lebam dan tubuhnya yang memar. Kirana tersenyum.
KIRANA
Saya udah biasa, Bang.
Pukulan, tamparan dan tendangan.
Udah jadi makanan hari-hari bagi saya.
Adrian menatap tidak percaya pada Kirana. Wajahnya mengeras dan tangan kirinya tergenggam kuat menahan amarah.
ADRIAN
Laki-laki bajingan itu!
Kalau dia berani mengganggu kamu lagi, saya akan membuatnya menyesal!
Apakah, dia selalu menyiksa kamu, Ana?
Kirana mengangguk.
KIRANA
Selama dua tahun bersama. Nggak ada hari tanpa siksaan.
Adrian tidak menyadari air mata menetes di pipinya.
ADRIAN
Membayangkan kamu menjalani siksaan itu, hati saya terasa perih.
Kirana membelai wajah Adrian dan menghapus air mata Adrian, dengan tangannya.
KIRANA
Semua udah saya jalani dan udah berlalu, Bang.
Saya nggak memikirkan semua itu lagi.
Yang penting, saya punya Abang sekarang.
Abang yang selalu ada untuk melindungi saya.
Adrian mengangguk.
ADRIAN
Iya, saya akan selalu ada di sisi kamu, Ana.
Saya berjanji, saya akan melindungi kamu.
Kirana mengangguk. Perlahan, matanya tertutup dan Kirana pun tertidur. Adrian mencium kening Kirana, lalu memperbaiki selimut, kemudian melangkah keluar kamar.
INTERCUT
Adrian keluar dari kamar dan mendekati Radit yang tidur dalam posisi duduk. Adrian duduk di samping Radit dan menggoyang bahunya pelan.
ADRIAN
Radit...
Adrian memanggil Radit pelan. Radit membuka mata.
ADRIAN (CON’T)
Kamu tidak apa-apa, kalau malam ini tidur di sini?
RADIT
Nggak apa-apa, Bang. Saya mau jaga Kak Kirana.
ADRIAN
Ya, sudah. Kamu tidurlah lagi. Jangan sambil duduk.
Radit mengangguk, lalu merebahkan tubuh dan tidur. Adrian bangkit, kemudian melangkah ke kamar.
INTERCUT
Di kamar, Adrian duduk di kursi di samping Kirana. Matanya menatap wajah Kirana dan tangannya mengelus pelan kepala Kirana. Adrian menguap, ia mencoba menahan diri untuk tidak tertidur. Namun, tidak berapa lama kemudian, ia pun tertidur dengan kepala di samping tubuh Kirana.
DISSOLVE TO
3.EXT. RUMAH KIRANA – MALAM.
Daniel memarkirkan mobil tidak jauh dari rumah Kirana. Ia turun dari mobil Dan menutup pintu mobil. Sebelum melangkah, matanya menatap ke sekeliling. Keadaan yang sepi meyakinkannya untuk berjalan cepat menuju rumah Kirana. Sesampainya di halaman, Daniel berjalan agak membungkuk dan menuju ke belakang rumah.
CUT TO
4.INT. KAMAR KIRANA – MALAM.
Kirana membuka matanya perlahan, wajahnya meringis menahan sakit. Sesaat kemudian, ia menatap ke arah Adrian yang telah pulas, bibirnya tersenyum. Kirana membelai kepala Adrian pelan.
KIRANA (VO)
Abang, terima kasih.
Akhirnya, saya berhasil pergi dari hidup Mas Daniel untuk selama-lamanya.
Sesaat kemudian, Kirana bangkit secara perlahan dan berusaha agar tidak membangunkan Adrian. Setelah turun dari tempat tidur, Kirana melangkah ke luar kamar.
INTERCUT
Kirana keluar kamar dan melangkah ke ruang makan. Ia mendekati meja makan, lalu mengambil gelas dan tempat air mineral. Setelah menuangkan air ke dalam gelas, ia meneguknya hingga kandas. Kirana meletakkan gelas dan memutar tubuh, lalu melangkah menuju kamar. Tiba-tiba, Daniel membekap mulut Kirana dengan kain. Sesaat kemudian, Kirana pun jatuh terkulai dan Daniel meraih tubuh Kirana dan menggendongnya.
FADE OUT