Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Reuni
Suka
Favorit
Bagikan
2. Bagian 2

Tubagus menjadi tidak nyaman, ia meminum Air di depannya.

JEREMY

Adik lo gak jelek-jelek banget, Gus. Bisa kali di gilir.

Tubagus melihat Jeremy, mereka saling melihat, dingin.

JEREMY

Hati-hati kalau lo bicara.

TUBAGUS

Bukan cuma gue Anjing. Cahyo juga, ada Alex sama Randy.

RANDY

Gue dari awal gak ada masalah sama nikahan Jeremy. Kalian dengar sendiri. Iya, bener kata Jeremy, hati-hati kalau bicara, Gus.

TUBAGUS

Anjing lo semua. Gue cuma cerita, gak lebih. Kalian pikir kalian lebih baik dari gue, ha! Gak! Anak-anak juga cerita tentang Cahyo.

CAHYO

Cerita apa kalian, ha!

RANDY

Cerita tentang lo yang masih bego, gak berubah dari dulu.

CAHYO

Siapa yang cerita, kasih tahu gue! Kasih tahu gue, Ren!

RANDY

Apa itu penting? Lo mau nantangin juga kayak mereka? Gak akan selesai masalah.

ALEX

Kenapa lo jadi sok bener, Ren? Lo juga gak lebih baik dari kita semua? Lo pasti pernah ceritaiin orang juga, kan? Gak ada yang salah, kan? Cahyo juga gak berubah dari dulu, masih bego. Kenapa lo jadi gini? Jangan jadi sok SJW Anjing.

RANDY

Oh, ya. Memang gak ada yang salah. Lo bebas ceritain orang dan gue juga bebas cepu. Tapi satu hal yang harus kalian tahu, hanya karena kita bertambah umur, ketemu orang banyak, udah ada ilmu sedikit, lo gak bisa nilai orang seenaknya. Gak. Dan gue gak bisa nilai kalian, sampai kapanpun. Pakai Otak kalian sebelum kalian ngomong. Gue datang ke sini niatnya mau senang-senang bukan kayak gini.

Randy berjalan pergi meninggalkan mereka semua. Sesaat mereka semua saling melihat.

CAHYO

Siapa yang cerita soal gue, Ha!

Mereka semua hanya diam. Duduk di tempat mereka masing-masing.

INT. TEMPAT MAKANAN - BALLROOM HOTEL - MALAM

AMANDA, 30-an, sedang memakan makanan sambil berdiri. Ia sesekali melihat sekitar.

Randy berdiri di sebelahnya, memakan makanan yang ia bawa. Sesekali ia melihat sekitar.

AMANDA

Kamu tahu kenapa kita tetap datang ke Reuni walaupun males?

Randy melihat Amanda yang melihatnya, serius.

AMANDA

Tahu gak?

RANDY

Karena kita mau ketemu teman-teman.

AMANDA

Sebenernya itu benar. Tapi ada udang di balik batu, kan?

RANDY

Karena kita butuh validasi dari orang lain?

AMANDA

(mengangguk)
Itu bener, walaupun aku gak berharap jawaban berat kayak gitu. Tapi setiap orang butuh validasi dari orang lain, sekecil apapun.

AMANDA

Dan kapan lagi kamu bisa ketemu orang-orang yang haus validasi dari orang lain selain Reuni.

AMANDA

Karena memang validasi dari orang lain seberharga itu.

Mereka berdua mengangguk, setuju.

AMANDA

Atau bisa jadi kamu datang karena kamu mau bandingin hidup kamu ke orang lain.

RANDY

Iya, kayak hidup aku sekarang udah bagus, mapan. Ujung-unjungnya apalagi kalau bukan humble bragging.

AMANDA

Ya. Dan jualan.

RANDY

Iya, tadi aku di tawarin ikut Trading.

AMANDA

Sayang, aku gak punya uang. Padahal setengah harga. Murah.

RANDY

Aku juga nyesel gak terima tawaran dia tadi. Lumayan, kan.

AMANDA

Walaupun kita tahu ujungnya gimana nanti.

Mereka berdua tersenyum. Randy melihat ke kamera, bingung.

AMANDA

Karena itu kamu datang?

RANDY

Bisa jadi. Aku juga gak tahu kenapa aku datang. Kamu sendiri?

AMANDA

Aku temenin teman aku. Kamu tahu Annisa?

RANDY

Angkatan duaribu empatbelas?

Amanda mengangguk.

RANDY

Kamu bukan jaket kuning?

AMANDA

Aku jaket kuning. Cuma beda Prodi. FIB.

RANDY

Sastra Inggris?

AMANDA

Filsafat.

RANDY

Yang kerjaan nanya terus? kenapa? kenapa? kenapa? Tunggu kenapa aku kayak Ustadz Maulana.

AMANDA

(tersenyum)
FYI itu stereotype. Sama kayak anak HI semua pasti jadi Diplomat.

RANDY

Atau semua Orang Indonesia itu ramah.

AMANDA

Atau semua orang Indonesia bisa main badminton.

RANDY

Atau semua laki-laki itu berengsek.

AMANDA

Atau semua perempuan itu pelakor.

Ada jeda di antara mereka.

AMANDA

Kamu kelihatan laki-laki berengsek.

RANDY

Dan kamu kelihatan pelakor.

AMANDA

Oh, ya. Kamu mau main ke apartemen aku? Gadun aku lagi Dinas keluar.

RANDY

Kebetulan pacar aku lagi menstruasi. Kenapa gak.

Mereka berdua tersenyum.

AMANDA

Iya, kamu memang berengsek.

RANDY

Dan bener semua perempuan itu pelakor. Dan simpanan gadun.

AMANDA

Tapi gak semua laki-laki,kan?

RANDY

Dan gak semua perempuan, kan?

Ada jeda di antara mereka.

AMANDA

(mengulurkan tangan)
Amanda.

RANDY

Randy.

Mereka berdua bersalaman.

SUARA PEREMPUAN (O.S)

Amanda!

Amanda melihat ke arah suara. Ia melambai.

AMANDA

Senang kenalan sama kamu, Randy.

Amanda berjalan pergi dari situ. Sesekali ia melihat ke arah Randy, ia tersenyum dan melambai.

Di tempatnya, Randy hanya melihat Amanda yang menjauh, ia tersenyum.

RANDY

(melihat kamera)
Kalian ngarasain juga, kan?

Cahyo berdiri di samping Randy.

CAHYO

Anak-anak gak ada yang mau ngaku, Monyet.

Randy melihat Kamera, menghela nafas.

CAHYO

Menurut lo cewek gue mau nunda Master nya?

Randy menghela nafas.

CAHYO

Kenapa juga dia harus ambil Master. Padahal nanti dia di rumah juga.

Randy melihat Kamera, serius.

CAHYO

Bulanan gue kasih, semua fasilitas lengkap. Apalagi yang di cari?

RANDY

Lo tahu masalah lo apa? Otak lo. Serius, Cahyo. Otak lo yang jadi masalah.

CAHYO

Maksud lo, apa?

RANDY

Gue gak mau ikut campur urusan orang, serius. Tapi denger lo bicara kayak gini, percaya gue. Cewek lo pasti minta putus. Gila Lo.

CAHYO

Kenapa lo ngegas Anjing!

RANDY

Lo mau Istri lo di rumah. Yang nanti anak-anak lo ajar sama dia. Lo mau Anak-anak lo punya pikiran kayak lo apa kayak Ibu nya. Sekarang udah tahun duaribu duatiga dan lo masih mikir gitu? Wah... selamat Cah. Gue udah muak sama masalah-masalah receh kayak gini.

CAHYO

Anjing Lo, Ren. Gue tanya baik-baik juga.

RANDY

(tersenyum)
Iya, gue anjing. Tapi lo lebih anjing. Tolol.

Randy melihat ke arah Panggung. Cahyo hanya diam di samping Randy.

Randy melihat ke kamera, serius. Ia kembali melihat ke arah Panggung.

TITLE: REUNI

INT. TRANSJAKARTA - BERGERAK - MALAM

Randy duduk di Transjakarta, ia mendengarkan Musik dari Headeset. Ia melihat ke arah luar Jendela, melamun.

EXT. DEPAN KONTRAKAN - MALAM

Randy berjalan di Koridor Kontarakan yang berderet rapi. Ia berdiri di depan Sebuah Kontrakan, membukanya dan masuk ke dalam.

INT. KONTRAKAN - MALAM

Randy keluar dari Kamar Mandi, ia mengeringkan Rambutnya dengan handuk.

Terdengar suara dari Handphone Randy. Ia melempar Handuk ke sembarang Arah dan mengambil Handphone itu.

RANDY

Halo.

SUARA PEREMPUAN (V.O)

Halo, selamat malam. Dengan Randy Kurniawan?

RANDY

Iya. Saya Randy.

SUARA PEREMPUAN (V.O)

Perkenalkan saya Mawar dari Belanjadotcom. Saya ingin memberitahukan kalau tagihan paylater Bapak sudah memasuki jatuh tempo hari ini ini.

RANDY

Iya, Mbak. Maaf saya lupa. Saya bayar sekarang.

SUARA PEREMPUAN (V.O)

Tidak apa-apa. Saya hanya menginformasikan kepada Bapak. Semoga Bapak selalu menggunakan layanan Belanjadotcom dan gunakan selalu paylater demi kemudahan dalam bertransaksi. Selamat Malam.

Randy melihat Kamera, datar.

INT. KONTRAKAN - MALAM - MASA LALU

Randy dan DIANA, 30-an, berada di Tempat Tidur, tubuh mereka di tutupi Selimut.

DIANA

Yang. Aku bisa minta tolong, gak?

Randy melihat Diana, tersenyum.

DIANA

Aku bisa pakai paylater kamu?

RANDY

Mau beli apa?

DIANA

Handphone sama Smartwatch.

RANDY

Berapa?

DIANA

Tigapuluh juta?

Randy melihat Diana. Diana tersenyum, Randy mengangguk.

Diana memeluk Randy dan dengan cepat menutupi tubuh mereka dengan Selimut.

RANDY (O.S)

Oooo... sayang.

DIANA (O.S)

Ronde kedua.

Terlihat tubuh mereka yang bergerak di balik Selimut.

EXT. DEPAN KONTRAKAN DIANA - MALAM

Randy berdiri di depan Kontrakan Diana. Ia mengetok pintu. Terdengar suara grasak-grasuk dari dalam. Sesaat Randy mencoba mendengarnya.

Pintu Kontrakan terbuka. Diana berdiri di balik Pintu, terlihat nafasnya terburu-buru. Ia membuka pintu hanya sesuai dengan badannya saja.

DIANA

Sayang.

Randy melihat Diana, datar.

DIANA

Aku habis beres-beres kamar. Makanya aku ngos-ngosan.

Terdengar suara dari dalam. Diana melihat ke dalam --

Randy juga melihatnya, ia tersenyum, tersadar.

DIANA

Tunggu, sayang... tunggu. Aku bisa jelasin.

Randy tersenyum mendengarnya. Ia menggelengkan kepala. Ia berjalan pergi dari situ.

Diana mengejarnya dari belakang.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar