Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
2014 —
1.EXT — TERAS RUMAH
(Nada umur 12 belas, bernyanyi)
Kemarin..
Kulihat awan membentuk wajahmu..
Desau angin meniupkan namamu..
Tubuhku terpaku..
Nada berdeham beberapa kali, melirik mama dan papa.
PAPA NADA (OM FERDI)
MAMA NADA (TANTE INDAH)
Nada mengkerutkan dahinya, seakan tidak puas dengan jawaban kedua orang tuanya.
NADA
FX — SUARA PINTU MOBIL YANG DITUTUP
Tampak beberapa orang seperti kurir menaiki mobil Pick up besar dan pergi meninggalkan rumah yang berada tepat disebelah rumah Nada. Karena tembok pembatas rumah mereka rendah, tentu saja hal itu dapat membuat mereka bisa melihat situasi yang ada dirumah sebelah.
MAMA NADA (TANTE INDAH)
PAPA NADA (OM FERDI)
Nada hanya mendengarkan sembari meneguk minuman yang terletak dimeja terasnya. Tetapi atensinya ikut memperhatikan rumah sebelah yang dimaksud kedua orang tuanya itu.
LS — SEORANG WANITA DENGAN ANAK LAKI-LAKI BERJALAN KELUAR DARI RUMAH SEBELAH
MAMA NADA (TANTE INDAH)
Wanita itu.
MAMA NADA (TANTE INDAH)
Wanita itu tersenyum hangat dan berkata.
MAMA NADA (TANTE INDAH)
TANTE RISKA
RAGA
MAMA NADA (TANTE INDAH)
Nada dan Papanya saling melirik, lalu sama-sama berjalan menuju kearah pagar. Mata Nada dan Raga langsung bertemu.
Tidak tahu apa yang ada dalam pikiran masing-masing, hanya saja wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun selain saling melihat satu sama lain. Sementara itu Papa Nada dan Tante Riska sudah saling menyapa dan berjabat tangan.
MAMA NADA (TANTE INDAH)
TANTE RISKA
Mama Nada tertegun.
MAMA NADA (TANTE INDAH)
Nada mengulurkan tangan dan dibalas oleh Raga.
NADA
RAGA
INT — KAMAR NADA, MALAM HARI
Seperti biasanya, sebelum tidur Nada menyempatkan diri membaca komik dulu. Seperti malam ini, diranjang empuknya.
Tiba-tiba gorden pintu balkon kamarnya tersibak.
Nada baru sadar kalau dia belum menutup pintu balkonnya.
Pun Nada bangkit berniat untuk menutup pintu. Namun hal itu tidak jadi dia lakukan begitu merasakan angin sejuk menerpa wajahnya.
NADA
Tapi,
FX — SUARA BENDA YANG DILETAKKAN
CU — GITAR DIATAS KURSI
Niat Nada untuk bernyanyi terhenti, begitu dia melihat Raga berdiri dibalkon sebelah rumahnya yang hanya berjarak setengah meter dari balkon kamarnya. Tampak laki laki itu sedang berdiri memandangi gitar yang baru saja dia letakkan di kursi pada balkon kamarnya.
NADA
Raga menoleh dan terkejut, tapi tidak menyapa kembali.
NADA
Raga tersenyum samar sambil mengangguk. Tidak bersuara.
NADA
Raga melihat Nada sekilas dengan mengangguk kecil. Sedikit membenarkan dalam hati.
NADA
Raga melirik gitarnya sekilas, lalu memandang jauh kedepan.
RAGA
Dahi Nada berkerut, bingung dengan jawaban Raga.
NADa
Raga menoleh pada Nada dengan malas.
RAGA
Dahi Nada berkerut, merasa tidak puas dengan jawaban anak laki-laki disebelahny itu, pun dia kembali bertanya.
NADA
Raga melihat Nada dengan tatapan yang menunjukkan kesan bahwa gadis itu aneh. Bagaimana tidak, jika gadis itu sudah banyak bertanya disaat mereka baru saja bertemu.
RAGA
Nada langsung tercengang.
NADA
INT — KAMAR RAGA
Raga duduk ditepi tempat tidurnya, masih memegang gitar.
Kemudian matanya kini beralih pada gitar yang berada dalam pangkuannya. Tatapan datar itu mendadak berubah menjadi sendu. Sebenarnya pertanyaan tadi sangat mempengaruhinya. Karena dia sendiripun tidak tahu kenapa dia jadi seperti ini, pada hal yang dulu menjadi kebiasaannya.
Dalam sekejap hatinya terasa sedih.
FLASH BACK — STUDIO KECIL
Ayah (Om Alex) sedang memberikan arahan pada Raga yang sedang memetik gitar. Ada canda dan tawa yang terjadi.
Lalu ketika latihan pun selesai, Ayahnya mengacak pelan rambut Raga.
AYAH (OM ALEX)
RAGA
AYAH RAGA (OM ALEX)
Raga mengulum bibirnya, lalu
RAGA
AYAH RAGA (OM ALEX)
RAGA
Ayah (Om Alex) tercengang, mengacak-acak kembali rambut anaknya.
FADE IN — BACK TO REALITY
Raga menutup matanya. Berusaha menahan tangis yang tiba-tiba ingin dia lakukan.
Dan syukurnya dia bisa.
~
2. EXT — BALKON KAMAR NADA
FX — SUARA GITAR TERHENTI, TERDENGAR, TERHENTI LAGI, LALU TERDENGAR LAGI
Mendengar itu Nada bangun dari tidur siangnya. Dia tahu bahwa suara gitar itu berasal dari balkon kamar Raga.
Langsung saja dia membuka pintu balkonnya untuk melihat tetangganya itu.
NADA
Raga menoleh dengan kaget. Raut mukanya menjadi datar seketita. Tanpa menjawab dia langsung masuk kekamarnya dan menutup pintu balkonnya.
Nada yang ditinggal begitu saja kembali tercengang sebal.
~
3. EXT — HALAMAN RUMAH NADA
Nada yang baru saja pulang sekolah berjalan memasuki halaman rumahnya, berpapasan dengan Raga yang berniat ingin keluar dengan membawa sepeda. Entah itu karena dirinya tidak kapok dijutekin, atau memang sikap nada yang mengalir begitu saja. Dia malah mendekat ke tembok yang membatasi rumah mereka.
NADA
Raga melirik sekilas lalu melihat kedepan lagi.
RAGA
NADA
Raga menyeringai tipis
NADA
RAGA
Nada membelalakkan mata
Sontak Nada menghentak-hentakkan kakinya karena rasa kesalnya pada Raga yang kian memuncak.
~
4. INT — KAMAR RAGA
FX — SUARA NYANYIAN NADA
Dapat terdengar oleh Raga senandung lagu yang dinyanyikan oleh Nada. Suaranya terdengar begitu jelas. Muncul rasa penasaran dihati Raga, hingga tanpa dia bisa kendalikan, perlahan dia berjalan menuju balkon dan membuka pintunya sepelan mungkin.
Begitu hati-hati sampai akhirnya dia bisa mengintip dengan separuh badannya.
Tampak olehnya Nada sedang bernyanyi dengan penuh penghayatan, matanya memandang jauh kelangit.
Dalam sekejap Raga merasa terhipnotis, tidak beranjak pergi dari tempat dia melihat gadis kecil itu secara diam-diam. Tanpa sadar, jari-jari Raga yang memegang ujung pintu mulai mengetuk-ngetuk kecil mengikuti irama. Dan itu terjadi selama beberapa detik, sampai akhirnya dia tertegun, tersadar dengan apa yang dia lakukan. Raga menatap jarinya sendiri, dan memutuskan berhenti melepas pegangannya dari pintu.
NADA
Raga terkesiap, perlahan tapi pasti, dia sudah mengendalikan raut wajahnya agar tampak setenang mungkin.
NADA
Raga berjalan tenang kepagar balkon
Tak ayal jawaban Raga itu membuat Nada mencibir kecil.
RAGA
NADA
Raga tertawa mendengarnya. Nada yang melihat agak tertegun.
NADA
RAGA
NADA
RAGA
Nada mengangguk.
FX — PINTU TERBUKA DENGAN KERAS
Raga melihat Nada langsung berbalik kearah kamarnya, tiba-tiba terdengar suara tangisan dari kamar Nada.
NADA
Raga yang tidak bisa melihat kedalam kamar Nada, bingung.
INSERT —
MAMA NADA (TANTE INDAH)
NADA
MAMA NADA (TANTE INDAH)
Nada terdiam. Tubuhnya bergetar. Tanpa berkata-kata, dia hanya menurut saja ketika mamanya menarik tangannya keluar dari kamar.
INSERT —
Raga yang hanya bisa mendengar dari balkon kamarnya, juga terkejut. Satu hal yang pasti, dia kembali merasakan sakit yang dia rasakan ketika mendengar kabar saat papanya kecelakaan.
5. FADE IN —
Nada tidak percaya bahwa hal ini akan terjadi padanya. Diumur yang masih semuda itu, dia harus kehilangan orang terpenting dalam hidupnya. Dia masih sangat membutuhkan papanya.
Kini, semua seakan berubah. Tidak akan ada lagi canda tawa yang sering terjadi antara dia dan papanya. Tidak akan ada lagi yang mau sabar mendengarkan Nada bernyanyi, mengajari Nada bernyanyi dan kini Nada kehilangan satu pendukung terbaik yang dia punya untuk mencapai cita-citanya.
Bagi Nada, ini adalah mimpi buruk.
Sudah lewat beberapa minggu, Nada masih sering berdiam diri dikamar. Masih sering termenung dan menangis. Rasanya tidak mungkin kalau papanya tidak ada lagi di dunia.
EXT — BALKON KAMAR NADA (MALAM)
INSERT —
Cukup lama Raga melihat dari pintu balkon kamarnya yang terbuka separuh. Entah karena dia juga pernah merasakan apa yang terjadi pada Nada sekarang, yang jelas Raga merasa kasihan pada Nada. Ada keinginan dihatinya untuk menghibur Nada. Tapi dia sadar dia bukan orang yang bisa melakukan itu. Lagipula dia juga masih anak kecil yang tidak akan bisa menenangkan perasaan orang lain.
Hanya saja, semakin lama dia melihat Nada menangis sesugukan seperti itu, rasanya tidak mungkin Raga terus membiarkannya. Pun dia mengikuti kata hatinya, Raga membuka pintu cukup lebar, sengaja membuat sedikit suara agar Nada sadar bahwa dia ada disana.
Dan benar, Nada langsung menoleh, dan cepat-cepat menghapus airmatanya.
RAGA
Nada masih diam dan tetap menghapus sisa-sisa airmatanya.
RAGA
Nada masih tidak bersuara. Yang keluar dari mulutnya hanya sisa isakan kecil yang belum bisa hilang.
RAGA
Nada tersenyum samar, justru dia merasa sedikit terhibur dengan ucapan Raga.
Setelah suasana hening beberapa saat, Nada mulai membuka mulut
RAGA
Suasana hening kembali. Raga seperti sedang membutuhkan waktu sampai akhirnya dia bisa kembali bercerita.
RAGA
Nada diam, memutuskan untuk mendengar cerita Raga yang untuk pertama kalinya mau terbuka padanya.
RAGA
NADA (mengangguk)
Raga memiringkan sedikit badannya menghadap Nada
RAGA
NADA (mengeryit)
RAGA
NADA (mengangkat bahu)
Raga tertegun. Untuk kesekian kalinya dia merasa seperti terhipnotis mendengar sesuatu yang keluar dari mulut Nada.
NADA
Raga masih tertegun. Cita cita? Dia bahkan masih belum memikirkannya. Tapi..
NADA
RAGA (kembali menghadap kearah Nada)
Mata Nada membulat, sedikit terkesima mendengar jawaban Raga.
Dia tersenyum
Raga ikut tersenyum, untuk pertama kalinya dia merasa bebannya sedikit terlepas.
NADA
Raga agak terkesiap mendengar saran dari Nada.
Dan Nada yang baru tersadar seperti apa sifat Raga sebenarnya langsung tersenyum canggung.
NADA
Terdengar tawa kecil dari mulut Raga, membuat Nada bingung.
NADA
RAGA
Nada terdiam, masih bingung.
RAGA
Senyum Nada langsung merekah. Dia mengangguk dengan semangat.
Mereka pun tertawa bersama.
FADE OUT —