Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Pulang
Suka
Favorit
Bagikan
8. Terjebak Dalam Penyesalan
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

85.EXT. GEREJA, HALAMAN DEPAN - SIANG

Cast: PATER DIONO, SITA, OLINE

 

Bubaran Misa pagi. Pater Dioni di halaman, menyambut salam umat yang hendak pulang.

 

SITA menyalami Pater Dioni. OLINE dibelakan SITA, ikut menyalami.

 

Pater Dioni

Ah, senang melihatmu Oline. Saya memang tunggu kamu.

 

Ekspresi SITA bingung.

 

OLINE

Pater, saya mau pengakuan.

 

Pater Dioni

Oh, silakan. Mari..

 

Pater Dioni mendahului masuk ke gereja. Diikuti OLINE dan SITA.

 

CUT TO:

 

 

86.INT. GEREJA, RUANG PENGAKUAN – SIANG

Cast: OLINE, PATER DIONI

 

OLINE sudah berlutut di tempatnya.

PATER DIONI masuk di tempatnya, merapikan kasula. Lalu memberikan berkat.

 

Pater Dioni

Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

 

OLINE

Pater, dosa saya adalah.. saya tidak bisa mengampuni seperti yang Tuhan perintahkan.

 

Jangankan mengampuni, mengingat nama mereka saja marah saya kembali menyala.

 

Pater Dioni

Pelan-pelan. Kamu marah pada siapa?

 

OLINE

Pada Perempuan yang melahirkan saya tapi membuang saya, pada papa kandung yang meninggalkan saya, pada papa tiri yang ...(menangis) memperkosa saya.

Saya juga marah pada Tuhan karena membiarkan kemalangan beruntun menimpa saya, tidak memberi pertolongan.

 

Pater Dioni

Anakku, kau boleh marah. Tidak masalah kau marah, pada Tuhan sekali pun. Tapi urai dulu kemarahanmu, jelaskan mengapa kau marah pada mereka.lihatlah dengan tenang dan berpikir jernih.

 

OLINE sekuat tenaga menahan tangis. Ia memejamkan mata.

 

Insert flasback bayangan-bayangan masa lalu melintas cepat:

 

 

 

 

 

- saat FRANS memperkosanya.

- saat FARIDA menamparnya ketika ia mengadu ia hamil.

- ketika FARIDA dan dukun beranak menggugurkan kandungannya

- saat FARIDA mengusirnya dengan cacimaki.

 

BACK TO PRESENT

 

OLINE

Tuhan selalu memberi saya orang-orang jahat, padahal semestinya orang-orang itu menyayangi saya.

 

Pater Dioni

Selalu? Coba lihat lagi. Tidak ada orang baik yang diberikan Tuhan untukmu?

 

Insert Flasback bayangan masa lalu OLINE:

 

- Saat tante erika menyambut OLINE yang basah kehujanan.    Mengeringkan tubuh OLINE.

- saat tante erika mempertemukannya dengan IBU MARTHA yang menyambut OLINE dengan senyum dan tangan terbuka.

- saat SITA mengusap punggung OLINE dan ikut panik.

 

BACK TO PRESENT

 

Pater Dioni

Jujurlah pada hatimu. akukan semua perasaanmu pada Tuhan, Nak. Tidak mungkin Tuhan tidak menolongmu.

 

OLINE mendongakkan kepala.

 

OLINE

PATER  tahu, bagaimana rasanya melakukan sesuatu yang tahu bahwa itu hal salah, tapi tidak mampu merasa bersalah, itu hal menyakitkan dan pada akhirnya menjadi kemarahan pada diri sendiri.

Ya, saya marah pada diriku sendiri karena saya tidak mampu merasa bersalah atas kesalahan yang saya lakukan!

 

Pater Dioni

Maka saatnya kau buat pengakuan.

 

OLINE

Saya ... yang membunuh papa Frans.

 

OLINE melepas napas lega.

 

CUT TO FLASHBACK:

 

87.INT. RUMAH OLINE KECIL, RUANG BELAKANG – SIANG

Cast: OLINE KECIL, FRANS

 

OLINE terbaring di ranjang. Kedua tangannya terikat tambang kanan-kiri. Wajahnya menahan tangis dan kesakitan amat sangat.

 

FRANS menutup retsleting celananya. Wajahnya puas. Ia melepas ikatan tangan kanan OLINE.

Seolah sudah jadi rutinitas, FRANS meninggalkan OLINE, mengambil minumannya di tempat rahasia ia biasa menyimpan.

 

OLINE melepas sendiri ikatan tangan kirinya.

 

OLINE beringsut berdiri, berjalan keluar.

 

FRANS minum miras, gergelas-gelas, hingga mabuk, benar-benar ambruk tertidur di ranjang yang tadi dipakai memperkosa OLINE.

 

CU wajah OLINE memutuskan sesuatu.

 

OLINE mengikat tangan FRANS seperti FRANS mengikat tangannya.

 

OLINE membungkus kepala FRANS dengan plastik besar, menutup bagian lehernya dengan lakban hingga sama sekali tak ada udara masuk.

 

Tak berapa lama, FRANS kesulitan bernapas, kakinya naik, badannya mengejang.

OLINE menatap itu semua dengan dingin. Wajahnya puas.

 

FRANS tak bergerak lagi. Buru-buru OLINE melepaskan tutup kepala dan tambang di tangan. OLINE menuangkan minuman yang ada di botol ke mulut dan badan FRANS.

 

CUT Back to present

 

Rahang OLINE mengeras.

 

 

 

OLINE

Bukankah membunuh dosa besar, Pater?

Tapi bahkan merasa menyesal saja saya tidak bisa!

 

Pater Dioni

Bukankah hantu papa tirimu mengganggumu saat ini? Bahkan ingin mencelakaimu?

 

OLINE

Darimana Pater tahu?

 

Pater Dioni

Karena hantu itu juga ingin mencelakai saya. Menurutmu hantu itu mengharapkan apa darimu? Mengapa ia masih menjadi hantu yang marah?

 

OLINE

Ia mau balas dendam?

 

Pater Dioni

Yang gampang terlihat memang seperti itu. Tapi bukankah semua kemarahan berawal dari kesedihan?

 

OLINE

Maksud Pater?

 

Pater Dioni

 

Bukankah kemarahanmu saat ini berasal dari kesedihan karena kau dicampakkan bahkan disakiti oleh orang-orang yang seharusnya menyayangimu?

Bukankah, sejujurnya, kamu mengharapkan permohonan maaf dari mereka?

Dimaafkan sama pentingnya dengan memaafkan.

 

Ekspresi OLINE tidak memahami kata-kata PATER DIONI.

 

 

 

 

 

Pater Dioni

Bukankah ketidakmampuan memberi maaf, ketidakmampuan menyesali perbuatanmu yang kau sendiri menyebutnya sebagai sebuah dosa, telah menyiksamu selama ini?

Hantu itu terjebak dalaam situasi yang sama sepertimu.

 

berdoalah. Minta Tuhan yang memimpinmu untuk menyelesaikan masalah ini. Saya akan terus mendoakan keselamatanmu. Temui saya setelah masalah ini selesai.

 

pater dioni memberkati, OLINE membuat tanda salib.

 

DISSOLVE TO:

 

88.EXT. RUMAH SITA, TERAS – MALAM

Cast: OLINE, SITA, MAUREEN

 

SFX Bunyi ketukan pintu.

OLINE membuka. MAUREEN sudah berdiri di balik pintu.

 

OLINE

(Kaget, kikuk)

Maureen? Sama siapa? Darimana tahu alamat ini?

 

SITA keluar kamar, sudah ada di belakang OLINE.

 

SITA

Kakak yang menawari Maureen ke Jakarta.

(Ke Maureen)

Masuk yuuk.

 

SITA menarik tangan MAUREEN ke dalam rumah.

 

OLINE

Tapi...

 

OLINE masih kebingungan. SITA dan MAUREEN sudah di dalam.

 

CUT TO:

89.INT. RUMAH SITA, RUANG TENGAH – MALAM

Cast: OLINE, SITA, MAUREEN

 

MAUREEN meletakkan tas bawaannya.

 

 

MAUREEN

Kak Oline, Aku memang ingin ke Jakarta. Aku ingin tinggal sama kak Oline.

 

OLINE

Tapi...

 

SITA

(Menukas Oline)

Hush, nggak usah tapi-tapi melulu, dengar dulu!

 

MAUREEN

Cuma kakak family aku. Di sana aku sebatang kara, padahal aku punya kakak di sini.

 

SITA

Kamu boleh tinggal di sini. Rumah ini ada tiga kamar, artinya ada satu kamar kosong.

 

OLINE

Tapi?

 

SITA

Tapi, lagi!

 

MAUREEN

Aku tidak sepenuhnya paham yang terjadi. Tahu-tahu kakak pergi dari rumah. Aku tumbuh sambil merawat Mama yang semakin hari sakitnya semakin parah. Kakak tahu,sejak kakak pergi, Mama memanggil aku dengan sebutan nama kakak. Aku tak pernah protes, walau keberadaanku menjadi seolah tak ada artinya di mata mama.

 

Sekarang ketika Mama sudah nggak ada dan akhirnya aku ketemu kak Oline, kak Oline mau buang aku juga, menganggaap aku nggak ada?

 

SITA

Awas masing bilang ‘tapi’ lagi!

 

OLINE menangis. Lalu merangkul MAUREEN.

 

OLINE

Maafin kakak.

 

SITA

Maureen, kamu istirahat. capek kan? Sudah, ngobrolnya besok lagi, masih banyak waktu.

 

SITA mengangkat tas MAUREEN, menunjukkan kamar untuk ditempati MAUREEN.

 

SITA

Itu kamarmu. Itu kamar mandi. Istirahat dulu.

 

MAUREEN masuk ke kamar yang ditunjukkan SITA.

OLINE menatap tajam SITA.

 

OLINE

Kenapa sih, kakak itu jadi orang baik banget?

 

SITA

Karena setiap orang itu punya masa lalu. Apa pun, bagaimanapun, masa lalu kita, harusnya membentuk kita jadi lebih baik.

 

Nggak cuma kamu yang punya masa lalu buruk!

 

OLINE mengernyitkan hidung, merasa tersindir.

 

CUT TO:

 

90.INT. RUMAH SITA, RUANG TENGAH – MALAM

Cast: OLINE, SITA, MAUREEN

 

SITA, OLINE dan MAUREEN menikmati makan malam.

 

SITA

Tadi nggak sulit kan cari alamat ini?

 

MAUREEN

Enggak, kakak. Saya terima beres. Pak sopir yang pake googgle map.

 

 

 

 

 

SITA

Sori, kakak udah mau istirahat, besok mau berangkat pagian.

(Ke OLINE, meledek)

Tidur lagi sama Kakak?

 

OLINE menggeleng.

SITA

Ya sudah. Daaa...

 

SITA meninggalkann meja makan, membawa piring kotornya ke tempat cuci piring, lalu masuk ke kamar.

 

OLINE dan MAUREEN masih tinggal di meja makan. Suasana hening, canggung. MAUREEN menggenggam tangan OLINE.

 

MAUREEN

Malam ini boleh saya tidur sama kakak? Saya rindu sekali sama kakak..

 

OLINE membalas genggaman tangan MAUREEN, mengangguk dan tersenyum.

 

CUT TO:

 

91.INT. RUMAH SITA, KAMAR OLINE – MALAM

Cast: OLINE, MAUREEN, HANTU FARIDA, HANTU FRANS

 

MAUREEN sudah merebah di kasur.

OLINE menyisir rambut di depan meja rias, lalu meletakkan sisir itu sembarang, bukan di tempatnya, lalu menuju kasur.

 

OLINE

Apa rencanamu?

 

MAUREEN

Meneruskan sekolah di sini? Kalau kakak nggak keberatan, rumah di Manado kita jual, supaya bisa buat biaya kuliah aku.

 

OLINE

Semua itu punyamu. Terserah kamu. Tapi kalau untuk sekolah atau kuliah kakak bisa bantu.

 

 

 

 

MAUREEN

Kalau begitu nanti kita pikirkan belakangan. Kakak juga ada hak di warisan itu.

 

Tiba-tiba terdengar suara dari arah meja rias.

 

HANTU FARIDA

Olinnnnne, bantu sisir rambut Mama..

 

Seketika OLINE dan MAUREEN terduduk, MAUREEN takut dan bingung menatap perempuan yang duduk menyisir rambut yang kusut di bangku rias: FARIDA.

 

HANTU FARIDA memandang OLINE dan MAUREEN dengan wajah memelas.

 

MAUREEN

Mama?

 

HANTU FARIDA

Olinnnne ... bantu Mama, sisir rambut Mama ...

 

OLINE dan MAUREEN berdiri mematung di samping tempat tidur..

Hantu FARIDA menangis. Menyayat, sangat sedih..

 

HANTU FARIDA

Olinnnne, maafin Mama... Mama sudah berbuat jahat padamu, nak..

 

Tangan FARIDA mengapai-gapai, dari mata dan mulutnya keluar caitan hitam/ merah. Cairan itu menggenang di lantai kamar.

FARIDA menangis seperti orang yang kesakitan.

 

HANTU FARIDA

Oline, maafin Mama..

 

OLINE

(Tergagap)

Iya Mama.. Oline maafin Mama...

 

HANTU FARIDA tersenyum senang mendengar ucapan OLINE.

Tiba-tiba hantu FRANS tampak dari jendela, menembus tembok kamar, dan hendak menerjang OLINE.

HANTU FARIDA menghadang, menahan HANTU FRANS. Efek embusan anginnya memporakporandakan kamar. Hiasan dinding berjatuhan.

 

HANTU FRANS hendak menerjang lagi. FARIDA menghalangi lagi, kali ini HANTU FARIDA terpelanting jauh.

 

HANTU FRANS perlahan mendekati OLINE.

 

MAUREEN pasang badan berdiri mendepani OLINE

 

MAUREEN

Apa, Papa mau mencelakai darah daging Papa?!!!

 

HANTU FRANS menggeram keras, terlihat kalap. Ia sibakkan tangan, embusan anginnya menjatuhkan MAUREEN.

 

OLINE yang semula ketakutan kini menjadi punya keberanian.

 

OLINE membuka telapak tangannya menghadang HANTU FRANS.

 

Ketika tangan OLINE menyentuh HANTU FRANS, OLINE seolah terpelanting ke dimensi waktu yang berbeda: ia kembali ke masa lampau.

 

CUT TO FLASHBACK

 

ADEGAN Sc.

 

Adegan saat FRANS selesai memperkosa OLINE.

 

OLINE KECIL meraih tangan FRANS, lalu bicara tenang:

 

OLINE

Oline memaafkan papa. Untuk semua yang papa lakuin ke Olin, Oline sudah memaafkan papa.

 

Oline juga minta maaf atas apa yang Oline lakuin ke Papa.

 

FRANS terdiam, mematung , lalu menangis menyayat.

 

CUT TO PRESENT

 

Hantu FRANS menangis. Hantu FARIDA menggandeng FRANS, tersenyum pada OLINE dan MAUREEN. FARIDA membimbing FRANS berjalan pada cahaya yang tiba-tiba muncul menyilaukan.

 

Cahaya menyilaukan menghilang perlahan, juga FARIDA dan FRANS.

 

Saat sudah kembali gelap, OLINE dan MAUREEN saling memeluk menguatkan.

 

CUT TO BLACK

FADE IN

 

92.INT. RUMAH ORANGTUA SITA, RUANG TENGAH - SIANG

Cast:IBU MARTHA, PAK YAN, SITA, OLINE, MAUREEN,LEO

                                       

IBU MARTHA sedang mengerok punggung PAK YAN. PAK YAN hanya mengenakan celana pendek, lepas baju. PAK YAN berkali-kali berserdawa.

 

IBU MARTHA

Ngarus taman sih boleh aja, tapi jangan hujan-hujanan juga. Lupa sudah umur?

 

PAK YAN

I love you, Mama..

 

IBU MARTHA

Gombal, ah.

 

LEO, OLINE muncul di pintu, diikuti SITA, dan MAUREEN. SITA DAN OLINE Langsung menghambur ke IBU MARTHA dan PAK YAN.

 

LEO

Omaaa..., Opa....

 

IBU MARTHA

Cucu Oma..

 

LEO memeluk IBU MARTHA, dan PAK YAN.

OLINE mencium IBU MARTHA, mau cium PAK YAN, mundur tidak jadi.

 

OLINE

Papa, bauk!

 

SITA

Da, Mama.

Papa kenapa, Ma?

 

IBU MARTHA

Ini, masih berasa umur 30 tahun!

Udah selesai, Pa!

 

IBU MARTHA merapikan balsem. PAK YAN bangkit duduk, mengenakan kembali kaosnya.

 

PAK YAN

Kalian ini. Nggak kasihan ya sama orangtua kesepian ini, jarang amat ditengoknya.., biarin bauk, sini kalian.

 

SITA

(Sambil cipiki Pak Yan)

Ih, dalem!

(Ke Ibu Martha)

Mama mau kabar gembira nggak?

 

OLINE cipiki PAK YAN.

 

IBU MARTHA

Apa? pasti maulah..

 

SITA

Kalau Mama tambah anak, mau?

 

IBU MARTHA

Nggak usah tanya, itu papamu ribut melulu soal rumah sepi..

 

SITA menarik tangan MAUREEN, dihadapkan ke IBU MARTHA

 

SITA

Ini mah, namanya Maureen, mau jadi anak Mama, katanya..

 

IBU MARTHA membuka tangan, menyambut MAUREEN dengan pelukan.

 

OLINE

Ini adik saya ma, baru datang dari Manado..

 

IBU MARTHA

Oya? Hobi masak? papamu itu paling suka rica-rica .. bantu mama masakin ya..

 

SITA

Ada kabar gembira lagi, Ma

 

IBU MARTHA

Apa?

 

 

 

SITA

Doni menyerahkan Leo ke Sita. Doni tugas ke luar satu tahun. jadi sekalian, hak asuh Leo diserahkan sepenuhnya ke Sita.

 

IBU MARTHA memeluk SITA dengan mata berkaca-kaca.

 

IBU MARTHA

Kamu berhak bahagia, nak.

(Ke Oline dan Maureen)

Kalian juga, hidup kalian harus buat bahagia.

 

SFX: Bunyi bel pintu.

 

Terdengar BIBI membuka pintu, lalu suara tamu laki-laki, tidak jelas apa yang dibicarakan.

 

BIBI muncul di ruang tengah.

 

BIBI

Ada yang cari non OLINE. Sudah bibi suruh masuk, katanya di teras aja.

 

OLINE

Siapa, Bi?

 

BIBI

Ah,lupa tanya.

 

 

OLINE menuju pintu.

 

CUT TO:

 

94.EXT. RUMAH ORANGTUA SITA, TERAS - SIANG

Cast: SITA, OLINE, KEAN,LEO, MICHELLE

 

 

OLINE muncul di pintu.

Ada KEAN dan MICHELLE.

 

SITA menyusul di belakang OLINE

 

 

 

 

 

 

SITA

(Ke Oline)

Nggak usah bingung. Kakak yang ngundang dia ke sini. Sudah saatnya kamu tuntaskan masalahmu sama dia.

 

SITA kembali ke ruang tengah.

 

KEAN

Aku mau ngenalin kamu sama perempuan lain yang sudah mencuri hatiku. Kupikir sesama perempuan yang sudah mencuri hatiku harus saling kenal.

 

Ini Michelle. Anakku.

             (Ke Michelle)

Michelle, kasih salam ke tante Oline.

 

MICHELLE ragu-ragu mengulurkan tangannya pada OLINE. OLINE menyambut, dengan senyum yang bingung.

 

KEAN

Maaf, tanpa ijinmu aku banyak menanyakanmu ke Sita. Kamu terlalu misterius dan sangat menutup diri. Sita sudah cerita banyak. Dan, aku tetap nggak bisa nggak jatuh cinta sama kamu.

 

Maksudku, aku cuma mau bilang, nggak cuma kamu yang punya masa lalu yang mungkin saja buruk, atau gelap. Aku juga.

 

Tapi untungnya aku punya Michelle, yang karena dia, aku kuat. Aku pengen berbagi kekuatan itu sama-kamu.

 

OLINE diam terpaku. KEAN semakin maju.

 

Oline, aku nggak peduli masa lalumu. Aku terlanjur jatuh cinra sama kamu, nggak bisa aku batalin. Kalau kamu mau terima aku dan Michelle, aku juga akan terima kamu sepenuhnya.

 

LEO muncul dari balik pintu.

 

OLINE

Leo, sini! Kenalan sama Michelle.

 

LEO malu-malu mengulurkan tangan, disambut malu-malu juga oleh MICHELLE.

 

OLINE

(Ke Kean)

Masuk, aku kenalin ke Mama.

 

Senyum olin cerah mengembang. KEAN tersenyum gembira.

Mereka semua masuk ke rumah. OLINE menutup pintu.

 

 

FADE OUT

CREDIT TITTLE

 

SELESAI

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar