Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DISSOLVE TO:
23.INT. GEDUNG PERKANTORAN, ATM CENTER – SIANG
Cast: MARSIH
CU layar mesin ATM. Terbaca saldo yang tak lebih dari Rp.100.000,-
Kita melihat Marsih yang berdiri di depan mesin. Wajahnya bingung/ panik.
CUT TO:
24.INT. GEDUNG KANTOR, RUANG KEAN – SIANG
Cast: OLINE, KEAN
KEAN dan OLINE duduk berhadapan.
KEAN
Yang Yayasan Triguna Selaras sampai di mana? Pak Dave sudah nanyain.
OLINE
Mungkin besok beres.
KEAN
Mungkin?
OLINE
Baiklah, Saya kelarin hari ini. Berarti sampai malam,lembur.
KEAN
Saya, saya ...
Nggak jelas! Herannya aku kok ya jatuh cinta sama yang nggak jelas begini!
OLINE senyum tipis, berdiri dan meninggalkan ruangan.
CUT TO:
25.INT. GEDUNG KANTOR, KUBIKEL OLINE – SIANG
Cast: OLINE, MARSIH
Wajah Marsih terlihat tegang, tangannya gemeMAUREENn ketika meletakkan gelas berisi teh ke meja OLINE. Teh hampir tumpah, OLINE buru-buru memegang gelas.
OLINE
Kenapa?
MARSIH
Maap.
OLINE
Sih? Kenapa?
MARSIH
Nggak apa-apa, Mbak.
OLINE
Beneran nggak papa? Muka kamu ketekuk gitu ...
Marsih ragu-ragu mau ngomong.
MARSIH
Saya ngrepotin lagi, boleh?
OLINE
Apa sih, basa-basi amat!
Marsih mendekatkan tubuhnya ke OLINE, bicara berbisik.
MARSIH
Saya mau pinjam uang. Saya nunggak bayar kontrakan kemaren karena ...
OLINE
Berapa?
MARSIH
Butuhnya satu koma empat.
OLINE
Bisa ... tapi ada syaratnya. Saya mau laporan ini besok kelar, jadi tungguin saya sampai selesaiin ini ya, kamu jilid sekalian.
MARSIH
Jam berapa?
OLINE
Mungkin jam delapan, jam sembilan, nggak sampe jam sepuluh sih ... oke?
Marsih terdiam, ragu-ragu.
OLINE
(Nada menggoda)
Mau nggaaak?
MARSIH
Mau, Mbak ...
Marsih tersenyum lega.
CUT TO:
26.INT. GEDUNG KANTOR, KUBIKEL OLINE – SIANG/ MALAM
Cast: OLINE, Extras
Inset Montage
- Kita melihat yang sibuk bekerja, mata tak lepas dari laptop, mengetik, dsb.
- Diatas OLINE terpampang jam dinding. Jarum jam itu bergerak cepat dari jam 10.00 ke jam 19.45
Orang-orang disekitar jam itu juga bergerak dengan cepat, hingga satu-satu saling pamit pulang.
END OF MONTAGE
OLINE melakukan peregangan di leher dan buku tangan, tersenyum puas karena pekerjaannya selesai. Ia tengak-tengok kiri kanan, teman-temannya sudah pulang.
CUT TO:
27.INT. GEDUNG KANTOR, RUANG FOTOKOPI – MALAM
Cast: OLINE, MARSIH
Marsih sedang menjilid dokumen laporan. OLINE di sebelahnya, melakukan phone banking.
OLINE
Oke, sudah aku transfer ya, jangan lupa pulangin ..
MARSIH
(Tersenyum gembira)
Terimakasih mbak..
(menyerahkan dokumen)
Ini mbak..
OLINE menerima dokumen dengan senyum gembira.
CUT TO:
28.INT.GEDUNG PERKANTORAN, ATM CENTER – MALAM
Cast: MARSIH
Kita melihat Marsih menarik uang dari mesin ATM.
CUT TO:
29.EXT.JALAN RAYA, JALAN MASUK RUMAH MARNI – MALAM
Cast: MARSIH, NARJI
Marsih jalan tergesa. Di mulut jalan seorang laki-laki, Narji,berbadan kotor namun kekar, menghadang berdiri tepat di depan Marsih.
MARSIH
(Mendorong badan Narji)
Awas!Ngapain sih, kamu?
NARJI
(Menepis tangan Marsih)
Kamu ada duit nggak?
MARSIH
(Nada meninggi)
Duit apaan? Kamu tuh yang mestinya ngasih duit, anakmu habis masuk rumah sakit.
Narji garuk-garuk kepala. Bingung. Panik.
NARJI
Aku lagi dikejar orang nih, bisa mati kalo aku nggak ada duit.
MARSIH
Laki-laki nggak ada guna, judi aja kerjaannya!
NARJI
(Merebut tas Marsih)
Sini!
MARSIH
(Menepis, menghindar)
Apa sih. Jangan!
NARJI
(Lebih beringas, berhasil menarik tas Marsih hingga talinya putus)
Sini lihat!
MARSIH
(Merebut kembali, histeris)
Jangan, bajingan lu!
NARJI
Siniii!
Narji menarik tas sekuat tenaga. Marsih yang mempertahankan ikut terpental hingga jatuh. Tas berhasil direbut narji. Marsih masih berusaha merebut, tapi narji tidak memberi kesempatan.
Terjadi semacam ‘gelud’yang tidak imbang.
Narji membuka tas dan mengambil uang Marsih.
Marsih merasa tidak berdaya, menangis sesenggukan.
MARSIH
(bersimpuh,terisak)
Sudah gua bilang jangan lagi lu ganggu gue, ganggu anak gue. Laki nggak ada guna, mati aja lu!
Narji melempar tas ke Marsih.
NARJI
Entar kalo ada duit gua pulangin ini semua, lebih banyak!
Narji setengah berlari meninggalkan Marsih.
Marsih masih terisak, bangkit berdiri. Ia jalan terhuyung-huyung.
Dari arah tak terduga, mobil box berkecepatan tinggi menabrak Marsih hingga terpental 20 meter jauhnya. Kepalanya membentur beton trotoar. Mengalir darah kental menggenang di jalanan.
FADE TO BLACK
FADE IN
30.INT. RUMAH SITA, KAMAR OLINE – MALAM
Cast: OLINE, HANTU FARIDA
Insert Flashback: Sc.5
SFX: Bunyi hujan menderas dan suara guntur diikuti kilat.
Maureen KECIL menangis ketakutan
FARIDA bangkit berdiri, mengambil sapu di salah satu sudut. Gagangnya ia pukulkan ke OLINE dengan keras. FARIDA mendorong-dorong OLINE dengan gagang hingga OLINE keluar rumah.
FARIDA
Pergi! Pergiii!! Aku nggak mau kamu ada di rumah ini! Pergi!!!
Wajah OLINE tampak ketakutan dan sekuat tenaga menahan tangis. FARIDA terus memukul sambil memaki.
Back to Present.
SFX: suara petir menggelegar. Bunyi hujan deras.
OLINE terbangun kaget oleh bunyi petir. OLINE duduk mengusap peluh.
SFX: Terdengar pintu kamar diketuk dari luar.
OLINE
Ya, Kak, buka aja ...
SFX: Derit pintu.
Pintu terbuka sendirinya, tidak terlihat ada siapa-siapa.
SFX: Petir menggelegar berbarengan dengan kelebatan bayangan putih perempuan dewasa, wajah samar tidak terlihat, tiba-tiba muncul dari sudut kamar berjalan ke luar kamar.
OLINE kaget, mengejar ke luar.
CUT TO:
31.INT. RUMAH SITA, RUANG TENGAH – MALAM
Cast: OLINE, SITA
OLINE menyalakan lampu ruang tengah, lalu menyapukan pandangan ke seluruh sudut. Tidak menemukan kejanggalan, semua rapi di tempatnya.
OLINE mendekati pintu kamar SITA.
SFX: bunyi tivi perbincangan dalam bahasa Korea.
OLINE mengetuk pintu kamar SITA.
SITA(SO)
Ya?
OLINE membuka pintu. OLINE melihat SITA tengah menonton drama Korea dengan serius. Ekspresinya sedih.
OLINE
Kakak tadi ketuk pintuku nggak?
SITA berpaling ke OLINE, menggeleng, lalu berpaling lagi ke tivi. Sikapnya seolah mau bilang ‘jangan ganggu, lagi asik nih!’
Sadar bahwa SITA sedang tak mau diganggu, OLINE menutup pintu kamar SITA, kembali ke kamarnya.
CUT TO:
32.INT. RUMAH SITA, KAMAR OLINE – MALAM
Cast: OLINE
OLINE menutup pintu kamar dari dalam, menuju kasur, duduk.
Ekspresinya masih menunjukkan rasa penasaran. Kemudian ia merebah di kasur, duduk lagi seolah teringat sesuatu. Ia mencari-cari sesuatu di laci nakas. Ia mengambil botol obat. Obat tidur. Setelah dibuka ternyata sudah kosong/ habis.
Wajah OLINE kecewa, lalu merebahkan diri. Matanya nyalang tak bisa tidur.
Insert establising shot: teras yang dari ujung atapnya mengalir air hujan.
OLINE merebah di kasur, menutup tubuhnya dengan selimat, namun matanya masih terbuka lebar. POV OLINE ke jam dinding, Sekarang menunjukkan pukul 02.10
SFX: bunyi tikus yang lari-larian di plafon.
OLINE memaksa memejamkan mata, menutup mukanya dengan selimut.
DISSOLVE TO: