Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Pulang
Suka
Favorit
Bagikan
5. Hantu Pun Tak Tinggal Diam
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

48.INT. RUMAH SITA, RUANG TENGAH - MALAM

Cast: OLINE, KEAN, MBAK AYU, SITA

 

SFX: Suara ketukan pintu sangat keras dari luar.

SITA membuka pintu. Dibalik pintu berdiri perempuan subur usia 35 tahunan.

 

MBAK AYU

Malam. Saya diminta untuk menemui Mas Kean?

 

KEAN

Oh, saya.

(Mendekati, menyalami)

MBAK AYU, kan? Tadi Mama saya yang menghubungi Mbak. Silakan masuk.

 

MBAK AYU masuk ke dalam rumah. Pandangan matanya berkeliling. Sesekali memicingkan mata ketika melihat sudut-sudut tertentu. Ekspresinya aneh.

 

MBAK AYU

Oke, saya sudah paham apa yang harus saya lakukan.

 

MBAK AYU mengambil posisi di tengah ruangan. Ia mengambil selendang putih dari tasnya, ia kenakan sebagai kerudung. Lalu mengeluarkan cawan perak dan semacam kuas bulat, juga air dari botol mineral.

 

MBAK AYU

Ada garam?

 

SITA mengambil garam di dapur, diserahkan ke MBAK AYU.

 

MBAK AYU menuang air dari botol ke cawan hingga terisi separuh, menambahkan garam dari sita tiga sendok, hingga cawan terlihat penuh.

 

MBAK AYU menutup mata, berdoa komat-kamit tidak jelas. Lalu keliling ruangan/ tiap sudut sambil memercikkan air di cawan menggunakan kuas.

 

Di satu sudut, MBAK AYU diam di tempat cukup lama. Mukanya mendadak beringas.

 

MBAK AYU

Pergi!!!, Pergi!!!

Tempatmu bukan di sini!!!

 

Sambil memerciki tempat itu berulang kali.

 

MBAK AYU meneruskan kegiatan hingga seluruh ruang ia perciki.

 

MBAK AYU

Sudah, aman sekarang!

 

Wajah Oline terlihat lega.

 

DISSOLVE TO:

 

Insert Flashback

 

49.EXT. PINTU GEREJA, HALAMAN GEREJA OLINE KECIL – SIANG

Cast: PATER DIONI, FARIDA, FRANS, OLINE KECIL, MAUREEN KECIL, Extras.

 

Suasana bubaran gereja setelah misa. PATER DIONI berdiri di pintu, menyalami umat di halaman yang hendak pulang.

 

Kita melihat FARIDA menggendong MAUREEN kecil, FRANS, dan OLINE yang berdiri tak jauh dari mereka.

 

FRANS dan FARIDA menyalami PATER DIONI, berbasa-basi dengan wajah penuh senyum gembira.

 

Pada bagian PATER DIONI menyalami OLINE, PATER DIONI merasakan senyum yang dipaksakan. Senyum yang menahan kesakitan.

 

PATER DIONI

(Ke Oline)

Kamu sudah besar, masih nempel mama saja. sana main sama teman-teman!

 

FRANS menatap curiga pada OLINE.

 

 

 

FARIDA

Dia memang begitu. Tidak bisa jauh dari mama-papanya.

 

OLINE bergabung dengan teman-teman sebaya yang berkumpul di sudut lain sambil menatap memelas pada PATER DIONI, seperti meminta tolong.

 

CUT TO:

 

50.EXT. HALAMAN SAMPING GEREJA OLINE KECIL – SIANG

Cast: PATER DIONI, OLINE KECIL, Extras

 

 

PATER DIONI duduk dalam lingkaran bersama anak-anak remaja seumuran OLINE. Sekitar 20 anak, OLINE salah satunya.

Anak-anak yang lain antusias mendengarkan pengajaran PATER DIONI, berbeda dengan OLIN yang menggigit-gigit ujung bibirnya. Pikirannya melayang-layang.

 

PATER DIONI

Pater berharap kalian selalu ingat bahwa betapa Tuhan cinta sama kita. Ia dengan caraNya yang ajaib, selalu memelihara kita. Lihat pohon ini:

 

PATER DIONI mengambil tanaman kecil pada pot yang sudah ia persiapkan. Pohon itu bercabang 2 atau 3. Salah satu cabang ditutup sepenuhya dengan plastik. Cabang pohon yang tertutup plastik itu mulai kuning dan rontok daunnya.

 

PATER DIONI

Pater sudah persiapkan ini seminggu yang lalu. Maafkan aku pohon.

 

Anak-anak tertawa.

 

PATER DIONI

Ya, pohon ini Pater bungkus satu cabang. Ia tidak mendapatkan udara. Dan apa yang terjadi? Dia mati. Kalian lihat? Hanya dengan udara yang begitu mudah kita dapatkan, Tuhan sudah menganugerahkan kehidupan yang luar biasa buat kita.

(Beat)

Tuhan sayang kita, nggak?

 

ANAK-ANAK

(Serempak)

Sayaaaang...

 

PATER DIONI

Kalian mau membalas cinta Tuhan, nggak?

 

ANAK-ANAK

(Serempak)

Mauuu....

 

OLINE menatap pohon kecil yang dipegang PATER DIONI dengan memicingkan mata, seolah membuat kesimpulan tertentu.

 

CUT Back to Present:

 

51.INT. PASTURAN, KAMAR PATER DIONI – MALAM

Cast: PATER DIONI, HANTU FRANS

 

PATER DIONI terjaga dari tidur.

 

SFX: Suara orang menggeram marah.

 

PATER DIONI bangkit duduk di tempat tidurnya, dilanjut berlutut, berdoa.

 

Di belakang PATER DIONI kita melihat kelebatan-kelebatan banyangan gelap yang kian mewujud sebagai HANTU FRANS, menghunus pisau dan hendak menusukkannya ke PATER DIONI.

 

PATER DIONI melengok ke belakang. Ia acungkan rosario yang ia pegang. HANTU FRANS membuyar.

 

CUT TO:

 

52.EXT. RUMAH SITA, TERAS - MALAM

Cast: SITA, OLINE

 

OLINE duduk sore di bangku teras, menikmati teh panas mengepul di sampingnya.

SITA datang, membawa mug isi teh panas juga.

 

SITA

Aku belum nangkap apa yang terjadi di rumah ini minggu lalu. Kenapa rumah ini tiba-tiba jadi ada hantu...

(Beat)

Untung juga Kean ‘mu’ itu punya kenalan sakti begitu..

 

Ekspresi OLINE berubah ketika SITA menyebut nama KEAN.

 

SITA(D’COUNT)

Apa sih, masalahnya? Kean tuh kelihatan kalo orang baik. Kelihatan juga kalau Kean itu sungguh-sungguh mau sama kamu.

 

OLINE

Dulu, kak Sita ngeliat Kak Doni juga begitu?

 

SITA

Kok bawa-bawa Doni? Ini lagi ngomongin Kean!

 

OLINE

Dulu pasti Kak Doni itu baik di mata Kak Sita, makanya kak Sita mau jadi istri dia. Toh akhirnya selingkuh juga kan? Ketika kak Sita susah hati dan lari ke obat, kak Doni bukannya tobat, malah mengambil Leo. Kak Sita dibiarkan sendiri. menanggung semua sendiri.

 

SITA

Ini topiknya Kean. KEAN!

 

OLINE

Justru itu, kakak. Siapa yang bisa menjamin laki-laki baik akan tetap menjadi baik?

 

SITA

Itu tetap tidak bisa jadi alasan kamu nolak Kan. Oke, Doni memang brengsek. Katakan banyak laki-laki yang brengsek, tapi kita tetep nggak bisa pukul rata.

Kalo semua orang mikir kaya kamu nggak ada orang yang mau pacaran atau mau nikah. Berabe nanti.

 

OLINE

Tetap tidak ada jaminan juga Kean tidak akan berubah menjadi laki-laki brengsek.

 

 

SITA

Kalau ternyata dia tetep menjadi lelaki yang nggak brengsek, kamu rugi kan?

(Beat)

Kamu harus tahu ya, sedikitpun kakak nggak pernah menyesal pernah menikah dengan Doni.

 

OLINE

Kenapa?

 

SITA

Karena dari Doni jadi ada Leo.

Kakak sedang menyembuhkan diri, dan sudah sembuh. Leo pasti akan sama kakak lagi.

 

Tapi ... kakak merasa, ini cuma pengalihan. ada alasan lain yang kamu belum mau cerita ...

 

OLINE mengeleng

 

OLINE

Ngantuk ah, bobok ...

 

OLINE pura-pura menguap.

SITA

Biasa, lari kalau sudah diajak ngomong yang begini! Terserah, mendingan kakak nemuin Gong Yoo.

 

SITA bangkit, menuju kamarnya.

CU wajah OLINE yang aneh, menyimpan sesuatu.

 

OLINE

(Bergumam)

Kakak nggak pernah menyesal pernah menikah dengan Doni.

 

bibir OLINE senyum mengejek.

CUT TO:

 

53.INT. RUMAH SITA, KAMAR OLINE - MALAM

Cast: OLINE, HANTU MARSIH

 

OLINE duduk di meja ruas menggunakan pembersih wajah.

 

TENSION BUILD UP

 

Tiba-tiba OLINE menangkap di ujung matanya seseorang berdiri bersender di tembok di sampingnya.

 

OLINE menoleh, ada HANTU MARSIH menunjukkan luka-luka di tangannya sambil berjalan maju ke OLINE dan berteriak marah:

 

HANTU MARSIH

Tolong!!!

 

OLINE kaget hingga terpental ke samping.

OLINE menyapukan pandangan, hantu Marsih sudah tidak ada.

OLINE keluar kamar.

 

Cut To:

 

54.INT. RUMAH SITA, DAPUR – MALAM

Cast: OLINE, HANTU FRANS, SITA

 

OLINE setengah berlari ke dapur. ia mengambil segelas air putih dari kulkas untuk menenangkan diri. Badannya masih gemetar.

 

Di tengah minum OLINE menyadari, di depannya, di meja makan , ada HANTU FRANS (seolah) sedang makan.

 

Mereka saling bersitatap.

 

HANTU FRANS

(Suara serak, kasar)

Jangan lari, jangan kau pikir aku tak tahu perbuatanmu padaku!

 

Secepat kilat HANTU FRANS memukul piring di meja hingga pecah, lalu melemparkan pecahan terbesar ke OLINE.

 

Hampir saja wajah OLINE terkena bagian yang tajam. HANTU FRANS melempar lagi bagian yang lain, pecahan beling menancap di punggung OLINE. OLINE berteriak sekuatnya.

 

SITA keluar kamar, menyalakan lampu. Bekas pecahan piring itu ada, tapi HANTU FRANS sudah tak terlihat lagi. SITA bergegas mendekati OLINE.

 

SITA

(Panik)

OLINE... ada apa ini?

 

OLINE mengambil Hp, menghubungi KEAN.

 

 

OLINE

(Panik)

KEAN, tolong...

 

SITA mengambil plester dan obat untuk menolong OLINE.

 

CUT TO

 

55.INT. RUMAH SITA, RUANG TENGAH – MALAM

Cast: OLINE, SITA, MBAK AYU, KEAN

 

SFX: bunyi ketukan pintu. SITA membuka dari dalam.

 

MBAK AYU datang diantar KEAN. MBAK AYU dan KEAN langsung masuk. Rumah masih terlihat berantakan.

MBAK AYU menyapukan pandangan.

 

MBAK AYU

(Berteriak galak)

Apa mau kalian? Belum selesai urusan kalian?

 

SITA, OLINE dan KEAN tampak bingung.

 

MBAK AYU

(Ke KEAN)

Tolong bantu.

 

MBAK AYU ke meja makan, membersihkan yang masih tersisa di atasnya. KEAN ikut memindahkan barang-barang.

 

MBAK AYU mengeluarkan lilin besar dati dalam tas yang dibawanya.

 

MBAK AYU

Kalian duduk. Apa pun yang terjadi, jangan pernah melepaskan tangan dan pergi dari meja ini.

 

SITA, OLINE, dan KEAN dengan takut-takut mengambil duduk di bangku. Posisi OLINE berhadapan dengan MBAK AYU.

MBAK AYU menyalakan lilin, memulai mengulurkan tangan, disambut sebelahnya.

 

MBAK AYU komat-kamit bergumam tidak jelas.

 

Lampu rumah berkedip-kedip kemudian mati. Meja makan bergetar, terangkat tinggi, lalu jatuh menghentak.

 

MBAK AYU tiba-tiba menangis terisak. Menyayat dan sangat sedih.

 

MBAK AYU berbicara tapi suara Marsih yang terdengar.

 

MBAK AYU

Tolong ... tolong ... mbak OLINE, tolongin saya ..

 

OLINE

Marsih? Tolong apa?

 

MBAK AYU

Tolongin ibu saya...

 

OLINE

Tolong bagaimana?

 

MBAK AYU

Tolong..., tolongin ibu saya..

 

MBAK AYU tiba-tiba kejang. Lalu menggeram-geram cukup lama. Kemudian tertawa jahat, suara laki-laki.

 

MBAK AYU

Aku tidak punya urusan dengan kalian. Urusanku dengan dia!

 

MBAK AYU tiba-tiba lompat ke meja menyerang OLINE hingga. KEAN menahan, menangkap tubuh MBAK AYU. Terjadi ‘perkelahian’, karena MBAK AYU berontak dan KEAN kalah tenaga, hingga terpental.

 

SITA berhasil lari ke arah saklar dan menyalakan lampu. Seketika MBAK AYU lemas, ambruk.

 

SITA mengambil air minum, memberikan pada MBAK AYU yang seperti orang siuman.

 

MBAK AYU

Kau mengenal-hantu-hantu ini?

Ada satu lagi hantu perempuan, tadi berdiri di pojokan situ (menunjuk ke arah SITA)

Ia berbisik memohon, minta kau menyelasaikan urusan dengan yang laki-laki!

 

SITA

(Wajah ketakutan)

Ada berapa hantu di rumah ini?

 

 

MBAK AYU

Hanya kamu yang bisa menyelesaikan masalah ini.

 

OLINE ngangguk pelan, tanda paham maksud MBAK AYU

 

DISSOLVE TO:

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar