Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Plastic Killer
Suka
Favorit
Bagikan
7. ACT 3 ( g )

106. INT. KAMAR MELANI - DAY

Jefri dan tim investigasi lain sedang berkumpul di kamar. Mereka menggeledah setiap sudut kamar hingga tak tersisa.

Jefri menemukan beberapa paper bag fashion yang di sembunyikan di dalam lemari. Serta beberapa pouch serum yang masih baru. Ryan menyerahkan laptop ke Jefri.

RYAN

Kita harus periksa ini ke forensik digital.


107. INT. WARNET - DAY

Baron duduk sambil melihat layar komputer dengan fokus. Kedua kantung matanya menghitam karena terlalu lama bergadang.

Insert: Memperlihatkan video interaksi antara Kevin dan Felix di akun YouTube klinik Wills. Setelah itu, kursor bergerak kebawah dan membaca beberapa komentar beberapa akun yang mengatakan jika Kevin dan Felix mempunyai ketampanan yang sama.

108. INT. RUANGAN JASA EDIT - DAY

Baron datang ke sebuah pertokoan padat. Baron masuk ke dalam dan bertemu dengan pria jasa edit. Baron menunjukan dua gambar berbeda ( Kevin dan Felix ) dan dia terlihat berbicara serius padanya. Pria itu menatap cukup lama kedua gambar tersebut dan akhirnya mengangguk.

109. INT. RUANG KONFERENSI PERS - DAY

Banyak reporter yang memadati acara konferensi pers. Mereka sibuk menyoroti Kevin dan pengacaranya yang kondang dengan silauan kamera.

KEVIN

Kami turut prihatin atas keterlibatan salah satu dokter muda dari klinik bedah plastik kami. Kami selalu siap bekerja sama dengan kepolisian untuk menangkap dokter Felix yang masih dalam status pengejaran.


Kevin menunjukan wajah bersedih dan simpati yang dalam.

110. INT. RUMAH KEVIN - DAY

Kevin masuk ke ruang tengah. Wajahnya begitu lelah dan tak bergairah. Kevin selonjoran santai di atas sofa dengan pandangan lurus kosong.

Tiba-tiba kedua orang tuanya datang. Mereka berdiri di samping Kevin. Wajah mereka memasang tampang kesal dan marah yang tertahankan.

Kevin menatap balik mereka penuh sinis dan namun tidak peduli. Kevin memilih untuk menutup mata dan berpura-pura untuk tidur.

AYAH KEVIN

(Membentak)

Apa kamu gak bosan hidup kaya gini terus?


Kevin masih bergeming dan diam.


IBU KEVIN

(Penuh Manja)

Ayo dong sayang. Kamu udah besar nak, masa bikin kami pusing aja.

AYAH KEVIN

Ayah sudah membereskan dokter Felix. Puas??!!


Kevin membuka kedua matanya. Bangkit dari sofa dan duduk tegak. Menatap kedua orang tuanya tajam.


KEVIN

Kenapa kalian selalu ikut campur? Aaaarhhh.. nyebelin banger.

AYAH KEVIN

Ayah mau kamu tutup semua klinik di Jakarta. Fokus membangun bisnis rumah sakit.

KEVIN

(Nyengir)

Hah? Rumah sakit? Aaahh.. Kevin gak tertarik sama tempat sampah itu.

IBU KEVIN

(Cemas alay)

Kamu kali ini harus dengar nasehat ayah nak. Buat apa sih buka klinik gak jelas itu.

KEVIN

(Mendesah kesal)

Jangan ganggu semua kesenangan Kevin. Termasuk klinik itu!! Ayolah bu, banyak banget wanita bodoh di sana. Dimana lagi Kevin bisa bermain-main sama mereka. Aaarhhh!!!


Kedua orang tua Kevin hanya bisa pasrah.

CUT TO:

111. INT. RUANG FORENSIK DIGITAL - DAY

Ahmad dan Tegar duduk menghadap satu petugas forensik digital. Mereka bertiga berkumpul di depan layar laptop yang besar.

PETUGAS F.D

Kami menemukan sesuatu yang cukup aneh di laptop ini. Kalian mau lihat?


Wildan dan Tegar semakin fokus dan serius melihat layar laptop.

Insert: Memperlihatkan data pencarian yang menunjukan bahwa Melani sering mengunjungi situs website life to born.

TEGAR

Ini situs apa? Apa ada hubungannya?

PETUGAS F.D

Semacam situs berbagi pengalaman hidup. Aku rasa situs ini ada kaitannya dengan penculikan Melani.


Petugas forensik digital terlihat mengetik sesuatu di keyboard.

Insert: Memperlihatkan catatan pesan antara user Mels dan user bernama goals1.

AHMAD

Apa kamu tau siapa pemilik akun goals1?

PETUGAS F.D

Aku cuman bisa tau alamat I.P.

AHMAD

Dimana?

PETUGAS F.D

(terus fokus melihat layar laptop)

Klinik bedah plastik dan kecantikan Wills. Mmmmm... Bentar.. bentar.. Cabang Jaktim.


Spontan saja Ahmad dan Tegar langsung kaget.

TEGAR

Apa ini terjadi juga sama mereka? Para korban lain?


PETUGAS F.D

(Mengangguk)

Iya, aku berhasil menemukan kesamaan mereka. Semua korban pernah aktif di situs website ini. Oh ya, bahkan aku lihat catatan pesan mereka satu persatu. Semua pernah menerima pesan dari user goals1. Semua mengajak tawaran untuk melakukan operasi plastik gratis.


112. INT. KLINIK - DAY

Polisi sigap dalam melakukan pekerjaannya. Mereka menggeledah kantor Kevin dan mengambil semua dokumen termasuk laptop dan data penting dari komputer.

Semua pekerja klinik terlihat resah dan gelisah melihat kekacauan. Sedangkan Kevin hanya berdiri saja dengan penuh ketenangan.

113. INT. CAFE - DAY

Baron duduk di salah satu set meja cafe. Wajahnya sedikit gugup dan tidak terlihat tenang. Tak lama setelah itu, datang dua orang (pria 1 & wanita 1) berjalan masuk dan menghampiri meja Baron.

Mereka bertiga saling menunduk dan memberi salam. Mereka duduk melingkari meja kecil.

BARON

(Terlihat sungkan)

Makasih udah mau datang. Maaf ganggu waktu kalian.

WANITA 1

Aaaaah... Bener-bener kacau banget sekarang kerja di klinik. Apa-apa polisi datang. Duh.. bikin repot aja.

PRIA 1

(Banyak ngeluh)

Semua ini gara-gara dokter Felix. Masa sih dia bisa culik dan bunuh banyak wanita?


Baron diam saja mendengar mereka saling berceloteh. Baron menunjukkan sebuah kertas foto besar.

Insert: Dua foto dokter yang saling berdampingan. Keduanya memakai masker dan baju operasi yang sama persis.

BARON

Aku ingin ketemu kalian buat mastiin aja. Tolong kalian sama-sama cermati kedua orang ini?


Mereka berdua mulai melihat kertas foto itu dengan fokus.


BARON

Apa kalian tau siapa dua orang itu?

WANITA 1

Ya tau, itu dokter Kevin.


Pria itu mengerutkan dahi dan terlihat ragu.


PRIA 1

Gak deh.. ini dokter Felix.

WANITA 1

Masa iya? Ko mirip banget ya. Padahal kita udah sering ketemu di ruang operasi.

PRIA 1

Ya kali mereka kalo lagi pake masker tambah mirip. Kadang aku juga suka salah panggil nama.


Wajah Baron mulai merenung melihat mereka berdua berdebat.


BARON

Apa kalian bawa apa yang aku minta sebelumnya?


Wanita B mengangguk dan mengambil beberapa kertas di dalam tasnya. Wanita B lalu menyerahkan beberapa kertas itu ke Baron. Baron menerimanya dan melihat-lihat sekilas.

WANITA 1

(Merayu)

Susah loh dapatnya. Secara ini jadwal operasi dokter Kevin sama dokter Felix selama satu tahun terakhir.

BARON

Tenang saja.. gak ada yang gratis di dunia ini. Kalian berdua pasti dapat imbalan yang pantas.

CUT TO:

114. INT. RUANG KERJA POLISI - DAY

Ryan berlarian menuju meja kerja Jefri. Wajahnya sedikit cemas dan gugup. Jefri sedang duduk dan sibuk dengan beberapa pekerjaannya.

RYAN

Kapten!! Aku udah dapat laporan forensik digital dari selah satu laptop milik dokter Felix.

JEFRI

(Berdiri spontan)

Apa dia berkaitan dengan semua korban?

RYAN

(Mengangguk)

Iya, dia pake Modus dan pola yang sama. Mengajak semua korban bertemu satu sama lain. Sengaja mendekati mereka buat operasi plastik.


Jefri langsung lemas tak berdaya. Wajahnya penuh kesedihan yang terlalu dalam.

JEFRI

(Berbicara sendiri)

Melani, anakku. Kamu dimana?


Tiba-tiba telepon kantor berdering. Ryan langsung mengangkat telepon.


RYAN

Kapten ayo bersiap!! Ada laporan kalo keberadaan dokter Felix sudah ditemukan.


Di ruangan itu hanya ada Ryan dan Jefri saja. Mereka berdua dengan gesit langsung bergegas keluar.

115. EXT. HUTAN - DEPAN RUMAH TUA GUBUK - AFTERNOON

Tim kepolisian (menggunakan seragam lapangan dan persenjataan lengkap) mulai berjaga-jaga dan melakukan pengintaian di depan rumah tua gubuk.

Jefri memimpin operasi dan memerintahkan bawahannya untuk masuk menyelinap ke dalam rumah. Dengan hati-hati mereka berhasil menerobos masuk ke dalam rumah.

Setelah dilakukan pencarian, ternyata dokter Felix ditemukan gantung diri di ruangan belakang. Sontak saja semua polisi tercengang dan terkejut luar biasa.

Mereka melihat dokter Felix bergelantungan sudah menjadi mayat. Jefri marah luar biasa, dia langsung membanting semua persenjataannya. Jefri menjerit dan menangis kesal.

WILDAN

(Cemas )

Rumah ini kosong. Gak ada siapa-siapa.


Semua orang nampak begitu kecewa luar biasa. Jefri mengamuk dan memukul mayat dokter Felix yang masih menggantung.


JEFRI

(Menjerit penuh tangisan)

Dimana Melani?? Dimana kamu sembunyikan anakku Hah!!!


Tegar tak sengaja melihat di sudut ruangan ada meja kecil. Tegar berjalan mendekati meja itu dan mendapati ada satu HP tergeletak.

Tegar langsung menyerahkan HP itu ke Wildan. Langsung saja Wildan membuka HP dan melihat isi galeri.

Insert: Memperlihatkan koleksi foto dan video beberapa kejahatan pada korban wanita.

Wildan dan Tegar merinding jijik setelah melihat isi HP. Jefri langsung merebut HP tersebut dan melihat layar HP sekilas. Wajah Jefri bertambah penuh kemarahan dan emosi yang memuncak.

CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar