Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Plastic Killer
Suka
Favorit
Bagikan
5. ACT 3 ( e )

MONTAGE :

1. Jefri dan Baron terlihat menggeledah kamar wanita (a) mendapati ada pouch serum di meja rias.

2. Jefri dan Baron menggeledah lemari wanita (b) mendapati ada pouch serum di salah satu saku blazer yang menggantung.

3. Jefri dan Baron menggeledah tempat sampah di belakang rumah wanita (c) mendapati ada sisa pouch serum yang belum di buang.

MONTAGE ENDING

CUT TO:

66. INT. BALLROOM HOTEL - NIGHT

Para sosialita dan orang-orang kaya berkumpul di sebuah ballroom hotel yang megah. Kevin ada di antara mereka, dia terlihat sangat tampan dan populer di antara semua tamu.

Kevin bercengkrama dengan sangat ramah. Dia di kelilingi oleh orang - orang yang terlihat sangat kagum saat Kevin berbicara dan menjadi pusat perhatian.

Sementara itu di depan pintu ballroom. Terjadi keributan antara Jefri dan petugas keamanan. Jefri memaksa petugas untuk dipersilahkan masuk ke dalam.

Jefri dan Baron memberontak keras dan mereka berhasil menerobos masuk tim keamanan. Ketika Jefri dan Baron berjalan lurus ke dalam, semua orang mulai memperhatikan mereka.

Kevin berusaha untuk terlihat tenang dan santai. Kevin tersenyum lebar menyambut kedatangan dua orang itu.

KEVIN

Ternyata kita bertemu lagi. Aku senang, tapi ini tempat yang tidak cocok dengan kalian saat ini.


Jefri memandangi suasana dengan menyeluruh.


JEFRI

Acara apa ini?

KEVIN

Acara amal, aku yang pegang. Apa kita perlu ruangan khusus biar enak ngobrolnya.


Jefri melirik Baron sejenak, Baron menganggukkan kepala.

67. INT. RUANG SANTAI - NIGHT

Baron dan Jefri duduk di atas sofa dan di depan mereka ada Kevin. Jefri menyerahkan pouch serum yang di bungkus plastik ke arah Kevin.

JEFRI

Pak dokter pasti tau ini apa?

KEVIN

(Melirik serum dengan wajah tegang)

Tentu, itu sampel gratis dari klinik. Apa ada masalah? Apa kalian BPOM sekarang?

BARON

Kamu tau kan 5 mayat yang baru polisi temukan? Oh iya, sama wanita kemarin yang meninggal di tempat wisata. Mereka semua punya pouch serum kaya gini. Kamu tau kan apa artinya ini?

KEVIN

(Tersenyum sinis)

Kalian datang kesini buat curiga?

BARON

Kamu harus jelaskan kenapa wanita-wanita ini bisa mendapatkan pouch serum yang sama. Padahal setelah di cek ke-enam wanita itu gak pernah masuk ke data pengunjung klinik.

KEVIN

(Menyinlangkan kedua tangan)

Asal kalian tau, poch serum ini juga dibagi secara gratis kalo ada even klinik hampir di semua mall Jakarta. Masalahnya, aku gak tau siapa aja yang nerima sampel serum itu. Paham kan?


Jefri dan Baron terlihat menahan kecewa. Kevin masih berusaha senyum dan tenang. Baron melirik tajam wajah Kevin dan Kevin menyadari tatapan tajam Baron.

KEVIN

Apa kita pernah bertemu?

BARON

Kami pamit, terimakasih.


Baron dan Jefri undur diri dan meninggalkan ruangan. Setelah ruangan kosong, Kevin bangkit dari sofa dan menunjukan semua rasa marah dan kesal.

Kevin bahkan membanting dan menghancurkan benda sekitar. Kevin mengamuk sendiri dengan tidak jelas.

KEVIN

Seharusnya aku bunuh kamu waktu itu!!

CUT TO:

68. INT. KELAS / KAMPUS - DAY

Kelas terlihat penuh dengan mahasiswa yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang ngerumpi, main tik-tok sambil tertawa riang dan sibuk mengerjakan tugas.

Melani duduk sendiri di pojok. Melani terus melihat kursi dan meja di depan yang kosong. Melani terus memperhatikan suasana kelas yang riuh tidak jelas.

Melani bangkit dari kursi dan berjalan ke depan kelas. Belum ada yang memperhatikan dan wajahnya semakin kesal.

MELANI

(Teriak histeris)

Apa kalian manusiaaaaa!!! Haaahh!!


Semua orang kini mulai diam dan serentak melihat Melani yang tengah menahan tangis.

MELANI

Sonya, dia teman kita. Setidaknya kalian bisa pura-pura merasa sedih kalo ada teman meninggal.


Salah satu teman wanita (1) berjalan perlahan ke depan kelas. Wajahnya seperti ingin menantang Melani dengan tegas.


TEMAN WANITA 1

Hei.. lu gak sadar ya? Bentar lagi ujian, lu pikir kita ada waktu buat berbelasungkawa?? Lu pikir Sonya yang udah di kubur tanah mau bantu kita lulus ujian?


Semua orang mulai tertawa sinis. Mereka menunjukan wajah acuh dan tidak peduli.


MELANI

(Terkejut)

Apa??


Teman pria (1) maju lagi ke depan. Dia menatap tajam Melani.


TEMAN PRIA 1

Udah deh... Kalo mau sedih sedihan jangan banyak bacot. Lu sedih aja sono... Kita semua gak ada waktu buat itu. Buang-buang waktu.

MELANI

Gila kalian... dasar gila!! Coba aja kalo yang mati itu kaya raya dan good looking.. aaah.. aku tau kalian pasti bakal jilat pantat sendiri!


Penuh ekspresi jengkel dan kecewa, Melani langsung kabur dan keluar dari kelas.

69. INT. PERPUS - DAY

Melani duduk dan bersembunyi di salah satu pojok rak buku. Melani berusaha menahan tangisan sebisa mungkin. Wajahnya tampak kacau dan berantakan. Melani membuka HP dan sibuk dengan layar HP.

Insert: Memperlihatkan layar HP masuk ke situs website Life to Born. Melani langsung menulis status di wall situs.

" Salah satu dari kita telah meninggal, sekalgius dia temanku sendiri yang mengenalkan pada komunitas di situs website ini.

Tapi gak ada satu pun merasa sedih atau kehilangan. Semua terlihat baik-baik saja, padahal ada manusia yang telah kehilangan nyawa secara gak adil.

Apa karena kita terlahir dari lapisan masyarakat rendah dan tak bernilai? Apa karena kita gak punya privilege apa-apa?

Semoga kasus kematian temanku segera terungkap. Karena ayahku seorang polisi, setidaknya aku bisa berharap lebih."

70. INT. RUANG KERJA/KLINIK - DAY

Kevin duduk di atas kursi dan matanya fokus melihat layar laptop di meja kerja.

Insert: Memperlihatkan layar laptop tentang postingan Melani di situs webiste Life to Born.

Kevin terlalu serius membaca postingan tersebut. Namun setelah itu dia tertawa sinis.

Insert: Layar laptop memperlihatkan Kevin sedang mengetik ( Hai! ) pesan ke akun Sonya. Namun akun Sonya belum merespon apa-apa.

Kevin memasang wajah kesal.

71. INT. RUANG POLISI - DAY

Semua tim investigasi kriminal sedang berkumpul bersama-sama.

RYAN

Kapten tau dari mana kalau semua korban punya pouch serum yang sama dari klinik dokter itu?


Jefri belum menjawab dan masih diam saja. Wildan memasang wajah penuh curiga dan terus melototi Jefri.


WILDAN

Lagi dan lagi. Dari mana kapten yakin kalau dokter itu si pemilik mobil merah? Aku sudah cek berkali-kali, kalau mobil itu resmi terdaftar.


Jefri masih diam saja dan semua orang kini memandang Jefri dengan serius.


WILDAN

(Menginterogasi)

Kapten punya informan lain yang kita gak tau? Katakan siapa pria yang sempat kapten temu di depan kantor?


Jefri menghela nafas dan memandang balik semua rekan kerjanya.


JEFRI

Aku udah bilang, semua itu gak penting. Tugas polisi itu menangkap penjahat. Jadi mulai sekarang target utama kita adalah dokter itu. Semua berawal dari klinik bedah plastik yang di kelola sama si Kevin. Paham?


Semua orang mengangguk paham terkecuali Wildan yang masih terlihat sangat kesal.

CUT TO:

72. EXT. DEPAN KLINIK - NIGHT

Di dalam mobil yang terparkir tak jauh dari klinik. Di dalam mobil itu ada Jefri, Wildan dan Tegar sedang melakukan pengintaian.

Wildan dan Tegar terlihat sangat lesu dan berantakan. Sedangkan Jefri masih fokus melihat keadaan di sekitar klinik.

TEGAR

(Sambil menguap)

Ayolah, kita udah seminggu bulak-balik rumah dan klinik si dokter. Tapi gak ada kemajuan.

WILDAN

Apa kita salah target? Gak ada yang mencurigakan sama sekali. Pria itu cuman dokter yang kebanyakan duit.

JEFRI

Justru semakin mencurigakan. Dia tau kalau polisi lagi ngincar, makanya dia cuman bolak balik klinik dan rumah aja.


Wildan dan Jefri tampak kesal dan terlalu lelah setelah mendengar penjelasan Jefri.

73. INT. RUANG KERJA - NIGHT

Sementara itu melalui celah jendela, Kevin terlihat sedang mengintip mobil polisi dari luar. Kevin memasang wajah sedikit cemas dan tidak nyaman.

74. INT. WARNET - NIGHT

Baron duduk di kursi sambil menatap layar komputer dengan wajah frustasi. Baron memalingkan pandangan ke atas dan menghembuskan nafas berat.

Insert: Memperlihatkan potongan ingatan Baron. Tiga wanita berbeda yang tersembunyi di antara semak-semak liar dan genangan air kotor berwarna hitam.

BARON

(V.O)

Aku yakin, ketiga wanita itu di sembunyikan di tempat yang sama. Tapi dimana itu? Sssshhh.. sial. Kenapa otakku bisa buntu kaya gini!!


Baron kembali duduk dengan tegak dan mengetik sesuatu di layar komputer.

Insert: Memperlihatkan Baron sedang mencari di kolom pencarian google. Baron mencari informasi dengan kata kunci "sumber genangan air hitam terdekat". Kursor fokus pada gambar pembuangan limbah pabrik ilegal.

Kedua mata Baron mulai melebar dan terlihat tertarik. Baron mengambil HP dan sedang melakukan panggilan telepon.

BARON

(On Phone)

Apa kamu ada waktu? Sepertinya aku tau dimana tempat ketiga wanita itu tersembunyi.

JEFRI

(On Phone)

Beneran? Di mana?

BARON

Nanti aku jelasin.

JEFRI

eeehh tunggu.. tunggu.. kamu masih yakin masalah pouch serum itu?

BARON

Aku yakin 10000% kalo semua wanita itu pernah datang secara khusus ke klinik Wills.

JEFRI

Tujuannya?

BARON

( Terlihat berpikir )

Karena mereka gak ada di daftar pengunjung resmi. Mungkin semacam konsultasi gratis.


75. INT. TEMPAT MAIN KASINO - NIGHT

Suasana permainan kasino terlihat sangat ramai dan sibuk oleh banyak pemain. Meja-meja kasino penuh oleh pemain yang merasa kesal karena kalah atau tertawa karena menang.

Jefri dan Baron masuk dan berjalan kompak menyusuri tempat itu. Namun beberapa anggota gangster mencegat Jefri dan Baron. Mereka saling bertatapan satu sama lain dengan tajam.

BARON

Kalian dari dulu emang ngerepotin.

GENG 1

Buat apa kamu masuk kesini lagi? Dasar penipu.


Jefri kaget setelah mendengar itu dan melirik Baron sekilas. Baron tampak santai dan tersenyum tipis.


BARON

Bilang sama buos kalian. Aku bayar 3 kali lipat.

76. INT. RUANGAN KHUSUS - NIGHT

Jefri dan Baron masuk ke sebuah ruangan khusus. Di belakang mereka di ikuti oleh anggota geangster yang selalu bersikap sigap dan waspada.

Jack (35) duduk sambil menghitung uang segepok dari koper kecil. Dikelilingi dua wanita cantik yang selalu bersikap manja. Jack tersenyum kecut melihat Baron yang berdiri di depannya.

JACK

Aaaahh... Apa nyalimu sekuat itu atau emang tolol?


Baron dan Jefri duduk di samping sofa. Jefri dan Jack saling menatap dalam dan tajam.


JEFRI

(Berbisik ke telinga Baron)

Siapa dia?


Baron tidak menjawab pertanyaan Jefri.


BARON

Aku mau kamu cari limbah ilegal di semua daerah Jakarta Timur.


Jack tertawa terbahak-bahak. Baron masih teguh dan selalu terlihat santai.


JACK

Apa? Limbah pabrik? Kamu pikir aku pegawai kelurahan?


Baron menatap lagi Jack dengan fokus dan sedikit menunjukan amarah.


BARON

Aku mohon, cuman kamu satu-satunya orang yang menguasai praktek ilegal di Jakarta Timur.


Jack berhenti tertawa dan mulai menunjukan ketertarikan dan rasa penasaran.


JACK

Buat apa aku bantu kamu bangsat? Gak nyadar apa? Tahun lalu kamu bawa kabur semua uang hasil judi.

BARON

Aku udah bilang bakal balikin semua uang itu 3 kali lipat. Aku serius Jack!!


Jack tertegun sebentar dan menghisap satu puntung rokok baru. Jack mengangguk sambil tertawa lebar.


JACK

Ok, kasih aku waktu satu minggu.

BARON

Aku ingin secepatnya.

JACK

(Menjulurkan tangan)

Ok.. ok.. dua hari. Sepakat?


Baron menghiraukan uluran tangan itu. Baron dan Jefri segera pergi meninggalkan tempat itu.

77. EXT. DEPAN TEMPAT KASINO - NIGHT

Jefri dan Baron saling berjalan melawan arah. Jefri terlihat naik mobil tua yang segera pergi meninggalkan tempat itu.

Saat Baron masih berjalan kaki, di cegat oleh segerombolan anggota gangster yang tadi di dalam tempat kasino.

Tanpa basa basi mereka langsung menyerang Baron secara membabi buta. Setelah Baron tidak sadarkan diri dia di bawa ke sebuah mobil Jeep dan pergi begitu saja.

78. INT. GUDANG KOSONG - NIGHT

Baron duduk di atas kursi kayu. Baron babak belur, kedua tangan dan kaki di ikat. Banyak darah mengucur deras dari atas kepala.

Baron di kelilingi beberapa anggora gangster yang memegang senjata tajam. Jack berjalan menghampiri Baron yang terlihat makin sekarat.

JACK

Kamu pikir aku tertarik sama uang receh itu?

BARON

(Tersenyum picik)

Dasar siluman.... Gak ada untung kamu bunuh aku sekarang.


Jack mendekati Baron dan menarik paksa rambut Baron sampai ke atas. Jack menatap Baron penuh intrik dan ancaman.


JACK

Kali ini kamu nipu siapa lagi? Jujur aku gak tau siapa dia, tapi ada orang yang berani bayar 20 kali lipat cuman buat kamu jadi mayat.


Baron mengerutkan kening dan kebingungan. Sementara itu Jack menyuruh bawahannya untuk segera menghabisi Baron.

Dua orang memegangi tubuh Baron dengan paksa. Jack menyumpal mulut Baron dengan kaos kaki busuk. Baron terus menjerit dan meronta-ronta. Baron berusaha keras melawan namun tidak bisa.

Jack membawa sebuah bor listrik. Jack tersenyum lebar dan puas saat bor listrik itu akan melukai bagian tangan kanan Baron.

Namun tiba-tiba mobil tua milik Jefri menyeruduk pintu depan gudang. Jefri keluar dari mobil dan melepaskan tembakan ke arah kerumunan. Sontak saja semua gangster bubar dan menyerang balik Jefri secara brutal.

Jefri terlihat paling kuat dan jago dalam bertarung. Terbukti dia dapat mengalahkan semua anggota gangster sampai tumbang. Jefri tertawa sinis melihat Jack yang panik. Jefri menodongkan pistol ke arah Jack yang membeku.


JEFRI

( wajah lelah )

Kamu tau apa julukan ku di kepolisian?

JACK

(Senyum heran)

Polisi?

JEFRI

Si tangan baja.


Baron terkejut melihat aksi heroik Jefri.


JEFRI

Katakan siapa yang memberi perintah?

JACK

(Menggeleng kepala)

Aku gak tau, suer!! Itu cuman telepon dari nomor sekali pakai.


Jefri menghela nafas dan terlihat pasrah. Jefri mendorong Jack dengan kasar dan menodongkan pistol tepat di dahi Jack.

JEFRI

Aku tunggu daftar limbah ilegal itu secepatnya!! Aku anggap kali ini kita impas.


Baron tiba-tiba ambruk dari kursi dan dia tergeletak pingsan. Jefri langsung mendekatinya dan membawa tubuh itu ke dalam mobil.

CUT TO:

79. INT. KAMAR - NIGHT

Melani sedang rebahan santai di atas kasur. Matanya fokus melihat layar laptop yang nganggur. Melani bangkit dari atas kasur dan beranjak mendekati meja belajar.

Terlihat Melani mengotak-ngatik keyboard laptop. Melani baru menyadari bahwa ada pesan masuk dari halaman situs website life to born. Melani membuka pesan dan membacanya.

Insert : User goals1 : Hai, aku selalu tertarik dengan postingan mu. Boleh kita sama-sama mengenal lebih jauh?

Melani senyuman menyungging dan terlihat antusias membalas pesan itu.

Insert: User Mels: Hai juga. Maaf aku baru lihat pesan kamu. Kalo tawaran itu masih berlaku,kayanya seru!!

Tiba-tiba user goals1 langsung membalas pesan dengan cepat. Wajah Melani berubah semakin antusias.

Insert: User goals1 : Wah... Lama sekali kamu membalas pesan. Kayanya kamu tipe wanita yang gak terlalu peduli dengan isi HP.

Melani sejenak tertawa kecil dan tubuhnya guling-guling di atas kasur.

Insert : User mels : Isi obrolan WA cuman group kuliah sampah. Hehe..

Sejak mereka saling menulis pesan, wajah Melani terlihat bersemangat dan berseri.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar