Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Plastic Killer
Suka
Favorit
Bagikan
3. ACT 2 ( c )

33. INT. KLINIK - MORNING

Pintu klinik terbuka, Sonya masuk dan berjalan menghampiri meja resepsionis. Wanita resepsionis menyambut Sonya dengan ramah dan senyum lebar.

Sonya mengambil sebuah amplop merah dari tas dan menyerahkan pada wanita resepsionis. Petugas itu melihat seksama surat di dalamnya dan menunjukan sedikit perubahan ekspresi, gugup dan terkejut.

Wanita resepsionis kembali tersenyum lebar. Petugas itu menelepon dan saat itu juga datang sekertaris pribadi Kevin. Aspri itu balik tersenyum ramah menyambut Sonya yang terlihat linglung.

ASPRI

Nyonya Sonya, terimakasih sudah datang memenuhi undangan khusus dokter Kevin. Silahkan ikut saya untuk bisa bertemu dengan beliau.


Sonya tentu kaget melihat dia diperlakukan istimewa seperti itu. Sonya hanya bisa mengangguk dan mengikuti kemana Aspri melangkah.

34. INT. RUANG KONSULTASI - MORNING

Pintu terbuka dari luar dan Sonya berjalan sendiri masuk ke dalam.

Insert: Kevin duduk dan menunggu kehadiran Sonya di meja kerja dengan wajah mempesona.

Sonya terpana melihat karisma dan ketampanan Kevin. Sonya berdiri mematung masih tidak berdaya. Kevin berdiri dan berjalan menyambut Sonya dengan ramah. Mereka kini saling bertatap satu sama lain.

Sonya duduk menghadap Kevin yang terus menatapnya dalam. Sonya sangat gugup dan gelisah terus mendapat tatapan maut Kevin.

SONYA

Jadi ini bener.. kamu beneran dokter bedah plastik. Aku masih gak percaya.

KEVIN

Maaf ya, kita baru bisa ketemu. Aku seneng banget bisa lihat kamu langsung. Padahal selama ini kita cuman chat aja.


Sonya mengangguk dan tersipu malu. Kevin terus saja menatap aneh dan misterius seluruh wajah Sonya. Sonya menyadari itu.


SONYA

( Tidak PD)

Ada yang salah? Aku udah bilang kalo aku bukan cewek cantik. Maaf kalo bikin kamu kecewa.

KEVIN

Gak.. gak.. kamu salah. Justru aku kagum banget sama wajah kamu yang sangat orisinil. Wajah yang belum berubah dari sejak lahir.


Sejenak Sonya merasa bingung.


SONYA

Apa karena kamu dokter bedah plastik? Bisa berkata jauh kaya gitu?


Kevin bangkit dari kursi dan perlahan berjalan menghampiri Sonya. Wajah dan tubuh Kevin semakin mendekat pada diri Sonya. Penuh rasa cemas dan gugup, Sonya berusaha tenang menghadapi Kevin.


KEVIN

Aku bisa ngerubah wajah ini makin bersinar dan terang. Cuman karena dilahirkan dari kedua orang tua yang salah, bukan berarti kamu gak punya kesempatan untung membuang peninggalan DNA yang menjijikkan ini.

SONYA

(Tegang)

Apa aku bisa berubah cantik? Jujur.. aku benci banget karena harus lahir dari orang tua yang jelek. Dari dulu aku gak bisa milih dan gak punya pilihan.

KEVIN

(Tersenyum lebar)

Itu makanya, kita emang sudah ditakdirkan bertemu, Sonya.


35. INT. MALL - DAY

Suasana mall sangat ramai dan penuh. Hilir mudik orang datang dan pergi memadati toko-toko. Orang-orang sedang melakukan jual beli di toko jam tangan, elektronik, furniture, butik perhiasan dan fashion.

Semua memperlihatkan bagaimana sibuknya bertransaksi menggunakan kartu di mesin EDC maupun internet banking. Mereka leluasa menggerakkan jari jemari untuk membuka pin pasword maupun pola pasword.

Satu persatu Baron mulai menjalankan aksinya. Baron mencuri HP dan dompet dari orang-orang yang tengah sibuk dengan aktifitas jual beli. Baron menggunakan banyak trik yang lihai hingga mereka tidak menyadari apapun.

36. INT. MESIN ATM - DAY

Menggunakan masker, kacamata dan topi, Baron sibuk mengeluarkan banyak uang cash dari mesin ATM. Semua uang itu Baron masukan kedalam tas gendong besar.

37. EXT. DEPAN MESIN ATM - DAY

Baron keluar dari mesin ATM sambil menggendong tas besar hitam. Dari belakang Jefri mengikuti kemana Baron pergi. Baron menyadari dia sedang dibuntuti, dia mempercepat langkah kaki.

Jefri lalu menarik paksa tas dari belakang. Baron tercekik dan tidak bisa bergerak lagi. Baron menggerutu kesal.

JEFRI

Dasar.. maling!


Baron melihat jelas Jefri ada di depannya. Wajah Baron sangat terkejut dan tidak berkutik sama sekali.


BARON

Ada apa hah!! Jangan macam-macam ya sama aku. Ayo sini, aku gak takut!!


Jefri tertawa dengan sinis, dia lalu melepas genggaman tas Baron dengan kasar. Baron segera menjaga jarak dengan Jefri, mereka saling bertatapan satu sama lain.

JEFRI

Aku lagi gak ada urusan sama penjahat teri kaya kamu. Kamu tau kan? Ada ikan besar yang harus kita tangkap.

BARON

(Bingung)

Jadi? Kamu percaya...

CUT TO:

38. INT. RUANG TENGAH - DAY

Jefri berdiri di sudut ruangan. Jefri melihat dengan teliti semua interior rumah. Jefri melihat pigura kecil dengan foto Baron dan Vina yang sedang tertawa.

BARON

Dia adikku, orang pertama yang tau isi galeri HP itu.


Baron membawa botol miras dan dua gelas kaca, meletakan ke atas meja. Baron duduk dengan santai melihat Jefri yang masih berdiri.

Jefri melirik Baron dan botol miras itu. Jefri ikut duduk di samping sofa.


BARON

Maaf, aku gak punya air putih. Cuman ini doang.


Jefri nampak tidak tertarik dengan botol miras itu.


JEFRI

Kalo kamu emang punya bakat super kaya gitu. Ngapain kamu capek-capek jadi jambret atau maling!!


Baron menghela nafas pendek.


BARON

Aku pernah kerja kantoran di bagian akutansi. Itu membosankan dengan gaji yang gak layak. Apa kamu pikir pekerjaan itu aku bisa kaya raya? Kamu pikir aku bisa membawa adikku pergi jauh dari kota busuk ini?

JEFRI

(Tertawa, mengejek)

Hah!

BARON

Orang tua kami meninggal dalam kecelakaan. Akhirnya sejak kecil kami terjebak di panti asuhan. Gak ada yang mau adopsi kami cuman buat sekedar punya orang tua baru atau rumah yang layak. Sejak saat itu aku berjanji sama adikku, kalo kami bisa mempunyai rumah besar dan layak.


Mendengar hal tersebut, Jefri mulai lebih tenang.


BARON

Tapi semua harapan itu sia-sia. Aku yakin, Vina dibunuh sama si pemilik HP. Aku harus bisa ngejar dia sampai dapat. Aku pasti membalas semuanya lebih kejam.


Jefri diam sejenak dan mengambil nafas berat.


JEFRI

Kalo emang ingatan kamu tajam. Kenapa cuman 4 mayat. Sejauh mana kamu tau isi galeri HP, Beneran kamu gak tau siapa pemilik HP itu?


Baron menggelengkan kepala.


BARON

Waktu itu aku jambret HP dia ditempat sepi. Gak ada CCTV, aku cuman ingat pakaian apa yang dia pake dari belakang. Oh iya, semua gambar atau video yang aku ingat mereka ada 8 wanita berbeda. Kenapa baru 4? Sejujurnya aku masih belum bisa mengetahui semuanya secara detail. Mereka dikurung di tempat tertutup, cahaya redup dan mayat mereka hanya dibuang dalam kegelapan.


Jefri mengeluarkan beberapa dokumen di dalam tas. Dokumen itu berserakan di atas meja. Baron mulai melihat dengan detail satu persatu kertas itu.


JEFRI

Ada sekitar 20 laporan wanita yang belum terungkap. Cari empat wanita itu sampai dapat.


Wajah Baron semakin serius dan menegang. Tangannya gemetaran memegang kertas-kertas itu. Sampai dia berhenti di salah satu kertas.

Insert: Memperlihatkan profile wanita (e) dengan detail.

Baron menarik kertas itu dan menunjukan kepada Jefri. Lantas Jefri mengambil kertas itu dan meliriknya.


JEFRI

Namanya Sarah, hilang tanpa kabar dari 5 bulan yang lalu. Wanita ini yatim piatu. Bahkan yang membuat laporan kehilangan itu si pemilik kontrakan.

BARON

Ya, aku ingat betul. Wajah dan tubuh Sarah ada di HP itu. Tapi aku sulit mengingat dimana dia sekarang.

JEFRI

Ayo ingat lagi!! Gunakan kapasitas otakmu lebih luas. Kamu pasti bisa menggali beberapa detail dan petunjuk di sana.


Baron menutup matanya dan terlihat mengingat dengan keras.

Insert: Slide foto dan video wanita e ( Sarah ) saling bermunculan. Sarah terlihat menangis dan memohon untuk tidak di bunuh di sebuah ruangan gelap gulita. Foto Sarah yang sudah menjadi mayat kaku tersembunyi di antara karung-karung besar berwarna putih.

BARON

Tangan dan kaki wanita itu diikat. Mulutnya dilakban. Mayatnya tersembunyi di tengah tumpukan karung besar warna putih.

JEFRI

Karung kaya gimana? Apa kamu tau detail karung itu?


Baron menggeleng dengan pasrah.


JEFRI

Ayo ingat lagi!!


Baron memejamkan matanya kembali dan terlihat berusaha mengingat semakin keras. Wajah Baron bercucur keringat.

Insert: Tumpukan karung yang berdempetan secara acak. Meninggalkan beberapa gambar yang masih bisa tertangkap, sisi karung berwarna kuning dan hijau. Membentuk pola jagung.

Baron membuka matanya dengan wajah lelah.


BARON

Kayanya aku tau gambar karung itu.

JEFRI

Ceritakan saja sebisa mungkin.

BARON

Kayanya itu karung pupuk buat pertanian.


Jefri membuka HP dan mencari sesuatu di kolom pencarian google. Jefri menyerahkan HP ke Baron.


JEFRI

Daerah jakarta timur banyak sekali gudang penyimpanan distributor pupuk. Coba kamu cari beberapa jenis karung yang cocok dengan ingatanmu.


Baron mulai melihat-lihat layar HP. Baron berhenti di salah satu gambar karung pupuk berwarna putih dengan corak jagung. Jefri melihat karung pupuk itu sekilas.

Jefri bangkit dari sofa dan bersiap untuk pergi. Baron masih terlihat kebingungan.

JEFRI

Kayanya aku tau dimana tempat ini.

BARON

(Terkejut)

Hah!! Beneran? Ko cepet banget.


JEFRI

Ayo ikut, aku jelasin semuanya nanti.

CUT TO:

39. EXT. TEMPAT PARKIR - DAY

Jefri berjalan terburu-buru masuk mobil tuanya. Baron terus menyusul Jefri dan menahannya sebelum masuk mobil.

BARON

Jangan gegabah!! Dari mana kamu tau tempat itu.

JEFRI

Aku bilang aku tau. Dasar anak muda, susah dibilangin.

BARON

Justru aku gak percaya sama ingatan orang tua bangka.


Jefri menghela nafas pendek, wajahnya terlihat bosan.


BARON

Aku gak mau buang waktu cuman buat datang ke tempat yang gak akurat.

JEFRI

15 tahun yang lalu aku pernah mengungkap kasus praktik korupsi dan pekerja ilegal dari Bangladesh. Perusahaan itu bangkrut dan semua gudang distribusi penyimpanan pupuk tutup. Itu kasus besar dan banyak merugikan banyak pihak.

BARON

Bener nih?

JEFRI

Di Jakarta Timur cuman ada satu gudang penyimpanan pupuk dari perusahaan itu. Sesuai produk pupuk pertanian yang kamu lihat, semoga aku gak salah.


Jefri masuk ke dalam mobil dan Baron masuk di jok sebelah. Mobil itu melaju cepat meninggalkan area parkir.

CUT TO:

40. INT. RUMAH IBU KOS - MORNING

Ibu kos terus menangis melihat layar TV di depannya.

Insert: Menampilkan berita penemuan mayat wanita di sebuah gudang penyimpanan pupuk yang terbengkalai.

Jefri dan Baron duduk berdempetan di depan ibu Kos. Mereka berdua hanya diam dan memasang wajah berduka.

Ibu kos memalingkan tubuh dan wajah. Menghadap Jefri dan Baron lebih dekat. Kedua sudut mata ibu kos masih dipenuhi air mata.

IBU KOS

Anak yang malang.. nasib mu nak kenapa kaya gini...

JEFRI

Kami turut berduka cita, maaf baru bisa menemukan Sarah.


Ibu kos menggelengkan kepala.


IBU KOS

Sarah sebatang kara. Anak itu udah ibu anggap anak sendiri. Tuhan... Kenapa ini bisa terjadi. Siapa yang tega bunuh kamu.


Baron termenung dan wajahnya berusaha menahan kesedihan.


JEFRI

Apa boleh kami masuk ke dalam kamar Sarah? Mungkin bakal ada petunjuk di sana.


Ibu kos mengangguk dan berusaha menghentikan tangisan dengan menyeka sudut mata dengan kedua tangannya.

41. INT. KAMAR SARAH - MORNING

Mereka bertiga sudah berada di dalam kamar petak yang sempit. Kamar itu cukup berantakan. Banyak baju, tas dan sepatu berserakan di mana saja.

IBU KOS

Sarah itu wanita panggilan, bahkan wanita simpanan. Setiap hari dia selalu bekerja menemani pria hidung belang.


Baron dan Jefri sedikit terkejut mendengarnya.


IBU KOS

Sarah.. Sarah.. barang-barang ini jadi sampah juga. Kalian tau, wanita itu gila soping & perawatan.


Baron melihat pigura foto kecil yang memperlihatkan betapa cantiknya Sarah.


JEFRI

Apa ibu tau, sebelum dia menghilang pernah mengatakan sesuatu yang aneh?


Ibu kos berusaha mengingat, wajahnya nampak sedikit berseri.


IBU KOS

Aaaah.. iya, baru inget. Sarah pernah cerita sama ibu kalo dia tuh lagi kencan sama pria crazy rich. Terus dia bilang mau operasi plastik atau apa ya...

JEFRI

Operasi plastik? Ibu tau siapa pria itu?


Ibu kos geleng kepala.


IBU KOS

Mana ibu bisa ingat siapa pria-pria itu. Banyak sekali, duh bingung kalo ingatnya juga.


Jefri dan Baron kini saling bertatapan, mereka menunjukan wajah yang optimis.

42. EXT. DEPAN KLINIK - DAY

Mobil tua milik Jefri terparkir di depan ruko elite. Mereka kini melihat sebuah klinik kecantikan dan bedah plastik bernama Wills.

Jefri dan Baron masih duduk di bangku jok depan sambil terus melihat keadaan sekitar.

BARON

Ini klinik terakhir yang belum kita selidiki di Jakarta Timur. Kalo zonk, ya Jaksel targetnya.

JEFRI

Ayo kita masuk.

43. INT. DEPAN RESEPSIONIS- DAY

Pintu depan klinik terbuka, Baron dan Jefri masuk dan berjalan mendekati meja resepsionis. Petugas resepsionis menyambut kedatangan mereka.

Jefri menunjukan lencana kepolisian di depan petugas. Jefri menunjukan lagi foto Sarah di depan petugas.

JEFRI

Aku mau tau, apa wanita di dalam foto ini pernah datang buat rencana operasi plastik.

PETUGAS

(Sambil melirik foto)

Kalau boleh tau siapa namanya pak?

JEFRI

Sarah Hartati


Petugas lalu mengecek data di layar komputer. Wajahnya menampakan ketidaktahuan.


PETUGAS

Maaf pak, datanya tidak ada di komputer.

JEFRI

Bener nih mba? Boleh cek lagi gak?


Petugas mengecek ulang di komputer dan menggelengkan kepala. Jefri tampak kecewa.

Tiba-tiba Kevin datang menghampiri meja resepsionis. Kevin tersenyum hangat kepada mereka berdua. Baron dan Jefri melihat Kevin dengan seksama. Tampilan dokter muda yang sangat ramah dan bersahaja.

44. INT. RUANG KONSULTASI - DAY

Jefri dan Baron duduk berdempetan. Di depan mereka ada Kevin yang dari tadi selalu bersikap ramah. Baron terus memperhatikan semua sudut ruangan.

KEVIN

Saya turut prihatin dengan kejadian yang menimpa Sarah. Tapi sayang sekali, kami belum bisa bantu banyak. Karena wanita itu tidak ada di daftar pengunjung klinik.

BARON

Pak dokter, kayanya anda lebih sering membuka praktek disini, Jaktim ketimbang Jaksel. Padahal menurut profit pasti lebih menguntungkan di Jaksel.


Kevin tersenyum tipis dan menyilang kan kedua telapak tangan secara bersamaan.


KEVIN

Cabang semua Jakarta sudah stabil. Kecuali Jaktim, aku sebagai owner harus mempertahankan cabang ini. Ya bisa dibilang, aku lagi ngerawat anak bawang.


Jefri dan Baron mengangguk paham. Kevin memberikan dua kartu nama kearah mereka.


KEVIN

Kalo ada apa-apa, aku pasti bakal bantu kalian. Hubungi saja.


45. EXT. DEPAN KLINIK - DAY

Baron dan Jefri keluar dari klinik. Jefri masuk ke dalam mobil tua. Sedangkan Baron masih melihat klinik itu lebih dalam. Baron pun tak sengaja melirik sebuah mobil merah SUV terparkir.

46. INT. KANTIN KAMPUS - DAY

Sonya dan Melani duduk berhadapan di meja kantin. Meja itu penuh dengan makanan dan minuman. Melani tampak lahap menyantap semua hidangan. Sedangkan Sonya dari tadi sibuk menatap layar HP sambil tertawa cengengesan.

MELANI

(Kesal)

Duh, makan dulu dong. Basi tau!! HP mulu lagi gini juga.

SONYA

(Sibuk lihat layar HP )

Kamu gak tau sih rasanya lagi deket sama cowok super keren.

MELANI

(Tertawa geli)

Iiih.. amit dah. Bucin loh awas aja.

SONYA

Iya lah bucin. Kemarin abis ketemuan sama cowok yang suka kirim pesan di situs website. Idih, pokoknya udah kaya malaikat tak bersayap. Hidup ku bentar lagi berubah lebih bahagia.

MELANI

(Mengejek)

Awas jangan gampang percaya!! Abis loh kalo kena tipu.


Sonya meletakan HP di atas meja dan menatap Melani serius.


SONYA

Percaya deh!! Kali ini gak. Dia tuh beda banget, tulus parah.


Melani hanya bisa geleng-geleng kepala. Tiba-tiba datang segerombolan mahasiswi cantik yang menggebrak meja Melani. Sontak saja semua orang di kantin terkejut dengan aksi Kristin ( ketua geng)


KRISTIN

(Nunjuk Sonya penuh amarah)

Lu yah, udah jelek, cupu gak tau diri lagi!!

MELANI

Apaan sih kalian? Tiba-tiba main keroyok aja.

KRISTIN

Diem lo ya!! Eh, Sonya! Pacar gw cerita kalo dia risih banget liat tingkah lu yang aneh dan menjijikan. Masa sih lu pedenya selalu DM pacar gw.


Sonya terlihat santai di tekan seperti itu. Sonya bangkit dari kursi dan berdiri menantang Kristin dengan berani.


SONYA

Iya, emang salah?

KRISTIN

(Kaget, sinis)

Hah!?

SONYA

Kamu pikir pacar kamu bakal setia?

KRISTIN

Berhenti ganggu pacar gw dengan bilang kalo lo penggemar besar dia. Murahan anjing!!

SONYA

(Tertawa sinis)

Masa takut sama cewek jelek kaya gini. Kamu kan cantik?


Kristin terlihat habis kesabaran dan dia akan menjambak rambut Sonya. Tapi dengan cepat Sonya menangkis serangan itu dan balik menjambak rambut Kristin.


SONYA

Kamu pikir selama ini kamu doang yang merasa paling cantik. Gak, kamu salah!! Tunggu aja, bentar lagi cowok kamu bakal ngejar aku!!

KRISTIN

(Menahan sakit)

Sakit lo ya..

CUT TO:

47. EXT. DEPAN RUMAH - NIGHT

Melani turun dari motor ojek online. Melani berjalan lurus dan melihat mobil tua milik Jefri terparkir. Jefri dan Baron menyambut Melani dengan senyum lebar.

Melani terlihat tidak senang. Melani berjalan lurus dan mengabaikan mereka. Jefri berusaha menahan Melani sebelum masuk rumah.

Kini, Melani dan Jefri berdiri bersampingan di depan mobil. Sedangkan Baron menunggu di jok mobil depan sambil merokok. Jefri memberikan alat kejut listrik untuk Melani.

JEFRI

Kamu harus bawa alat ini kemana-mana. Dulu bapak sering ajarin kamu buat pake benda ini.

MELANI

(Sinis)

Apa lagi sih?

JEFRI

Ayah cuman mau kamu lebih hati-hati di luar. Lagi banyak kasus pembunuhan dan wanita hilang.

MELANI

Kan Mel udah bilang. Gak usah atur atau pedulikan hidup Mel.

JEFRI

Kali ini kamu harus dengerin ayah. Sekarang situasi sangat berbahaya.


Melani menolak pemberian, dia memilih untuk meninggalkan Jefri. Tapi Baron berusaha menahan Melani. Melani dan Baron kini saling menatap tajam. Dengan paksa Baron membuka tas Melani dan memasukan alat kejut listrik ke dalamnya.


MELANI

(Risih)

Apaan sih kamu?

BARON

Otakmu batu apa? Susah diatur orang tua.

MELANI

Ayah.. siapa dia? Gak sopan amat.


Jefri hanya bisa diam dan tidak berkutik sama sekali.


BARON

Dasar bocah tengik. Sana pulang!!


Melani terkejut dengan sikap Baron. Melani akhirnya masuk ke dalam rumah dengan uring-uringan.

48. INT. KAMAR - NIGHT

Melani sudah berganti pakaian. Melani duduk di atas kursi dan matanya fokus melihat layar laptop.

Insert: Memperlihatkan Melani sedang menulis di postingan di website life to born.

" Emang bener ya, kalo kita miskin plus jelek tuh nyakitin banget. Apa-apa harus ngadepin sendiri, mana ada orang sekitar yang care. Ngerasa sepi banget di dunia ini, cuman mereka yang beruntung dapat gen good looking. Gak adil banget!"

Tulisan itu sudah di postingan website. Seperti biasa postingan itu banyak mendapat respon dari user lain. Setidaknya wajah Melani sedikit tenang, wajahnya mulai kembali berseri.

CUT TO:

49. INT. MALL - DAY

Di tengah mall berkerumun SPG mobil yang berjejer rapi. Satu persatu mereka sibuk membagikan selembaran atau membujuk pelanggan dengan ramah.

Jefri dan Baron sedang menginterogasi salah satu SPG mobil. SPG tengah mengamati foto Sarah di layar HP.

SPG MOBIL

Ya dia pernah bekerja freelance setahun di mall ini. Anaknya baik sih dan disukai banyak pelanggan pria.

BARON

Kamu tau kan pekerjaan sampingan Sarah selama ini?

SPG MOBIL

(Tersenyum ketir)

Semua tau kalo dia lonte.

JEFRI

Menurut kamu sebelum dia menghilang pernah merasakan kecurigaan atau keanehan?

SPG MOBIL

(Sambil mikir)

Mmmmmmm.... Kalo gak salah dia pernah cerita ke aku soal sponsor baru.

BARON

Sponsor? Pria?

SPG MOBIL

Aku gak tau sih pria kaya gimana. Cuman waktu itu dia bilang, kalo pria itu bakal bantu buat operasi plastik.


Jefri dan Baron cukup tercengang sedangkan SPG terlihat bingung.


BARON

Apa kamu pernah ngeliat pria yang jadi sponsor Sarah?

SPG MOBIL

Enggak, cuman aku tau dua kali pria itu pernah jemput Sarah di mall ini. Sepulang kerja malam, Sarah suka tunggu pria itu di pintu belakang.


50. INT. RUANG KONTROL - DAY

Di ruang kontrol CCTV mall. Jefri dan Baron sedang melihat rekaman CCTV di belakang mall dari komputer.

Insert: Memperlihatkan jika Sarah masuk ke dalam mobil merah tipe SUV merah.

CUT TO:



Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar