Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. MOBIL VICTOR – MALAM
VICTOR sedang duduk di bangku belakang berbicara di telp. RONI sedang bertugas menyetir untuk VICTOR malam itu..
VICTOR
Jam 11 malam, di Lucy In The Sky.
VICTOR mendengarkan orang ditelp.
VICTOR
Ok, nanti ERIC yang akan ke sana buat ketemu kamu.
(beat)
Thank you, RAYMOND.
VICTOR mematikan telp dengan RAYMOND, lalu menghubungi ERIC.
VICTOR
Halo ERIC.
(beat)
Jam 11 malam. Lucy in The Sky. Ketemu RAYMOND.
(beat)
Jangan kamu berani ngerusak rencana ini, ERIC.
(beat)
Nanti setelah kamu dapat barangnya, langsung kasih ke RONI di lobby ya.
VICTOR menutup telponnya.
VICTOR
RONI, tolong nanti kamu jam 11 malam sudah di Lucy in The Sky. Kamu ikutin maps buat ke sana ya. Kalau sudah sampai, kamu tunggu ERIC di lobby ya. Tunggu sampai dia datang.
(beat)
Kalau sudah ketemu ERIC, kamu tolong langsung taro di bagasi mobil ini, tas yang nanti akan dikasih ERIC.
(beat)
Langsung bawa tasnya ke restoranku, ke ruangan Manager, di situ ada brankas gak dikunci, kamu tinggal masukin terus tutup brankasnya. Itu akan kekunci otomatis.
Dari belakang jok, VICTOR memberikan kunci pintu masuk restorannya. RONI menganggung menyanggupi perintah dari atasannya.
RONI
Siap pak.
VICTOR
Oh iya, RONI. Tolong sebisa mungkin nanti kamu nyetirnya jangan sampai menarik perhatian polisi ya.
(beat)
Kalo ada apa apa. Apapun itu. Langsung telp ke saya, jangan yang lain.
Jangan sampai menarik polisi? Kalimat itu membuat RONI bingung. Ada apa? Tetapi dia berusaha menghargai atasannya.
RONI
Pasti pak.
Respon RONI sangat professional dan itu sangat menarik perhatian VICTOR. VICTOR tersenyum mengangguk.
Beberapa detik kemudian, HP VICTOR berbunyi lagi. Dia melihat layar HPnya. Tertulis ‘BILLY’ nama kontak yang menghubunginya. Melihat itu, VICTOR bingung KENapa BILLY menghubunginya larut malam.
VICTOR
Halo BILLY.
VICTOR memutuskan untuk mengangkat telpon itu. VICTOR mendengarkan BILLY ditelp. Perlahan ekspresi VICTOR berubah menjadi kesal.
VICTOR
(teriak)
APA?! LANCANG SEKALI KAMU BILLY? MAU GANTI BIAYA SEKOLAH CHEFMU?
(beat)
AKU SUDAH BILANG, AKU GAK AKAN IJININ KAMU PERGI BILLY!
(beat)
CUMA KARENA TUKANG JUALAN HANDPHONE LAGI PUNYA UANG, ISENG BIKIN RESTORAN, TERUS KAMU MAU IKUT DIA? MANA LOYALITASMU! AKU YANG BAWA KAMU SAMPAI SEKARANG!
(beat)
AKU GAK MENGHARGAI KAMU?? KALAU BEGITU PERGI! JANGAN BERANI MUNCUL DI RESTORANKU BESOK! DASAR GATAU DIRI! AWAS KAMU BILLY, AKU BAKAL BIKIN KAMU NYESEL UDAH SEENAKNYA! BANGSAT KAMU!
Tut. Tut. Tut. Telpon terputus. BILLY memutuskan Telpon, tidak mau mendengarkan sumpah serapah. Emosi karena perlakuan BILLY. Seluruh bagian di kursi belakang Mobil VICTOR menjadi sasaran empuk VICTOR untuk melampiaskan emosinya. RONI di depan hanya diam menyetir tidak mau mencampuri masalah VICTOR.
CUT TO
INT. RUANGAN ERIC – MALAM
ERIC melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 9. Raut wajahnya masih menunjukan rasa sakit dan kecewa yang sangat dalam. Dia bersiap-siap, mengambil beberapa tas kosong dengan lemas.
Kantor ERIC pada malam itu masih cukup ramai, karena itu adalah akhir bulan dan sedang periode closing. Dari dalam ruangannya, ERIC bisa melihat CHIKA masih sibuk juga dengan computer di meja kerjanya.
ERIC selalu berbeda saat dia sendiri dan saat berasama orang lain. Di saat bersama orang lain selain VICTOR, dia adalah pria kurang ajar yang centil dan tidak tau diri. Di saat bersama VICTOR, dia hanyalah seorang anak biasa yang terintimidasi dan didikte oleh VICTOR. Di saat sendiri. ERIC rapuh. Dia hanya ingin melakukan hal baik, yaitu membahagiakan VICTOR dengan melakukan yang dia minta. Tetapi dia tidak pernah mendapatkan apresiasi. ERIC kepahitan. Dan hanya saat sendiri dia menunjukkan kepahitan di wajahnya.
Persiapan ERIC untuk pergi ke Lucy in The Sky sudah siap. Dia segera jalan keluar ruangan. Mengunci pintunya. Dan melanjutkan langkahnya lalu berhenti di depan meja CHIKA.
ERIC
Sibuk banget sih cantik
ERIC kembali ke sisi dirinya yang mau terlihat percaya diri dan jagoan.
CHIKA
Haha gak terlalu sibuk kok. Aku Cuma stay untuk bantuin akunting kalo mereka butuh apa apa.
ERIC
Maksudmu kalo KEN butuh apa apa?
CHIKA
Ih dasar cemburuan..
CHIKA berpikir sebentar lalu melanjutkan kalimatnya.
CHIKA
Gini deh biar kamu gak cemburu.
(beat)
Aku ikut kamu, kemanapun kamu mau pergi sekarang. Gimana?
Tantang CHIKA dengan gayanya yang percaya diri dan lucu. Tantangan itu cukup mengejutkan buat ERIC. Di lubuk hati terdalam ERIC, tawaran CHIKA menenangkan hatinya yang sebenarnya tidak mau sendiri.
ERIC
Wow. Yakin nih?
CHIKA mengangguk tersenyum.
ERICk
Yaudah, matiin gih komputernya, kita jalan sekarang.
CHIKA
Siapppp
CHIKA menyambut dengan semangat. Mematikan laptopnya dan langsung berdiri dari kursi kerjanya.
CHIKA
Ayok!
ERIC menggelengkan kepalanya, tergelitik melihat semangat CHIKA. ERIC berjalan bersama CHIKA ke arah lift.
CUT TO
INT. MOBIL ERIC – MALAM
ERIC dan CHIKA berbincang-bincang di dalam mobil. Mereka tertawa. Untuk pertama kalinya di cerita ini. ERIC menunjukan kebahagiaan yang tulus.
CUT TO
INT. LUCY IN THE SKY – MALAM
Mereka sampai di Lucy in The Sky. Jam menunjukkan pukul 10.45. Tempat itu sangat penuh. Jumat malam. ERIC mengajak CHIKA duduk di bar.
ERIC
Oyy, Niko
Bartender club itu, Niko melihat ERICk memanggilnya, lalu segera menghampirinya. Mereka berdua toss dan berpelukan. Saling menyapa.
ERIC
Biasa 1 yaa ko buat gue
(beat)
Kamu mau apa Chik?
CHIKA
Aku sama aja kaya kamu
niko
Sip kalo gitu, pacarnya ERIC
CHIKA hanya tersipu malu, sedangkan ERIC memukul Niko. Bercanda. ERIC dan Niko tertawa. Niko segera pergi mempersiapkan pesanan mereka.
CHIKA
Kamu sering ke sini?
ERIC sedang focus melihat sekeliling club itu sampai-sampai pertanyaan CHIKA tidak didengarnya.
CHIKA
ERIC?
Baru ERIC tersadar CHIKA mengatakan sesuatu.
ERIC
KENapa tadi CHIKA? Kamu nanya apa?
CHIKA
Kamu sering ke sini?
ERIC
Hmm lumayan, tapi buat ketemu orangnya papaku aja
CHIKA
Boong, pasti kamu godain cewe-cewe di sini kan.
Mendengar dugaan CHIKA membuat ERIC tertawa-tawa.
ERIC
Hahaha engga kok. Emang keliatannya gitu ya?
CHIKA
Kamu aja kerjanya centilin cewe-cewe di kantor.
ERIC
Hahaha pasti kamu gak percaya, tapi aku sebenernya gak gitu orangnya
CHIKA
Maksudny…
Sebelum CHIKA menyelesaikan kalimatnya, ERIC menemukan orang yang dia harus temui, sehingga dia memotong kalimat CHIKA.
ERIC
CHIKA, maaf ya, aku ketemu orang sebentar. Kamu tunggu di sini ya, minum aja duluan.
Dengan segera ERIC meninggalkan bar membawa tas kosong yang dia bawa dari kantor, meninggalkan CHIKA pula duduk sendirian sementara kebanyakan orang di tempat itu bersenang-senang, berdansa. Layaknya klub malam biasa.
Beberapa saat kemudian, Niko datang menghampiri CHIKA memberikan pesananan minuman CHIKA dan ERIC. CHIKA masih melihat ke arah ERIC pergi dengan tatapan bingung.
niko
Jangan bingung, mba
Sahut Niko merespon CHIKA yang bingung melihat ERIC pergi begitu saja. CHIKA yang mendengar Niko, langsung menghadap Niko.
niko
ERIC paling gasuka tempat beginian.
Mendengar Niko membuat CHIKA bingung.
niko
Iya, ERIC gak suka klub malam begini. Berisik katanya.
Yup, CHIKA tetap bingung.
CHIKA
ERIC?
Niko mengangguk.
niko
Dia ke sini Cuma buat ketemu orang papanya. Ambil titipan barang. Terus pulang.
(beat)
Udah berapa tahun dia ke sini dan Cuma gue temen ngobrolnya. Mau berapa banyak cewe-cewe godain dia, selalu dia nolak.
(beat)
Padahal kalo dibayangin, cewe mana yang ada di sini gamau godain orang tajir kayak dia.
Semakin membuat CHIKA bingung orang seperti ERIC, bukan orang seperti dugaan CHIKA.
CUT TO
INT. TABLE RAYMOND @ LUCY IN THE SKY – MALAM
Di tengah kegaduhan klub malam tersebut, terdapat 1 table. Milik RAYMOND, 38 Tahun. Dia duduk bersama beberapa wanita dan ada bodyguard miliknya di sekitaran table itu. Orang penting.
Dari kerumunan, ERIC muncul di depan meja itu.
ERIC
RAYMOND!
Panggil ERIC dengan volume suara KENcang agar RAYMOND tetap bisa mendengarnya di tengah kegaduhan tempat itu.
RAYMOND
Ah, ERIC!
Sahut RAYMOND dengan suara cukup keras juga. Lalu RAYMOND memberikan kode kepada bodyguardnya yang langsung menghampiri ERIC. Salah satu bodyguardnya mengambil tas kosong yang dibawa ERIC, satu bodyguard lainnya mempersilahkan ERICk masu ke booth RAYMOND.
ERIC masuk dan duduk di dekat RAYMOND yang sedang merokok dan menikmati minumannya. Sedangkan ERIC hanya duduk melihat RAYMOND sambal menunggu tasnya dikemablikan. Dari gesture ERIC sangat terlihat dia tidak nyaman di tempat itu.
RAYMOND
Ayolah ERIC, masa muka lo selalu gaenak setiap ke sini
Wajah ERIC semakin malas melihat RAYMOND yang mencoba basa basi.
ERIC
KENapa lo harus di tempat kayak gini sih, Ray.
RAYMOND
Terus lo mau dimana?
ERIC
Di tempat sepi gitu kek.
RAYMOND
Lo mau mesum apa mau product?
ERIC
Yaudah, buruan deh
RAYMOND memperhatikan ERIC yang sudah sangat malas. Tetapi RAYMOND di situ tidak untuk mencari masalah. Dia justru menyuruh wanita-wanita yang duduk di dekatnya pergi. Dimana hal itu membuat ERIC bingung. Perlahan posisi duduk RAYMOND mendekati ERIC. Wajah ERIC semakin bingung. Dan risih. Sangat risih.
RAYMOND
Ric.
Panggil RAYMOND dengan matanya melihat orang sekitar klub ke sana ke sini. Tidak focus ke ERIC.
ERIC
Untung kita gak beneren ketemu di tempat sepi ya Ray
RAYMOND
Ric
Masih dengan focus matanya ke sana ke sini.
ERIC
Gak ada gunanya manggil gue 2 kali. Gue gak kemana mana. Cepet kasitau ada apaan sebelum gue teriak lo mau perkosa gue Ray
RAYMOND
Gue serius, Ric
ERIC
Bagian mana dari kalimat gue yang gak serius Ray.
RAYMOND
Gue mau nawarin barang lain selain Opium.
Tentu saja tawaran RAYMOND mengejutkan ERIC. Mengejutkan KENapa?
ERIC
Lo punya barang lain selain Opium?
Ternyata hal itu yang membuat ERIC terkejut.
RAYMOND
Ya iyalah, KENapa lo kaget gitu?
ERIC
Gapapa. Setau gue lo tajir karena Opium
RAYMOND
Iya, emang.
Wajah ERIC semakin bingung mendengar respon RAYMOND. Tanpa menghiraukan ERIC, RAYMOND melanjutkan penawarannya.
RAYMOND
Lo mau coba SiKingKong gak?
ERIC
Bikin badan besar ya?
Mendengar pertanyaan ERIC, RAYMOND pun terkejut.
RAYMOND
Eh kok lo tau, Ric?
(beat)
Tapi anehnya..
Sebelum RAYMOND menyelesaikan kalimatnya, ERIC memotonya.
ERIC
Kakinya pendek?
RAYMOND
(shock)
hah?? Kok lo tau? Lo udah pernah nyoba? Please jangan bilang lo udah coba dari pengedar lain.
RAYMOND memelas ke ERICk.
ERIC
Enggak. Pernahnya yang bikin leher panjang.. tapi kakinya tetep pendek.
RAYMOND
Gokil, gokil lo pernah pake QWKQWK.
ERIC menyipitkan matanya. Setengah percaya atas percakapan yang dia lakukan.
RAYMOND
Ric, sebenernya gini.
ERIC
Hmm
Jawab ERICk dengan malas dan cuek.
RAYMOND
Gue udah gak jual Opium lagi.
ERIC
HAH??
ERIC setengah berteriak. Beberapa orang disekitar mereka melihat ke table itu. ERIC cukup kaget teriakannya menarik perhatian orang. Sedangkan RAYMOND sama sekali tidak peduli akan hal itu. RAYMOND mengangguk. Merespon teriakan ERIC.
ERIC
Kok bisa?? Kan Cuma lo yang jual Opium di Jakarta?
RAYMOND
Gak lagi, man. Udah seminggu gue gak jual itu. Yang gue jual ke lo ini tinggal sisaan stok gue doang.
ERIC
Bokap gue udah lo kasitau?
Mata RAYMOND ke sana sini, gestur tubunya aneh.
ERIC
Gak berani lo ya?
Gerakan RAYMOND semakin aneh menutupi ketakutannya. ERIC menghela napasnya.
ERIC
Kok bisa?
Sekarang gantian RAYMOND yang menghela napasnya.
RAYMOND
Ada orang baru, man. Bos gue jadiin dia seller Opium di Jakarta.
ERIC
(shock)
Hah? Pasti dia ada nyiksa atau ngebunuh saingan bos lo ya, makanya bisa langsung dipercaya sama bos lo?
Mendengar pertanyaan ERIC. RAYMOND terlihat jijik dan bingung.
RAYMOND
Lo kebanyakan nonton film kayaknya. Sekarang udah modern, kita harus buat business plan kita buat 3-5 tahun ke depan. Kalo buat bos menarik, ya itu yang dipilih.. kita gak bar bar, Ric.
ERIC kembali bingung. Semua percakapannya dengan RAYMOND terdengar tidak masuk akal.
ERIC
Lo tau siapa yang sekarang jual?
RAYMOND
Mukanya gue tau.. tapi nama sama kerjaannya gue gatau.
ERIC
Hah? Kerjaan?
RAYMOND
Iya
ERIC
Bukannya jual narkoba itu.. kerjaan lo?
RAYMOND tersinggung.
RAYMOND
Lo kira, karena gue jual narkoba. Jadi itu doing kerjaan gue?
ERIC mengangguk dengan polos.
RAYMOND
Gue marketing bank. Makanya gue bisa visit ke sana sini sambilan jualin barang.
(beat)
Itu KENapa bos gue tertarik juga sama gue.
ERIC
Wow..
(beat)
Bahkan kalian punya proses rekrutmen yang lebih bagus daripada kebanyakan perusahaan sekarang ya
RAYMOND mengangguk dengan bangga. Dimana hal itu tentu saja semakin membuat ERIC bingung. Yang sudah bingung sepanjang percakapan mereka. ERIC menghela napasnya, dan memberikan solusi buat masalah mereka.
ERIC
Gini deh. Lo cari tau, siapa nama, kerjaan orang baru yang jual Opium. Jadi gue bisa beli dari dia.
RAYMOND
(memelas)
Please, man. Mending bantu gue dapetin Opium lagi. Gue punya banyak cicilan nih.
ERIC
Ya elu ngapain sok banyak gaya
RAYMOND
Loh, kalo gaya gue gak banyak, emang orang mau beli dari gue
ERIC
Masuk akal juga sih..
(beat)
Udah deh, mending lo cari tau dulu siapa yang jual, nanti gue coba cariin orang yang mau beli dari lo.
RAYMOND
(menghela napas)
Hhh dasar aneh lo. Beli narkoba tapi gak make narkoba.
ERIC
Seriusan? Lo nge-judge gue?
RAYMOND justru mengangguk.
ERIC
(ikutan menghela napas)
Nih nomor gue, save ya.
ERIC menyodorkan kartu namanya. Wajah RAYMOND terlihat lemas karena tidak menemukan solusi dengan ERIC. Anak buah RAYMOND meletakkan tas yang dibawah ERIC tadi di atas meja. Kali ini tas tersebut sudah ada isinya. Terlihat penuh.
Melihat tasnya sudah selesai diisi. ERIC segera bergeser dari tempat duduknya, mengambil tas tersebut lalu berdiri. Ketika ERIC mau melangkahkan kakinya, dia berbalik ke arah RAYMOND.
ERIC
Thank you ya Ray.
Lalu ERIC melanjutkan langkahnya setelah melihat RAYMOND mennganggu menanggapi ucapan terima kasihnya.
CUT TO
INT. BAR @ LUCY IN THE SKY – MALAM
Di bar, CHIKA dan Niko sedang tertawa-tawa, sambal minum, minuman mereka. ERIC menghampiri mereka.
ERIC
Halo, sorry lama.
CHIKA
Halo, bapak super sibuk.. gapapa kok, Niko daritadi nemenin aku di sini, ya kan Nik
Niko sambil menyiapkan minum buat orang lain.
niko
Hahaha iya. Lain kali kalo bawa temen yang asik begini dong Ric.
(beat)
Ah iya.. lo selalu sendirian ya ke sini
Mereka bertiga tertawa.
ERIC
Tai lo, Nik hahaha
niko
Jangan mau dicium sama mulut kotor gitu ya Chik
CHIKA tertawa.
ERIC
Yuk, Chik. Kita lanjut.
CHIKA
Lanjut joget?
ERIC
Enggak, lanjut ke tempat lain. Di sini berisik.
CHIKA
Nik, bener lo bilang, dia gak suka di sini hahaha
Niko hanya mengangkat kedua bahunya. Menandakan bahwa memang benar yang dia bilang kepada CHIKA. CHIKA segera bersiap-siap. ERIC mengeluarkan dompetnya untuk membayar minumannya dan CHIKA.
niko
Udah di bayar kok Ric sama nona satu ini
ERIC
Hah?
CHIKA
Kan aku yang mau ikut kamu ke sini, jadi aku yang bayarin dong
Mendengar CHIKA, ERIC menggeleng-geleng. Tertawa kecil. Kagum.
ERIC
Yaudah yuk. Duluan ya Nik.
niko
Yoo
CUT TO
INT. LOBBY GEDUNG LUCY IN THE SKY – MALAM
ERIC dan CHIKA sedang berada di lobby. CHIKA hanya melihat ERIC yang sedang berbicara di telp.
ERIC
Iya, langsung ke lobby aja ya Ron.
ERIC menutup telponnya.
CHIKA
RONI? Supir baru?
ERIC hanya mengangguk.
CHIKA
Ngapain dia ke sini?
ERIC
Papa minta tolong aku titipin tas ini ke dia.
Beberapa detik kemudian, mobil VICTOR yang diKENdarai oleh RONI datang. ERIC menghampiri bagian belakang mobil tersebut, lalu bagasi mobil itu terbuka. RONI keluar dari mobil segera ke bagian belakang untuk membantu ERIC.
RONI merapikan tas tersebut di bagasi, lalu menutup bagasi. Dia segera kembali ke pintu driver. Sebelum membuka pintu, dia bertanya kepada ERIC.
RONI
Ada lagi pak yang perlu saya bawa?
ERIC
Enggak, Ron. Itu aja.
Setelah itu RONI menanggukan kepalanya.
RONI
Kalau begitu saya permisi ya, pak.
ERIC tidak menjawab. Sampai RONI masuk ke dalam mobil. ERIC mengetuk jendelanya. RONI membukanya.
ERIC
Ron, yang masukin kamu ke kantor itu.. bapak ya?
Mendengar pertanyaan itu, terlihat wajahnya sedikit terkejut. Lalu RONI berusaha tenang.
RONI
Maaf, pak. Saya gak diijinkan bapak bahas itu.
Wajah ERIC lesu. Dia berusaha menghargai RONI.
ERIC
Oke Ron kalo gitu. Hati hati ya.
RONI
Makasih pak. Saya jalan dulu.
Jendela driver tertutup. Mobil VICTOR segera melaju. CHIKA yang melihat urusan ERIC sudah selesai menghampirinya.