Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ORANG BAIK
Suka
Favorit
Bagikan
3. SUROTO & VICTOR

INT. GYM DI JAKARTA – PAGI

NATHAN sedang duduk di ruang kerjanya, melihat ke layar laptop sambil mengetik. Dia melihat jam di laptop. Menunjukkan jam 10.15. NATHAN berdiri dari meja kerjanya ke arah jendela di ruang kerjanya yang menhadap langsung ke gym. Dia membuka tirainya sedikit untuk mengintip. Terlihat 2 pria sudah menggunakan pakaian olah raga, berbicara dengan 2 RESEPSIONIS gym itu. Pria pertama berbicara dengan RESEPSIONIS, pria satu lagi berbicara tetapi sambil mencatat di sebuah catatan kecil.

NATHAN

4 hari berturut-turut, hah?

Pria-pria itu selesai berbicara. Meninggalkan meja RESEPSIONIS. Berjalan perlahan kea rah peralatan olah raga, sambil melihat kiri dan kanan.

NATHAN segera keluar begitu melihat kedua pria itu meninggalkan RESEPSIONIS. NATHAN berjalan kea rah RESEPSIONIS.

NATHAN

Mereka nanya-nanya kalian lagi?

NATHAN bertanya sambil focus melihat gerak gerik kedua pria itu di alat alat gym.

RESEPSIONIS 01

Iya, pak. Banyak banget nanyanya, berasa ditanyain polisi

RESEPSIONIS 02

Emang elu pernah ditanyain polisi

RESEPSIONIS 01

Makanya gue bilang kan berasanya, Bambang

RESEPSIONIS 02

Ih biasa aja kali, telapak kuda

NATHAN mengabaikan perdebatan dua RESEPSIONIS itu,

RESEPSIONIS 01

Pak, emangnya KENapa sih mereka banyak nanya. Mending nanyanya buat godain kita ya, ini nanyanya masalah gym ini terus

Kedua pria itu terlihat berbincang, lalu salah satu dari mereka mengeluarkan handphone dan terlihat menghubungi seseorang. Pria itu berbicara sambil sesekali melihat catatan kecilnya.

NATHAN

Udah jawabin aja. Mereka bakal kasih kabar baik buat kita.

Raut wajah NATHAN berubah menjadi senang. Terlihat mulutnya tersenyum. Lalu pergi meninggalkan RESEPSIONIS ke ruangannya. Kedua RESEPSIONIS itu bingung melihat kea rah NATHAN yang pergi begitu saja.

CUT TO

INT. RUANG KERJA GUBERNUR JAKARTA – PAGI

Suara Handphone berbunyi. Handphone itu berada di atas meja. Lalu terlihat seorang pria menggunakan pakaian dinas PEMDA DKI berjalan kea rah meja tersebut. Mengambil handphonenya, lalu mengangkan telepon tersebut.

SUROTO

Halo

SUROTO, 52 Tahun, berjalan ke arah jendela.

SUROTO (cont’d)

Hmm hmm begitu ya. Jadi informasinya sama semua ya. Kalau begitu kalian udah bisa balik lagi ke sini ya. Terima kasih.

SUROTO menutup telepon itu, lalu menelepon seseorang.

SUROTO

Ah, selamat pagi, Mega!

Sapa SUROTO dengan semangat.

SUROTO (cont’d)

Saya gak ganggu kan telpon kamu pagi-pagi begini

(beat)

Hahaha bisa aja kamu

(beat)

Iya, aku telpon kamu mau bahas masalah ‘Member’ Gym hehehe

SUROTO sambil mengutip tangannya pada saat mengatakan ‘Member’

SUROTO (cont’d)

Jadi, aku bisa ketemu dia hari ini?

(beat)

Kalau gitu, minta dia dating ke restoran Jaya jam setengah 12 siang. Aku dan pak ANDRE ada janji jam 12.15. aku mau ketemu dia sebelum itu.

(beat)

Oke kalau gitu. Jadi nanti aku saja yang ketemu dia ya?

(beat)

Terima kasih banyak ya, Mega.

SUROTO menutup teleponnya. SUROTO berjalan keluar ruangan menuju ruangan di sebelahnya.

SUROTO

ANDRE, nanti aku jam 11 jalan duluan ya, aku ada janji sebentar jam setengah 12 sebelum janji kita jam 12.15

ANDRE, 49 Tahun, sedang sibuk berdiskusi dengan beberapa staff Pemda, hanya mengangkat tangannya tinggi lalu mengacungkan jempolnya.

CUT TO MONTAGE

INT. RESTORAN JAYA – SIANG

SUROTO sedang berbicara dengan pemilik restoran di dekat pintu masuk. Mereka tertawa. Pemilik restoran mengantarkan SUROTO ke mejanya, berbincang sedikit lalu meninggalkan SUROTO.

CUT TO

INT. RESTORAN VICTOR – SIANG

VICTOR terlihat sedang berdebat dengan salah satu Chef di dapur. Chef itu adalah BILLY, 38 Tahun. Kepala chef restoran milik VICTOR. Percakapan mereka berakhir saat VICTOR memutuskan meninggalkan BILLY. BILLY membanting topi Chefnya ke lantai. Wajahnya sangat kesal.

CUT TO

EXT. JALAN JAKARTA – SIANG

NATHAN keluar dari stasiun MRT di dekat Restoran Jaya dengan tas tenteng Hitamnya, melihat jam tangannya lalu terus berjalan kaki ke Restoran Jaya

CUT TO

INT. MOBIL SPORT ERIC – SIANG

ERIC diam termenung di kursi belakang mobilnya. Supir barunya, RONI, 31 Tahun yang membawa mobilnya. Mereka berdua hanya terdiam, hingga mereka sudah hamper sampai.

RONI

Pak ERIC, maaf pak, kita sudah mau sampai.

ERIC masih melamun, tidak menanggapi RONI.

CUT TO

INT. RESTORAN JAYA – SIANG

NATHAN masuk ke dalam restoran, bertanya kepada counter dimana Pak SUROTO duduk. Pegawai Restoran itu mengarahkan NATHAN kepada pak SUROTO yang sedang duduk sendiri dan sibuk dengan HPnya.

CUT TO

INT. RESTORAN VICTOR – SIANG

Mobil ERIC berhenti di lobby restoran, RONI membukakan pintunya. Begitupun ketika ERIC akan masuk ke restoran, dengan segera ada pegawai restoran membukakan dan menyapanya. Pegawai restora membawa ERIC ke ruang private di restoran tersebut, dan ERIC melihat Papanya, VICTOR sedang duduk dengan HENDRA, 60 Tahun. Teman baik VICTOR.

CUT TO

INT. RESTORAN JAYA – SIANG

NATHAN dan SUROTO terlihat sedang berbincang-bincang, sesekali tertawa. Menikmati waktu makan siang mereka.

CUT TO

INT. RESTORAN VICTOR – SIANG

VICTOR, Hendra dan ERIC pun terlihat berbincang-bincang dan tertawa-tawa, menikmati waktu makan siang mereka.

CUT TO

INT. RESTORAN JAYA – SIANG

NATHAN dan SUROTO masih berbincang dan tertawa di restoran itu. Hingga akhirnya SUROTO masuk ke topik utama dari pertemuan mereka.

SUROTO meletakkan gelas minumannya. Tawanya perlahan memelan dan berhenti. Situasi hening sejenak.

SUROTO

NATHAN, kamu tau KENapa aku telpon Mega buat ketemu kamu?

NATHAN

Bukan buat daftar member gymku pastinya kan, pak?

Jawaban NATHAN membuat SUROTO tergelitik.

SUROTO

Kamu tau banjir di seluruh Jabodetabek awal tahun kemarin, NATHAN?

NATHAN mengangguk.

NATHAN

Aku yakin semua orang pasti ingat itu beberapa tahun ke depan, pak. Hampir gak ada nyangka bakal segila itu.

Jawaban NATHAN sama sekali tidak dihiraukan.

SUROTO

Hmm bisa dibilang, kejadian banjir waktu itu lumayan menarik perhatian beberapa orang yang.. bisa menjadi bahaya buatku

Masih belum mau to the point, SUROTO. Waktu tidak banyak. SUROTO enggan menatap NATHAN. NATHAN menatap tajam SUROTO untuk menyampaikan tujuan pertemuan mereka itu.

NATHAN

Kalau sampai pak SUROTO menghubung Para Perantara.. Dan, Para Perantara menghubungiku.. Bisa dibilang, orang yang pak SUROTO khawatirkan itu, mau memastikan kalau banjir kemarin, tidak menyebabkan banjir juga kan..

SUROTO mendadak menghadap NATHAN, dengan sedikit terkejut dan menunggu kalimat akhir NATHAN.

NATHAN (Cont’d)

..di reKENing pak SUROTO.

Akhir kalimat NATHAN, membuat SUROTO memberikan respon yang luar biasa.

SUROTO

(Terbahak-bahak)

HAHAHAHAHHAHA

Ketawa pak SUROTO membuat NATHAN bingung dan mencoba mengingat kembali di bagian mana dari kalimat NATHAN yang membuat SUROTO tertawa.

SUROTO (cont’d)

Kamu tau, NATHAN? Waktu Mega datang u di acara peresmian taman kota Bintaro dan memperKENalkan diri.. susah buat percaya tawarannya. Dia bilang dia adalah Para Perantara, tau sekarang aku dalam masalah dan dia punya solusinya. Satu-satunya alasan aku mau mendengarkan tawarannya, karena aku gak punya solusi buat masalahku..

(beat)

KPK bangsat.

Tangan SUROTO masuk ke kantong bajunya. Dia mengeluarkan kotak rokok. Mengambil 1 batang, meletakkan rokok itu dimulutnya. Dia mengajukan kotak rokok itu ke NATHAN tetapi NATHAN hanya mengangguk dan memberikan gesture tangan menolak tawaran rokok tersebut. SUROTO menyalakan rokoknya. Pertahanannya runtuh, dan dia butuh sesuatu untuk memastikan NATHAN tidak menyadarinya.

SUROTO (cont’d)

..sebelum si BASKARA itu masuk ke KPK, kita semua bisa tenang. Sekarang? Setiap gerak gerik kita rasanya dia pantau.

(beat)

makanya aku gamau ketipu mentah-mentah sekalipun tawaran Mega itu menarik. aku kirim anak buahku ke gym kamu buat survey. Lokasi, kemanan, semuanya. Buat memastikan gym kamu legal..

setelah NATHAN memastikan tidak ada curhatan lagi yang akan keluar dari mulut SUROTO, baru NATHAN memberikan responnya.

NATHAN

Aku setuju pak SUROTO. Kalau bukan karena Para Perantara, mungkin aku gak punya klien lagi sekarang.

NATHAN mengambil mimnumannya. Meneguknya. SUROTO hanya memperhatikannya.

NATHAN

(Nada Mengejek)

KPK. Pahlawan Negara.

(beat)

Pfft. Padahal 70-80% kasus yang mereka punya itu karena ada tip dari seseorang.

(beat)

Untungnya ada Para Perantara. Seenggaknya aku gak perlu khawatir tentang klien yang mereka ajukan. Makanya aku sangat mengerti kekhawatiranmu pak SUROTO dan sangat bagus buat bapak survey tempatku dulu..

SUROTO juga mengambil minumannya dan meneguknya.

SUROTO

Gimana kamu bisa KENal Para Perantara?

NATHAN

Cukup bikin bisnisku menarik sampai bikin mereka mempertimbangkanku buat diajukan ke klien mereka

SUROTO

Hahahaha harus aku akui, Gym-mu itu ckckck

(beat)

di depan, orang-orang membersihkan keringat mereka, di belakang, kamu membersihkan uang kotor.

NATHAN tersenyum bangga melihat SUROTO mengerti bisnisnya.

SUROTO (cont’d)

Jadi.. sekarang kamu bisa buka tasmu, dan kasih tawaran terbaik buatku, NATHAN.

NATHAN mengambil tasnya lalu membukanya dan memngeluarkan beberapa kertas.

NATHAN

Sebagai bonus untuk bapak. Aku punya tawaran bisnis lain yang tidak kalah menariknya dengan gym-ku.

Setelah itu NATHAN menjelaskan informasi yang ada di kertas itu kepada SUROTO.

CUT TO

INT. RESTORAN VICTOR – SIANG

VICTOR, Hendra dan ERIC masih tertawa, perlahan tawa mereka semakin pelan. Hendra melihat jam, lalu dia bersiap untuk ijin pulang.

hendra

Okelah kalau gitu, VICTOR, gue jalan dulu lah haha niatnya makan sebentar malah ketemu lo, jadi lama deh gue di sini

VICTOR

Hahaha kirain lo lama mau nawarin gue bisnis baru, Hen

Hendra berdiri dari meja. Siap untuk meninggalkan ruang private itu.

hendra

Mulai deh, yang punya bisnis siape, yang disuruh nawarin siapa

Hendra dan VICTOR tertawa, sedangkan ERIC hanya berusaha menimpali tawa mereka.

VICTOR

Ya kan siapa tau Hen hahaha

hendra

Pokoknya kalo lo jadi tuh bangunin rumah rumah di seluruh Indo, wajib kabarin gue ye

VICTOR

Iya tenang aja Hen

Hendra sudah berdiri.

hendra

Oh ya, Rick. Ngomong-ngomong, acara nanem pohon lu kemaren okee juga ya hahaha pinter juga lu milih Nikita Mirzani.

Mereka semua tertawa.

VICTOR

Udah buru pergi lu, nanti ketahuan orang ngomongin Nikita Mirzani diKENain pasal pedofil lu

hendra

Hahaha iya ya, okelaah gue duluan ya.

(beat)

Rick, lo juga sukses terus yak, jangan nurut nurut banget sama bapak lo

VICTOR dan ERIC tertawa, Hendra membuka pintu ruang makan itu, keluar dan menutupnya kembali. Keceriaan di ruangan itu seketika hilang.

ERIC seakan akan mengecilkan tubuhnya. Menekuknya. Menunduk. Terlihat terintimidasi.

VICTOR mengeluarkan rokok, menyalakan dan menghisapnya.

VICTOR

Nikita Mirzani huh

ERIC tertunduk tidak merespon.

VICTOR (cont’d)

Abis itu apa? Bintang porno?

Wajah ERIC berubah menjadi sedih. VICTOR tidak peduli. VICTOR bahkan tidak melihat ke arah ERIC sama sekali.

VICTOR (cont’d)

Tolol.

Hening. Seakan akan Cuma VICTOR yang bicara sendiri. VICTOR mengambil rokok.

VICTOR (cont’d)

Kamu tau ERIC? Bapak kasih kamu pegang perusahaan bapak Cuma dengan harapan minimal gak ada kejadian aneh-aneh, yang bikin KPK ngelirik kita.

(beat)

Dan kamu pikir gimana rasanya jadi bapak, pagi-pagi ditelpon sama MIRA kalo si Dadang sama yang lain ketahuan pake narkoba di kantor?

Mendengar hal itu ERIC semakin tidak berani mengatakan satu patah katapun. Kali ini VICTOR mengharapkan jawaban. Dia melihat kea rah ERIC yang sedang terdiam ketakutan.

VICTOR (cont’d)

(teriak)

JAWAB GOBLOK!

Tangan VICTOR melayang memukul bagian meja di depan ERIC. ERIC terkejut setengah mati.

ERIC

Maaf pa.

VICTOR

Gausah minta maaf. Aku udah tau kamu gak becus. Yang aku mau tau, KENapa narkobanya bisa ada di Dadang? Kan harusnya ada di ruangan kamu. Kalopun kamu kasih Dadang kan kamu udah taro di dalam tas buat dia kirim. Gak mungkin dia bisa tau isinya apa.

ERIC

Aku gatau pa. aku lagi dinas, dan semuanya udah kutaro dalam tas di ruanganku, Dadang tinggal ambil aja.

VICTOR

KENapa kamu goblok banget, ERIC. Cuma gitu aja gabisa. Terus kamu bisanya apa? Bikin acara kantor ngundang cewek seksi biar pada dating? Terus duit acaranya kamu ambil gitu?

ERIC enggan menjawab. VICTOR berusaha menenangkan dirinya.

VICTOR

Untung itu semua driver mau terima pesangon dari kita. Yang ngaduin juga mau tutup mulut. Kalo enggak? Aku bangun usaha ini sendiri dari awal. Kamu gak ngerti apa apa, jadi jangan ngerusak kerja kerasku.

VICTOR terlihat pusing dengan kondisi itu semua.

VICTOR

Jadi stok di kantor bener bener udah habis?

ERIC mengangguk.

VICTOR

Ya Tuhan. Gabisa ya kamu gak nyusahin.

(beat)

Aku akan kabarin kapan kamu ketemu si RAYMOND buat ambil barangnya. Sekarang tolong jangan lakuin apapun yang menarik perhatian KPK. Sampai mereka curiga ke kita. Demi apapun, ERIC. Kamu harus tanggung semuanya. Aku sudah terlalu tinggi untuk ditangkap sama orang-orang sok suci itu.

VICTOR berdiri. Segera meninggalkan ruangan itu.

VICTOR

BILLY minta keluar, kamu teledor.

(beat)

KENapa kalian semua gabisa berhenti bikin pusing.

(beat)

Kamu sama RONI ke sini?

ERIC kembali mengangguk.

VICTOR

Kamu pulang sendiri. RONI ikut aku.

Sesaat VICTOR akan keluar. ERIC menanyakan sesuatu.

ERIC

RONI itu.. orang papa ya?

Raut wajah VICTOR bingung mendengar pertanyaan ERIC.

ERIC

Supir baru tiba tiba langsung jadi supir papa. Pasti dia orang papa kan.. papa sengaja masukin dia ke kantor buat ciduk Dadang sama yang lain supaya dipecat.. jadi papa bisa pake RONI buat pengiriman barangnya karena papa gak percaya sama orang-orangku.

VICTOR

(gesture meremehkan)

Aku gak ngerti yang kamu omongin. Supirku juga KENa pecat kan.. memang kamu aja teledor. Gausah cari kambing hitam.

VICTOR menutup pintu ruangan itu. ERIC duduk sendiri. Perasaan sedih, emosi, kecewa semua berkecambuk di dalam dirinya. Matanya tajam. Rasa sakit hati itu menguasai dirinya.

ERIC

Penipu.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar