Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. WARTEG - MALAM
Bunga membersihkan Etalase Lauk, ia mengelap Kaca, berkali-kali, sambil melihat Lukita.
Lukita sedang menghitung Uang dengan Kalkulatornya. Bunga masih melihat Lukita sambil mengelap Etalase.
LUKITA
Bunga tersadar, ia berhenti. Ia berpindah, mengelap bagian lain Etalase.
LUKITA
Bunga berhenti, ia duduk di depan Lukita. Lukita masih menghitung Uang.
BUNGA
LUKITA
Lukita selesai menghitung uang. Ia melihat Bunga, serius.
LUKITA
Bunga tidak menjawab, ia melihat ke arah lain.
LUKITA
Lukita berdiri --
BUNGA
Lukita melihat Bunga. Ia duduk kembali, melihat Bunga serius.
LUKITA
BUNGA
LUKITA
Bunga melihat Lukita. Lukita melihat Bunga, serius.
BUNGA
Lukita tersenyum mendengarnya.
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Lukita mengangguk. Bunga menunggu jawaban Lukita.
LUKITA
Bunga tidak menjawab.
LUKITA
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Lukita tersenyum mendengarnya. Bunga malu sendiri.
LUKITA
BUNGA
LUKITA
Bunga tidak menjawab, ia hanya diam.
LUKITA
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Lukita tersenyum mendengarnya.
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Lukita tersenyum mendengarnya.
LUKITA
Ada jeda di antara mereka.
LUKITA
Lukita mengelus kepala Bunga dan pergi. Bunga hanya melihat Lukita pergi.
INT. KAMAR BUNGA - MALAM
Bunga melihat langit-langit kamarnya. Ia bangun, ia melihat Gitar Gretsch nya di sudut ruangan, datar.
BUNGA
Bunga menghela nafas, panjang.
INT. RUANG MUSIK - RUMAH BUNGA - SIANG - MASA LALU
Bunga, 5, melihat DAVID, 30-an, yang sedang menulis lagu. Ia tersenyum lebar melihat David.
Terlihat gitar-gitar berbaris rapi, album-album dan Piringan Hitam yang di tumpuk-tumpuk di sudut ruangan.
Bunga mengambil Gitar Listrik dan mencoba meletakan Jarinya di senar. Jarinya menekan kunci G.
BUNGA
David melihat Bunga. Ia tersenyum.
DAVID
BUNGA
David tertawa mendengarnya. Bunga juga tertawa mendengarnya.
INT. RUANG TENGAH - RUMAH BUNGA - MALAm
Bunga sedang belajar di Ruang Tengah. Ia melihat ke Kamar di depannya. Terdengar suara dari sana.
LUKITA (O.S)
Tak terdengar suara David.
LUKITA (O.S)
DAVID (O.S)
LUKITA (O.S)
Bunga hanya melihat Ruangan itu, datar. Ia melanjutkan kembali Belajarnya.
INT. RUANG MUSIK - RUMAH BUNGA - SIANG
Ruang Musik itu kosong. Tak ada apa-apa lagi di sana. Bunga hanya melihatnya, datar.
Lukita berdiri di belakangnya, melihat Bunga, ia tersenyum. Bunga tersenyum.
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Lukita mengangguk, ia tersenyum.
EXT. DEPAN RUMAH BUNGA - SIANG
Bunga dan Lukita berdiri di depan Warteg mereka, terlihat berbeda dengan yang sekarang. Hanya Etalase dan Meja Panjang serta Kursi-kursi di depannya.
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Lukita tersenyum mendengarnya. Bunga juga tersenyum.
Bunga melihat Jari Manis Lukita. Terlihat Bekas Cincin masih di sana.
BUNGA
Lukita menyadarinya, ia melihat Jari Manisnya.
LUKITA
Bunga melihat Lukita, bingung.
LUKITA
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Lukita tersenyum. Ia mengelus kepala Bunga, pelan.
LUKITA
Ada jeda di antara mereka.
BUNGA
LUKITA
Bunga tersenyum mendengarnya.
INT. RUANG TENGAH - RUMAH BUNGA - SIANG
Bunga, 11, berjalan masuk ke dalam Rumah. Ia berhenti, melihat ke arah depannya.
Sebuah Kotak Kardus Besar terbaring di Sofa. Ia berjalan mendekat, berpikir. Ia melepaskan Tasnya dan mulai membuka Kardus.
CUT TO:
Kardus itu telah di buka, terlihat robekan-robekan kardus di lantai.
Tas Gitar terbaring di Sofa. Bunga melihat Tas itu, datar.
Ia membuka Tas itu perlahan-lahan. Di dalamnya ada Gitar Gretsch Bunga yang sekarang.
BUNGA
Bunga mengangkat Gitar itu dari Tas, terlihat eksprsinya menahan berat gitar itu. Ia memakai Strap Gitar ke Bahunya dan memperbakiki Posisi Gitar.
Bunga berdiri di depan cermin. Ia tersenyum.
Ia melihat ke arah Tas, ada Kertas Kecil, ia mengambilnya, terdapat tulisan di sana, bertuliskan:
"Selamat Ulang Tahun Bunga, Anak Bapak, Bapak"
Bunga tersenyum melihatnya. Ia berjalan keluar Rumah.
INT. WARTEG - SIANG
Lukita dengan duduk di Wartegnya. Bunga berjalan cepat dengan Gitar di Bahunya, nafasnya tersengal-sengal, menahan berat Gitar.
Bunga berdiri di depan Lukita. Lukita tersenyum melihat Bunga.
BUNGA
LUKITA
Bunga melihat Gitar itu sambil tersenyum. Ia melihat Logo Gretsch di Headstock. Ia mengernyit.
BUNGA
LUKITA
Bunga mengenjreng Gitarnya. Keluar suara. Ia tersenyum lebar.
LUKITA
BUNGA
Lukita tersenyum melihatnya.
BUNGA
Lukita tersenyum mendengarnya.
EXT. DEPAN TOKO MUSIK - SORE
Bunga membawa Tas Gitarnya dan berdiri di depan Toko Musik.
Sivia dan Luna berjalan keluar dari Toko Musik, melihat Bunga.
SIVIA
Bunga mengangguk. Sivia duduk di depan Bunga. Luna berdiri di samping Sivia.
BUNGA
Sivia dan Luna tersenyum.
BUNGA
SIVIA
BUNGA
Sivia dan Luna terkejut.
LUNA
SIVIA
BUNGA
Sivia dan Luna terkejut, mereka saling melihat.
LUNA
SIVIA
Bunga melihat Toko Musik di depannya.
SIVIA
BUNGA
Sivia dan Bunga melihat Luna.
INT. TOKO MUSIK - SORE
Bunga memegang Gitar itu, memangkunya. Sivia dan Luna di depan Bunga.
SIVIA
LUNA
BUNGA
SIVIA
BUNGA
Sivia terkejut mendengarnya, ia tertawa. Luna ikut tersenyum.
LUNA
SIVIA
BUNGA
Sivia dan Luna saling melihat, terkejut.
LUNA
Bunga tersenyum lebar. Luna mempiting Bunga.
INT. RUANG TENGAH - RUMAH BUNGA - MALAM
Lukita duduk di Sofa, ia bersantai.
Bunga berlari dari kamarnya dan berhenti di depan Lukita.
BUNGA
Lukita tersenyum mendengarnya.
BUNGA
LUKITA
BUNGA
Mereka berdua tertawa bersama.
INT. KAMAR BUNGA - MALAM - MASA SEKARANG
Bunga tertidur di kasurnya, ia memakai Headset. Terdengar suara dari headset itu, Lagu Memoria, Lepaskan diriku.
INT. KELAS - SEKOLAH - PAGI
Bunga bersandar di pundak Hayley. Hayley sedang menulis.
BUNGA
HAYLEY
BUNGA
Hayley masih melihat Bunga, serius.
BUNGA
HAYLEY
BUNGA
Bunga menghela nafas, panjang. Hayley melihat Bunga, serius.
HAYLEY
Bunga duduk tegak, ia melihat Hayley, menunggu.
HAYLEY
Bunga melihat Hayley, ia tersenyum.
INT. TOKO MUSIK - SORE
Bunga duduk di Meja Kasir. Sivia dan Luna berdiri tak jauh darinya, melihat.
LUNA
SIVIA
LUNA
Sivia mengangkat bahu.
BUNGA
SIVIA
BUNGA
SIVIA
BUNGA
SIVIA
BUNGA
Sivia berpikir, ia mengangguk. Luna melihat Bunga, ia tersenyum.
LUNA
BUNGA
Luna pergi dari situ. Sivia mendekat.
SIVIA
Bunga melihat Sivia, ia tersenyum.
BUNGA
Bunga bangun dan berjalan --
SIVIA
Bunga mengangguk dan keluar Toko. Sivia tersenyum melihat Bunga.