Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Nge-Band! 101
Suka
Favorit
Bagikan
1. Bagian 1

INT. PANGGUNG - MALAM

Penonton bersorak, berteriak, histeris. Mereka memanggil nama yang samar-samar terdengar.

Lampu-lampu sorot menerangi panggung. Lima Orang naik ke panggung, menuju tempat mereka masing-masing.

Seseorang berdiri di depan Mic. Ia memegang Gitarnya. Tangannya memainkan satu dua senar gitar. Yang lainnya juga membenarkan alat musik mereka.

Ia membenarkan Posisi Stand Mic di depannya. Seseorang melihat ke belakang. Empat Orang di belakangya mengangguk. Ia juga mengangguk.

Tirai terbuka dan terlihat Lima Perempuan berada di tempat mereka masing-masing.

Terdengar suara stick drum di adu...

TAZ... TAZ... TAZ...

TITLE: NGE-BAND!

CUT TO:

Dalam gelap terdengar suara petikan senar gitar. Satu dua senar di mainkan, membentuk ritem yang tidak beraturan tetapi terdengar enak.

SUARA PEREMPUAN (V.O)

Main gitar tu butuh yang namanya feeling. Karena ini bagian dari tubuh kita.

FADE IN:

INT. TOKO MUSIK - SIANG

Alat-alat musik berjejaran di tempatnya. Gitar-gitar dan bass-bass tersusun rapi.

Drum Set berada di sudut ruangan bersama dengan Keyboard di sebelahnya, terlihat bersih dan masih baru.

Peralatan-peralatan musik berbaris rapi, mulai dari strip gitar, pick gitar. Ampli musik berbaris rapi dengan berbagai ukuran.

SUARA PEREMPUAN (V.O)

Main gitar itu gak ada yang namanya salah atau benar. Yang ada cuma menikmati atau gak.

Suara Gitar Listrik itu perlahan hilang.

Terlihat Gitar Listrik yang berada di pangkuan seseorang. Jari-jari seseorang itu berada di Fretboard dan Senar.

Seseorang itu men-genjreng gitar dengan pelan.

Tiga Orang berdiri di depannya, tidak terlihat wajahnya, hanya badannya, diam.

Seseorang itu bermain Gitar Solo Canon Rock. Dengan lincahnya jari-jarinya memetik senar dengan cepat.

Kepala Seseorang itu naik turun, menikmati permainannya sendiri, terlihat rambutnya yang panjang.

Jari-jarinya masih memetik senar gitar.

Kakinya mengetuk-ketuk lantai, ikut menikmatinya.

Teknik Tapping di mainkan.

SUARA LAKI-LAKI (O.S)

Itu apa?

SUARA ANAK LAKI-LAKI (O.S)

Itu Tapping.

SUARA PEREMPUAN (O.S)

Hebat banget, mbaknya.

Jari-jari itu masih memetik senar dengan lincah --

Seseorang itu berdiri dari Tempatnya --

Tiga Orang itu, BAPAK, 40, IBU, 40, dan ANAK LAKI-LAKI 7, terkejut melihatnya.

BUNGA BRENDA, 17, berdiri sambil memegang Gitar Listrik. Ia terlihat bersemangat melihat tiga orang itu.

BUNGA

Hebat, kan? main musik itu hebat, kan?

Tiga Orang itu hanya diam, bingung menjawab apa.

BUNGA

Kalau gitu kamu mau main band gak bareng aku?

Anak Laki-laki itu hanya diam, ia bingung. Ia melihat Ibu dan Bapaknya.

BUNGA

Mau gak kita bikin band? kamu gitar, aku vokal. Kita tinggal cari bass sama drumnya.

BAPAK

Tapi anak saya masih kecil, mbak?

BUNGA

Gak apa-apa. Justru bagus kalau masih kecil. Gimana, kamu mau gak?

Bapak dan Ibu itu melihat Anak Laki-laki itu. Anak laki-laki itu hanya diam. Ia masih melihat Bunga.

Bunga melihat Anak Laki-laki itu dengan penuh semangat, ia tersenyum lebar, seperti orang gila.

Anak Laki-laki itu mengangguk, pelan.

Bunga senang, ia mengepalkan tangannya --

Kepalanya di pukul dengan Kemoceng --

SIVIA, 30-an, Pemilik Toko Musik, berdiri di sebelahnya.

SIVIA

Mereka ke sini buat beli gitar.

Bunga mengiris kesakitan, memegang kepalanya.

SIVIA

Maaf Bapak Ibu. Maaf ya Adek. Kakak ini memang kayak gini. Gila.

Ibu menarik Anak Laki-laki itu, melindunginya. Bapak juga menarik Ibu dan Anak Laki-laki itu, melindungi mereka.

BUNGA

Maaf Bapak Ibu. Maaf Adek. Saya bukan orang gila. Tapi serius, mau main band bareng, gak?

Sivia menarik Bunga ke belakang. Bunga hampir jatuh.

SIVIA

Jadi Adek mau beli gitar yang mana?

Adek Laki-laki itu menunjuk Gitar Listrik yang di pakai Bunga.

Bunga tersenyum, ia mendekat.

BUNGA

Kamu suka gitar ini?

Adek Laki-laki itu mengangguk.

BUNGA

Ini gitar listrik pertama kamu?

Adek Laki-laki itu mengangguk. Bunga tersenyum.

BUNGA

Fender memang bagus sih. Apalagi kalau di mainin pakai ampli sama efeknya pasti lebih bagus.

BAPAK

Iya juga ya, mbak. Pasti lebih keren.

IBU

Saya gak tahu soal gitar. Tapi lihat mbaknya main keren. Kamu bisa kayak Luna Memoria, nak.

Sivia dan Bunga saling melihat tajam. Senyum Kapitalis mereka muncul.

SIVIA

Luna juga main pakai Fender. Makanya bisa sekeren itu.

BUNGA

Luna juga main pasti satu set. Kalau kamu mainin satu set kayak Luna pasti lebih keren dari dia. Gimana? kamu mau?

LUNA, 30-an, berjalan masuk ke dalam Toko Musik.

BUNGA

Baru di bicariin orangnya udah datang.

Bapak, Ibu dan Anak Laki-laki itu melihat Luna. Luna terlihat bingung. Anak Laki-laki itu mendekati Luna.

ANAK LAKI-LAKI

Kak Luna main fender juga?

Luna terlihat bingung. Bunga dan Sivia mengangguk keras kepada Luna.

LUNA

Iya...

ANAK LAKI-LAKI

Aku mau main fender juga.

Bunga dan Sivia saling melihat, tersenyum. Terdengar suara mesin kasir.

Luna terlihat bingung.

SIVIA

Sini Bapak Ibu sekalian foto bareng Luna Memoria.

Bunga menarik Luna dan berdiri di tengah keluarga itu. Luna tampak bingung. Sivia dan Bunga berdiri di depannya. Bunga menggerakan tangannya di depan mulut.

Luna mencoba tersenyum.

CKREK!

CUT TO:

Sivia merentangkan tangannya ke depan, sopan.

SIVIA

Silahkan ke sini, Bapak dan Ibu untuk pembayarannya.

Sivia berjalan bersama Bapak dan Ibu. Ia mengancungkan jempolnya ke Bunga.

Bunga juga mengacungkan jempolnya ke Sivia. Ia melihat Anak Laki-laki itu bermain Gitar Listirknya. Bunga mendekat.

BUNGA

Aku boleh minta tolong? Kalau kamu nanti merasa gak bisa-bisa main gitar jangan nyerah. Kamu boleh jual kapan aja gitar ini kalau bosan. Tapi gitar ini gak pernah bosan di mainin kamu. Oke?

Anak Laki-laki itu mengangguk.

ANAK LAKI-LAKI

Aku pasti mainin tiap hari.

Bunga dan Luna tersenyum.

CUT TO:

Bunga dan Sivia berdiri di depan Toko. Mereka melambai Anak Laki-laki itu yang membawa Gitar Listrik itu.

BUNGA

BOS! AKHIRNYA!

SIVIA

BUNGA! ADA YANG BELI!

Sivia dan Bunga melalukan Tos.

LUNA

Dan kalian harus jual nama aku?

SIVIA

Kamu gak ngerti Luna. Ada yang orang yang beli setelah berbulan-bulan. Tapi Kamu memang main Fender, kan?

BUNGA

Bos. Apa kita pasang foto Kak Luna di depan buat promosi. Kita pakai tulisan. "Luna Memoria langganan di sini"

SIVIA

Boleh juga ide kamu.

BUNGA

Oke, bos. Aku telepon advertaising sekarang.

Luna mempiting Bunga. Ia kesakitan.

LUNA

Kamu pasti ajak anak itu buat main band juga, kan?

BUNGA

Aku cuma bercanda.

LUNA

Udah berapa kali di bilang. Gak semua orang mau main band.

BUNGA

Tapi aku gak nyerah. Aku pasti punya band bareng teman-teman aku.

Luna melepas pitingannya.

BUNGA

Aku serius. Aku pasti ngeband bareng teman-teman aku. Lihat aja nanti.

Sivia dan Luna tersenyum.

LUNA

Tapi bantuin aku sekarang.

INT. STUDIO REKAMAN - SORE

Bunga duduk di ruang rekaman. Ia menggatungkan Strap Gitar di bahunya.

LUNA (O.S)

Pakai gitar kamu?

Bunga mengangguk. Ia melihat Gretsch Tennesse Rose Deep Cherry Stain miliknya. Ia menyentuhnya. Ia tersenyum.

LUNA (O.S)

Oke.

Di sebelah ruangan itu. Luna dan Sivia duduk.

BUNGA

Tinggal di tambah dikit?

Luna mengangguk. Bunga mengangguk. Ia memainkan satu dua senar gitar. Bunga mengangkat jempolnya.

Luna mengangguk dan menekan tombol.

Bunga mulai memainkan Gitar. Terdengar suara gitar yang di mainkan.

Luna dan Sivia mengangguk-angguk. Merasa puas.

SIVIA

Aku lihat dia kayak lihat kita berdua dulu.

Luna tersenyum. Luna mengangkat jempolnya. Bunga berhenti bermain gitar. Luna menekan tombol-tombol itu.

LUNA

Menurut kamu gimana?

SIVIA

Oke. Bagus. Ini dia banget.

LUNA

Tapi aku rasa dia masih bisa berkembang lagi.

Sivia tersenyum.

LUNA

Dia cuma butuh teman ngebandnya lagi.

SIVIA

Dia udah bantuin kamu dari awal SMP. Sekarang dia udah SMA kelas dua.

LUNA

Biarin aja dia mau bikin band. Biarin dia rasain apa yang kita rasain.

SIVIA

Aku kadang-kadang mikir kita berdua kayak kakaknya Bunga.

LUNA

Kita udah kenal keluarga Bunga dari awal kita main band.

Sivia tersenyum. Luna melihat Sivia, bingung.

SIVIA

Kamu yang cuek orangnya ternyata perhatian sama orang.

Luna mengangkat Jempol. Bunga mengangguk, ia bermain gitar lagi. Mereka melakukan rekaman.

LUNA

Kalau dia serius soal main band. Kita juga harus tegas sama dia. Main band gak gampang. Kamu tahu sendiri, kan?

SIVIA

Gak tahu banyak lah.

Luna tersenyum. Luna dan Sivia mendengarkan Bunga bermain gitar.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar