Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ext.depan rumah bo - malam
Bo meletakkan gitarnya dan duduk di kursi kayu. Dia mengambil dua dompet yang dicurinya. Mengambil uang dan menghitung,
Pria misterius
Dapat banyak Mas?
Bo
Lumayan. Satu dompet aja lima ratus ribu. (Bo tersadar) Astaghfirullah, siapa kamu.
Pria misterius
Kamu aneh, kaget bisa nyebut istighfar. Kenapa pas nyopet, kamu lempeng aja?
Bo
Siapa yang nyopet?
Pria misterius
Aku sudah tahu semuanya. Nggak usah ditutup-tutupi.
Bo
Kamu polisi? (Bersiaga) Mau tangkap saya?
Pria misterius
Saya bukan polisi
Bo
Intel?
Pria misterius
Bukan
Bo
Satpam
Pria misterius
Saya bukan siapa-siapa. Duduk aja santai. Saya nggak mau tangkap kamu.
Bo kembali duduk, tapi dengan was-was.
Pria misterius
Kenapa nyopet? Uang ngamen kurang?
Bo
Kurang lah buat lamar anak orang
Pria misterius
Serius? Lamar orang pakai uang haram? Anak siapa yang mau dilamar?
Bo
Anak Pak Lurah.
Pria misterius
(Tertawa)
Kasihan calon mertuamu
Bo
Kok kasihan mertua? Kasihan sama saya dong. Harus nyopet buat lamar anaknya.
Pria misterius
Ya kasihan punya mantu copet. Banyak pekerjaan halal kok cari yang ribet. Pakai sembunyi-sembunyi. Dikejar-kejar orang. Hidup aja sudah rumit, kamu malah nambahin kesulitan.
Bo
Wah, nggak melek informasi nih. Saya cuma ambil dua ratus ribu, paling banyak lima ratus ribu. Lha di luar sana banyak orang juga maling. Malah milyaran lagi. Mertuanya nggak protes tuh. Tahu, kenapa nggak protes?
Pria misterius
Nggak
Bo
Karena mertuanya nggak tahu. Jadi jangan sampai mertuaku tahu.
(Jeda)
Lagian mereka-mereka pelit bersedekah. Jadi anggap saja ini mereka bersedekah.
Pria misterius
Kamu mau jadi Robbin Hood?
Bo
Pencuri dermawan? Nggak. Cuma mau menyadarkan mereka aja.
Pria misterius
Kamu sama dengan mereka. Sama-sama perlu disadarkan.
Bo
Beda. Mereka pakai baju mahal, saya pakai baju gembel.
Pria misterius
Nggak semua seperti yang kamu pikir, Bo. Siapa tahu uang itu mereka butuhkan untuk keperluan mendesak.
Bo memasukkan uang kembali ke dalam dompet.
Bo
Saya, kalau jadi seperti mereka, nggak akan pernah pelit. Uang saya bagi-bagikan. Yang butuh bantuan ya dibantu. Nggak akan saya mempersulit hidup orang lain seperti mereka-mereka.
Pria misterius
Halah, ngomongmu sok wise
Bo
Wes? Wes opo?
Pria misterius
(Terbahak)
Situ aja nggak ngerti wise. Sudahlah jangan bertindak bodoh. Cari kerjaan yang benar atau lanjutkan usaha dagang orang tuamu. Mereka nggak akan suka kamu jadi pengamen apalagi pencopet,
Bo
Aku nggak akan berhenti sampai aku ingin berhenti.
Pria misterius
Sampai kapan amarahmu terus menguasai tubuhmu?
Bo
Sampai pelakunya ketemu.
Pria misterius
Sekalipun pelakunya tertangkap, amarahmu tidak akan peenah hilang, karena kamu sudah memupuknya. Sebelum mengakar kuat, lebih baik ikhlaskan.
Bo menggeretakkan giginya, menahan amarah. Dia berdiri tiba-tiba.
Bo
Ikhlaskan bagaimana? Mereka mengambil satu-satunya hal berharga dariku.
Pria misterius
Itu sudah ketentuan Yang Maha Esa.
BO
Percuma saya jelaskan. Kamu nggak tahu apa-apa
Pria misterius terkekeh.
Pria misterius
Aku tahu. Bahkan aku tahu tentang orang tua asuhmu.
Bo
Kalau tahu, bantu aku mencari pembunuh mereka.
Pria misterius
(Jeda)
Maaf tidak bisa. Kamu sendiri yang harus mencari tahu kebenarannya. Kalau kamu mau mengikhlaskannya, itu lebih baik. Mereka juga bukan orang baik seperti dipikiranmu.
Bo berdiri. Amarahnya mulai muncul.
Bo
Kalau tidak mau bantu ya sudah. Tapi jangan menjelek - jelekkan mereka. Bapak dan Ibu adalah orang yang baik. Saya yakin, mereka tidak salah. Jadi jangan sok seperti orang pintar yang tau apapun.
Bo masuk rumah dan membanting pintu
INT.RUMAH BAPAK ACHMAD - RUANG TAMU - MALAM
Bo duduk di sofa ruang tamu. Menerawang ke seluruh ruang tamu. Bayangan Bapak Achmad berdiri menyambut Bo SD kelas 5 yang berlari masuk ke rumah sambil mengacungkan buku rapor.
Bo
Bapak! Bo dapat rangking satu. Bo dapat rangking satu.
Pak Achmad
Wuuiih pintar anak Bapak.
Bo
Siapa dulu, Bonaparte!
Bo dewasa bersedih
Bo
Bapak...
Bayangan Bu Widya duduk di sofa dengan Bo SD pura-pura tidur di pangkuannya.
Bu widia
Kami bukan orang tua kandungmu, Le. Meski begitu, kami sayang dan mencintai kamu. Tumbuh besar dan jadi orang yang berguna.
Bo dewasa menatap sofa dan mulai menangis.
Bo
Ibu...
Bayangan itu hilang dan tinggallah Bo di ruang tamu sendiri. Bo menangis sejadi-jadinya hingga tertidur pulas di sofa ruang tamu.
Dissolved to