Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
PART 14:
EXT./INT.: Teras rumah, malam.
Zea dan Tajir duduk di teras.
Zea : Makasih ya selalu nemenin aku.
Tajir: Aku kan pacar kamu.
Tajir mwnggenggam tangan Zea . Sesuatu bergerak di dalam tutup terpal.
Zea : Jir. Itu apa?
Tajir: Mungkin..
Delicioso keluar dari terpal lalu masuk lagi
Zea dan Tajir lega. Delicioso berjalan mundur sambil menggigit beberapa helai rambut manusia. Sebuah tangan menangkap Delicioso. Zea dan Tajir ketakutan. Hantu itu keluar sambil merangkak. Tajir ingin pergi tetapi Zea diam saja, akhirnya Tajir tidak jadi pergi.
Tajir: Kamu kenapa? Ayo lari.
Zea : Lari tidak menyelesaikan masalah. Kalau kita bersalah kita tidak boleh lari dari tanggung jawab.
Tajir: Terus, mau kamu?
Zea : Tanya langsung sama hantunya.
Tajir menggenggam tangan zea. Hantu merangkak menemui Zea dan Tajir. Zea ingin bertanya tetapi dihalangi Tajir.
Tajir: Biar aku aja. Zea, kamu mundur dulu.
Zea : Hati-hati Jir.
Zea mundur, tapi masih menggenggam tangan Tajir.
Tajir: Kamu siapa? Mengapa menghantui kami? Apa kamu Tiva?
Hantu menggeleng.
Tajir : Ha, dia bisa diajak ngomong.
Zea: Apa kamu Agung?
Delicioso bermain dengan baju hantu. Hantu mengalihkan pandangan ke Delicioso.
Zea : Delicioso!
Delicioso lari. Hantu melihatnya
Zea : Kalau kamu Agung, apa karena Tiva?
Hantu tetap melihat Delicioso.
Tajir: Hei, sadarlah kamu itu cowok.
Hantu marah. Ia meraung. Hantu bangkit ke posisi duduk kucing.
Lampu mobil di jalan menyinari hantu. Hantu membusungkan dada. Rambut panjangnya terhempas angin. Tajir memandanginya. Zea menyikut Tajir.
Zea : Jir. (kesal dan cemburu)
Tajir menoleh ke arah Zea. Mobil sudah lewat. Hantu kembali ke posisi merangkak.
Tajir: Zea, e..
Zea : Kamu kalo lihat cewek lain gitu ya.
Tajir: Dia hantu. Dia juga cowo...
Tajir berpikir.
Tajir: Tapi gede (berkata lirih)
Zea : Gede apanya?
Zea memandang Hantu.
Zea : Oke jadi kamu cewek. Terus kamu siapa?
Zea berpikir.
Zea : Ah, mbok jannah?
Tajir: Mbok Jannah nggak semuda itu. Udah gitu dia can..
Zea : Can can?
Tajir: Nggak.
Hantu memandangi Zea. Zea tersadar. Lalu mendekati Hantu.
Zea : Kamu Yummy?
Zea mengelus rambut Hantu. Hantu memejamkan mata. Zea berjongkok lalu mengelus pipi Hantu. Hantu membalas mengelus tangan Zea. Mata Zea berlinang air mata.
Zea : Jir, ini benar Yummy.
Tajir berjongkok, lalu mengelus rambut Yummy.
Zea : Tanganmu ngapain Jir.
Tajir mengangkat tangannya.
Zea : Yummy, maafin aku nggak ngenalin kamu.
Hantu menatap Zea. Matanya berlinang air mata. Zea menangis.
Zea : Yummy.
Hantu mundur beberapa langkah. Lalu berdiri. Zea dan Tajir juga berdiri.
Hantu Yummy: Terima kasih sudah merawatku selama ini.
Tajir: Kamu bisa ngomong?
Yummy: Of course i can. Astati’ an atahadats lugotul insan. Qual lingua voce prefere?
(g**gle translate: tentu saya bisa (inggris). Saya bisa berbicara bahasa manusia (arab). Bahasa mana yang kamu pilih (portugis)?)
Zea dan Tajir diam saja terkejut.
Tajir: Ngomong apa?
Zea : Sepertinya bahasa Arab.
Yummy tersenyum.
Zea : Yummy kamu terlihat seperti manusia.
Yummy: Sebenarnya aku memang bukan kucing biasa.
Pria berpakaian putih memanggil dari belakang yummy. Wajahnya tertutup topi.
Pria : Yummy, kamu tidak boleh mengatakan lebih dari ini.
Tajir: Siapa kamu?
Pria : Kamu tidak perlu tahu.
Tajir: Kamu Hantu?
Pria : Jangan menghinaku.
Tajir: Kamu Tuhan?
Pria : Lancang sekali dirimu menyamakanku dengan Tuhan. Segeralah memohon ampun pada-Nya.
Yummy: Zea, aku pamit.
Zea : Tidak bisakah kamu tinggal? Aku tidak keberatan kamu berwujud manusia.
Yummy: Dia datang untuk menjemputku.
Zea : Apa yang akan terjadi padamu?
Yummy: Tenang Zea. Aku baik-baik saja. Dia temanku. Aku dikutuk menjadi kucing.
Pria: Yummy! (Marah pada Yummy)
Yummy: Tubuh kucingku sudah meninggal. Saatnya aku kembali.
Pria : Yummy!
Yummy menoleh ke arah pria.
Yummy: Sebentar saja bisa kan? Tenang, aku yang akan bertanggung jawab.(kesal).
Yummy berbalik ke arah Zea.
Yummy: Zea, Tajir, aku pamit.
Yummy dan pria pergi. Lalu menghilang. Zea menangis. Tajir memeluk Zea. Bapak dan ibu datang. Tajir menjauh dari Zea.
Cut:
Satu minggu kemudian.
EXT.: Halaman rumah Zea, pagi.
Pak Turah datang saat ibu-ibu kelompok tani dan buruh tani teman Zea duduk di teras membuat kerajinan dari daun jagung dan tongkol jagung, seperti bunga hias, hiasan dinding dan lampu. Zea dan Tajir menjauh dari kerumunan, duduk di salah satu sudut sambil membuat kerajinan lampu daun jagung. Delicioso tidur di sebelahnya.
Tajir: Pak Turah dah datang.
Zea : Oh jadi itu Pak Turah. Pake' masker masa' aku bisa ngenalin.
Tajir: Ya ini kan gara-gara kita juga.
Zea : Gara-gara video itu. Siapa sih yang ngerekam? Malu-maluin banget.
Tajir: Ambil positifnya dong. Orang sekampung udah nggak abai lagi sama prokes.
(Semua orang di lokasi memakai masker atau face shield dan duduk berjarak)
Terlihat bapak dan ibu datang membawa makanan. Mereka memakai masker.
Zea: Bahkan bapak yang awalnya benci prokes aja udah ngikutin.
Zea dan Tajir tertawa.
Tajir: Jadi, rencana besar usaha pasca panennya ini?
Zea : Sekarang mumpung ada bahannya ya langsung dibuat kerajinan aja. Tapi nanti juga kita cari produk lainnya. Makanan atau minuman mungkin.
Tajir: Oke.
Zea : Jir, kamu serius nggak pingin kerja di pondok pesantren itu?
Zea dan Tajir tertawa. Delicioso terbangun lalu tidur lagi.
Tajir: Udah, jangan bercanda. Tuh, Delicioso bangun.
Zea : Ah, Delicioso. Ini jamnya Delicioso dan Yummy bermain.
Zea mengelus Delicioso.
Tajir: Dia jadi tidur terus ya?
Zea : Iya, waktu Yummy jadi hantu Delicioso masih suka bermain. Tapi setelah Yummy benar-benar pergi Delicioco hanya tidur.
Tajir: Jadi, Yummy beneran nggak balik lagi?
Zea : Iya. Jir, sejak saat itu aku mulai mikirin alasan Yummy melakukan semua itu. Aku sadar Yummy nggak pernah nyakitin aku. Akunya yang salah paham dan berburuk sangka. Padahal aku cuma tinggal tanya. Padahal Yummy cuma ingin ketemu dan mengucapkan perpisahan.
Tajir: Aku pikir bukan cuma itu.
Zea : maksudmu?
Tajir: Ya dia punya alasan lain. Karena kamu merasa dihantui kita jadi menghubungi keluarga Mbok Jannah, Tiva, Agung. Bisa bayangin nggak bagaimana mungkin orang-orang itu berhubungan dengan kita. Kita juga membantu mereka menyelesaikan masalah mereka. Kuliah Aurora, pekerjaan Pak Masyhur, salah paham antara ibu Tiva dan orang tua Agung, terus ini (menunjuk ke lampu).
Zea : Kamu benar Jir. Aku jadi menyadari kesalahanku pada Tiva.
Smartphone Zea berbunyi.
Zea : Halo, maaf siapa ya? Ah, ibunya Agung. Em ya. Tapi kenapa? Oh begitu. Semoga berhasil bu. Oh iya, saya sangat bersedia. Terima kasih.
Zea menutup telepon. Wajahnya sangat bahagia.
Tajir: Itu ibunya Agung?
Zea : Iya. Jir.
Tajir: Kenapa? Cerita.
Zea : Orang tua Agung meminta aku buat merawat Dida.
Tajir: Ya?
Zea : Dida, kucing itu, Ladhidhah, maine-coon di kasih ke aku.
Tajir: Kenapa?
Zea : Mereka mau melakukan perawatan supaya bisa hamil. Mereka berusaha menjaga kesehatan. Jadi mereka menghindari kucing.
Tajir: Oh, toksoplasmosis ya? Penyakit yang bisa menyebabkan keguguran pada ibu hamil.
Zea : Iya. Aku sebenarnya tidak terlalu khawatir dengan penyakit itu, tapi aku pikir mereka sudah tua, pasti semakin berhati-hati.
Delicioso bangun tidur, lalu ngulet/menggeliat.
Tajir: Berarti Delicioso udah punya temen baru dong.
Zea : Iya, Delicioso kamu nggak kesepian lagi.
Zea diam. Ia sadar. Tajir memperhatika Zea. Zea menangis.
Zea : Jir, menurutmu Yummy itu sebenarnya siapa?
Tajir: Di Mesir kucing pernah dianggap Dewa.
Zea : jadi, Yummy Dewa?
Tajir: Sekarang aku berpikir mungkin pernah mendengar nama Yami. Yamiguchi?
Zea : Yam*guchi mungkin. Tapi siapa ya? Em, biarin aja dah.
Tajir: Mitosnya kucing itu berhubungan dengan kematian. Jadi kalau Yummy Dewa mungkin Dewa Kematian. Tapi, dari percakapan mereka, mereka bukan Tuhan. Jadi mungkin malaikat...
Zea : Maut?
Tajir: Entahlah. Karena aku juga pernah baca katanya orang yang menyayangi kita, termasuk hewan peliharaan, mereka juga bisa disebut malaikat penjaga.
Zea : Guardian Angel, seperti kamu.
Tajir: Eh?
Zea : makasih kamu selalu ada di samping aku.
Tajir: Kamu juga selalu ada di samping aku.
Zea : Jir.
Tajir: Aku cinta kamu Zea.
Zea : Aku juga cinta sama kamu Jir.
Delicioso meminum air di wadah. Bayangan Yummy (orang) sedang berdiri di atas genteng terlihat di air. Kamera shoot ke atas. Di hadapan Yummy terdapat arwah Mbok Jannah, Tiva dan Agung.
Mbok Jannah, Tiva dan Agung: Terima kasih.
Pria : Kalau begitu sekarang kalian bisa masuk pintu itu.
Muncul gerbang. Mbok Jannah, Tiva dan Agung masuk ke dalamnya. Gerbang lalu menghilang.
Yummy: Aku masih bisa tinggal sehari lagi kan?
Pria : Ya memang. Tapi aku akan mengawasimu.
Yummy: Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi. Aku sudah kapok menjadi kucing.
Pria : Aku hanya sedikit penasaran. Kenapa kamu melakukan semua ini? Aku tidak percaya kamu menyayangi mereka. Bagi kita yang abadi 15 tahun adalah waktu yang singkat.
Yummy: Kamu benar. Aku melakukannya karena sepertinya Tuhan menginginkannya. Yang menentukan kematian seseorang hanyalah Tuhan. Aku hanya menghubungkan petunjukNya. Kurasa Tuhan ingin memutus keterikatanku dengan manusia.
Pria : Aku mengerti. mbok jannah sudah menyelamatkanmu. Sudah seharusnya kamu membalas budi. Lalu Tiva, apakah karena Zea?
Yummy: Iya. Sebenarnya waktu itu aku yang pertama mendekati Tiva karena mencium aroma makanan dari bajunya. Ah, itu memalukan.
Yummy berhenti sejenak, ia merasa malu. Lalu menarik nafas.
Yummy: Yang pasti aku sudah merusak pertemanan mereka. Mereka masih sangat muda, masih polos, pertemanan mereka tentu sangat suci. Jika aku tidak muncul saat itu mungkin sampai sekarang mereka masih berteman.
Pria : Dan Agung?
Yummy: Aku tidak percaya aku meninggal dengan cara seperti itu, tertabrak mobil jenazah. Sepertinya Tuhan memang memerintahkan aku mengawal arwahnya. Dan bonusnya aku dapat membalas budi Delicioso. Untuk Tajir, aku sudah memilihkannya pekerjaan tapi dia menolak. Ya aku juga tidak terlalu berhutang padanya.
Pria : Buruh pengeringan hasil panen untuk orang semampu Tajir kamu bilang pekerjaan?
Yummy: Pekerjaan itu dapat mendekatkannya pada Tuhan. Satu-satunya kekurangannya adalah ia terlalu jauh dari Tuhan.
Pria: Dan untuk Zea dan kedua orangtuanya, ini?
Yummy: Masa depan, mungkin.
Pria : Tapi kamu tidak harus menakut-nakuti mereka kan?
Yummy: Kenapa tidak? Aku hanya bermain-main.
Pria : Aku tidak mengerti.
Yummy: Ketika aku menjadi kucing, Zea sering mengganggu tidurku. Alasannya mencari kutulah, menyisir rambutlah, kadang cuma untuk mengelus. Nggak ada kerjaan banget. Zea juga sering memandikanku padahal aku takut air. Kadang aku harus memanggilnya berulang kali sampai dia memberikanku makanan karena dia ketiduran. Ah, banyaklah.
Pria : Bukankah dia melakukannya karena dia menyayangimu? Memandikan bukannya demi kebaikanmu juga.
Yummy: Aku demam setelah Zea memandikanku. Punggungku terluka setelah dia menyisir rambutku. Banyak buluku yang rontok gara-gara dia mencari kutu. Kamu pikir mengapa aku sering sekali ke dokter hewan?
Pria : Jadi, kamu membencinya?
Yummy: Tidak, aku hanya ingin membalas kebaikannya dengan caraku.
Yummy tersenyum.
TAMAT