Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
PART 3:
INT.: RUANG TAMU, SORE.
Hujan deras sepanjang hari.
Bapak dan ibu duduk di sebelah Zea (berjarak satu meter). Zea memangku Delicioso. Ekspresi mereka sedih. Delicioso hanya termenung, sesekali memandang Zea.
Bapak: Untungnya karena kejadian ini bapak tidak jadi menjemur jagung. Setidaknya Yummy tidak pergi begitu saja. Ia pergi sambil menolong kita. Tuhan pasti menjaganya.
Semua memandang ke jendela.
Bapak dan ibu meninggalkan Zea dan Delicioso. Zea lalu berjalan ke jendela sambil menggendong Delicioso. Zea memandang kuburan Yummy yang terletak di bawah pohon mangga.
Zea: Bapak benar Yummy. Kau lihat. Saat ini musim kemarau tetapi hujan turus dengan derasnya. Mungkin ini memang pertanda langit ikut sedih atas kepergianmu.
Zea memandang Delicioso.
Zea: Kamu juga setuju kan Delicioso?
"Meooong", suara Delicioso lirih.
Hantu (perempuan berambut panjang berbaju putih) mengintip dari balik pintu.
CUT:
INT.: DAPUR, MAGHRIB
Zea menyodorkan Delicioso makanan tetapi ia tetap termenung. Zea memaksa, akhirnya Delicioso makan. Zea melihat piring kucing bertuliskan "Yummy" di samping Delicioso. Ia mengambilnya lalu berdiri dan berjalan ke arah sumur. Zea berjalan sambil melihat piring kucing. Ia lalu berhenti, menyadari ada sesuatu yang ganjil. Zea mengangkat kepalanya dan melihat Hantu di pinggir sumur dengan posisi tidur roti (salah satu posisi tidur kucing). Zea berteriak. Piring "Yummy" terjatuh. Zea lari.
Ibu datang dengan tergesa-gesa dan khawatir, lupa menutup pintu.
OFF-SCREEN: Suara televisi "Jumlah penderita corona meningkat menjadi..."
Ibu: Ada apa nak?
Zea: Ibu, di sana ada hantu bu.
Bapak datang.
Bapak: Hantu?
Zea: Iya bapak. Di sumur bapak.
Ketiganya menuju sumur tapi hantu menghilang.
Ibu: Nggak ada apa apa Zea. Kamu mungkin salah lihat.
Zea ingin menyangkal tapi tidak jadi setelah memandang orangtuanya yang terlihat lelah dan sedih.
Zea: Ibu benar. Mungkin Zea salah lihat.
Zea menabrak piring "Yummy" di lantai. Bapak dan ibu melihat tulisan Yummy. Mata ibu berlinang. Bapak berusaha tidak menangis. Zea menangis. Zea ingin memeluk ibu.
OFF-SCREEN: Suara televisi "Jangan lupa jaga jarak.."
Zea tidak jadi memeluk ibu.
Zea: Maaf ibu, bapak. Zea harus jaga jarak.
Bapak: Kamu itu lebay Zea. Peraturan memang harus ditaati tapi kalau peraturannya aneh begitu masa' harus dituruti.
Zea: Nggak aneh kok bapak. Cuma belum terbiasa.
Bapak pergi dengan marah. Ibu menyusul.
Smartphone Zea berdering. Panggilan dari Tajir.
CUT:
EXT.: HALAMAN DEPAN, PAGI HARI.
Zea, bapak dan ibu menjemur jagung.
Ibu: Perontok jagungnya datangnya hari ini kan pak?
Bapak: Iya. Katanya jam tujuh. Nah, itu.
BEGIN MONTAGE:
Beberapa buruh tani laki-laki datang menaiki mesin perontok jagung. Mereka memasukkan jagung ke dalam mesin. Zea menyuguhkan teko air dan piring berisi pisang goreng dan mendut. Lalu buruh meratakan butiran jagung di halaman. Buruh jagung menaiki mesin perontok jagung dan pergi. Zea membereskan piring dan teko.
END MONTAGE:
CUT:
INT.: KAMAR ZEA, MALAM
Zea membaca pesan dari Tajir.
BEGIN PESAN:
Zea: Gimana hasil tesnya? Pakdemu nggak corona kan?
Tajir: Syukurlah negatif. Udah sembuh malah.
Zea: Syukurlah.
Tajir: Tapi aku pulang ke rumah malam. Jadi hari ini nggak bisa datang lagi.
Zea: Iya nggak pp.
Tajir: Besok ya?
Zea: Aku tunggu.
END PESAN.
Zea murung.
Dalam hati, "Masalah hantunya aku ceritain besok aja".
OFF-SCREEN: Srek..srek.. Suara dari luar.
Zea mengintip dari jendela. Delicioso sedang bermain sendirian di luar. Zea keluar.
CUT:
EXT.: HALAMAN RUMAH, MALAM
Zea menggendong Delicioso.
Srek..srek.. suara dari belakang. Zea berbalik tapi tidak ada apa-apa.
Srek.. srek.. Suara terdengar lagi. Zea melihat ke atas pohon mangga. Ada hantu. Zea lari. Delicioso terkejut, lalu melompat. Zea mengejarnya. Akhirnya tertangkap. Lalu menggendongnya dan membawanya masuk rumah.
CUT:
EXT.: HALAMAN DEPAN RUMAH, SIANG.
Halaman penuh terisi jemuran jagung.
Zea menipiskan jemuran dengan garu sawah. Di antara butiran jagung ia menginjak sesuatu. Zea was-was, lalu melihat perlahan. Ternyata bangkai tikus.
Zea: Ah! Delicioso!
Delicioso di teras membasuh wajahnya. Zea melihat sambil kesal. Zea mengambil bangkai tikus (terlihat jijik) lalu berjalan keluar jemuran jagung.
Delicioso berjalan ke tengah jemuran. Lalu menggaruk jagung dan ingin membuang hajat. Zea terkejut melihatnya.
Zea: Delicioso! Jangan! Ah!
Zea bingung lalu melemparkan bangkai tikus ke samping Delicioso. Delicioso lari, tak jadi pup.
Zea: Duh! (Zea kesal).
CUT:
INT.: RUANG TAMU, MALAM HARI
Tajir dan Zea duduk berjarak satu meter. Mereka memutar rekaman Yummy semasa hidup di laptop.
BEGIN MONTAGE:
Yummy tidur di kendi, tungku, pinggiran sumur. Yummy memanjat pohon, lemari, menjatuhkan barang-barang. Yummy diam saja karena sakit. Yummy disuntik. Tangan Yummy diperban. Yummy berlari mengejar serangga, bermain-main dengan Delicioso.
END MONTAGE:
Zea menangis. Tajir dengan ragu-ragu mendekat, ingin mengusap air mata Zea tapi tidak jadi. Smartphonenya berdering. Telepon dari Ayah.
TELP.: Tajir: Halo? Baik-baik aja kok. Ayah sama bunda gimana? He-em. Aku lagi di rumah Zea.
Tajir melirik Zea.
TELP.: Tajir: Yummy kemarin meninggal. Iya, Yummy kucingnya Zea.
Tajir menoleh ke Zea.
Tajir: Zea, ayah dan bunda ikut sedih. Mereka mendo'akan agar Yummy bisa masuk surga dan supaya kamu dan keluarga bisa tabah.
Zea: Amiin. Makasih. Salam buat orangtuamu juga.
TELP.: Tajir: Zea njawab "Amiin, makasih, salam buat ayah dan bunda". Oh.. gitu.. Oke-oke. Besok-besok Tajir kesana. Ya. Hati-hati disana ya ayah, bunda.
Tajir menutup telepon. Ia murung.
Zea: Orangtuamu masih belum bisa pulang?
Tajir: Belum. Masih banyak urusan. Ya, selalu ada alasan.
Zea: Jir. (simpati).
Tajir: Ah ya. Kamu inget Mbok Jannah?
Zea: Ingetlah. Mbok Jannah pernah nolong Yummy. Tapi bukannya Mbok Jannah sudah meninggal tahun lalu?
Tajir: Memang sudah meninggal. Cuma katanya, putranya, Pak Masyhur pindah ke desa ini.
Zea: Pulang kampung dong?
Tajir: Iya ya. Tapi mereka udah lama di Jakarta.
Zea: Em, kamu bakal berkunjung?
Tajir: Iya, sama berziarah.
Zea: Eh?
Tajir: Rencananya makam Mbok Jannah juga ikut dipindah ke desa ini.
OFF-SCREEN: Klontang! Suara dari dapur.
Zea dan Tajir berjalan ke dapur. Terlihat wajan berputar di lantai. Di atasnya Hantu memanjat lemari. Zea dan Tajir kaget dan ketakutan. Mereka lari lalu bertemu ibu.
Ibu: Ada apa? Ada yang jatuh? Suaranya keras sekali. Apa dari dapur?
Zea: Jangan kesana bu. Ada hantu. Persis seperti yang kemarin lusa Zea lihat di sumur.
Ibu tidak menggubris Zea, lalu berjalan ke dapur. Hantu sudah menghilang.
Ibu melihat wajan terjatuh. Delicioso duduk di samping wajan terheran. Lalu sesekali memegang wajan yang berputar.
Ibu: Oh jadi cuma wajan. Delicioso kamu nakal. Zea?
Zea: Ya ibu?
Ibu: Delicioso sepertinya harus diajarin lagi biar nggak naik lemari.
Zea: Bukan Delicioso bu, tapi hantu. Delicioso udah pinter.
Tajir: Iya tante. Saya tadi juga lihat.
Ibu: Ah ya sudahlah ibu capek. Zea, tolong kamu cuci wajannya.
Zea: Oh ya bu. Sini bu.
Ibu meminum air putih. Lalu pergi.
Zea: Jir, kamu juga lihat kan?
Tajir: Iya. Tadi kamu bilang "kamu lihat di sumur"?
CUT.