Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
MANGATA - Script
Suka
Favorit
Bagikan
8. (SCENE 164-181)

164. INT / EXT. TERAS RUMAH, RUMAH LAURA - NIGHT

Bu Dibyo membukakan pintu. Ia tersenyum melihat Arga dan Laura.


ARGA

Malam Nek...

BU DIBYO

Malam, Nak Arga. (pada Laura) Lho, kamu gak jadi pulang sama Rico?

LAURA

Rico tiba-tiba kedatangan keluarga dari Depok, Nek.

BU DIBYO

(pada Laura)

Oh gitu... (pada Arga) Nak Arga, terima kasih ya sudah anterin Laura.



ARGA

Sama-sama, Nek. Oh ya, saya boleh numpang ke toilet sebentar?

BU DIBYO

Oh ya tentu. Ayo, masuk, masuk!

CUT TO:


165. INT. RUANG TENGAH, RUMAH LAURA - NIGHT

Arga keluar dari toilet, hendak jalan ke ruang depan. Tapi pandangannya tertarik sesuatu, ia berhenti dan mendekat bufet.

Kamera CU pada tangan Arga yang mengambil satu foto berbingkai yang diletakkan di atas bufet, bersama foto-foto lain. BACK TO:

Arga menatap penuh perhatian pada foto. Keningnya berkerut.

Kamera CU pada foto, nampak Laura kecil (7 atau 8 tahun) berfoto mengenakan baju balet bersama para pebalet kecil lainnya, di tepi barisan nampak Bu Dibyo waktu masih berusia 50-an. BACK TO:

Arga meletakkan foto, mengambil foto lain. Menatapnya lekat dan dahi makin berkerut.

Kamera CU pada foto, nampak Laura kecil berfoto sendirian dengan baju balet. BACK TO:

Kamera CU pada Arga, tertarik pada sesuatu.

Kamera ECU pada kalung berbentuk bulan yang dikenakan di leher Laura. BACK TO:

Kamera CU pada wajah ARGA yang lebih terkejut dari sebelumnya, menyadari sesuatu yang lain.

LAURA (O.S.)

Kak Arga...?

Laura tiba-tiba muncul.

LAURA (CONT’D)

Kirain pingsan di toilet, gak taunya nyangkut di sini. (tertawa)

Arga tersadar dan salah tingkah.

ARGA

Sorry-sorry, gue kehipnotis sama foto-foto lo pas kecil. (beat) Cantik.


LAURA

(tersipu)

Thank you. Itu gue dulu, pas masih suka-sukanya nari balet. Tapi sekarang gue udah berhenti, karena kaki gue pernah cedera dan patah.


Arga membelalak.

ARGA

Se.. serius?


LAURA

Iya, karena pernah kecelakaan abis pentas. Eh, Kak, yuk ke depan, Nenek masih nungguin lo tuh di teras.


ARGA

Oh, oke, oke.

CUT TO:


166. EXT. TERAS DEPAN RUMAH LAURA - MOMENTS LATER

Dari teras, Laura dan Bu Dibyo menunggui Arga yang sudah di dalam mobil, bersiap untuk pulang.


BU DIBYO

Hati-hati, Nak.


LAURA

See you, Kak Arga!

INTERCUT TO:


167. INT / EXT. DALAM MOBIL ARGA - NIGHT

Arga melambaikan tangan dari jendela mobil.


ARGA

(pada Bu Dibyo)

Makasih Nek! (pada Laura) See you, Ra!


Mobil pun melaju.

BCU pada wajah Arga yang tersenyum berubah kaku.


168. EXT. BEBERAPA METER DARI RUMAH LAURA - NIGHT

Mobil Arga berhenti di perempatan tak jauh dari rumah Laura. Arga menarik napas dalam-dalam.

FLASHBACK TO:


169. INT. SEBUAH AULA GEDUNG PERTUNJUKAN - NIGHT

Laura kecil menari balet di panggung gedung pertunjukan. Dengan mengenakan kalung berbentuk bulan di leher.

Kamera CU pada Arga kecil (9 tahun) yang menyaksikan pertunjukan balet dari kejauhan. BACK TO:

Laura kecil terus menari dengan gembira.

DISSOLVE TO:


ADEGAN DARI SCENE 166

170. INT. RUANG TENGAH, RUMAH LAURA - NIGHT


ARGA

Sorry-sorry, gue kehipnotis sama foto-foto lo pas kecil. (beat) Cantik.


LAURA

(tersipu)

Thank you. Itu gue dulu, pas masih suka-sukanya nari balet. Tapi sekarang gue udah berhenti, karena kaki gue pernah cedera dan patah.


Arga membelalak.


ARGA

Se.. serius?


LAURA

Iya, karena pernah kecelakaan abis pentas...

BACK TO PRESENT:


171. INT. DALAM MOBIL - NIGHT

BCU: Mata Arga memerah. Ia menunjukkan ekspresi rasa bersalah yang amat sangat mendalam.

CUT TO:


172. EXT. JALAN DEPAN RUMAH RICO - NIGHT

Kamera menampilkan suasana jalan di depan rumah Rico, yang merupakan sebuah rumah mungil yang berbentuk sangat bagus dan berada di kompleks perumahan kelas menengah ke atas.

CUT TO:


173. INT. KAMAR RICO, RUMAH RICO - NIGHT

Rico duduk di meja menghadapi laptop. Matanya lekat mengamati layar.

Kamera CU pada layar laptop, yang menampilkan halaman profil FACEBOOK milik LAURA. Lalu kursor menuju ke tombol TEMAN dan diklik. BACK TO:

Rico mengamati layar laptop. Jarinya terlihat menggeser touchpad.

Kamera CU pada layar laptop, bergeser scrolling menelusuri daftar teman di FACEBOOK Laura, lalu berhenti pada akun bernama "ARGA NARENDRA" dengan foto profil Arga sedang tersenyum. Kursor mengklik profil itu, lalu bergeser ke album gambar FOTO PROFIL. BACK TO:

Kamera ECU pada sepasang mata Rico yang mencorong menatap laptop.

Kamera CU pada layar laptop, menampilkan halaman FOTO PROFIL di akun FACEBOOK ARGA, scrolling ke bawah hingga tiba pada foto bergambar seorang anak kecil usia SD kelas 4 atau 5, foto Arga saat kecil. BACK TO:

Kamera ECU pada mata Rico, mencorong marah.

Kamera ECU pada layar laptop, pada wajah Arga kecil di foto di FACEBOOK. BACK TO:

Kamera CU pada wajah Rico, yang sangat marah lalu menggebrak meja.

CUT TO:


174. INT. KAMAR TIDUR LAURA, RUMAH LAURA - NIGHT

Laura masuk kamar sambil membawa segelas susu hangat. Ia menutup pintu saat HP di meja berdering. Ia mengangkat HP.


LAURA

Halo?

INTERCUT TO:


175. INT. KAMAR RICO, RUMAH RICO - NIGHT

Rico duduk di meja, menghadapi laptop dan bertelepon dengan HP.


RICO

Hai! Masih bikin PR?


LAURA

Udah selesai. Ini bentar lagi mau tidur. Kenapa, Ric?


RICO

Cuman mau nanya, (beat) apa kamu dan Nenek apa masih aktif di balet sekarang-sekarang ini?


LAURA

(mengerutkan dahi)

Udah lama nggak. Kenapa tiba-tiba nanya soal itu?


RICO

Hmm... Tiba-tiba aja aku inget kegiatan balet kalian dulu. Terutama kejadian malam itu. Habis itu kan kamu dan Nenek pindah ke BOGOR, dan aku nggak sempat ketemu kamu lagi karena harus pindah negara...


Laura terdiam. Wajah berubah mellow dan sedih seketika.


LAURA

Soal kejadian itu... Aku udah melupakannya, Ric. Ikhlas menerima kenyataan. (senyum) Sekarang kan, aku juga udah punya cita-cita baru.


RICO

Jadi barista?


LAURA

(Tertawa)

Iya.

Laura rebahan di kasur, menunjukkan bahwa obrolannya di telepon dengan RICO akan berlangsung lama.

FADE IN:


176. EXT. PARKIRAN KAFE, THE VALLEY - DAY

Rico menunggang motornya, membelok ke parkiran kafe.

CUT TO:


177. INT. RUANG UTAMA KAFE, THE VALLEY- DAY

Rico bergegas masuk dan bertemu seorang WAITRESS.


RICO

Hai, Kak, saya teman Arga yang kemarin. Arga-nya ada?


WAITRESS

Halo, Mas Rico. Mas Arga ada, di dalam. Perlu dipanggilin apa mau langsung masuk?


RICO

Langsung aja, Kak. Aku udah BBM dia tadi. Eh, Laura ada di sini nggak?


WAITRESS

Nggak. Dia kan libur hari ini.


RICO

Oke. Aku ke dalam dulu ya. Thank you.


Rico berlalu bergegas ke dalam.

CUT TO:


178. INT. KANTOR ARGA DI KAFE, THE VALLEY - DAY

Arga duduk menghadapi laptop di meja kerjanya, tengah sibuk mengetik sesuatu.

Pintu terbuka. Rico muncul dengan wajah serius. Pintu kembali ditutup.


ARGA

Hai, Bro. Duduk, duduk. (menunjuk kursi di depan mejanya). So, ada apaan? Di BBM tadi lo bilang ada urusan penting?


RICO

(duduk di hadapan ARGA)

Yes, it’s really improtant, Ga. Lo tau? Sejak awal, gue ngerasa kalo gue udah pernah lihat elo sebelumnya.


ARGA

(Heran)

O, ya? Dimana?


RICO

PARUNG! Lo tinggal di sana kan waktu itu? Sekitar pas kita kelas 5 SD!


ARGA

(Heran lalu mengangguk) Bisa jadi? Gue tinggal di rumah Nenek gue cukup lama sih. Sampai tahun lalu pas beliau meninggal. Anyway, kok elo tahu?


RICO

Karena gue juga anak sana. Gue teman masa kecil Laura, pas dia tinggal di Parung juga sama Nenek. Tapi waktu itu lo gak kenal gue karena kita beda geng.


Rico menatap Arga tajam.


RICO (CONT’D)

(merendahkan suaranya) Meskipun begitu, bukan berarti gue tahu siapa lo dan teman-teman lo yang songong itu! Apalagi pas kejadian malam itu.


ARGA

(berusaha mencerna) Kejadian apaan?


RICO

Tragedi di acara pentas tari balet sanggar pimpinan Bu Sumarti, Nenek Laura! Pasti lo paham kan maksud gue?


KAMERA BCU pada Arga yang syok, wajahnya pucat pasi.

INTERCUT TO:


Kamera CU pada Rico yang mukanya merah padam.

Setelah ini merupakan adegan MONTAGE: dimana Rico mengenang kecelakaan Laura di pentas seni.

FLASHED TO:


179. INT. SEBUAH AULA GEDUNG PERTUNJUKAN - NIGHT

Title card: “PARUNG, 2004”


RICO (O.S.)

Gue gak akan pernah lupa atas apa yang udah menimpa LAURA malam itu!


KAMERA TRACK IN: Detik-detik terakhir saat LAURA kecil menari balet di panggung.

Pertunjukkan balet dari para penari cilik baru saja selesai. Mereka semua bergandengan tangan sambi merunduk.

KAMERA BCU: Rico bertepuk tangan sangat keras sambil menatap penuh kagum pada Laura kecil yang melambai padanya.

INTERCUT:

RICO (O.S.) (CONT’D)

Lo dan temen-temen lo yang suka bikin onar itu naik ke atas panggung dan mulai ngerusuh!


Terlihat beberapa anak laki-laki kecil, yang Rico tahu sebagai gerombolan anak nakal Parung naik dan berlari-lari di atas panggung sementara para pebalet kecil sedang di foto- foto oleh para orang tua.

Terlihat Arga kecil yang nantinya penonton ketahui sebagai RAKA kecil, main dorong-dorongan dengan seorang temannya yang bertubuh gendut.

Rico melihat itu dengan wajah kesal.

CUT TO:

RICO (O.S.) (CONT’D)

Lo dan Samat, main dorong-dorongan dan bikin kaki Laura ketimpa kotak besar banget.


Tiba-tiba teman Arga kecil yang bertubuh gendut itu menabrak sebuah tiang-tiang bambu yang merupakan properti panggung.

Dia bangkit tertawa-tawa sementara sebuah kotak besar kemudian jatuh dan secara cepat menimpa Laura yang hendak turun panggung.

Laura berteriak kesakitan.


RICO (O.S.) (CONT’D)

Kalian semua cuma pengecut yang bisa kabur, sementara semua orang panik dan berusaha nolong Laura!


Rombongan anak-anak itu kabur.

Rico terkejut setengah mati dan langsung berlari kepanggung.

Laura kemudian dikerubungi orang-orang dan segera digendong oleh Pak Richard keluar aula.

DISSOLVE TO:


180. INT. KANTOR ARGA DI KAFE, THE VALLEY - DAY

Wajah Rico semakin merah padam.

RICO

(Marah)

Gara-gara kejadian itu, Laura sakit parah dan tulang kaki kanannya harus dipasangi pen. Yang lebih parah lagi, lo enak-enak melanjutkan hidup sementara LAURA dan keluarganya harus menderita bertahun-tahun!


ARGA

Iya, tapi.. Gue...


Tiba-tiba pintu dibuka paksa. Laura masuk dengan wajah marah penuh air mata.


LAURA

(Pada Arga, memekik marah) Demi Tuhan! APA IYA ELO ORANGNYA?


Arga dan Rico syok melihat Laura tiba-tiba muncul.


RICO

(pada LAURA, kaget) Ra, kok kamu ada di sini?


LAURA

Harusnya libur, tapi aku kemari buat ambil buku yang ketinggalan. Dan pas lewat sini, aku dengar obrolan kalian. AKU DENGER SEMUANYA!


Laura kemudian mendekat pada Arga.


LAURA (CONT’D)

Kak Arga, apa bener yang diomongin sama Rico?


Arga berdiri namun terdiam. Wajahnya terlihat pucat.


LAURA (CONT’D)

(berteriak)

APA BENER LO YANG UDAH BIKIN GUE CELAKA SAMPE GUE GAK BISA NARI LAGI?! JAWAB!!!


ARGA

(menggeleng lemah)

Ra, Gu... Gue bisa jelasin...


LAURA

(mendekat, penuh air mata) Gue cuma perlu tanya satu hal. Apa lo udah tau hal ini sebelum Rico yang cerita?


ARGA

(mengangguk pelan)

Tapi itu baru kemarin, Ra. Pas gue liat foto lo di rumah. Dan gue butuh waktu buat...


LAURA

(murka)

CUKUP! GUE GAK MAU DENGER APAPUN LAGI! MULAI SEKARANG, NGGAK USAH HUBUNGI GUE LAGI! TERNYATA KEBAIKAN LO SELAMA INI CUMA PURA-PURA BUAT NUTUPIN SIKAP LO YANG PENGECUT ITU!


Sambil menangis, Laura melintas pergi dan membanting pintu.


ARGA

RA! LAURA! TUNGGU RA!


Arga keluar. Rico keluar.


181. EXT. PARKIRAN KAFE, THE VALLEY - DAY

Arga dan Rico mengejar keluar dari kafe.


ARGA

LAURA! TUNGGU, RA!


RICO

RA! LAURA!


Laura melesat pergi dengan sepeda motornya. Arga terpaku sedih. Rico marah.


RICO (CONT’D)

Jangan pernah hubungi dia lagi!


Rico berlari meninggalkan Arga.

Kamera MCU pada Arga yang sedih dan syok.


ARGA

(mendesah) God...

CUT TO:


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar