Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
53. INT. KAMAR HOTEL-MALAM HARI
Seluruh crew GA sudah terlihat siap dengan mengenakan dresscode berwarna putih dan cream. Sekitar 30 menit lagi acara resepsi bertema modern akan diadakan secara outdoor di resort milik keluarga Marissa itu.
ERIK
Bad, kok gue tadi kasihan banget ya ngeliat Mas Guntur.
Badra yang sedang sibuk menata rambutnya di depan cermin melirik Erik.
BADRA
Kasihan gimana? Gue sih justru respect. Mas Guntur kuat banget Rik, tadi aja lo liat nggak waktu dia ikut bantuin fotografer buat benerin gaunnya Mbak Marissa biar bagus difoto? Gila sih, kalo gue udah nangis di pojokan Rik!
ERIK
Ya itu, itu bikin gue kasihan tapi salut. Mas Guntur profesional banget, padahal kalo inget gimana bucinnya dia sama Mbak Marissa dulu kayak mustahil banget dia ada disini hari ini
Ditengah pergibahan antara Badra dan Erik. Guntur tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar mandi.
GUNTUR
Ekhem (pura-pura batuk)
NINO
Mampus!
Nino spontan tertawa cekikikan tanpa suara kala melihat ekspresi Badra dan Erik yang tertangkap basah.
GUNTUR
Kalo mau gibahin gue, minimal pastiin lah gue beda kota sama lo berdua!
Badra tersenyum canggung. Sedangkan Erik sibuk memukuli bibirnya beberapa kali.
54. INT. TEMPAT RESEPSI PERNIKAHAN-MALAM HARI
BADRA
5 menit lagi kedua mempelai keluar, lighting ready? ganti!
Badra yang berada di samping kedua pengantin mulai memberikan instruksi.
ERIK
Lighting ready, red carpet and musik ready Mas Guntur? ganti!
GUNTUR
(Tak ada suara)
ERIK
Mas? Hallo Mas Guntur?
Erik memukul-mukul HT-nya siapa tahu sedang eror karena sama sekali tak mendengar jawaban dari Guntur yang sedang ada di hadapan paduan suara.
GUNTUR
Iya, apa?
ERIK
Red carpet and musik Mas!
BADRA
Mas guntur jangan ngelamun ganti!
GUNTUR
Sorry sorry, red carpet ready. Gue hitung 5 mundur musik + pintu open!
Guntur menarik nafasnya sedalam mungkin. Sambil mulai mengangkat satu tangannya ke atas dengan menunjukkan kelima jari menghadap ke arah paduan suara yang siap memainkan alunan romantis malam ini.
Rela tak rela, Guntur terus menghitung mundur.
GUNTUR
Tiga...dua...satu
(SFX) suara biola dan sexophone
Gemuruh riuh tepuk tangan menyambut Niko dan Marissa yang mulai melenggang bersama. Sekarang, telinga Guntur seolah tuli dengan suara kenyataan. Menjadi saksi mata pernikahan Marissa dengan orang lain adalah sejarah terburuk dalam kisah cintanya.
Agak lebay, tapi menurut Guntur itu sangatlah sakit.
Guntur memilih berdiri dengan satu tangan memegangi earphone yang ada di telinganya padahal itu hanya cara agar orang-orang memandangnya sebagai sesosok koordinator yang keren. Bahkan kedua matanya terlihat hampir berkaca-kaca.
Sementara itu, dari kejauhan terlihat Hana dan Ajeng memandangi Guntur dengan rasa iba.
GUNTUR (V.O.)
Kalau ada yang nanya apakah setelah kejadian ini gue jadi membenci Marissa? Jawabannya nggak! Gue cuma benci sama keadaan yang serba kebetulan, dunia yang sempit, dan diri gue sendiri. Sebab, jika bukan karena wanita cantik itu, gue nggak mungkin punya GA. Gue nggak mungkin punya pengalaman jadi seorang bos wedding organizer selama setahun ini. Dan gue nggak mungkin ngehidupin tekad untuk bangkit setelah kepergian papa.
(Beat)
55. INT. KAMAR HOTEL HANA-MALAM HARI
Cukup melelahkan, Hana menjatuhkan dirinya ke atas ranjang hotel sambil menelungkupkan wajahnya. Tak peduli jika saat ini seprai yang berwarna putih bersih ternoda dengan riasan Hana yang pasti sudah luntur.
Hana melihat waktu pada ponselnya sekilas. Sudah jam 21.50. Acara dibawah sana memang belum sepenuhnya selesai. Ayah dan Ibunya bahkan masih mengikuti acara kumpul keluarga besar Marissa dahulu. Acara itu bersifat privasi, sehingga lepas dari tanggung jawab GA WO.
(SFX) suara notif pesan ‘kling’
Hana melihat tulisan 'Guntur send a picture' pada ponselnya.
Ia lalu membuka chat dari Guntur. Padahal kamar mereka saling berhadapan.
Guntur mengirimkan foto jari jempol dan tumit pada kakinya yang terlihat lecet dengan dua kotak pizza disampingnya. Detik berikutnya laki-laki itu menelpon Hana.
INTERCUT SAMBUNGAN TELEPON GUNTUR DAN HANA
HANA
Kaki lo kenapa?
GUNTUR
Lecet
HANA
Iya tau, kenapa? kelamaan berdiri?
GUNTUR
Enggak sih, cuma gue tadi pake sepatu kekecilan. Sepatu gue kan sebagian besar hadiah dari Marissa. Cuma sepatu ini doang yang enggak, hadiah dari papa waktu gue kuliah.
HANA
Astaga, lo kuat beli baju kembaran sama gue tapi nggak kuat beli sepatu?
GUNTUR
Kuat Han, tapi kan tiap gue mau beli sendiri udah keduluan Marissa. Lagian sepatu dari papa masih bagus. Jarang juga gue pake
HANA
Terus? maksudnya ngirim foto kaki lo disandingin sama kotak pizza apa?
GUNTUR
Maksudnya, lo ke kamar gue bawa kotak p3k ntar gue bayar pake sekotak pizza hehe...(Tertawa)
HANA
Gue capek tur belum mandi
GUNTUR
Yaudah mandi dulu gih! Gue tunggu Han. Ntar kalo kaki gue infeksi lo yg tanggung jawab!
HANA
Iyaaa setannnn!
JUMP CUT TO :
56. INT. KAMAR HOTEL GUNTUR-MALAM HARI
Terpaksa, Hana mengetuk pintu kamar Guntur dengan masih melilitkan handuk di rambutnya yang basah.
HANA
Sini kaki lo!
Tanpa ba bi bu Hana langsung meraih kaki Guntur yang lecet. Setelah itu ia mengobatinya asal.
GUNTUR
Shampo lo masih kayak punya Shena Han?
Guntur memberikan pertamyaan random. Tapi memang benar, malam ini Hana masih setia dengan shampo bayi. Shampo yang sama seperti milik Shena yang aromanya sangat sopan masuk ke indra penciuman.
HANA
Masih
GUNTUR
Owiya, tumben lo nggak disusulin sama Bastian? Biasanya kalo ke luar kota gini Bastian ngikut?
Mendengar nama Bastian, Hana sontak mengobati luka Guntur dengan sangat kasar. Hingga laki-laki itu berteriak kesakitan.
GUNTUR
Awww! perih bego!
HANA
Udah, mana pizzanya?
Guntur lalu meletakkan dua kotak pizza di hadapan Hana.
GUNTUR
Tuh! yuk habisin bareng gue!
Hana pun langsung melahap potong demi potong pizza yang Guntur berikan, begitu juga dengan Guntur yang sepertinya juga kelaparan. Perut Hana memang terasa lapar karena diacara pernikahan Marissa tadi, nafsu makannya tiba-tiba hilang.
GUNTUR
Lo udah packing kan?
HANA
Uhukkk (batuk)
Hana tersedak dengan ucapan Guntur. Setahu Hana dari Badra CS kalau tim GA WO akan menetap di Bandung kurang lebih 3 hari lagi untuk refreshing. Sebab setelah acara ini, seharusnya WO mereka sudah tidak ada event lagi sampai bulan depan.
HANA
Kita kan disini masih 3 hari.
GUNTUR
Tuh gue udah packing, gue nggak ikut Badra. Males!
HANA
Ya elahhh, healing Tur. Lo nggak stres emang?
Guntur berdiri dan malah terlihat mengambil jaket dan memakainya.
GUNTUR
Healing terbaik gue tuh di kamar, kalo disini kelamaan yang ada gue makin stres. Udah yuk, gue tunggu di lobby 15 menit lagi lo udah harus turun! cepet ya Han!
HANA
Ehhh anjing, gue belom jawab yaa mau nggak lo ajak pulang sekarang!
GUNTUR
Pasti mau lah! Gue tunggu ya Hana Shidqia!
Guntur pergi seraya melambaikan tangan ke arah Hana dengan membawa kopernya. Padahal mulut Hana masih dipenuhi dengan pizza.
Hana mendengus kesal. Tapi anehnya, apapun permintaan Guntur wanita itu seperti tak sanggup untuk menolaknya. Seperti sudah tersetting otomatis, tubuhnya memberi respon dengan bergegas menuju kamar dan mulai packing untuk pulang.
CUT TO :
57. INT. SEBUAH RESTORAN MEWAH-MALAM HARI
Di sebuah restoran mewah yang juga masih termasuk milik keluarga Marissa, dua keluarga membaur menjadi satu. Tak terkecuali Pak Candra dan Bu Arini yang malam ini berperan sebagai wali dari Niko.
Pak Candra terlihat duduk berdua dengan Niko, sedikit berjarak dengan perkumpulan keluarga besar Marissa.
NIKO
Makasih ya Om, Om udah mau jadi saksi pernikahan Niko hari ini. Meskipun Niko tau, kalau Om Candra masih kecewa sama Niko.
PAK CANDRA
(Mengangguk) Om nggak kecewa sama kamu Nik. Om kecewa sama takdir dan ekspektasi Om aja. Kok ya melenceng jauh. Dulu, Om selalu berharap kalau suatu saat kamu sama Guntur bisa akur, hidup rukun layaknya keluarga. Tapi sekarang sepertinya semakin sulit buat kalian berdua.
NIKO
Niko juga nyesel Om sama sikap Niko ke Bang Guntur selama ini. Niko sombong, suka ngerendahin Bang Guntur, dan selalu ngerebut semua dari Bang Guntur. Tapi di sisi lain, Niko nggak punya kuasa buat nolak. Niko anggap pernikahan ini sebagai satu-satunya jalan buat mewujudkan keinginan papa kandung Niko, yang bahkan Niko sendiri belum pernah melihat wajahnya.
Pak Candra mengusap punggung Niko.
PAK CANDRA
Ya sudah. Yang penting kamu sekarang jalani semuanya dengan baik. Om seneng kamu sudah menyadari kesalahan kamu ke Abangmu nanti seiring waktu, om yakin pasti Guntur bisa menerima semua ini.
58. EXT. BASEMENT HOTEL-MALAM HARI
Hana dan Guntur kompak menenteng koper mereka menuju sebuah mobil. Namun, setelah Guntur menghidupkan lampu mobil Hana malah mengerutkan keningnya.
HANA
Ini mobilnya Beno kan? mobil lo kemana?
Guntur malah nyengir-nyengir kuda.
GUNTUR
Bensinnya abis
HANA
Kebiasaan! Tapi lo udah bilang Beno kan?
GUNTUR
(Menggeleng) Udah...
Didalam hati
Hana meliriknya tajam.
HANA
Astaghfirullah Guntur Atmaja! Kalo Beno nyariin gimana? biar gue telfon
Guntur menarik tangan Hana yang otw memencet tombol call pada ponselnya.
GUNTUR
Ehhh jangan! Nggak papa Han. Orang Beno juga pulang masih besok. Lagian kunci mobil gue udah gue titipin Erik tadi suruh kasih ke Beno. Marah dikit dia palingan!
HANA
Yaudah, kalo Beno marah gue nggak ikutan!
Guntur membalas dengan mengacungkan ibu jarinya.
CUT TO :