Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 2
19. EXT. TERAS RUMAH HANA-MALAM HARI
(SFX) suara motor matic Hana
Tepat pukul 7 malam Hana sampai di rumahnya. Setelah berkutat dengan banyak pekerjaan Guntur yang harus dia cover selama seharian penuh, wanita itu bahkan hampir lupa kalau dirinya sedang marahan dengan Bastian. Sesampainya di depan rumah Hana terkejut karena melihat Bastian yang sedang duduk ngobrol dengan ayahnya.
HANA
(Melepas helm) Bastian?
PAK CANDRA
Salam dulu kalik Han
HANA
Assalamualaikum
PAK CANDRA & BASTIAN
Waalaikumssalam
Pak Candra langsung berdiri sambil membawa kopinya.
PAK CANDRA
Urusan anak muda, Ayah mau masuk dulu nonton bola
Hana berjalan dan langsung duduk di kursi yang ayahnya duduki tadi. Tatapan Hana mengarah ke lantai, sedangkan Bastian masih menatap wanita itu tanpa ada niatan untuk membuka suara terlebih dahulu.
HANA
Bas? Aku minta maaf
BASTIAN
Iya, aku juga minta maaf. Maaf ya, kemarin sempet kesel sama kamu. Sempet uring-uringan nggak jelas
HANA (V.O)
Itulah yang bikin gue cinta mati sama Bastian. Dewasa banget. Kalau gue uring-uringan, dia pasti sabar. Kalo gue yang salah, dia pasti bakal maafin kesalahan gue sebelum gue minta maaf. Kalau dia yang uring-uringan terus gue ikutan, pasti dia lebih milih diem seribu bahasa ketimbang adu mulut sama gue. Kalau bisa gue bilang, Bastian itu ras manusia tersabar di bumi. Tapi, sabar dan diamnya Bastian yang melebihi manusia normal kadang bikin gue takut kalau Bastian sebenarnya memendam sesuatu.
Hana beralih memegang tangan Bastian.
HANA
Maaf ya masih peduliin Guntur, padahal kamu udah...
BASTIAN
Ssstttt! Aku nggak akan larang kamu buat peduli sama Guntur lagi sayang. Aku sadar, kalo dibandingin waktu kamu sama Guntur, aku nggak ada apa-apanya. Kalian udah sahabatan dari kecil. Guntur nggak punya keluarga selain kamu, jadi harusnya aku sih yang lebih bersikap dewasa.
HANA
Basss... kok ada orang sebaik bapak Bastian ini?
BASTIAN
(Mencolek dagu Hana) Ada lah cantik
20. INT. RUANG MEETING PERUSAHAAN MARISSA-MALAM HARI
Satu per satu jajaran direksi dan pemilik saham perusahaan keluarga Marissa mulai keluar dari ruang meeting. Meeting telah selesai, dan Marissa sudah mulai membereskan berkas-berkas yang ada di hadapannya.
BU WIDIA
Caaa, dia yang mama mau kenalin sama kamu
Bu Widia menunjuk ke arah seorang laki-laki yang sedang memasukkan laptopnya ke dalam tas. Laki-laki itu lalu berdiri dan mulai berjalan ke arah pintu keluar namun berhenti tepat di hadapan Bu Widia dan Marissa.
NIKO
Saya pamit Bu Widia, senang bisa bekerja sama dengan perusahaan ini.
BU WIDIA
(Tersenyum lebar) kamu anaknya Alm. Pak Ridwan kan?
Niko menautkan alisnya.
NIKO
Maaf, Pak Ridwan siapa ya Bu? Saya anaknya almarhum Pak Rudi
BU WIDIA
Ah kamu ini suka becanda kayak papamu dulu. Owh iya kenalin, ini anak saya Marissa
MARISSA dan NIKO
(Melongo) kamu?
CUT TO:
21. INT. IGD RUMAH SAKIT-MALAM HARI
Beberapa dokter dan perawat terlihat sedang sibuk melayani pasien yang baru datang. Saat ini Guntur sedang berada di IGD sebuah rumah sakit. Sepulang dari kantor tadi, tiba-tiba perutnya terasa mual lagi. Ruam merah diwajahnya juga tidak kunjung memudar. Padahal biasanya obat alerginya akan bereaksi 4-5 jam saja.
Tak berselang lama Dokter Fandi datang menghampiri Guntur dengan seorang perawat.
DOKTER FANDI
Tumben tur ke rumah sakit sendirian? Hana nggak nemenin kamu?
GUNTUR
Enggak Dok, Hana lagi sibuk
DOKTER FANDI
(Geleng-geleng) Saya ambil darahnya ya? Kamu masih mual?
GUNTUR
Masih dok, sama saya kok malah ngerasa pusing sama agak sesak ya?
DOKTER FANDI
Sepertinya reaksi alergi kamu lebih parah dari biasanya Tur. Nanti akan ketauan kalau hasil tes darah kamu sudah keluar
GUNTUR
(Mengangguk paham) ini saya bisa langsung pulang kan?
DOKTER FANDI
Kalau kamu nggak kuat nyetir, nginep disini aja saya carikan kamar inap yang kosong. Takutnya kenapa-napa kamu dijalan.
GUNTUR
Enggak Dok, nggak papa palingan juga pusingnya bentar lagi sembuh.
Setelah selesai diambil darahnya, Guntur bangkit dan langsung berjalan menuju pintu keluar. Namun, tiba-tiba ia merasa pandangannya gelap.
22. INT. APARTEMEN GUNTUR-MALAM HARI
(SFX) suara Hana mengunyah makanan
GUNTUR
(Mengerjapkan kedua matanya) Gue dimana?
HANA
DISKOTIK!!!
Hana berteriak di samping Guntur yang terbaring lemas sambil memakan sebuah apel ditangannya. 30 menit yang lalu, Hana menerima telepon dari Dokter Fandi jika Guntur tiba-tiba pingsan di rumah sakit. Sudah secara otomatis Hana langsung menuju kesana menggunakan taksi online karena dia tahu Guntur pasti membawa masecond nya itu.
GUNTUR
Hana? Kok lo bisa disini?
HANA
Ya bisa lah setan, pertanyaan lo kayak di sinetron aja!
(Menghela napas) elo kalo emang takut minta tolong gue, paling nggak telepon Beno kek, Badra, atau Erik, yaa siapapun lah yang bisa nganterin lo. Untung aja lo pingsan masih di rumah sakit, coba kalo pas lagi nyetir, udah lewat lo pasti!
GUNTUR
Jahat banget mulut lo Han!
Hana mengelus dadanya beberapa kali.
HANA
Udah nolongin masih dibilang jahat. Nih udah gue masakin, sama ini obat dari Dokter. Buruan diminum, gue mau cuci piring dulu!
Guntur bangkit dan menerima semangkuk bubur ayam buatan Hana.
GUNTUR
Han... lo nginep sini kan?
HANA
(Menghembuskan napasnya dan mengangguk)
HANA (V.O)
Yap, dari dulu Guntur selalu nyuruh gue nginep di apartemen studio sempit yang masih nyicil ini. Semenjak ayahnya meninggal, Guntur memutuskan untuk keluar dari rumah yang sebelumnya dia tinggali dengan Niko. Dan di tempat ini Guntur ngerasa lebih tenang. Owh iya Dia tidur di kamar atas, dan gue tidur di kamar bawah. Setiap ditanya Beno atau yang lain, pasti jawabnya
GUNTUR SCENE:
“Justru kalo Hana nginep diapartemen gue aman! Gue nggak akan berani macem-macem, orang modelan kayak macan tutul gitu. Nahh lain cerita kalo Ica yang nginep disini, yang ada dosa gue nambah segunung.”
HANA (V.O.)
Emang sesialan itu Guntur!
JUMP CUT TO :
23. INT. KANTOR GA WO-PAGI HARI
Dua minggu kemudian,
Hana sedang duduk menghadap laptopnya untuk final cross check persiapan pernikahan Alim yang tinggal menghitung hari. Sudah capek, galau pula. Dua minggu penuh Hana menggantikan Guntur mengurus kantor, karena orang itu belum sembuh total. Menurut diagnosis dokter, ada peningkatan keparahan pada alergi Guntur. Sebagai gantinya, Marissa lah yang sering berkunjung ke apartemen Guntur untuk mengantar makanan. Selama itu pula Hana hanya saling berkabar dengan Bastian lewat telepon seperti sekarang ini.
HANA
Aku kangen Bas
24. INT. SEBUAH BANK TEMPAT KERJA BASTIAN-PAGI HARI
Bastian baru saja sampai Bank tempatnya bekerja selama 3 tahun ini. Laki-laki itu sudah bertelponan dengan Hana sejak berada di perjalanan tadi.
BASTIAN
Sama, kamu kapan punya waktu senggang Han?
INTERCUT TELEPON HANA DAN BASTIAN:
HANA
Belum tau Bas, soalnya 3 hari lagi kan WO aku ngurus pernikahan orang. Dan aku yang handle, takut banget ngecewain jadi aku mau tiap saat mastiin semua bener-bener udah siap.
BASTIAN
Kamu pasti capek ya? Nanti kalo udah ada waktu ke rumah mau nggak? Mama nanyain terus, kayaknya dia udah kangen deh sama kamu.
HANA
(Tertawa renyah) masa sih?
BASTIAN
Loh bener
HANA
Yaudah ya salam buat Bu Asri dari calon mantunya (tertawa)
BASTIAN
Beres
25. EXT. SEBUAH RESORT-MALAM HARI
Jam tangan Guntur menunjukkan pukul 10 malam. Acara pernikahan Alim baru saja selesai. Terlihat juga para pekerja sudah mulai membereskan seluruh dekorasi pernikahan. Tim WO yang bertugas menjadi pelaksana malam ini adalah Hana, Guntur, Beno, Erik, Nino, Badra, Yesa, Wulan, Dan Dimas. Crew GA menampilkan senyum sumringah saat mendapat ucapan terimakasih dari Alim dan istrinya. Guntur juga memasang wajah bahagia.
ALIM
Thanks ya Tur? Gue pokoknya ngucapin trimakasih banyak buat lo sama semua tim WO lo. Acara gue berjalan lancar karna kalian.
GUNTUR
Yoi Lim, thanks juga karna lo udah percayain acara pernikahan lo ke WO gue
ALIM
Owh iya, buat semua tim GA WO saya ucapkan terimakasih dan maaf kalau selama menbahas konsep pernikahan dengan kalian saya agak ribet dan ngeselin
HANA (V.O.)
‘Agak? Okey agak’
Semua crew GA mengangguk. Tak bisa dipungkiri bahwa memang membuat klien puas adalah prinsip yang selalu mereka tanamkan. Meski lelah namun hasil tetap menjadi prioritas nomor satu.
BADRA
Mas Guntur, Bang Beno, Mbak Han, saya sama anak-anak lain nggak ikut pulang bareng ya. Masih mau nongkrong- nongkrong soalnya.
GUNTUR
Pantesan si Erik bawa mobil sendiri.
Erik tersenyum kuda karena terbongkar sudah motifnya bawa mobil sendiri.
BENO
Mau nongkrong apa gibahin gue?
Badra tertawa sambil memukul bahu Beno.
BADRA
Enggak Bang! Peace!!!
BENO
Han, Tur, mampir rumah gue bentar ya?
HANA
Ngapain?
BENO
Ini Ajeng tadi WA, katanya bikin resep bolu baru lo berdua suruh nyobain. Kalo enak mau dibikin usaha katanya
GUNTUR
Ajeng keren banget Ben! Dari bisnis fashion bisa merambah ke kuliner
BENO
Iya lah bini gueee
Sahut Beno dengan wajah bangganya.
HANA
Ngapain lo?
Hana menoleh ke arah Guntur setelah dirinya tiba-tiba dirangkul.
GUNTUR
(Tersenyum kuda) nggak papa, gue seneng aja pengen ngasih lo sesuatu untuk mengungkapkan rasa terimakasih gue. Tapi apa?
HANA
Gampang, TRANSFER 5 JUTA!
GUNTUR
5 ratus rebu aja deh!
HANA
Jauh banget nawar lo!
GUNTUR
Yaudah...
Kedua mata Hana berbinar-binar.
HANA
Beneran?
Guntur melepas rangkulannya lalu menyenggol lengan Hana dengan cukup keras hingga wanita itu terhuyung hampir jatuh. Guntur cekikikan lalu berlari sambil berteriak.
GUNTUR
Gue transfer limaaaaa.....lima puluh rebuuuu!!!
BENO
(Geleng-geleng kepala)
26.INT. RUMAH BENO-MALAM HARI
Rumah minimalis dengan dominasi cat warna putih dan coklat sudah dipenuhi oleh canda tawa 3 orang sahabat yang sedang berkumpul. Di hadapan Hana, Guntur, dan Beno sekarang ada sepiring bolu buatan Ajeng yang siap disantap. Tak lupa ada si cantik Shena yang sibuk bermain boneka barbie.
HANA
Eeee... gue mau nanya, tapi lo jangan marah ya Tur
GUNTUR
Nanya apaan emang? kok sampe-sampe bikin gue marah?
HANA
Gue denger sertifikat rumah Alm. Bokap lo mau diubah jadi atas nama Niko, bener?
Beno menepuk jidatnya, karena Hana malah menyinggung masalah itu pada Guntur. Kemarin Beno memang memberitahu Hana soal itu, dan dia lupa untuk melarangnya menanyakannya pada Guntur.
GUNTUR
(Melirik tajam ke arah Beno) Ben, laki ember banget!
BENO
(Nyengir kuda) Yaa Sorry, Hana kan sahabat lo juga
HANA
Berani lo nyembunyiin masalah ini dari gue sat?
Beno sontak menutup telinga Shenna.
BENO
Omongan lo jangan kasar kalo didepan Shenna anjing!
GUNTUR
Begooo! Lo juga ngapain ngomong anjing di depan Shenna?
Ajeng lalu datang dan langsung menggendong Shenna.
AJENG
Kalian bertiga emang nggak waras, yuk Shen nenen sama Bunda terus tidur,,, jangan nimbrung sama mereka nggak baik
BENO
Eh lo berdua mending pulang! gue juga mau ikut Shenna nenen dulu gih pulang gih!!!
Akhirnya Guntur dan Hana berhasil terusir dari rumah Beno dengan kejamnya.
(Beat)