Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kita dan Ekspektasi
Suka
Favorit
Bagikan
2. Kita dan ekspektasi #2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

3. INT. SEBUAH RESTAURANT-MALAM HARI


Saat ini Guntur terlihat duduk berhadapan dengan kekasihnya, Marissa. Wanita cantik yang akrab disapa ica itu berulang kali melihat ke segala penjuru restoran. 


GUNTUR

Gimana sayang? suka?


MARISSA

Suka Tur. Tapi bukannya ini restoran mahal? Aku nggak papa loh kalo cuma diajak makan nasi goreng Bang Soleh kayak biasa, daripada kamu harus ngeluarin uang banyak buat bikin aku seneng.


Ekspresi Guntur seketika berubah lesu.


GUNTUR

Hargain kek, kalo cuma sesekali kita dinner ditempat kayak gini aku mampu kok Ca...


Marissa langsung menyunggingkan senyum manisnya.


MARISSA

Iya dehh, makasih pacarku yang paling ganteng.


GUNTUR

Mau pesen apa sok neng geulis?


MARISSA

Ini aja (sambil menunjuk menu spagheti dan lemontea yang ada pada daftar menu restoran). Aku ke toilet bentar ya Tur?


Guntur mengangguk.


JUMP CUT TO:


Lima belas menit kemudian, Guntur masih setia menunggu Marissa yang tak kunjung kembali dari toilet. Padahal lemontea pesanannya sudah datang 5 menit yang lalu. Mulai cemas, Guntur memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan berjalan menuju toilet. Didepan pintu toilet wanita, Guntur mendengar suara keributan. Guntur masuk ke toilet.


MARISSA

(Menangis dan di sudut wastafel)


(SFX) suara adu jotos ‘Bugh...bugh...’

Di hadapan Guntur ada dua orang yang sedang adu tinju. Seorang laki-laki berjas, dan seorang laki-laki berseragam mirip office boy dengan wajah babak belur. Laki-laki berseragam tersebut meringsut lemas dilantai toilet.


GUNTUR

Sayang.. ada apa? kok kamu nangis?


Tangan Marissa bergetar dan mulai memeluk Guntur.


MARISSA

Aku nyaris dilecehin orang tur ‘hiks...hiks...’


Seorang laki-laki yang mengenakan jas tersebut lalu terlihat menelpon polisi setelah mengikat kedua tangan orang itu dengan dasinya.


NIKO

(Menghampiri Marissa) kamu nggak papa?


GUNTUR 

(membelalak) Niko?


4. EXT. PARKIRAN MALL - MALAM HARI


Malam ini Hana sedang menikmati waktu berdua dengan Bastian, tunangannya. Dua tahun yang lalu mereka berdua gagal menikah, karena Ayahnya Guntur meninggal dunia. Dua puluh tahun bersahabat dengan Guntur, bukan hal yang mengherankan jika Hana sempat terpukul oleh kepergian orang yang juga ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Hingga akhirnya wanita itu memutuskan untuk menunda pernikahan, sampai suasana hati Guntur membaik. Dan rencananya, Hana dan Bastian ingin melangsungkan pernikahannya tahun depan.


BASTIAN

(Melepas jaketnya) nih pake! Kita naik motor, aku nggak mau kamu kedinginan terus masuk angin. Sok-sok an pengen kayak milea dibonceng pake motor kemana-mana. Padahal kan enak naik mobil.


HANA

Naik motor tuh romantis Bas... lagian kalo aku masuk angin kan tiap hari bisa kamu jengukin, terus bisa bolos kerja nggak ketemu Guntur sialan itu


Bastian menjewer telinga Hana.


BASTIAN

Kalo kamu sakit aku putusin!


Hana meringis sakit sambil tersenyum jahil.



5. INT. APARTEMEN STUDIO GUNTUR-MALAM HARI


Guntur duduk di meja makan, sementara Marissa sibuk plating masakan yang baru saja selesai ia buat. Setelah kejadian tak mengenakkan tadi, Guntur mengajak Marissa untuk menenangkan diri di apartemennya, Untungnya Marissa tidak merasa trauma atau ketakutan yang berlebihan.


MARISSA 

Nih cobain! Tumis kangkung ft. ayam kecap ala cheff Marissa Wibisono

Guntur langsung mengambil nasi dan lauk hasil masakan kekasihnya. Terlihat sangat kelaparan memang. 


MARISSA

Gimana sayang? enak?


Marisaa memasang ekspresi penuh harap.


GUNTUR

Enggak enak....


Guntur menjeda kalimatnya sambil melihat wajah Marissa yang mulai kecewa.


GUNTUR

Tapi enak bangettttt


Marissa tersenyum senang.


GUNTUR

Ca... restoran tadi itu punya keluarga kamu ya?


MARISSA

Enggak, ngawur kamu


GUNTUR

Jangan bohong! orang tadi aku denger pelayan disana bisik-bisik gini ‘berani-beraninya tuh OB ngelecehin anaknya yang punya restoran, kasihan Mbak Marissa’


MARISSA

(Ekspresi pasrah) iyaa aku ngaku. Dia kayaknya OB baru jadi belum tau aku siapa.


GUNTUR

(Tertawa sumbang) astaga, macarin anak konglomerat susah ya?


MARISSA

Susahnya dimana? Orang kita sekarang udah pacaran


GUNTUR

Aku ganti deh kalimatnya. Mau nikahin anak konglomerat susah ya?


MARISSA

Kawin lari yuk


Guntur malah tersenyum sambil kembali melanjutkan makan malamnya.


MARISSA 

Owh iya, yang nolongin aku di toilet tadi, kamu kenal?


Guntur berhenti mengunyah. Dirinya memang belum menceritakan apapun tentang Niko selama 2 tahun berpacaran dengan Marissa.


GUNTUR

Dia Niko, adikku


MARISSA

(Terkejut) kamu punya adik? Kok aku nggak tau


GUNTUR

Ceritanya panjang ca... maaf belum siap buat cerita ini ke kamu


MARISSA

(Mengangguk paham)


Beruntungnya Guntur dapat Marissa itu banyak, Marissa tak pernah menuntut apa-apa pada kekasihnya. Mau punya masa lalu kelam, rahasia besar, Marissa selalu bilang terserah yang penting sekarang kita bahagia.


Di tengah Guntur yang sibuk melahap makanan buatan Marissa tiba-tiba laki-laki itu merasa mual dan mulai menggaruk leher beserta seluruh tubuhnya.


GUNTUR

Ca? Kok badan aku gatel ya tiba-tiba? Huekkk....(Guntur mual)


Guntur langsung berlari ke kamar mandi dan terdengar suara muntahan dari dalam sana. 


MARISSA 

Guntur? Sayang, kamu kenapa?

GUNTUR (O.S.)

(Dari dalam kamar mandi) alergiku kayaknya kambuh deh ca huekkk....


Marissa terlihat panik. Untuk yang kesekian kalinya wanita itu melupakan hal penting tentang Guntur yaitu ALERGI UDANG. Tumis kangkungnya tadi dia beri sedikit ebi. Marissa langsung mencari nomor telepon seseorang.


(On Phone)

MARISSA 

Hallo? Hana?


6. INT. SEBUAH CAFE-MALAM HARI


Frappuccino dan americano baru saja disajikan oleh seorang pelayan dimeja Bastian dan Hana. Setelah menonton bioskop dan berkeliling naik motor sebentar, sepasang kekasih itu memilih mampir di caffe tempat pertama kali mereka bertemu. Hana dan Bastian terlihat sangat bahagia, bahkan tak ada sedikitpun wajah masam yang ditampilkan Hana karena bersama Bastian itu menyenangkan. Tiba-tiba ponsel Hana berdering, dan nama yang muncul membuat Hana menghembuskan napasnya kasar.


(On Phone)

HANA

Iya mbak? Ada apa malem2 telpon?


INTERCUT TELEPON MARISSA DAN HANA


MARISSA

Han Guntur alerginya kambuh lagi


HANA

Loh? Emangnya Guntur makan udang?


MARISSA 

Maaf Han, gue tadi masak terus lupa kasih ebi. Obatnya Guntur dimana?


HANA

Astaga mbak...obatnya Guntur ada dilaci nomor dua lemarinya Guntur


MARISSA

Oke, thanks ya Han

HANA

Owh iya mbak, nanti kalo alerginya belum reda telpon aja dokter Fandi, yang biasa resepin obat buat Guntur. Masih punya nomornya kan?


MARISSA 

Masih kok Han, sekali lagi makasih ya


Hana mematikan sambungan teleponnya dengan kesal. 


BASTIAN

Kenapa lagi sama Guntur?


HANA

Alerginya kambuh lagi Bas


BASTIAN

Harus banget ya ceweknya Guntur telpon kamu? Katanya Mereka udah lama pacaran


HANA

Ya mau gimana lagi Bas, dari kecil kan Guntur aku yang ngurusin. Meskipun dia cowok, dia tuh jauh lebih lemah daripada aku. Mana dapet pacar yang pelupa kayak Mbak Marissa, udah deh klop


Bastian membenarkan posisi duduknya dan mendekatkan wajahnya ke arah Hana.

BASTIAN

Bisa nggak sih sayang kalau semisal kamu coba nggak ngurusin Guntur lagi? Meskipun kita udah pacaran 4 tahun, tapi kadang aku masih suka cemburu Han sama Guntur


Hana malah tersenyum jahil.


HANA

Berarti kamu cinta mati dong sama aku?


BASTIAN

Aku serius Hana Sidqiaaaa... masak iya nanti kalo kita udah nikah kamu masih urusin Guntur, ya aku mana terima sebagai suami


HANA

Yaudah, iya Bapak Bastian. aku akan belajar buat cuek aja sama Guntur, biar mau mati sekalian tuh manusia aku bakal cuek aja


Bastian malah tertawa geli mendengar ucapan kekasihnya.



7. INT. APARTEMEN STUDIO GUNTUR-PAGI HARI


Hari ini sepertinya Hana akan full menampilkan wajah muram dari pagi sampai malam, bagaimana tidak? Guntur subuh tadi menelpon Ibunya Hana.


FLASHBACK ON:


(On phone)


Guntur

Assalamualaikum Tante?


8. INT. RUMAH HANA-DAPUR-PAGI HARI


Bu Arini(ibunya Hana) terlihat sibuk meracik bahan bahan untuk memasak. Tiba-tiba ponselnya berdering.


Bu Arini

Waalaikumssalam Iya ada apa Tur? Kok subuh-subuh telpon tante?


INTERCUT TELEPON GUNTUR DAN BU ARINI


GUNTUR

Maaf tan, Guntur ganggu waktunya. Boleh minta tolong nggak?


BU ARINI

Minta tolong apa nak?


GUNTUR

Alergi Guntur kambuh tan, terus semalem Guntur nggak ada temen buat ke rumah sakit. Bisa minta tolong bilangin Hana huat nganterin Guntur tan? 


BU ARINI

Hmmm pasti kamu takut Hana marah-marah terus nggak mau ya kalo kamu ngomong sendiri?


GUNTUR

Heeheehee iya tan, minta tolong ya Tan? Makasih


FLASHBACK OFF.


9. INT. APARTEMEN STUDIO GUNTUR-PAGI HARI


Hana membuka pintu Apartemen Guntur dengan kunci duplikat yang ia miliki. Wajahnya terlihat kesal bukan main. Wanita itu naik ke lantai 2, tepatnya kamar Guntur.


HANA

Keluar lo!!! Tukang ngerepotin orang woyy!!!


Guntur yang masih tidur dibalik selimut semakin membenamkan wajahnya. Namun, ia mendengar pintu kamarnya terbuka dengan keras.


‘Brak’


HANA

Guntur! Lo kenapa lagi sih? Pacar lo kemana? Ngerepotin gue aja


GUNTUR

(Pura-pura tidur dibalik selimut)


Hana yang sepertinya sudah hilang sabar langsung menarik selimut Guntur dengan paksa, dan ‘taraaaa’ menampilkan wajah Guntur yang penuh bentol merah.

 

GUNTUR

(Memasang wajah memelas tanpa sepatah kata pun)


HANA

Lo emang nggak bisa nyium bau ebi hah?


GUNTUR

Bukan nggak bisa Han, tapi gue ngehargain Mariss...


HANA

Lo tuh bukan ngehargain tapi GOBLOK tau nggak? Bangun nggak lo! Ganti baju, terus gue anter ke rumah sakit. Gue nggak mau lo alesan sakit berhari-hari buat nggak masuk kantor. Pusing gue!


Guntur langsung bangun dan masuk ke kamar mandi dengan gusar. Persis seperti seorang anak yang sedang ketakutan karena dimarahi ibunya.


Sementara itu, Hana turun ke dapur dan membereskan makanan sisa semalam. Dia tidak kaget lagi karena Marissa itu selain pelupa ya ceroboh. Colokan rice cooker saja belum ia cabut. Alhasil, seluruh nasi yang ada didalamnya menjadi kering.


10. EXT. PARKIRAN RUMAH SAKIT-PAGI HARI


Guntur masuk ke mobil beserta Hana yang duduk di kursi kemudi. Seplastik obat-obatan sudah berada ditangan Guntur saat ini.

GUNTUR

Makasih ya Han


HANA

Kenyang gue Tur denger makasih terus dari mulut lo! Pinjem charger lo! Gue belum ngabarin ayang.


GUNTUR

DIdalem dashboard


Hana membuka dashboard mobil yang ada di depan kursi penumpang. Tangannya masuk mencari barang berbentuk kabel panjang namun justru dirinya malah menemukan puluhan kertas brosur.


HANA

Ini apa Tur? GA emang pernah nyetak brosur kayak gini?


Guntur mulai panik lalu merebutnya dari tangan Hana.


GUNTUR

 Bukan apa-apa, itu chargernya. Nggak sopan banget ngambil barang orang lain!


Hana menyipitkan kedua matanya dengan menatap Guntur curiga.


HANA

Jangan bilang alesan lo selalu berangkat ke kantor kesiangan gara-gara ini? Lo nyebarin brosur WO kita sendirian?


GUNTUR

Apasih Han, ya itu cuma bagian usaha gue doang. Jangan ember ke anak anak! Gue nggak mau mereka ngasihanin gue


HANA

Lo nyebarin itu kemana aja?


GUNTUR

Nggak jauh, paling ke sekitaran taman kota doang kalo nggak di mall-mall. Ya siapa tau ada yabg mau married terus tertarik sama WO kita.


Hana geleng-geleng kepala.


HANA

Cinta banget lo ya sama Mbak Marissa?


GUNTUR

Cinta lah! Lo kan tau gue orangnya suka pasrah sama keadaan. Kalau gue nggak ketemu Marissa , gue kayaknya nggak tau deh apa arti berjuang. Lulus kuliah mana punya gue pikiran bikin usaha. Palingan gue cuma mau ngelamar kerja gaji UMR udah deh hidup seadanya. Tapi, gue tau itu nggak cukup buat bikin keluarga Marissa nerima Gue, apalagi Papa. Dia pasti sedih kalau hidup gue nggak lebih baik daripada dia.


HANA

Bagus!!! Gue suka nih Guntur yang kayak gini. Bisa janji nggak lo? Apapun yang terjadi kedepannya, lo harus tetep berjuang. Harus banget nggak sih demi Almarhum bokap lo? Sekalian buat nutup mulut si Niko Al nyiyir itu.


Guntur mengangguk sambil tertawa karena kebiasaan Hana yang suka mengganti-ganti nama orang.


GUNTUR

Han Gue boleh minta tolong satuuuuuu lagi nggak?


HANA

Nggak! Habis ini gue mau pergi sama Bastian


GUNTUR

Hann plisss ini penting!


HANA

Sepenting apa sih?


GUNTUR

Tolong gantiin gue buat ketemu sama Alim ya?


Hana melotot ke arah Guntur setelah mendengar permintaannya untuk menemui Alim, padahal posisinya sekarang sedang menyetir mobil.


HANA

Nggak nggak... waktu dikantor kemarin aja gue hampir nyerah buat kasih penjelasan ke dia. Dikasih konsep ini nggak mau itu nggak mau. Mana calon istrinya sama ribetnya lagi. Nama doang Alim, kelakuan astaghfirullahaladzim!


GUNTUR

Astaga Han... sebentar doang. Paling 5 menit, lo cuma harus dateng terus nunggu dia ngasih file konsep  yang dia mau terus udahhh lu pergi. Demi WO kita Han... gue mohon... Lo tau kan kalo alergi gini gue nggak boleh kena angin, bisa-bisa makin parah.


HANA

Bener cuma 5 menit?


Guntur mengangguk sambil menyatukan kedua tangannya memohon. 


HANA

Oke... tapi lo harus ikut, minimal nunggu gue dimobil!


GUNTUR

Iyaaa pasti gue tunggu dimobil. Makasih Hana cantik, pinter, solehah, calon istri Bastian, anaknya kembar delapan Aamiin


HANA

Luu yang kasih makan delapan anak gue!!!


Guntur tertawa mendengarnya.

(Beat)

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar