Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Kita dan Ekspektasi
Suka
Favorit
Bagikan
3. Kita dan ekspektasi #3
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

11. EXT. HALAMAN RUMAH BASTIAN-SIANG HARI


Bastian sedang merapikan rambutnya di kaca dashbord mobilnya. Di kursi kemudi ia melihat ada sebuah majalah yang terbuka. Ia ingat persis bagaimana antusiasnya Hana memilih gaun pernikahan pada majalah itu. Gaun yang sangat ingin Hana kenakan pada pernikahannya tahun depan.


Bastian lalu mengambil ponsel dalam sakunya. Dan mencoba menghubungi Hana. Namun, hanya ada tulisan ‘ringing’ tanpa jawaban. Padahal mereka janjian pukul 13.00 itu artinya 15 menit lagi Bastian akan menjemputnya dirumah.


12. INT. SEBUAH CAFFE-SIANG HARI


Hana duduk di kursi dekat jendela, yang mana Hana dapat melakukan kontak dengan Guntur secara jelas. Sudah sekitar 10 menit gadis itu menunggu Alim, calon kliennya. Namun, orang itu tak kunjung datang. Dirinya bahkan sampai meminta maaf pada Bastian karena menyuruhnya menunggu dirumah dulu karena Bastian sudah sampai 5 menit yang lalu.


Hana menggerakkan mulutnya ke arah mobil yang ia parkirkan membentuk kalimat ‘Mana Alim?’ Pada Guntur di dalam mobil.


Guntur menjawab dengan menyatukan kedua tangannya lagi untuk memohon pada Hana agar wanita itu mau menunggu beberapa menit lagi.


Tak berselang lama Alim muncul dari balik pintu utama caffe dan Hana langsung mengangkat tangannya agar Alim melihatnya.


Alim

Maaf ya, mbak Hana jadi nunggu lama


Hana

(Terpaksa tersenyum ramah) iya nggak papa


Alim

Owh iya Guntur kenapa ya? Kok tiba-tiba Mbak Hana yang gantiin dia? Padahal saya berharap sekali kalau Guntur yang bisa datang kesini.


Dalam hati Hana mengumpat habis-habisan dengan laki-laki ini. Bukannya cepat cepat memberikan flashdisk yang ada ditangannya malah sibuk nerocos sendiri.


Hana

Eee Guntur DIARE PARAH jadi nggak bisa kesini. Langsung saja ya Mas Alim, untuk konsepnya bagaimana?


Alim

Owh iya, ini Mbak. Mbak Hana bawa laptop kan? (Menyodorkan sebuah flashdisk)


HANA

Waduh laptop saya di mobil. Buat apa ya?



ALIM

Loh Mbak ini gimana sih, kan buat buka konsep yang saya buat ini sekalian saya mau jelaskan 


HANA

Sebelumnya saya minta maaf mas, saya agak buru-buru. Gimana kalau saya bawa flashdisknya aja terus nanti saya buka dirumah


ALIM

Nggak bisa Mbak, di flashdisk ini ada banyak kerjaan saya. Kalo mbak bawa, saya gimana dong. Nggak papa Mbak ambil dulu laptopnya di mobil. Saya tunggu!


(Beat)


13. EXT. PARKIRAN CAFFE-SIANG HARI


Hana benar-benar kesal kali ini. Ia berjalan cepat menghampiri mobil Guntur dan membuka pintunya dengan kasar, lalu mengambil tasnya. 


GUNTUR

Buat apa Han? Kok balik lagi?


Hana sama sekali tak menjawab. Bahkan wanita itu langsung menutup pintu mobil dengan keras dan masuk lagi ke caffe menghampiri Alim.


14. EXT. TERAS RUMAH HANA-SORE HARI


Hana pulang mengendarai motor maticnya. Di teras rumah terlihat Pak Candra yang sedang ngopi santai sambil bercengkrama dengan burung perkutut yang dia beli dari temannya seminggu yang lalu. Sedangkan Bu Arini juga terlihat keluar dari dalam rumah dengan membawa sepiring camilan untuk suaminya.


Setelah melepas helm dengan kasar, Hana turun dari motornya.


HANA

MIKUM!


PAK CANDRA

Mikum mikum... apaan mikum


HANA

Assalamualaikum!


PAK CANDRA DAN BU ARINI

Nah...Waalaikumssalam 



PAK CANDRA

Anak perawan Ayah kok pulang-pulang ketekuk mukanya. Owh iya Guntur udah sembuh?


HANA

Bastian tadi nunggu sampai jam berapa yah?


Pak Candra geleng-geleng sambil menghela nafasnya. Kalau sudah begini pasti Hana sedang kesal dengan Guntur, pikirnya.


PAK CANDRA

Tanya ibumu itu, Ayah aja tadi ninggalin Bastian ke rumah Pakde Agung. Pas pulang dia udah nggak ada.


ARINI

Sampai jam 3 Han. Numpang sholat Ashar disini terus langsung pamit pulang. Kamu Ibu telpon kok nggak diangkat?


Hana melirik jam tangannya yang sekarang menunjukkan pukul 4 sore. Hana sadar jika hari ini dirinya membuat kesalahan pada Bastian. Membiarkannya menunggu sampai 2 jam memang sangat keterlaluan.


HANA

Ibuk sih tadi pagi pake nyuruh Hana anterin Guntur ke rumah sakit segala. Hana jadi ngerasa bersalah buk sama Bastian.


BU ARINI

Loh, nganterin Guntur ke rumah sakit kan nggak sampe berjam-jam Han. Emangnya tadi kamu kemana dulu? Jam segini baru pulang?


HANA

Ahhh tau ahhh.... Hana capek!


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar