Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Keluar Jalur
Suka
Favorit
Bagikan
9. ACT 2-BAD GUYS CLOSE IN: Selisih Jalan

39. INT. LOSMEN - KUTACANE — MORNING

Cast: Kendra

MATA KENDRA menatap santai ke depan. Kita melihat tangan Kendra memegangi PONSEL. Kendra sedang menonton video sambil bersandar dan berselonjor di ranjang. Kakinya bergoyang santai.

YOUTUBER (V.O)
Lakukan hal ini jika kalian berhadapan dengan harimau, Pemirsa. Tatap matanya. Harimau bakalan grogi menatap mata kalian, bener. Saya sudah membuktikannya sendiri waktu masih aktif-aktifnya keluar masuk hutan dulu.
(BEAT)
Tapi ... tips dari saya hanya berguna jika kalian bertemu harimau di alam liar yah. Jika kalian bertemu harimau di kebun, ladang, atau pemukiman, artinya harimau itu sudah agresif. Tidak ada rasa takut lagi dalam dirinya terhadap manusia. Kesempatan kalian untuk selamat cuma dengan memanjat pohon. Seandainya juga tidak ada, maka berdoalah. Semoga kalian diterima di sisi Yang Mahakuasa-



CUT MATCH TO.

40. EXT. BEKAS LADANG II — DAY

Cast: Kendra, Rubi, harimau, orang pendek

Kita melihat tatapan Kendra kosong.

PAK BOS (V.O)
Main-main terus. Sadarmu kapan.
MAMI TIRI (V.O)
Pergi saja kamu! Jangan balik lagi!
AYAH (V.O)
Kalo kamu kenapa-kenapa. Kasian ibu kamu dalam kubur.

SFX: suara beruk dan siulan burung.

Orang-orang pendek yang bersembunyi di pohon seberang berusaha membuat kegaduhan untuk mengalihkan perhatian harimau sementara. Kendra dan Rubi segera berlari menuju pohon dan memanjatnya. Harimau menggeram ketika sadar buruannya sudah kabur semua. Harimau berkeliling-keliling di ladang dengan gelisah. Sementara Kendra dan Rubi telah selamat di atas pohon. Mereka mnatap pasrah ke bawah. Kita melihat dua buah carrier teronggok di tanah.

FADE OUT.

41. EXT. POHON. BEKAS LADANG II — DAY

Cast: Kendra, Rubi, harimau gila, orang pendek

ESTABLISH: Kita melihat bekas ladang. Ada beberapa batang pohon di sekitarnya. Di tengah ladang, tampak seekor harimau sedang mondar-mandir gelisah. Dari balik dahan dan daun, kita melihat harimau sedang menatap ke atas pohon (kamera).

KAKI Kendra menyepak ke udara. Ke arah harimau di bawah. Dari bawah, kita melihat Kendra dan Rubi berada di satu dahan sambil menatap cemas ke kamera.

KENDRA (CONT'D)
(berteriak)
Hush! Pergi sana!

SFX: Harimau menggeram.

RUBI
Kendra ....
KENDRA
(menoleh)
Maaf, Mbak. Saya kesal aja.
RUBI
Saya yang harusnya minta maaf karena melibatkan kamu dalam masalah (BEAT)

Rubi mengalihkan pandangan kosong ke arah bekas ladang.

LANJUTAN
Sebelumnya, saya juga nyaris membahayakan Profesor karena ingin melihat badak (BEAT) kami ketahuan hingga hewan itu marah. Kami sempat terjebak lama di pohon.
KENDRA
Wah. Saya nggak nyangka Mbak Rubi bandel juga. Saya pikir, cuma saya seorang yang ngeyel saat kerja. Karena itu Mbak Rubi ditinggal di stasiun?
RUBI
Kamu mana paham. Ke Leuser itu impian setiap peneliti hayati, Kendra. Nggak ada tempat yang lebih baik untuk meneliti megafauna selain Leuser karena hutannya masih primer.

Kendra mengerjapkan mata bingung mendengar penjelasan Rubi. Rubi tersenyum geli melihatnya.

RUBI (CONT'D)
Nggak perlu dihayati amat lah kata-kata saya kalau kedengarannya susah.
KENDRA (CONT'D)
(tersenyum)
Iya sih Mbak. Tapi saya paham dikit-dikit. Bekerja di sini emang impian Mbak Rubi, ya? Terus kenapa Mbak Rubi kelihatannya berat?

Rubi terperanjat lalu menunduk. Kendra menatap Rubi dan menunggunya bicara.

RUBI
(sedih)
Saya harus meninggalkan ibu saya sendiri di kampung.


CUT TO.

42. EXT. RUMAH RUBI. KAMPUNG — DAY

Cast: Rubi, Perempuan paruh baya

Kita melihat perempuan paruh baya (55/P) memakai kerudung berdiri di halaman sebuah rumah sederhana. Rubi berdiri di hadapannya. Mereka bertatapan sejenak. Rubi mencium tangan kanan perempuan itu. Ketika mengangkat wajah, Rubi terkejut. Kita melihat perempuan paruh baya itu menangis dan menatap Rubi sedih. Rubi memeluk perempuan itu dengan ekpsresi gelisah. Rubi balas dipeluk erat.

RUBI (V.O)
Saya anak satu-satunya dan mamak saya sudah tua. Demi mendukung saya, beliau rela melepas saya kuliah di pulau seberang. Lalu setelah lulus, saya harus pergi lagi meninggalkan Mamak ke Leuser. Kasihan Mamak kalau saya nggak balik ke Jambi.


CUT TO.

43. EXT. POHON. BEKAS LADANG II — DAY

Cast: Kendra, Rubi

Kendra menunduk menatap Rubi.

KENDRA (CONT'D)
Mbak. Kita harus pulang. Gimanapun caranya.


CUT TO BLACK.


44. INT. RUMAH PAK BOS — DAY

Cast: Pak Bos, Ayah, Mami Tiri

Kita melihat ruang tamu Pak Bos yang luas. Di depan pintu rumah yang terbuka lebar, kita melihat Pak Bos, Ayah, dan Mami Tiri berbicara sambil berdiri. Wajah-wajah mereka tampak tegang.

AYAH
(ke Pak Bos)
Kenapa Mas suruh Kendra jauh sekali ke Leuser? Anak itu belum pernah ke hutan, Mas.
PAK BOS
(serbasalah)
Maaf, Dik. Mas pikir waktu itu tugas ke Leuser cocok untuk mengajari Kendra arti tanggung jawab dan keselamatan pribadi.
MAMI TIRI (CONT'D)
(ke Ayah)
Maksud Mas ini baik loh, Pi. Biar Kendra nggak main-main terus. Nggak bikin kita pusing sama kelakuannya.
AYAH (CONT'D)
(kecewa)
Kamu dari dulu emang kepingin menyingkirkan Kendra kan?
MAMI TIRI (CONT'D)
(kesal)
Loh, Pi. Nggak gitu. Walaupun cuma mami tiri, aku nggak sejahat itu sama anaknya Papi! Aku udah bantu mengasuh Kendra dari kecil. Papi jangan lupa yah. Habis manis sepah dibuang!

Ayah dan Mami Tiri bertatapan sengit. Pak Bos segera melerai keduanya dengan wajah sungguh khawatir dan serbasalah.

PAK BOS (CONT'D)
Sudah. Jangan bertengkar. Nanti Ibu di dalam, dengar.
(ke Ayah)
Begini, Dik. Kita bersabar dulu menunggu sambil terus menghubungi Kendra. Sore ini, harusnya ia sudah kasih kabar buat konfirmasi balik Jakarta. Ya?

Ayah menarik napas berat. Ia menatap Pak Bos dengan sungguh-sungguh.

AYAH (CONT'D)
Kalau nggak ada kabar, Mas harus lapor polisi. Dan aku akan berangkat sendiri ke Leuser cari Kendra.
MAMI TIRI (CONT'D)
Mas ....
AYAH (CONT'D)
Apa? Kamu mau melarangku nyari anakku sendiri?

Mami tiri menggeleng dengan wajah sedih.


CUT TO.


45. EXT. STASIUN PENELITIAN KETAMBE — DAY

Cast: Profesor Banta, Jagawana, Asisten Jagawana, Manajer Stasiun

Jagawana dan asistennya sedang berdiri meregangkan badan di halaman stasiun. Mereka keheranan ketika PROFESOR BANTA (35/L) keluar dari balik pepohonan, berjalan ke arah stasiun. Keduanya menyongsong Profesor.

JAGAWANA (CONT'D)
Prof. Sudah ketemu Rubi?
PROFESOR BANTA
Rubi? Kenapa dengan Rubi? Bukannya dia saya suruh tunggu di sini?
JAGAWANA (CONT'D)
(mulai khawatir)
Dia kemarin menyusul Profesor ke hutan. Sama kurir yang antar paket buat Profesor.

Profesor Banta menggeleng heran. Semua orang bingung.


CUT TO.


46. EXT. POHON. BEKAS LADANG II — DAY

Di antara rimbun daun, Kendra dan Rubi menatap ke depan. Kita melihat pohon di seberang ladang tampak bergerak-gerak. Tetapi harimau malah berputar-putar di pohon tempat Kendra dan Rubi bersembunyi.

KENDRA
(memperhatikan pohon seberang)
Memang beda ya yang udah pro sama amatir. Dari tadi mereka nggak di-notice sama Maung. Malah kita yang diincar.

Rubi melihat menggunakan teropong yang tergantung di lehernya. Lalu menurunkan teropong sambil terus menatap ke arah yang sama.

RUBI
Pasti orang pendek itu nggak mau ninggalin temannya yang terluka. Mereka nggak bisa bergerak cepat walau punya kesempatan (BEAT)
Bau sepatu kamu juga pasti lebih sedap buat harimau daripada orang-orang pendek itu, Ken.
KENDRA (CONT'D)
Saya lempar aja sepatu sama Maung? Biar dia gondol sekalian. Saya ikhlas. Asal kita bisa kabur sekarang.

Rubi menggeleng lalu menoleh ke Kendra. Pandangannya lelah.

RUBI (CONT'D)
Walau bau, sepatu kamu berharga buat jalan di hutan biar nggak sakit. Kalau kaki kamu kenapa-kenapa, kita bakal susah bergerak cepat. Apalagi kalau hujan turun dan udaranya kayak peti es. Salah-salah kamu bisa kena radang beku dan nggak bisa jalan. Mau?

Kendra menghela napas putus asa.

KENDRA
(berpikir)
Kita butuh pengalih perhatian yang lain dong. Apa ya?
RUBI
HP kamu.
KENDRA
(refleks memegang ponsel)
No.
RUBI
Ayolah, Ken. Emangnya penting mana, ponsel atau nyawa kamu? Jangan bilang mau kamu bawa masuk kubur ya.
KENDRA
HP saya ini penting, Mbak. Saya mesti update tracking delivery pake ini. Trus gimana nanti cara saya check in bandara? Tiket, e-wallet, dokumentasi perjalanan, semua ada di sini.
RUBI
Termasuk foto saya juga?

Mereka tertawa sesaat, tapi Kendra lalu terdiam. Rubi menatapnya sebal.

KENDRA (CONT'D)
Mbak (BEAT, berdeham) sebenarnya ... ada benda lain yang bisa kita gunakan.

Kendra tersenyum manis, sementara Rubi menatap curiga.

KENDRA (CONT'D)
Kerudung Mbak Rubi.

Sebelah tangan Rubi langsung mendekap kerudungnya di depan dada dan ia memelotot.

KENDRA (CONT'D)
(mengangkat sebelah tangan)
Tunggu, Mbak. Jangan salah paham dulu.
(menunjuk teropong di leher Rubi)
Mbak Rubi masih butuh teropong itu kan? Kita pakai kerudung Mbak Rubi saja untuk menutup kepala harimau biar dia nggak bisa liat sementara. Setelah turun ke bawah, kita pukul kepalanya sampai pingsan. Lalu kita ambil barang-barang dan lari. Nanti Mbak Rubi juga bisa pake kerudung ganti.
RUBI
(sinis)
Harimaunya disuruh pake kerudung biar berakhlak gitu?
KENDRA
Saya nggak bermaksud harassing loh. Kita di tengah hutan. Nggak ada orang yang bakal perhatikan Mbak Rubi juga walau nggak pakai kerudung buat sementara.
RUBI
Dari mana kamu dapat pemikiran ajaib begitu. Saya nggak mau. Mending saya buang teropong atau GPS saya sekalian.

Kendra buru-buru mencegah.

KENDRA
Jangan, Mbak! Kita butuh perlengkapan itu buat bertahan hidup kan?
RUBI
(tersenyum sinis)
Yah ... kamu pinter juga ya? Tapi saya juga butuh kerudung ini sama pentingnya.
KENDRA
Tapi ini darurat, Mbak. Andai saat ini saya berdarah-darah, Mbak Rubi bakal kasih kerudung itu buat menolong saya kan?
RUBI
Jangan drama, Kendra. Kita masih punya P3K.
KENDRA (CONT'D)
(melirik ke bawah)
Di bawah (BEAT)
Dijaga sama harimau.
RUBI
Kita masih bisa bertahan kok tanpa teropong. Pakai ini saja untuk menimpuk kepala harimau.

Rubi bergerak melepaskan lanyard penggantung teropong di leher dan menyerahkannya ke Kendra.

KENDRA
Risiko meleset, Mbak. Walau kena, juga, damage-nya mungkin nggak cukup bikin pingsan si Maung.
RUBI
Kamu ngomong apaan sih?

SFX: bunyi harimau menggeram.

Kendra dan Rubi beralih memandangi carrier di tanah. Kita melihat harimau mendekati carrier itu, mengendus-endus, lalu menggigitnya. Kendra panik. Refleks melemparkan teropong ke kepala harimau. Harimau berhenti sebentar, ia menoleh ke atas dan mengaum marah.

KENDRA
(berteriak sambil menggoyang dahan)
Hush! Pergi!
RUBI
Stop, Kendra! Nanti patah!

Kendra berhenti menggoyang dahan. Ia menatap frustrasi ke arah harimau yang sedang menggigiti carrier hingga koyak. Lalu berpaling menatap Rubi.

KENDRA (CONT'D)
Tuh. Mbak liat sendiri kan si Maung masih segar bugar? Harus kita serang dari jarak dekat, Mbak-

Tiba-tiba Kendra berteriak sambil kesakitan sambil memegangi lehernya.

SFX: bunyi dengung lebah. Kita melihat seekor lebah terbang di atas kepala Kendra.


CUT YO.


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar