Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Just For You
Suka
Favorit
Bagikan
3. Episode 1 Part 3

21. INT. RESTORAN - MALAM

Rafi terpana melihat Erya. Sementara Erya bergabung di mejanya, duduk di seberang.


RAFI (V.O)

Cantik bener! Kayaknya, gue nggak perlu nolak perjodohan ini.


ERYA

Udah lama?


RAFI

Baru aja.

(memberikan menu)

Mau pesen apa?


ERYA

(melihat menu makanan) 

Nih! 

(menunjuk salah satu menu)


BCU : Menu teratas, harga tertinggi.


Rafi tersentak melihat menu yang ditunjuk Erya.


ERYA

Minumnya ... aku nggak ada yang suka.


RAFI

Air putih aja ya?

(melihat Erya)


ERYA

Apa?


RAFI

Air putih. Kamu pasti suka.


ERYA

(menggeleng) 

Aku punya spesial request.


Rafi melihat Erya penuh tanya.


ERYA

Jus durian ... campur sirsak.


RAFI

Apa?? 

(terkejut)


FADE OUT & FADE IN :


Erya merasa perutnya mulai sakit setelah menghabiskan setengah gelas jus itu. Sementara Rafi makan sambil menutupi hidung, tidak tahan dengan bau durian.


ERYA

Umg! 

(seperti ingin memuntahkan sesuatu)


RAFI

(meletakkan sendok. Sementara jari tangan kiri masih memencet hidungnya) 

Kamu umur berapa?


ERYA

Du—

(menahan lagi)


Rafi heran melihat Erya.


CUT TO :


22. INT. RESTORAN. TOILET WANITA - MALAM

Erya mencuci tangan di wastafel, lalu bercermin sambil membersihkan wajahnya yang basah dengan tissue.


ERYA

Hhh! Tau gini mending ngupil aja tadi. 


Orang yang sedang cuci tangan di sebelah tersentak melihat Erya, sementara Erya tidak peduli, bergegas pergi.


CUT TO :


23. EXT. RUMAH BU IRA - MALAM

Hera duduk, jarinya memencet recorder ponsel Aji.

Aji datang, lalu duduk di samping Hera.


AJI

Udah selesai?


HERA

Udah. 

(menyerahkan ponsel pada Aji)


AJI

(menerima ponselnya)

Band favorit lo apa sih?


HERA

Sheila on 7.


AJI

Sheila Gank??


HERA

Kakak tahu?


AJI

Iya lah, sepupu gue juga.


HERA

(tersenyum)

Sama donk.


Dika datang membawa segelas minuman untuk Hera.


DIKA

Nih!

(menyodorkan minuman pada Hera)


HERA 

Wah! Kak Dika. Makasih ya!

(menerima minuman itu, lalu tersenyum melihat Dika)


DIKA

Iya lah ... Gue kan baik.


AJI

Gaya lo!

(mendorong Dika pelan)


DIKA

Begini lah gue. Gue kan pengertian.
Gak kayak lo. Ngajak ngobrol mulu!


Aji hampir tertawa melihat Dika.


DIKA

Gue saranin ya Her ....


Hera meneguk air minum.


DIKA

Lo jangan mau sama dia. Dia ini ceweknya udah selusin.


AJI

Heh!!


Hera tertawa, sambil meletakkan gelas di sampingnya. 


DIKA

Ngaku lo!


AJI

Gue ini lagi PDKT sama adik lo. 

(sok serius)


DIKA

Nih langkahin gue dulu.

(menepuk dadanya)


Aji dan Dika berkelahi kecil. Hera tersenyum melihatnya. Sementara Nando dan Malik duduk santai di ruang keluarga. 

Malik sedang memainkan gitar akustik.


CUT TO :


24. INT. SEKOLAH HERA. KELAS HERA – PAGI

ESTABLISH – SEKOLAH HERA


Hera berjalan menuju bangku yang masih kosong. Dia duduk, lalu tersenyum melihat Irene, teman sebangkunya.

Irene membalas senyuman Hera.

Hera berjabat tangan dengan Irene. Mereka menyebutkan nama masing-masing.


CUT TO :


25. EXT. SEKOLAH HERA. LAPANGAN BASKET – MENJELANG SIANG


SFX : Suara pantulan bola basket.


POV HERA : Permainan basket dari seorang murid.


Hera dan teman-temannya sedang bermain basket—hanya Hera yang memakai seragam abu-abu putih, yang lain berseragam olah raga. 

Hera mendapat umpan bola dari temannya. 

Hera menangkap bola itu, berlari sambil men-dribble, lalu menembakkan bola ke ring.


BCU : Tembakan Hera masuk.


HERA

Yes!

(tersenyum senang)


Teman-teman Hera bersorak senang. 

Nikita mengacungkan jempolnya sambil tersenyum pada Hera. 

Permainan dilanjutkan.


NIKITA

Hera Hera! 

(menyuruh mengoperkan bola pada Hera)


Hera menangkap bola yang dilempar padanya, lalu segera melakukan shoot. 

Bola memantul terlalu keras dari papan, melayang jauh hingga mengenai kening Dimas.

Dimas mengusap keningnya yang sakit. 

Teman-teman terperangah melihatnya. Salah seorang dari mereka menutup mulut, karena terkejut. 

Nabiel yang ada di dekat Dimas malah tertawa.


DIMAS

Sialan lu! 

(kesal melihat Nabiel)

Sakit banget nih!

(menggosok keningnya)


NABIEL

Sorry, Bro. 


Tak lama kemudian, Hera datang menghampiri Dimas.


HERA

Aduh ... maaf ya!

(merasa bersalah)


Dimas tidak merespon, masih kesal.


CUT TO :


26. EXT. SEKOLAH HERA. DEPAN RUANG KELAS DIMAS – SIANG

Hera berjalan melewati Dimas yang sedang bersandar di pintu. 

Dimas tampak tidak suka melihat Hera. 

Hera yang tahu itu, menghentikan langkah, lalu menghampiri Dimas.


HERA

Sorry ya yang tadi ....
Aku nggak sengaja.


Dimas tersenyum sinis.


HERA

Kamu kok gitu sih? 


DIMAS

Trus gue mau apa?


Hera terdiam, kesal. 

Dimas melangkah pergi. 

Hera cemberut melihatnya.


INSERT :

Reni, Chesi dan Nanda mengamati Hera dari kejauhan.


RENI

Anak baru itu mau deketin Dimas. 


CHESI

Iya kali, Ren.


RENI

Jangan harap ya. 

(sinis melihat Hera)

Gue sama dia cantikan siapa sih?


CHESI

Cantikan dia.


Reni tersentak melihat Chesi.


CHESI

Banyakan lo ... hehe.


POV RENI : Hera melanjutkan perjalanannya.


RENI

Hhh! Dia belum tau kalo Dimas itu cowok gue.


CHESI

Mantan kali.

(lalu makan snack)


RENI

Ya iya sih .... 
Tapi gue masih nggak rela kalo liat Dimas deket sama cewek lain. 
Masa cuma gara-gara gue tinggal di perkampungan, Dimas nggak mau jadi cowok gue.
Itu kan nggak masuk akal, Ches.

(lalu melihat Chesi) 


CHESI

Yah ... gue tau, mungkin dia minder aja sama lo, Ren. 
Lo sama dia kan lebih unggul lo masalah pelajaran.


RENI

Iya sih.


CHESI

Orang yang nyebar gosip itu cuma orang iseng lah, Ren. 
Lo tau sendiri kan mulut mereka pada gimana?
Lagian, Dimas juga bukan cowok yang peduli banget sama ekonomi orang lain.
Mau anaknya pejabat atau anaknya orang nggak punya,
Selama ini dia nggak pernah beda-bedain itu, kan?


RENI

Nah! Itu yang bikin gue tambah pusing!
Kenapa dia mutusin gue coba?


NANDA

Berarti dia udah nggak ada rasa lagi sama lo. 

(sambil main game di ponsel)


Reni dan Chesi tersentak melihat Nanda.

Chesi kembali melihat Reni yang kesal.


CUT TO :


27. EXT. UNIVERSITAS - SIANG

ESTABLISH : UNIVERSITAS


Erya dan Tina duduk berdua. 

Tina sedang membaca buku, sedangkan Erya termenung, bertopang dagu. 

Dika dan teman-teman (non-DG) lewat di depan mereka. 

Tina melihat mereka, lalu Erya.


TINA

Lo kenapa Ya'? 

(menutup bukunya, memperhatikan Erya)


ERYA 

Gue lagi bingung.


TINA

Bingung kenapa? 


ERYA

Gue dijodohin, Tin!


TINA

Oh. Rafi itu?


ERYA

Hmm ....

(sedih) 

Lama-lama mother gue makin gencar aja ngomongin dia.
Udah nyangkut masalah tunangan segala. 

(khawatir)


TINA

Hah? 

(heran)


ERYA

Gue kan nggak mau, Tin.
Gue nggak mau!

(menggoyang-goyangkan lutut Tina dengan tangannya)


TINA

Iya iya gue tau.


Erya menghentikan aksinya, masih terlihat kesal.


TINA

Ya ....
Ini emang salah lo.


ERYA

(tersentak)

Kok salah gue? 


TINA

Ya wajarlah nyokap lo khawatir ....


ERYA

Khawatir?


TINA

Ya iya lah.
Dikiranya lo abnormal.


ERYA

Hah?! 

(kesal melihat Tina)


TINA

Menurut gue, nyokap lo itu bukan tipe orang yang suka maksain kehendak.
Kalo lo bisa cari cowok sendiri, 
Nggak mungkin dia jodohin lo.


ERYA

Siapa bilang gue nggak bisa cari cowok sendiri? 

(berdiri, tampak kesal)


Mahasiswa yang ada di sekitar mereka melihat Erya dengan pandangan aneh.

Tina tersentak, lalu menarik baju Erya, menyuruhnya duduk.


ERYA

(kembali duduk)

Gue bisa, Tin. 

(kesal)


CUT TO :


28. EXT. UNIVERSITAS. TAMAN - SIANG

Erya membawa buku catatan kecil dan bolfoin. Dia menempelkan ujung bolfoin ke keningnya, sambil memikirkan sesuatu.


TINA

Tipe cowok lo aja deh, susah amat ya Ya'.
Atlet, nggak mau.
Cowok tajir banget macam Sandi, juga nggak mau.


ERYA

Gue sebenernya mau aja ....
Tapi masalahnya ... apa mereka mau sama gue?

(lalu tersenyum melihat Tina)


TINA

Yah ... elo.
Ya usaha ....


ERYA

Kalo tipe gue sih ....
Yang senyumnya kayak Kim Bum.


TINA

Hah!

(mengalihkan pandangan, menyerah)


ERYA

Tapi matanya biru ... kayak orang bule. 
Rambutnya item aja nggak apa-apa.
Badannya six-pack, soleh, rajin ngaji.


TINA

Jyaaa!!  
Elo blasterin aja tuh si Kimbum, trus siapa tuh??
Zac Efron.


Erya melihat Tina.


TINA

Sama Ustadz Maulana. 

(menegaskan)


Erya pura-pura kaget.


TINA

Udah pas, kan?
Mata biru, rambut item, soleh.
Bagus nggak ide gue?


ERYA

Wah! Boleh-boleh tuh, Tin.

(menunjuk-nunjuk Tina)

Lo emang sahabat gue paling pinter. 

(memeluk Tina)


Tina tersenyum senang.


ERYA

Lo pikir gampang blasterin orang?

(tidak habis pikir melihat Tina)


CUT TO :


29. EXT.SEKOLAH HERA. KORIDOR - SORE

Hera berjalan, sambil sesekali menoleh ke belakang, tampak menunggu seseorang. 


HERA (V.O)

Irene mana sih??
Mana berat banget ni tas.
Kayaknya tugasku bakalan banyak nih. 
Catetannya banyak, mana bukunya berat lagi. 


Hera berjalan mundur, lalu berbalik, dan menabrak Dimas. 

Hera yang tidak dapat menahan keseimbangan pun terpental ke tembok.


HERA

Aduh! 

(hampir jatuh)


Dimas hanya melihat Hera sebentar, lalu pergi.


HERA (V.O)

Dia! 

(kesal melihat Dimas)


Saat Hera bangun dari posisinya dan memutuskan untuk mengejar langkah Dimas, tiba-tiba Irene datang dan menarik tas Hera. Hera menoleh, langkahnya tertahan.


IRENE

Gerbang bukan ke arah sana.
Pantesan gue cariin lo nggak ketemu.

(melepaskan tangan dari tas Hera) 

Kenapa sih?


Hera mengembalikan pandangan, mencari. Tapi Dimas sudah tidak ada. Dia melihat Irene, lalu mengalihkan pandangan, sambil menghela napas, kesal.


CUT TO :


30. EXT. UNIVERSITAS – SORE 

ESTABLISH – KORIDOR 


Erya berjalan bersama Tina. Dia lalu berpapasan dengan Dika. 

Erya dan Dika sama-sama melangkah, tapi selalu berpapasan lagi.

Dika tersenyum, memberi jalan untuk Erya. 

Erya tersenyum melihat Dika, lalu melanjutkan langkah. 

Dika juga melangkah pergi.

Erya menghentikan langkah, menoleh melihat Dika, masih tersenyum. Dia lalu mengembalikan pandangan ke depan dan terkejut melihat seseorang yang memakai kostum gatotkaca berhenti di depannya. 


ERYA

Astaghfirullahaladzim!!


Tina tersentak melihat Erya.


GATOTKACA JADI-JADIAN

Permisi ....

(tersenyum, lalu pergi)


ERYA

Hhh!  

(melihat Gatot Kaca itu pergi) 

Ngapain sih tuh orang pake dandan gitu segala?! 
Ngagetin orang aja!


TINA

(tertawa kecil)

Lo kayak nggak tau anak teater aja.
Udah yok! 

(mengajak Erya pergi)


Erya dan Tina berjalan bersama.


ERYA

Ohiya, Tin.
Gue habis nemuin pangeran gue! 

(geregetan)


TINA

Oh ya? 

(tampak tertarik) 

Siapa?


ERYA

Lo liat nggak yang barusan lewat?


  TINA

Si Gatotkaca?
Serius lo?? 


ERYA

Ya elah Tina ... bukan! 

(menggeleng)


TINA

Trus siapa??


ERYA

Dika.


TINA

Dika??


ERYA

Dika De Generation!


TINA

De Generation??


ERYA

Masa lo nggak tau sih?


TINA

(mencoba mengingat) 

Oh ... Dika anak band itu?


Erya mengangguk senang.


TINA

Trus kenapa lo baru sekarang sukanya?


ERYA

Ya ....

(bingung, mengalihkan pandangan)  

Ya karna ....


TINA

Karna lo abnormal!

(tertawa, lalu mempercepat langkahnya)


ERYA

Eh! Berhenti ngatain gue abnormal! 

(mengejar Tina)


Tina menabrak seseorang. Dia meminta maaf, lalu bertengkar kecil dengan Erya, sambil masih terus berjalan.


CUT TO :


31. INT. RUMAH BU IRA. RUANG KELUARGA - MALAM

Hera duduk di sofa, sambil menonton TV. Dia cemberut teringat kejadian di sekolah. 

Dika datang, heran melihat Hera.


DIKA

Kenapa?


Hera lalu melihat Dika.


DIKA

Kok diem aja dari tadi? 


Hera kembali cemberut melihat TV.


DIKA

(duduk di sofa satunya) 

Ada apa?


HERA

Baru hari pertama sekolah udah ada yang nggak suka sama aku.


DIKA

Masa' sih? 

(lalu mengambil remote yang tergeletak di meja, mengganti channel TV)


HERA

Nyebelin banget tuh orang.


DIKA

(melihat Hera sebentar) 

Siapa?


HERA

Dimas.
Kata temen-temen sih, namanya Dimas.


Dika mengambil bantal yang ada di dekatnya, lalu melemparkannya pada Hera.

Hera terkejut, menangkap bantal itu.


DIKA

Sekolah yang bener ....
Jangan pacaran dulu!


HERA

Aku nggak pacaran kok!

(beranjak dari duduk, lalu berjalan menuju tangga, kesal)


DIKA

(menemukan channel yang pas : sepak bola. Tapi melihat Hera pergi, merasa bersalah)

Her!


Tidak ada jawaban dari Hera. Dika bergegas menyusul.


DIKA

(berhasil menyamai langkah Hera) 

Lo marah?


Hera menghentikan langkah, lalu melihat Dika dengan tatapan kesal.


CUT TO :


32. EXT. JALAN RAYA. MOTOR DIKA - MALAM

Dika membonceng Hera dengan motornya.


DIKA

Lo nggak pegangan, Her?


HERA

Pegangan kok!


BCU : Kedua tangan Hera memegang ujung jaket Dika.


LONG SHOT : Jalanan yang ramai.


CUT TO :


33. INT. RUMAH ERYA. KAMAR ERYA - MALAM

Erya sedang tiduran sambil melihat pesan masuk dari Tina.


TINA (V.O)

Ya lo cari tau tentang dia.


Erya mengetik balasan pesan.


ERYA (V.O)

Caranya?


Erya mengirimkan pesan itu, lalu menghela napas.


ERYA (V.O)

Gue kok kepikiran terus sama Dika ya? 
Apa ... apa gue beneran lagi jatuh cinta?

(tersenyum)


DISSOLVE TO (Flashback) :


Erya berpapasan dengan Dika. 

Erya dan Dika sama-sama melangkah, tapi selalu berpapasan lagi.

Dika tersenyum, memberi jalan untuk Erya. 

Erya tersenyum melihat Dika, lalu melanjutkan langkah. 

Dika juga melangkah pergi.

Erya menghentikan langkah, menoleh melihat Dika, masih tersenyum.


FADE OUT & FADE IN :


Erya tersenyum mengingatnya.


ERYA

(mulai bernyanyi sambil menari ala dansa campur balet)

Gue lagi jatuh cinta ... gue normal ... gue normal ....
Hmm Hmm Hmm ....

(bernyanyi dengan nada lagu 'Kembang Perawan – Gita Gutawa')


Tiba-tiba pintu kamar Erya terbuka.  


BCU : Siku Erya terbentur.


ERYA

Aduh!!!

(memegangi sikunya, lalu berguling-guling di tempat tidur)


BU DAMAYANTI

Erya?? 

(heran melihat Erya, tangannya masih memegang daun pintu)


Erya merengek, kesakitan.


BU DAMAYANTI

Ditunggu Rafi di ruang tamu.


ERYA

Ahaha!! 

(masih kesakitan)


CUT TO :

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)