Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Just For You
Suka
Favorit
Bagikan
2. Episode 1 Part 2

9. INT. RUMAH KELUARGA BU IRA. KAMAR HERA - MALAM

Hera masih tertidur. Dia menggosokkan tangan ke lengan, merasa kedinginan. Perlahan, dia mulai bangun dan melihat ke jendela yang terbuka.


POV HERA : Bintang-bintang di langit malam.


Hera tersentak, lalu melihat jam dinding.


BCU : Jam dinding menunjukkan Pukul 22.30


HERA

Berapa jam aku ketiduran?

(mengucek mata sebentar, memperhatikan jam dinding, lalu mengalihkan pandangan, berjalan mendekat ke jendela, melihat suasana malam dari jendela kamarnya)


HERA (V.O)

Mungkin karena semalem aku nggak bisa tidur..
Ibu ... Melisa.. Salwa... 
Aku kayak lagi terdampar di tempat yang asing ... 

(matanya berkaca-kaca)

Aku takut .... 
Aku takut aku nggak bisa jauh dari kalian ...

(lalu mengusap air mata yang keluar)

Seharusnya aku seneng punya keluarga baru ....
Tapi kenapa aku malah sedih?
Kenapa??


SFX : Suara perut Hera.


Hera tersentak mendengar suara perutnya.


CUT TO :


10. INT. RUMAH KELUARGA BU IRA – MALAM

Hera menutup pintu kamar dari luar, lalu melihat keadaan sekeliling.

Hera berjalan menuju tangga, tapi pandangannya terhenti pada studio Dika.


CUT TO :


Di lantai 1, Dika berjalan dengan santai, meniti tangga dengan langkah sedikit meloncat.

Sesampainya di lantai dua, dia heran melihat Hera berdiri di depan studio dan tampak mengamati. 


CUT BACK TO :


HERA (V.O)

Kok pintunya gini? Apa bener ini kamar Kak Dika? 

(penasaran, akhirnya mendorong pintu itu hingga terbuka. Terkejut melihat ada alat-alat musik di sana) 

Wah! 

(masuk ke dalam studio)


CUT TO :


Dika berjalan ke studio.


CUT TO :


11. INT. RUMAH KELUARGA BU IRA. STUDIO MUSIK DIKA – MALAM

Hera mengambil dan mengamati gitar sambil tersenyum, lalu mengembalikan gitar ke tempat asal. Dia lalu berbalik, dan tersentak saat melihat Dika sudah ada di belakangnya, hingga tak sengaja menjatuhkan gitar yang baru saja diletakkannya.


HERA

Kamu ....

(menunjuk Dika, tangannya gemetar)


Dika memandang Hera dengan pandangan tidak suka, mengambil gitar, lalu menyandarkannya di tempat semula.


HERA

(mencoba mengingat sesuatu) 

Pasti Kak Dika. 

(kembali melihat Dika)


DIKA

(melihat Hera) 

Lo—


HERA

Aku Hera. 

(mengulurkan tangan, tersenyum)


DIKA

Lo mau terus di sini ngapain?


HERA

(mengerutkan dahinya) 

Aku ... tadi laper, jadi keluar cari makanan.

(menarik uluran tangannya)


DIKA

Di sini nggak ada makanan.


HERA

Iya. Aku cuma-

(tahu Dika tampak tidak suka melihatnya, akhirnya memutuskan untuk menyerah)

Aku mau ke dapur aja.

(melangkah pergi)


DIKA

Hera ....


Hera menghentikan langkah, lalu menoleh melihat Dika, penuh tanya.


CUT TO :


12. EXT. RUMAH KELUARGA BU IRA. TERAS LANTAI 2 – MALAM

Dika dan Hera duduk di bangku. Hera menyantap pizza dengan lahap.


DIKA

(melihat Hera) 

Enak?


HERA

Emm ....

(mulutnya masih penuh makanan, tapi jempolnya sudah diacungkan sebagai tanda setuju)


DIKA

Lo belum makan ya tadi? 

(lalu melahap pizza)


HERA

Belum, Kak.

(tersenyum melihat Dika)

Aku ketiduran habis beresin kamar.


DIKA

Oh ....
Emang dateng jam berapa?
Gue kok nggak tau.


HERA

Tadi ... jam dua siang.

(lalu mengalihkan pandangan)


DIKA

Jam dua??

(memikirkannya sebentar)

Oh iya ... gue inget.


Hera menoleh, melihat Dika.


DIKA

Tadi gue lihat cewek di jendela.

(jeda)

Gue kira hantu. 


HERA

Apa?


DIKA

(tertawa)

Bercanda.


HERA

(tersenyum, lalu mengalihkan pandangan)

Emang aku mirip hantu?


DIKA

11 – 12 sih.


Hera manyun melihat Dika.


DIKA

Habis ... elo ngilang gitu aja.
Gue kira penampakan.


HERA

Hmm ....

(mengalihkan pandangan, lalu kembali makan pizza)


DIKA

(tersenyum melihat Hera)

Lo laper banget deh kayaknya.
Tapi jangan gitu juga makannya.


HERA

Apa?


DIKA

Ada itu ... di ....

(Dika menunjuk pipinya sendiri setelah menunjuk Hera, mengingatkan ada sedikit saos di pipi Hera)


Hera tahu apa yang dimaksud Dika, segera membersihkan dengan tangan.


DIKA

Umur berapa sih?


HERA

Menurut kakak?


DIKA

20.


HERA

Hah? 


Dika tertawa.


HERA

Keliatan tua banget ya, Kak?


DIKA

29. 


Hera menghela napas, pura-pura kesal.

Dika hampir tertawa melihat Hera.


HERA

Aku 16 tahun, Oppa.


DIKA

Kok Opa sih? Gue keliatan tua juga ya?


HERA

(tertawa) 

Iya.


Dika makan lagi.


HERA

Oppa itu bahasa Korea.
Artinya kakak laki-laki.


DIKA

Ck! Gue kan bukan orang Korea.
Kalo sampe temen-temen gue tau lo panggil gue Opa bisa diketawain gue.


HERA

(tersenyum, lalu memandang ke langit luas) 

Eh! 

(berpikir lagi) 

Oppa itu panggilan kalo buat kakak laki-laki tapi orang lain.
Kalo kakak sendiri panggilnya Hyung.
Jadi Dika Hyung, bukan Oppa. 

(melihat Dika)


DIKA

Ah! Lo ngomong apa gue nggak ngerti.


HERA

Hmm ....

(mengalihkan pandangan. Terkejut saat mendapati bintang jatuh)

Bintang jatuh!!

(tak sadar menjatuhkan pizza ke pangkuannya)


DIKA

Bukan.


HERA

Iya!


DIKA

Pizza jatuh. 


Hera menoleh melihat Dika.


DIKA

Tuh! 

(menunjuk pizza Hera yang jatuh)


HERA

(melihat apa yang ditunjuk Dika)

Yah!

(menyesal, mengangkat pizzanya. Meletakkan pizza itu di kardus, kemudian mengambil tissue yang ada di meja untuk membersihkan bajunya) 


DIKA

Tadi beneran bintang jatuh ya?


HERA

Iya. 

(melihat Dika)


Dika mengangguk, mengerti.


HERA

Padahal belum minta permohonan. 

(mengangkat kedua kakinya naik di atas kursi, memeluknya dengan kedua tangan)


DIKA

Lo percaya?


HERA

Percaya apa?


DIKA

Harapan lo bisa terkabul?


HERA

Kakak nggak percaya?


DIKA

Gimana bisa gue percaya,
Dia sendiri aja jatuh.
Emang bisa nolongin kita?


Hera tersenyum mendengarnya.


DIKA

Iya kan?
Lo berharap sama sesuatu yang nggak bisa bertahan.
Yang ada ... harapan lo ikut jatuh.


HERA

Iya juga ya?


DIKA

Gue benci berharap.
Gue lebih suka ... lakukan dan lakukan!


HERA

Oh, gitu.
Lakukan dan lakukan! 

(menirukan gerakan tangan Dika)


Dika tertawa melihat Hera. 


CUT TO :


13. INT. RUMAH BU IRA. KAMAR HERA – SIANG

Hera memberi sampul dan label pada buku tulisnya.

Tak lama kemudian, dia merasa bosan. 

Hera bergegas ke luar kamar. 


CUT TO :


14. INT. RUMAH KELUARGA BU IRA. DAPUR - SIANG

Hera berjalan melewati kamar Bi Niah yang pintunya terbuka. 


POV HERA : Bi Niah sedang tidur di kamar. 


Hera membuka kulkas, melihat-lihat makanan di sana. Dia mengambil es krim, memakannya, lalu berjalan ke taman samping.


HERA (V.O)

Rumah segede gini sepi banget ....
Panti asuhanku aja yang cuma beberapa petak udah kayak pasar pindah.

(lalu teringat sesuatu)


Hera bergegas ke lantai dua, membuka pintu studio Dika. Dia tersenyum melihat alat-alat musik di sana, lalu berjalan ke kamarnya.


CUT TO :


Hera keluar kamar sambil membawa buku catatan.


CUT TO :


15. INT. RUMAH KELUARGA BU IRA. STUDIO DIKA – SIANG

Hera membuka buku catatan, meletakkannya di tempat penyangga teks, lalu mulai bermain keyboard dengan satu tangan.


Setelah merasa bosan, Hera melihat gitar sebentar, lalu keluar dari studio Dika.


CUT TO :


16. INT. RUMAH KELUARGA BU IRA. KAMAR HERA – SORE

Hera menjatuhkan diri ke tempat tidur, menguap sebentar. 


CUT TO :


17. INT. RUMAH KELUARGA BU IRA. STUDIO DIKA - SORE

Dika datang, berjalan santai sambil bernyanyi ke tempat drum.


CUT BACK TO :


Hera mendengar suara Dika, lalu bangun.


CUT TO :


Dika ingat belum menutup pintu studio. Dia lalu bergegas menutup pintu.

Hera datang melihat.


DIKA

Hera? 

(tersenyum)


HERA

(tersenyum juga)

Barusan pulang, Kak?


DIKA

Iya.
Lo mau ngapain?


HERA

Nggak tau.
Dari tadi aku sendirian di rumah.


DIKA

Oh.
Mau ikutan main?

(lalu masuk ke studio)


HERA

Nggak juga. Hera nggak bisa.

(ikut masuk)


DIKA

(menutup pintunya, lalu melihat sekeliling)

Kecil ya studio gue?

(melihat Hera)


HERA

Yang penting kan lengkap, Kak.


DIKA

(melihat keyboard, lalu menghampirinya, mengambil buku yang ada di penyangga teks, melihat isinya)

J-F-O?


HERA

(memetik senar gitar)

Aku pengen banget belajar main gitar.
Kakak bisa?

(lalu melihat Dika)


DIKA

Ini punya siapa sih?

(heran masih membaca dalam hati tulisan-tulisan yang ada di buku)


HERA

(tersentak melihat Dika membawa bukunya, bergegas menghampiri)

Itu ....

(menunjuk bukunya)


DIKA

(melihat Hera)

Punya lo?


Hera mengangguk, lalu mengambilnya dari Dika. 


DIKA

J-F-OU itu band dari mana?


HERA

Emm ....

(agak bingung menjelaskannya)


Dika menunggu jawaban Hera.


HERA

JFoU itu ... Just For You.


DIKA

Just For You? 

(semakin tidak mengerti)


HERA

Ini kumpulan lagu aku.


DIKA

Lagu? Lo punya Band??


Hera menggeleng.


DIKA

(diam sejenak) 

Lo bisa ciptain lagu?


Hera mengangguk.


DIKA

Bisa main alat musik donk?


Hera menggeleng.


DIKA

Trus?? Gimana lo ciptain lagu?


HERA

Ciptain lagu kan nggak harus pake alat musik.


DIKA

Oh ya?


HERA

Aku bisa sih main keyboard tapi sedikit.


DIKA

Tetep aja bisa.

(jeda)

Emm ....
Gue boleh denger nggak lagunya? 

(lalu tersenyum manis)


CUT TO :


18. INT. RUMAH ERYA. TAMAN - SORE

Erya menyiram tanaman sambil menelfon Tina.


TINA (O.S)

Kalo menurut gue ... lo dateng aja Ya'.
Tapi buat dia ilfil sama lo.
Itu yang gue tau dari film-film.
Ya supaya dia nggak suka sama lo.


ERYA

Lo suruh gue ngapain?


TINA (O.S)

Yah ... lo ngupil-ngupil kek di depan dia.


ERYA

Ha?? 

(tidak habis pikir)


TINA (O.S)

Iya. Setau gue .... 
Maksudnya gue pernah liat di sinetron, adegan kayak gitu dan hasilnya sukses.


ERYA

Keluarga lo aja yang lo suruh gitu!

(kesal, lalu menutup telepon) 


CUT TO :


19. INT. RUMAH BU IRA. STUDIO DIKA - SORE

Dika sedang menelepon Nando. 


INTERCUT WITH :


20. INT. RUMAH NANDO. KAMAR NANDO - SORE


NANDO

Yang bener lo, Dik? 

(bangun dari tidurnya)


DIKA

Iya! Dateng aja sekarang.


Dika keluar ruangan untuk menelepon.

Hera membolak-balik buku catatannya.

Tak lama kemudian, Dika masuk lagi ke studio.


CUT BACK TO :


Hera dan Dika duduk di dalam studio.


HERA

Kakak bukan J-F-O tapi Je-Fouw.


DIKA

J-F-Ou.


HERA

Je-Fouw.


DIKA

J-F-Ou!


HERA

JFoU.

(kembali memetik gitar)


DIKA

(tertawa ringan melihat Hera)

Iya iya Je Fouw.
Nyanyi lagi gih!


Hera menoleh melihat Dika.


DIKA

Yang ini tadi gimana?

(menunjuk satu lagu)


Hera melihatnya, lalu mulai menyanyikan lagu “All the faith”.


DIKA

(tersenyum setelah Heira menyelesaikan lagunya)

Tos dulu donk!

(mengangkat tangan)


Hera tersenyum, lalu tos dengan Dika.


CUT TO :

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)