97.EXT/INT. RUMAH SYENA - TERAS - PAGI
Syena sarapan di teras sambil mendengarkan musik dari ponsel. Syena duduk menyilangkan kaki sambil meminum jus tomat.
SFX: Suara gerbang dibuka
Bio masuk tergesa-gesa menghampiri Syena.
SYENA
(mendongak) Lho, Bio kenapa?
BIO
Kamu pagi ini nggak kemana-mana? Sorry aku telat bangun (berjalan dan duduk di sisi Syena)
SYENA
Ha? Maksudnya gimana?
BIO
(menyampingkan badan) Kemarin malam kan kunci gembok aku bawa, Syen. Kemarin kamu ketiduran di sofa, jadinya aku inisiatif buat balikin kuncinya pagi ini.
SYENA
Oh, gitu. Nggak kok, aku belum keluar sama sekali.
(beat)
(Menatap Bio) Sebentar deh, tadi pagi aku ada di kamar kok.
BIO
Ya aku gendong kamu lah, pelan-pelan naik tangga terus taruh kamu di tempat tidur (Bio berdiri memperagakan)
SYENA
(refleks menjauh) Kamu nggak macam-macam kan?
BIO
(menggeleng) Ya kali nggak ngapa-ngapain, aku cuma pegang...
SYENA
(melempar tahu di piring) Bio!
BIO
Ya ampun Syen (menangkap tahu di wajahnya)
Nggak sayang, aku bercanda (mendekatkan duduk)
SYENA
Awas ya kalau macam-macam (menunjuk Bio tepat di wajahnya)
BIO
Apa? (Bio memajukan wajah)
SYENA
(menutup wajah Bio dengan satu tangan)
Kamu sudah sarapan belum?
Bio menggeleng dan melepas tangan Syena.
SYENA
Ya sudah, aku ambilkan sebentar di dalam.
Bio mengangguk manja.
Syena masuk ke rumah sambil membawa piring bekas dan gelas sisa.
JUMP CUT TO
Sepuluh menit kemudian, Bio meletakkan piring tanpa sisa di atas meja. Bio meneguk air putih sampai habis. Bio menatap Syena yang tengah bermain ponsel.
BIO
Syen (menggenggam satu tangan Syena)
(beat)
Besok aku harus balik ke kejaksaan (menatap wajah Syena)
SYENA
Iya, aku tau, Bi.
BIO
Kamu nggak sedih?
SYENA
Kata siapa? Tapi kamu harus tetap berangkat, Bio (tersenyum)
BIO
Kamu nggak pulang ke Lampung aja sama Nenek disana?
Aku nggak tega lihat kamu disini sendiri.
SYENA
(menggeleng) Terus yang bakal urus rumah ini siapa? Aku nggak papa kok disini.
Nanti aku sering-sering mampir ketemu papa mamamu.
Bio menarik napas panjang.
BIO
Art of me? (menatap lurus ke depan)
Aku bantu bikin project itu ya?
SYENA
Kamu tau dari mana? Aku kan belum cerita? (menatap Bio)
BIO
Kemarin aku nggak sengaja baca kertas-kertas kamu di atas meja. Maaf ya (mengangkat tangan Syena ke pipinya)
SYENA
Oh..
Emang kamu nggak keberatan?
BIO
Nggak. Sekarang aku setuju sama project kali ini. Aku mau kamu berkembang dan gapai cita-citamu.
SYENA
(tertegun) Makasih, Bio
Bio memeluk Syena erat dan mencium rambutnya, mereka tersenyum bahagia.
98.INT. KEJAKSAAN RI - RUANG FORENSIK DIGITAL - SIANG
Bio berdiri di jendela, mengambil ponsel di saku celana. Bio menekan tombol call dan menempelkan ke telinga.
BIO
Halo, sayang? Kamu dimana
SYENA (O.S)
Di rumah, Bi. Ada apa?
BIO
Minggu besok, aku pulang ya. Ada temanku yang mau bantu kamu bikin konsep art exhibition.
SYENA (O.S)
Beneran, Bio?
BIO
Iya, besok kita ketemu sama dia ya.
SYENA (O.S)
Siap, Bi.
Bio mengakhiri panggilan dengan tersenyum senang.
CUT TO
99.INT. RUMAH SYENA - KAMAR - SIANG
BEGIN MONTAGES
- Syena menaiki tangga lipat berbentuk A dan mencabut lukisan yang tertempel di dinding. Tangannya membawa dua lukisan dan mulai menuruni anak tangga perlahan.
- Syena membedakan lukisan kecil dan besar, serta menjajarkan seperti barisan.
- Syena memindahkan tangga lipat dan mengambil lukisan di dinding lain, lalu meletakkannya ke bawah.
- Syena duduk merentangkan kedua kaki sambil mengusap keringat di dahi.
- Jari tangan Syena menghitung lukisan yang terjajar rapi.
- Syena merebahkan badan ke karpet, ia tertidur di samping kasur sambil memegang ponsel.
Dinding kamar terlihat bersih, tersisa paku dan bekas solasi yang menempel.
END OF MONTAGES
100.INT. TOKO BUNGA - MALAM
Bio memilih-milih bunga berwarna putih, ia mencium bau aroma bunga. Bio bergidik dan menjauhkan wajah.
BIO
Mas, bunga yang baunya enak apa ya?
Ini kok nggak harum semua?
PENJUAL BUNGA
Ya semua bunga emang begini, Mas. Ini bunga asli makanya nggak enak.
BIO
Kalau yang bunga palsu ada, Mas? Coba liat dong.
PENJUAL BUNGA
Ya nggak jual lah, Mas. Aneh-aneh aja.
BIO
Ya sudah, saya mau mawar putih aja.
PENJUAL BUNGA
Berapa, Mas?
BIO
Terserah, Mas. Yang penting keliatan banyak terus gede gitu.
PENJUAL BUNGA
Oke deh!
101.INT. RUMAH SYENA - TERAS - MALAM
Bio memarkir mobil tepat di depan rumah. Bio menekan tombol bel yang ada di pagar.
Syena keluar dari pintu dan menatap bunga yang menutupi wajah Bio dari kejauhan.
BIO
SURPRISE!!!
SYENA
BIO!!! (berteriak menghampiri Bio)
BIO
Bawa kunci nggak? Masa aku panjat lagi sayang.
SYENA
Nggak kok, bawa ini lho (tertawa)
(beat)
Ini bunga buat aku?
BIO
Iya sayang, ini ya (memberikan pada Syena)
SYENA
Wahh (menerima bunga yang hampir separuh badannya)
Makasih ya Bio.
BIO
Peluk dulu dong!
Syena menghamburkan diri ke dekapan Bio dan tersenyum senang.
BIO (CONT'D)
Ya sudah kamu istirahat dulu, besok kita mampir ke suatu tempat sama temanku yang waktu itu bakal bantuin kamu bikin project art of me.
SYENA
Siap, Bos. Hati-hati ya
Bio melambaikan tangan, Syena membalas sambil mengunci pintu gerbang.
102.INT. MALL - GEDEUNG KOSONG - RESTORAN - SORE
Bio dan Syena berdiri menatap gedung yang masih kosong, di depan tertulis:
Disewakan Hubungi: 081234567890
SYENA
(menoleh ke Bio) Kamu kenapa ajak aku kesini?
BIO
Kita bakal sewa gedung ini buat project kamu (tersenyum)
SYENA
Bio, aku nggak punya uang sebanyak itu buat sewa gedung ini.
BIO
Kamu tenang aja (memegang bahu Syena)
Kita ketemu sama teman aku ya.
Syena mengangguk dan membiarkan tangannya ditarik Bio
INTERCUT TO RESTORAN
Syena dan Bio duduk di kursi, Dimas sudah datang lebih dulu menunggu mereka.
BIO
Halo, Dim. Sorry ya kalau lama.
DIMAS
Oh, nggak kok. Santai aja
(menatap Syena)
Halo, Dimas (mengulurkan tangan)
SYENA
Halo, Syena (menjabat tangan)
DIMAS
Gimana sama gedungnya, oke nggak? (menatap Bio dan Syena bergantian)
BIO
Hm, jadi gini gue tertarik sama penawaran lo waktu itu, Dim. Bisa lo jelasin lagi nggak ke calon istri gue?
Syena mendelik ke arah Bio, ia terlihat salah tingkah.
DIMAS
Boleh-boleh.
(menatap Syena) Jadi gini, gedung yang tadi sudah kalian lihat adalah peninggalan Almarhum Ayah saya. Kalau kalian berkenan, aku bisa meminjamkan gedung itu dalam setahun. Aku nggak akan mematok harga untuk Syena. Aku bebaskan kalian untuk berekspresi sampai kalian benar-benar menghasilkan.
Bio memegang tangan Syena erat, Syena menoleh ia tertegun.
SYENA
Hm, ini beneran? (menatap Bio dan Dimas bergantian)
DIMAS
Iya, Syen. Kamu bisa pakai gedung ini tanpa harga sewa dari saya. Project yang bakal kamu dirikan itu punya peluang besar. Art exhibition itu lagi di gandrungi anak muda lho.
BIO
Iya, Syen. Dimas bakal dukung kita untuk mendirikan project art of me.
SYENA
Wah, makasih banyak ya.
DIMAS
Iya sama-sama, Syen.
(menatap Bio) Oh ya, ini gue kasih langsung aja ya kuncinya. Barangkali lo mau cek-cek terus mau cari layout yang tepat.
Dimas menyerahkan kunci di tangan Bio.
DIMAS (CONT'D)
Oh ya sudah, gue tinggal dulu nggak papa kan? Kebetulan ada janji sama nyokap (berdiri)
Bio dan Syena ikut berdiri menatap Dimas.
BIO
Thanks ya, Dim. Lo orang baik, serius.
DIMAS
Santai, Bio. Kita teman (menepuk pundak Bio)
Syena melongo sedangkan Dimas pamit meninggalkan restoran.
BIO
Sayang...(menoleh pada Syena yang melamun)
Syena duduk kembali diikuti Bio.
SYENA
Bio, kamu kok bisa punya teman sebaik dia. Ya allah aku doakan rezeki Dimas lancar selalu. Project kita juga bakal laris nanti.
BIO
Aminnn
(beat)
Jadi, kita pakai gratis gedungnya selama setahun untuk masa percobaan. Kalau project kita membludak baru kita bayar sewa di tahun kedua.
Syena mengambil bulu mata Bio yang jatuh di hidung dan membuangnya. Bio mengerjap, Syena memegang wajah Bio dengan kedua tangan.
SYENA
Makasih ya. Setelah ini aku jadi sibuk sendiri dan kamu berangkat kerja lagi.
BIO
Nggak, aku bakal cari orang buat bantu kamu.
SYENA
Tapi, Bio. Pengeluaran kita tetap banyak, belum beli pernak-pernik hiasan, ornamen, terus sewa karyawan juga. Lukisan-lukisan aku di kamar sih pasti muat kalau di pajang disana, tapi apa iya cuma lukisan doang?
BIO
Kalau itu tenang aja, kamu bisa pakai uang aku. Bayarnya pakai nikah aja.
SYENA
Jangan bercanda ih, ini nggak main-main.
BIO
(tertawa) Siapa yang main-main lho, sayang
(memeluk Syena yang malu-malu)
Bio mengangkat satu tangan, memanggil pelayan. Syena dan Bio memilih menu makanan.
103.INT. MALL - GEDUNG ART OF ME - SORE - LIMA BULAN KEMUDIAN
Tulisan Art of Me berada di pintu utama gedung dengan warna vintage. Di tiap tempat yang memiliki sekat-sekat mempunyai tema berbeda-beda. Ada layout dengan wallpaper ruang angkasa, wallpaper miniatur ataupun bola-bola yang memantul ke atas.
INTERCUT TO LAYOUT/ORNAMEN BUNGA (PAJANGAN)
Kevin bersama tiga orang cowok menatap kagum setiap pajangan yang memiliki fitur 3D, ia menyipitkan mata saat melihat Syena ada di seberang memakai tanda pengenal.
KEVIN
Kak Syen?
SYENA
(menoleh dan menghampiri) Kevin?
Kevin dan Syena sama-sama terkejut.
KEVIN
Ya ampun Kak, akhirnya aku bisa ketemu Kak Syen lagi. Gimana kabarnya?
SYENA
Baik kok, Vin. Kamu sendiri gimana?
KEVIN
Aku baik, Kak.
TEMAN KEVIN #1
Ini Ananda Syenara yang fotonya di pajang di gedung fakultas kita bukan, Vin? (menunjuk Syena)
TEMAN KEVIN #2
Eh, iya. Ini Kak Syen yang pernah mengajar di kelas arsitektur bukan?
SYENA
(tertawa dan mengangguk) Iya, hehehe.
KEVIN
(menatap ID card Syena) Kak Syen owner dari art of me?
CU: ID Card tertulis Ananda Syenara sebagai owner.
SYENA
Hmmm, gimana ya..
KEVIN
Jadi ini project yang waktu itu mau Kakak dirikan?
(beat)
Oh ya pacarmu mana, Kak?
SYENA
(menaikkan alis) Kan di kejaksaan, Vin.
KEVIN
Kalian benar-benar hebat, aku bangga sama Kak Syen.
(beat)
Kak, Minggu aku wisuda lho. Kalau mau, Kak Syen bisa datang ke kampus (tersenyum)
SYENA
Minggu besok, Vin?
KEVIN
Iya (mengangguk)
Ajak Kak Bio sekalian.
SYENA
Boleh, nanti kita datang ya (tersenyum)
Kevin melambaikan tangan, teman-temannya sudah berjalan jauh dari posisi tempatnya berdiri.
104.EXT/INT. UNIVERSITAS AIRLANGGA - DEPAN GEDUNG AUDITORIUM - MINGGU PUKUL 12.00
Syena dan Bio berjalan menuju halaman auditorium . Mereka bergandengan tangan, sepasang mata melihat keduanya seperti sedang catwalk di stage. Bio melepas kacamata hitam dan meletakkan di saku kemeja, Syena menggunakan setelan batik dengan rambut tergerai terkena angin.
Kevin keluar dari gedung auditorium yang seketika bisa melihat Syena dan Bio berjalan menghampirinya. Syena tersenyum dan mengulurkan tangan.
SYENA
Selamat ya, Kevin. Kamu berhasil jadi mahasiswa terbaik periode ini (tersenyum bangga)
KEVIN
(menjabat tangan) Makasih ya, ini berkat bantuan Kak Syena juga.
(melambaikan tangan pada orang tua Kevin yang ada di seberang)
Sebentar, Pa Ma!
KEVIN (CONT'D)
Kak, kalau besok aku mau ketemu Kak Syen bisa? (menatap Syena dan Bio bergantian)
Bio tidak berkata apa-apa, dia membuang muka sambil menyimpan kedua tangan di dalam saku celana.
SYENA
Boleh, Vin. Di art of me aja ya? (menatap Bio)
KEVIN
Iya, Kak. Aku kesana kemungkinan sore.
(beat)
Ada yang mau aku berikan ke Kak Syen.
Bio menatap sinis Kevin.
KEVIN (CONT'D)
Lo apa kabar, Kak? (menatap Bio)
BIO
Ya, baik.
KEVIN
Ya sudah, gue tinggal dulu nggak papa kan?
Syena dan Bio mengangguk bersamaan. Kevin menarik napas panjang, ia menghampiri Syena pelan dan memeluknya.
KEVIN
Kak Syen, thank you atas bantuannya dan makasih sudah mau datang hari ini.
Syena tertegun, ia membalas pelukan itu dan menepuk pundak kevin.
SYENA
Sama-sama, Kevin.
BIO
(tersentak lalu menarik tangan Syena)
Sudah-sudah, pakai acara peluk segala.
KEVIN
Thanks, Kak (memegang lengan bio dan tersenyum)
Kevin melambaikan tangan pada Syena dan Bio lalu melenggang pergi. Bio melirik Syena yang masih tersenyum menatap punggung Kevin yang semakin jauh.
BIO
Hm, mulai...mulai.
Mulai deh.
SYENA
(menatap Bio lalu memegang lengannya)
Apa sih, sayang. Kita pergi yuk?
BIO
Kamu itu ngapain pakai peluk dia.
SYENA
Ya kan Kevin yang peluk aku duluan.
(beat)
Dia itu cuma butuh di apresiasi, Bi.
BIO
Apresiasi kok pelukan. Dasar Genit.
SYENA
Siapa yang genit? (memasang muka jutek)
BIO
(berfikir) Hmm, Kevin lah.
Syena dan Bio berjalan menjauhi auditorium. Keduanya bergandengan tangan, di sepanjang jalan kampus terdapat penjual bunga, miniatur, souvenir graduation yang memenuhi area universitas.
105.INT/EXT. DEPAN GEDUNG ART OF ME - SORE
Antrean project Art of me benar-benar membludak. Pegawai memberikan gelang sebagai penanda tiap orang yang masuk di gedung pagelaran. Beberapa orang masuk bergantian sambil bersenda gurau, kebanyakan melakukan foto selfie bersama layout di art exhibition.
Kevin berdiri sambil menatap tulisan ART OF ME di atas gedung. Kevin mengeluarkan ponsel di saku celana dan menempelkan ponsel ke telinga. Tangan kirinya membawa sebuah bingkisan besar tipis berukuran 5 x 90cm.
INTERCUT TO
Syena berdiri di belakang Kevin sambil menatap ponsel. Ia memanggil Kevin dan berjalan menghampiri. Kevin berbalik badan, ia tersenyum melihat Syena.
KEVIN
Halo Kak Syen (melambaikan tangan)
SYENA
Hai Kevin. Kamu sendirian?
KEVIN
(mengangguk) Iya, Kak.
(beat)
Ini aku mau kasih sesuatu ke Kak Syena (memberikan bingkisan)
SYENA
(menerima bingkisan)
Apa ini, Vin? Kok berat banget ya (menatap curiga)
KEVIN
Tenang aja, Kak. Itu cuma hadiah kecil buat Kak Syen, semoga suka ya.
SYENA
Wah, makasih ya. Apa ya isinya (tertawa renyah)
Kevin tertawa melihat Syena menguncang-guncang bingkisan. Mereka bercakap-cakap tiada henti dan sesekali tertawa bersama.
JUMP CUT TO
Dua Minggu kemudian, Syena berdiri di tempat khusus layout lukisan. Syena menatap satu lukisan baru yang terpajang di dinding.
INSERT: Lukisan bergambar konstruksi sejenis mall dan danau.
Syena memegang nama pelukis yang tertera di bagian bawah.
CU: Kevin Abdi Naratama
Syena tersenyum sambil menatap lukisan Kevin yang menjadi salah satu objek terpajang di Art Of Me
Tangannya merogoh ponsel, ia mengarah pada aplikasi instagram. Syena membuka profil Joki Tugas, Me dan segera menghapus akun tersebut. Ia menghela napas lega dan tersenyum lalu membuka akun instagram Art Of Me yang sudah memiliki 500.000 pengikut.
FADE TO BLACK