69.EXT. RUMAH SYENA - TERAS - PAGI
Kevin menekan lonceng yang ada di gerbang rumah Syena. Syena membuka pintu dan melihat Kevin berdiri di luar gerbang. Syena berjalan sambil mengerutkan kening.
SYENA
Kevin?
KEVIN
Pagi, Kak Syen. Maaf aku kesini nggak bilang-bilang dulu.
SYENA
Oh, iya nggak papa sih. Cuma kaget aja sepagi ini ada tamu, biasanya nggak pernah.
(membuka gembok pagar)
KEVIN
Aku mau kasih kabar baik ke Kakak.
Kevin dan Syena berbicara terhalang pagar.
SYENA
(menaikkan alis) Kabar baik apa?
(beat)
Oh, masuk dulu yuk, mau aku bikinkan teh atau kopi?
KEVIN
Ehm, nggak perlu, Kak. Kita ngobrol disini aja, bentar doang kok.
SYENA
Ya?
KEVIN
Hm, Pak Ardi menyuruhku untuk gambar desain kontruksi bertingkat sejenis mall dengan latar belakang danau, Kak.
SYENA
Ha? Mall? Danau? (tersentak)
KEVIN
(mengangguk memelas) Aku cuma dikasih waktu tiga minggu doang dari sekarang.
SYENA
Ya sudah nggak papa, nanti aku bantu karena kesalahanku kemarin.
KEVIN
Ya sudah, Kak. Aku mau ke kampus dulu ya, ada kelas hari ini.
SYENA
Ya, silakan (tersenyum)
Syena menatap Kevin yang membalikkan badan, kening Syena berkerut.
SYENA (CONT'D)
Eh, bentar deh. Kamu tau dari mana ya alamat rumahku?
Kevin mengerjap, ia menarik napas panjang lalu menghadap Syena yang kebingungan.
DISSOLVE TO
70.INT. RUMAH SYENA - KAMAR - SIANG
Syena duduk di atas tempat tidur, tangan kanan memegang kuas dan tangan kiri memegang cat air. Ia melukis kanvas dengan kayu sebagai penopangnya. Gambar itu terlihat seperti wajah seorang laki-laki yang hampir selesai.
Syena mengambil ponsel di sisinya dan mengarahkan kamera ke lukisan itu. Syena tersenyum manis sambil mengirimkan foto ke kontak WhatsAap.
71.INT. GEDUNG FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN - KELAS - SIANG
Kevin mengambil ponsel dan membuka fitur chat WhatsAap. Kevin mengetikkan sesuatu, ia tersenyum melihat balasan dari Syena.
72.INT. GEDUNG KEJAKSAAN RI - KORIDOR - SIANG
Bio menatap ponsel dan tersenyum sekilas, melihat pesan dari Syena.
INSERT: Lukisan wajah Bio.
Bio menelepon Syena dan mengangkat ponsel ke telinga
BIO
Halo Syen?
---
Iya sayangku.
---
Kamu masih melanjutkan project joki tugas, me?
---
Ya sudah, terserah kamu.
Bio berjalan dari koridor menuju pintu utama sesekali tersenyum tipis.
73.EXT. RUMAH SYENA - TERAS - SORE
Syena duduk di kursi teras sambil membuka tab dan mendesain rancangan konstruksi Mall.
SFX: Lonceng bel berbunyi.
Syena mendongak, ia berjalan membuka gembok pagar.
SYENA
Baru selesai kelas, Vin?
KEVIN
Nggak, Kak. Habis beli ipad (mengeluarkan ipad baru dari dalam tas)
SYENA
Ipad?? (menatap dus book di tangan Kevin)
(beat)
Untuk apa?
KEVIN
Untuk bikin rancangan konstruksi yang disuruh Pak Ardi, Kak.
SYENA
Oh ya ya (mengangguk)
KEVIN
Kak Syena nggak suruh aku masuk gitu?
SYENA
Oh iya, yuk. Kita duduk di teras aja ya.
Syena berjalan mendahului, disusul dengan langkah Kevin di belakang.
BEGIN MONTAGES
- Kevin membuka ipad dan menyalakan tombol on. Syena menyaksikan benda mahal itu di tangan Kevin.
- Syena menunjukkan desain rancangan yang sudah ia gambar di tab-nya.
- Kevin mencoba menggambar desain di ipad sembari Syena mengajarinya pelan-pelan.
- Syena menunjuk warna-warna yang ada di aplikasi ipad Kevin.
- Syena tertawa sambil bertepuk tangan melihat Kevin berhasil membuat rancangan sedikit demi sedikit.
END OF MONTAGES
74.INT. RUMAH KEVIN - KAMAR - NIGHT
Dari tempat tidur, Kevin duduk dan tersenyum melamun menatap balkon kamar.
Ia mengambil ponsel di atas meja, membuka aplikasi instagram. Kevin mengarahkan tangannya pada story akun Joki Tugas, Me. Kevin membacanya pelan-pelan.
HALO, EVERYONE!
START FROM TODAY
JOKI TUGAS, ME'S ACCOUNT WILL BE CLOSED PERMANENTLY
THANK YOU FOR BEING WITH US FOR THREE MONTHS
BEST REGARDS, JOKI TUGAS, ME!
Kevin menarik napas panjang, ia menunduk. Kevin mengingat momen kebersamaan sore tadi bersama Syena.
FLASHBACK
75.EXT. RUMAH SYENA - TERAS - SORE
Kevin bersandar ke kursi, Syena keluar dari dalam sambil membawa jus jeruk dan makanan.
SYENA
Nih, makan dulu, Vin.
KEVIN
(menerima piring dari Syena)
Oh, makasih Kak. Maaf aku jadi bikin repot.
SYENA
Nggak kok, aku senang karena nggak sendirian.
KEVIN
Lho emang orang tua Kak Syena dimana? Kerja di luar kota ya? (mengunyah makanan)
SYENA
Papa meninggal waktu aku masih semester awal, Bunda baru meninggal sebulan yang lalu (menatap lurus ke depan sambil tersenyum)
KEVIN
(menoleh ke arah Syena perlahan) Kak, aku minta maaf. Maaf nggak maksud buat...
SYENA
Nggak papa, lama kelamaan aku harus terbiasa dengan pertanyaan itu kan? Hehehe
KEVIN
Jadi Kak Syena disini sendiri?
SYENA
(mengangguk) Yup!
KEVIN
Nggak mau ikut saudara, Kak?
SYENA
Bukannya nggak mau ikut sih. Tepatnya nggak mau jauh dari Bunda, disini nyaman (menatap Kevin yang duduk di sampingnya)
KEVIN
(gelagapan ditatap Syena) Oh, iya aku paham. Terus sekarang Kak Syen kerja di?
SYENA
(menggeleng pelan) Belum, Vin.
KEVIN
Kenapa, Kak? Kak Syen kan mahasiswi terbaik se fakultas? Tau sendiri kan spanduk Kak Syen terpampang luas di gedung (tertawa sambil membentangkan tangan)
SYENA
(tertawa) Bukan berarti mahasiswa terbaik, peluang kerjanya lebih gede, Vin.
(beat)
Kalau nggak punya skill, emang perusahaan mau terima?
KEVIN
Masa Kak Syen nggak punya skill sih?
SYENA
Aku emang nggak mau kerja ikut orang, Vin. Bikin ribet.
KEVIN
Ya buka freelance aja, Kak
SYENA
Sudah kok.
KEVIN
Serius, Kak?
SYENA
Project Joki Tugas, Me ini.
Kevin dan Syena tertawa bersama.
KEVIN
Jadi, Kak Syen rencananya bakal lanjut terus sama project ini? (Syena terlihat menggeleng)
(beat)
Kenapa, Kak?
SYENA
Mulai hari ini, aku bakal tutup joki tugas, me.
(menatap Kevin)
Aku anggap customer terakhirku, kamu.
KEVIN
Kenapa, Kak?
SYENA
Aku mau berkembang, Vin. Aku ingin maju. Ada keinginan yang pengin aku gapai.
Dan project ini mengajarkan aku untuk bertanggung jawab (tersenyum)
KEVIN
(menunduk) Kak, aku minta maaf ya.
SYENA
(mengernyit) Minta maaf kenapa?
KEVIN
Waktu itu aku pernah ngomong kasar di telepon, sama pesan-pesan kotor yang harusnya nggak aku kirim ke Kak Syen (menatap pelan ke Syena)
SYENA
(menarik napas panjang)
Ya, kamu salah dan harusnya kamu minta maaf waktu itu (berkacak pinggang)
KEVIN
(tertawa) Sorry, Kak.
Jadi, Kak Syen pernah tutup akun instagram sementara karena Bunda Kak Syen meninggal?
SYENA
(mengangguk)
Tapi alhamdulillah aku bisa atasi itu semua (tersenyum menatap Kevin)
END OF FLASHBACK
BACK TO SCENE
76.INT. RUMAH KEVIN - KAMAR - NIGHT
Kevin mengetikkan sesuatu di ponsel dan menekan tombol send. Tangannya beralih pada tas, ia merogoh ipad dan membuka desain.
KEVIN
Semoga ini jadi awal gue bisa membiasakan diri.
Kevin melipat kedua kaki di kursi sambil menggambar desain rancangan konstruksi. Tangannya bergerak naik turun mengerjakan.
77.EXT. CAFE BIRU (OUTDOOR) - SIANG
Syena duduk di kursi sambil menatap Kevin yang keluar dari mobil. Kevin menghampiri Syena dan tersenyum.
KEVIN
Kak, sorry. Udah lama?
SYENA
Nggak, kok. Santai (tersenyum)
Kevin menatap meja kosong yang hanya ada laptop dan beberapa kertas milik Syena.
KEVIN
Bentar ya, Kak (berlari menuju barista)
Kevin memilih menu makanan dan minuman lalu kembali ke meja Syena. Kevin mengeluarkan ipad dari tas.
KEVIN (CONT'D)
Kak, coba liat ini deh. Kemarin malam, sudah sempat ku kerjakan.
Syena menerima ipad dari Kevin, matanya terbelalak.
SYENA
Ini bagus banget, Vin. Serius.
(beat, memandang desain)
Kayaknya ada yang kurang deh. Di bagian pinggir danau kasih aja warna yang lebih fresh, terus di bagian jendela ini kasih ornamen bunga supaya nggak terlalu polos. Pak Ardi suka dengan hal-hal detail (tersenyum sambil memberikan ipad ke Kevin)
KEVIN
Oke, Kak. Sebentar ku kerjakan
Syena menerima makanan dari pelayan dan meletakkan di atas meja.
JUMP CUT TO
Setengah jam, Syena dan Kevin masih duduk di cafe biru, beberapa orang tengah mengerjakan aktivitas sama seperti keduanya. Rambut Syena tersibak angin, membuat wajahnya terlihat sempurna. Kevin menatap Syena yang tengah menunduk memainkan ponsel.
KEVIN
Kak...
SYENA
Ya? (masih asyik bermain ponsel)
KEVIN
Kak Syen sudah punya pacar?
SYENA
(mendongak)
Kenapa, Vin? (terkekeh)
KEVIN
Hm, ganti topik deh. Setelah Joki Tugas, me ditutup. Kak Syen mau ngapain?
SYENA
(menatap jalan komplek di depan)
Hm, ngapain ya...
Mungkin aku bakal buat project lagi.
KEVIN
Project apa?
SYENA
Ada deh (terkekeh)
KEVIN
Sendirian, Kak?
SYENA
Nggak, sama Bio, pacarku (menatap Kevin)
KEVIN
Bio? Dari fakultas hukum? (Syena mengangguk)
(beat)
Oh, yang keterima di kejaksaan RI, Kak?
SYENA
Iya, kok kamu tau?
KEVIN
Serius itu pacar Kak Syen?
(beat)
Kak Syen tau nggak, Nama Bio beberapa bulan ini booming banget di kampus, dia satu-satunya lelaki yang lolos CPNS di kejaksaan RI.
SYENA
Ya, dia emang punya niat yang ambis. Kadangkala kemauannya bikin aku geleng-geleng.
KEVIN
Gila! Kalian pasangan sempurna, Kak.
Kevin bertepuk tangan sedangkan Syena tersenyum.
SYENA
Kamu mau jadi orang ambis seperti dia?
KEVIN
Boleh, detik ini juga aku mau bikin kesepakatan.
SYENA
Kesepakatan apa? (mengernyit)
KEVIN
Jadi mahasiswa terbaik se fakultas setelah Kak Syena.
SYENA
Boleh-boleh (tersenyum)
Tangan Kevin terulur, Syena menjabat tangan Kevin pelan.
78.INT. RUMAH SYENA - KAMAR - MALAM
Syena memandang langit-langit kamar sambil terlentang di atas kasur, selimut sudah menutup seluruh badan. Syena melamun, ia berpindah posisi menjadi miring sambil menatap ponsel.
SYENA
Tinggal dua minggu lagi Bio pulang.
Syena mematikan lampu dan tidur.
79.EXT. RUMAH SYENA - TERAS - PAGI
Tangan Bio menekan tombol lonceng di pagar.
SFX: Lonceng bel berbunyi
Syena keluar dari pintu sambil mengucek kedua mata, pandangannya masih buram. Syena menyipitkan mata menatap Bio berdiri memakai seragam kedinasan berwarna cokelat.
BIO
Halo, Syenara? (melambaikan tangan)
SYENA
Bio!!! (berteriak dan berlari membuka pagar)
(beat)
Bio, aku lupa bawa kunci gembok, sebentar ya aku ambil dulu di kamar.
BIO
(tertawa)
Nggak usah, kelamaan. Aku panjat aja.
Bio melompat dari pagar yang rendah menuju teras. Syena berbalik, ia menatap Bio di hadapan. Syena memeluknya erat, Bio membalas pelukan itu sambil mengayunkan badan Syena.
SYENA
Katanya kamu balik dua Minggu lagi? (melepas pelukan)
BIO
Nggak, papa. Aku ada libur tiga hari, kok (tersenyum menatap Syena)
Mereka berdua berpelukan lagi, lebih erat.
BIO (CONT'D)
Sebentar deh, sejak kapan ya kita ngomong pake aku kamu gini?
SYENA
(melepas pelukan dan menatap Bio heran)
Kan kamu dulu yang mulai!
(tertawa sambil memukul lengan Bio)
Pohon-pohon rindang yang ada di rumah Syena terkena angin, menambah kesejukan di hati keduanya.
80.INT. FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN - RUANG DOSEN - SIANG
Kevin menutup pintu ruangan dan duduk di hadapan Pak Ardi.
Pak Ardi melihat Kevin mengeluarkan ipad.
KEVIN
Pak, mohon maaf menganggu.
(beat)
Ada yang harus saya beritahukan pada Bapak
(memberikan ipad pada dosen)
PAK ARDI
(menerima ipad dari Kevin)
Ini pengerjaan siapa? Kakakmu ya?
KEVIN
Mana ada, Pak. Ini murni kerjaan saya, Bapak boleh cek plagiasi deh. Saya jamin nggak ada yang persis.
PAK ARDI
Oke, kamu print out aja dulu hasilnya. Biar saya cek dulu.
KEVIN
Baik, Pak.
Kevin berdiri dan pamit dari hadapan Pak Ardi.
PAK ARDI
Heh, heh. Bawa tas mu itu. Kau pikir ruangan ini kantin? Main tinggal tas saja (menunjuk tas Kevin yang tergeletak di atas meja)
KEVIN
(mengambil tas)
Oh iya, Pak. Maaf lah, kan nggak sengaja.
Kevin keluar dari ruangan sambil menutup pintu. Pak Ardi geleng-geleng sambil bergumam.
JUMP CUT TO
Lima belas menit kemudian, Kevin membuka pintu ruang Pak Ardi, ia duduk sambil membawa kertas yang tergulung di tangan.
KEVIN
Ini ya, Pak (menyerahkan selembar kertas)
PAK ARDI
Ya, sini (menatap kertas lalu berganti melihat Kevin)
Ya sudah sana keluar dulu, besok waktu kelas saya kasih hasilnya.
KEVIN
Makasih banyak, Pak.
81.INT. RUMAH SYENA - TERAS - SORE
Syena tengah meletakkan kuas di meja, hasil lukisan itu ia berikan pada Bio. Keduanya duduk di kursi teras.
BIO
(mengambil kanvas pada Syena)
Ganteng banget, Syen. Mirip kan?
(Menjajarkan lukisan di samping wajah)
SYENA
(menerawang dengan satu tangan) Enggak sih!
Lebih ganteng lukisan aku
BIO
Hm, kamu kok gitu.
Aku di kejaksaan tuh cowok paling ganteng lho, Syen.
SYENA
Masa sih?
Ngga percaya (menahan senyum)
BIO
Serius, beneran.
Dari arah luar terlihat Kevin berlari membuka pagar, ia tersenyum senang saat melihat Syena.
KEVIN
Kak Syen! (menatap Bio dan juga Syena bergantian)
SYENA
Hai! (berdiri menghampiri Kevin)
(beat)
Kenapa, Vin?
KEVIN
Oh sorry ganggu, Kak.
(membungkuk sambil melihat Bio datang menghampiri Syena dan Kevin)
BIO
Siapa, Syen? (memasang muka jutek)
SYENA
(menoleh pada Bio)
Ini Kevin, Bi. Adik tingkat aku di kampus.
BIO
(mengulurkan tangan) Oh, Bio.
Syena berada di antara Kevin dan Bio, Syena menatap tinggi Bio dan Kevin yang ternyata sama.
KEVIN
Kevin, Kak (menjabat tangan Bio)
(beat)
Kak Syen. Hari ini aku menemui Pak Ardi, tapi desainku masih di cek, takutnya kena plagiasi lagi (menatap Syena)
SYENA
Serius? Wuih, semoga hasilnya 0% ya. Itu kan hasil pengerjaanmu sendiri.
Syena memegang lengan baju Kevin, Bio mendelik kemana arah tangan Syena.
BIO
Kalian bahas apa ya ini? Plagiasi apa? (memasang raut wajah bingung)
SYENA
Ini lho, Bi. Kemarin kan Kevin order di Jokit Tugas, Me. Terus dia...
BIO
Kamu masih ngelanjutin project joki tugas, me lagi?
SYENA
Nggak, Bio. Nanti aku jelasin.
(beat, menatap Kevin)
Terus hasilnya bisa dikasih kapan, Vin? (tersenyum)
KEVIN
Hm, Minggu depan, Kak.
SYENA
Oh ya, masuk dulu yuk (Syena berbalik badan)
KEVIN
Hm, nggak usah deh, Kak. Aku langsung balik aja (menatap Bio yang berkacak pinggang)
SYENA
(membalikkan badan) Lho, kenapa?
KEVIN
Nggak papa, Kak. Nanti aku kabari ya kalau Pak Ardi sudah kasih hasilnya.
(beat)
Pamit, Kak Bio.
BIO
Hmm (menyimpan kedua tangan di saku celana)
Kevin berjalan meninggalkan Bio dan Syena yang masih berdiri di depan pagar.
SYENA
(menatap Bio) Kamu kenapa sih, jutek banget.
BIO
Ya kamu kenapa kok malah lanjut joki tugas lagi? Kemarin bilangnya mau tutup, kok masih ada yang order.
SYENA
Iya, Bio. Dia itu klien terakhir. Dia anak universitas airlangga kok.
BIO
Mau dia kuliah di airlangga, kuliah di airlaut nggak peduli aku.
(beat)
Kamu disini sendiri lho, Syen. Jadi selama aku kerja, dia sering ke rumahmu?
SYENA
(menggeleng)
Aku harus tanggung jawab sama tugas Kevin, Bi. Gara-gara aku, Kevin mengulang matkul semester depan.
BIO
Ya karena kamu keras kepala. Dari awal sudah ku bilang jangan dilanjut, masih aja kamu lanjutin (geleng-geleng kepala)
Bio berjalan keluar dari rumah Syena tanpa mengindahkan panggilan Syena.
Syena terdiam sambil memegang pagar, menatap Bio yang menaiki mobil dan melenggang pergi.