Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jalan
Suka
Favorit
Bagikan
12. Skena 11 Penutup dan Tersenyum
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Interior Dalam Rumah Ibadah

Dengan menangis perempuan muda itu membuka pintu tempat ibadah itu, disaksikannya neneknya ternyata sedang kyusyuk berdoa di ujung depan.

Perempuan muda itu berjalan dan duduk disampingnya. Berusaha tegar, ia menghapus air matanya dulu.

               Perempuan muda

               Nek, ayo pulang.

Nenek itu memandangi samping, lumayan kaget karena ia tak menyangka cucunya ada disini.

Nenek itu tersenyum.

               Perempuan muda

               Kenapa nenek tadi keluar rumah sakit tidak bilang-bilang? Lihatlah, pucat loh nenek.

Nenek itu tersenyum.

Nenek itu memeluk cucunya dengan tenang. Cucunya terlihat sangat sedih.

               Nenek

               Kau sudah kenal siapa kakekmu?

               Perempuan muda

               Belum lah, kan nenek belum cerita.

               Nenek

               Tapi kau tahu kan.

               Perempuan muda

               Iya, aku tahu.

               Nenek

Aku tahu dia orang jahat, sejak dulu aku tahu dia orang jahat. Dia juga mati dalam keadaan jahat. Dia juga orang baik, sejak dulu aku tahu dia orang baik. Dia juga mati dalam keadaan baik.

Perempuan muda itu mengusap-usap matanya.

               Nenek

Aku selalu berdoa. Semoga ia diampuni oleh yang Maha Kuasa. Semoga diampuninya. (Nenek itu menelungkupkan tangannya).

Perempuan muda itu mengusap-usap matanya lagi.

               Nenek

               Karena kita tahu. Aku sepertinya nggak rela, dia diambil dalam masa terjahatnya.

               Aku takut Tuhan tidak menerima dan mengampuninya. Aku takut.

               Itu membuat hidup terasa tidak berguna.

Perempuan muda itu mengelus-elus neneknya.

               Nenek

               Tapi sekarang, ya sudah. Semua sudah berjalan. Kita tidak bisa apa-apa.

               Perempuan Muda

Nek, bukankah nenek pernah bilang. Seburuk apapun orang, pasti ada kebaikan di dirinya. Dan sebaik apapun orang, pasti ada keburukan di dirinya.

Nenek

Iya. Tapi itu dulu.

Perempuan muda

Kenapa? Kata kakek tadi nenek ingin mengunjungi masa lalu.

Nenek

Iya, aku sudah mengunjunginya.

Perempuan muda

Masak?

Nenek

Tadi pagi aku bertemu kehidupan dan kematian, bertemu anak-anak kecil yang baik-baik, bertemu anak sekolah yang bandel-bandel.

Bertemu juga anak yang sedang semangat-semangatnya hidup.

Bertemu dengan orang yang baik dan rela membantu nenek.

Bertemu dengan ibu-ibu baik.

Juga bertemu dengan anak yang kemalangan tak punya apa-apa.

Intinya banyak lah, semua ragam orang kutemui tadi siang. (Nenek itu tertawa bahagia)

Perempuan muda

Bagaimana nek?

Nenek

Biarlah, masa lalumu menjadi masa lalu. Itu sudah jadi cerita. Kita hidup bukan untuk memerbaiki masa lalu, tapi memerbaikinya di masa depan. (nenek itu tertawa bahagia).

Perempuan muda

Iya, aku juga bertemu orang-orang itu.

Orang-orang yang berada di rumah sakit

Orang-orang di Sekolahan.

Orang-orang di Warnet.

Orang-orang pemilik ladang jagung yang punya mobil van.

Bertemu ibu dari rumah ibadah.

Bertemu Polisi dan bocah-bocah gelandangan.

Juga bertemu kernet dan kakek tadi.

Nenek

Bagaimana bisa kau bertemu dengan semuanya?

Perempuan muda

Bisa saja, kan nenek yang memertemukan aku dengan semuanya.

Nenek

Kau memaknainya begitu saja?

Perempuan muda

Lha harusnya bagaimana? Toh mereka juga orang.

Nenek

Yasudahlah, kita doakan yang terbaik untuk orang-orang baik tadi. Amiin.

Perempuan muda

Amiin.

Perempuan muda itu berdiri disamping neneknya.

               Perempuan muda

               Pulang?

Nenek itu mengangguk dan mereka berdua berpelukan keluar rumah ibadah tadi.

-Tamat-

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar