Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Jalan
Suka
Favorit
Bagikan
4. Skena 3 Nakal
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

Tengah jalan, bocah-bocah SMP terlihat mengeluarkan bajunya dan mengganti bajunya dan melipatnya.

Mereka berjalan pergi ditengah jalan dan berhenti disebuah toko kelontong kecil.

Nenek itu berhenti di depan toko kelontong kecil itu untuk duduk.

Nafasnya tersengal, ia memegangi punggungnya yang nyeri ketika duduk perlahan-lahan.

Ia perhatikan diseberang jalan, beberapa siswa SMP lain juga terlihat membolos.

Nenek itu memandangi matahari, lalu memandangi arah jam yang terpaku dibelakang toko kelontong itu. Jam pukul 08.00.

Pemilik toko kelontong itu memandangi nenek tua itu duduk memegangi punggunggnya. Perempuan pemilik toko itu keluar dan menyapanya.

               Pemilik toko

               Mau kemana nek?

               Nenek

               Mau pulang nak

               Pemilik toko

               Rumahnya mana lho nek?

               Nenek

               Disana (ia menunjuk ujung jalan)

               Pemilik toko

               Oh iya nek,

Pemilik toko itu masuk kedalam toko, mengambil sesuatu dan keluar lagi membawa dua gelas air mineral.

               Pemilik toko

               Ini nek, silahkan diminum.

               Nenek

               Terimakasih, tapi saya sedang puasa.

               Pemilik toko

               Oh, mohon maaf nek. Maaf saya tidak tahu.

               Nenek

               Iya.

Nenek itu memerhatikan daritadi diseberang jalan, tempat dimana bocah-bocah SMP dan SMA bertemu disana.

               Nenek

               Mbak, itu tempat apa yaa? Kok banyak bocah sekolah kesana?

               Pemilik toko

               Oh itu, itu warnet nek.

               Nenek

               Warnet? Sekolah baru?

               Pemilik toko

               Bukan, itu permainan yang ada di tivi.

               Nenek

               Oh, tapi buat sekolah?

               Pemilik toko

               Tidak nek, itu dibuat bolos anak-anak.

Suara tangisan anak terdengar dari dalam rumah. Perempuan pemilik toko itu melesat cepat pergi kedalam rumah.

Nenek itu diam, ia bingung. Ia menyapa perempuan itu pamit, lalu pergi menyebrang ke seberang jalan.

Nenek itu memandangi warnet dengan tenang. Dipandanginya beberapa bocah terlihat khusyu’ di depan komputernya.

Satu orang laki-laki tua terlihat bingung melihati nenek yang datang ke warnet ini. Laki-laki ini penjaga warnet, mendekati dan menyapa nenek ini.

               Penjaga Warnet

               Ada apa nek? Mau mencari cucunya?

               Nenek

               Ini tempat apa ya?

               Penjaga Warnet

               Ini warnet nek, buat internetan

               Nenek

               Sekolahan pindah kesini ya?

               Penjaga Warnet

               Tidak nek, tidak.

               Nenek

               Kok ada yang pakai seragam?

               Penjaga warnet

               Ya begitulah nek, masa tidak tahu. Sama-sama tahu lah (kata penjaga warnet tersenyum)

Nenek diam, ia tak paham, tapi pura-pura paham dengan mengangguk.

               Sayup-sayup suara didalam

               Bajingan…

               Bajingan…

               Bangsatt….

Nenek kaget, ia sedikit berjalan mundur karena umpatan bocah tadi. Ia pamit pada penjaga warnet.

               Nenek

               Rame ya mas

               Penjaga Warnet

               Iya nek, alhamdulillah. Doanya nenek juga.

Nenek itu tersenyum, ia menyingkir dan diam.

Nenek

               Mas mari.

               Penjaga warnet

               Iya nek

Nenek itu berjalan sambil masuk bocah SMP kedalam warnet dan bercengkrama senang dengan penjaga warnet tadi.

Warnet yang penuh dengan asap rokok dan umpat-umpatan.

(Sayup-sayup terdengar umpatan)

Bocah kecil memaki temannya. Membully temannya. Sok jagoan.

Nenek itu berjalan lagi, di tepi jalan yang terik. Memandangi depan, memandangi belakang, lalu lalang kendaraan masih terlihat jelas.

Semua orang terlihat ramah menyapa, nenek itu juga ramah membalas sapaan mereka.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar