Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Duda-Duda Durjana
Suka
Favorit
Bagikan
9. #9 Duda Durjana (Scene 81-90)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

81. Ext/Int. Jalan Raya – Mobil Riona – Sore (Montage)

 

Riona menangis sambil melajukan mobilnya di jalanan ibu kota yang mulai padat. Perjalanannya terus terhambat, seperti kisahnya dengan Angkasa.

 

Cut to

 

82. Ext. Kantor – Parkiran – Malam

 

Tessa menstater mobilnya, namun saat memutar stirnya, terasa cukup berat. Tessa keluar untuk melihat apa masalahnya.

 

DAVE
Ban depan kamu kempes.


Tessa terkejut dan menoleh. Dia baru tersadar siapa yang bicara padanya.

 

TESSA
Kamu belum pulang?

 

DAVE
Lebih tepatnya, baru sampai. Dan bukan aku loh yang ngempesin ban kamu. Kamu bisa check CCTV.

 

TESSA
(tertawa) aku juga nggak pernah berpikir kalau ini ulah kamu. Mau apa kamu ke sini?

 

DAVE
Pengen bilang buat jemput kamu, tapi aku di sini emang karena lagi ada kerjaan di sini.

 

TESSA
Sampai malam?

 

DAVE
Udah selesai dari sore. Tapi sayang kan kalau langsung pulang tanpa ketemu kamu dulu.

 

Tessa tersenyum karena merasa Dave sangat manis dan jujur atas apa yang ia rasakan.

 

DAVE
Ini udah malam, besok aja kamu panggil montir ke sini untuk ganti Ban. Sekarang kamu, biar aku yang anter pulang.

 

Tessa tersenyum mengiyakan.

 

Cut to

 

83. Ext. Jalan Raya – Motor Dave – Malam

 

Tessa mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Dave.

 

DAVE
Ini alasanku lebih suka motor!

 

Dave tersenyum dan langsung menancap gas melewati beberapa kendaraan lain di depannya. Tessa lagi-lagi tersenyum bahagia mendapat pengalaman naik motor besar milik Dave.

 

Cut to

 

84. Ext/Int. Jalan Raya – Mobil Vano – Malam

 

Usy menatap lampu-lampu Gedung di jalanan ibu kota dari dalam mobil Vano. Usy mencoba menenangkan hatinya. Lamunannya buyar saat mendengar suara HP Vano yang mendapat telepon dari seorang wanita, Ratika Intan. Vano mengambil HP dari Holder Stand di dashboard nya, lalu menerima telepon tersebut. Usy berusaha untuk tidak menguping, tapi sesekali ia memfokuskan indra pendengarannya ke arah Vano.

 

VANO
Yang kuat, ya… Nggak Cuma aku, kamu punya banyak orang di sisi kamu… Ok, sampai ketemu besok malam.

 

Vano mengakhiri pembicaraannya.

 

USY
Apa menyenangkan kencan sama banyak wanita?

 

VANO
Kenapa kamu berasumsi kalau aku udah kencan sama banyak wanita? Atau kamu Cuma denger dari orang-orang?

 

USY
Nggak cuma dengar. Aku juga ngelihat gimana Mas Vano memperlakukan banya wanita. Termasuk Ratika Intan, waktu premier dan media visit kemarin.

 

VANO
Aku cuma berusaha bersikap ramah. Tapi kalau keramahan aku disalahartikan oleh orang lain, itu bukan salahku.

 

USY
Apa mengajak aku makan malam, dan mengantar aku pulang hari ini juga cuma karena Mas Vano pengen bersikap ramah sama aku?

 

VANO
Aku udah mengatakan semuanya ke kamu. Semua ini aku lakukan karena aku tertarik sama kamu.

 

Jantung Usy semakin berdegup kencang. Ia tak mengerti kenapa Vano bisa seterus terang itu. Usy rasa, ia sedikit mengerti kenapa Vano disebut playboy.

 

Cut to

 

85. Ext/int. Pinggir Jalan – Mobil Vano – Malam

 

Vano menepikan mobilnya. Ia mengubah posisi duduknya dan menghadap ke Usy.

 

VANO
Apa ada cara lain yang harus aku lakuin supaya kamu percaya?

 

USY
Aku cuma nggak ngerti. Kenapa aku? Lingkungan mas Vano isinya artis cantik semua. Apa Mas Vano lagi berusaha memperbanyak koleksi gebetan dari beberapa tingkatan?

 

VANO
Kenapa imajinasi kamu bisa seliar itu, sih? Apa karena kamu penulis? Bukannya kamu juga wartawan? Harusnya kamu bisa mencari tahu lebih dalam tentang diri aku sebelum berasumsi, kan? karena wartawan dengan asumsi sembarangan bakal sangat menyesatkan. Nggak cuma orang lain, tapi diri kamu juga.

 

Usy terdiam. Dia merasa ditampar oleh kebenaran.

 

VANO (CONT'D)
Ini mungkin terdengar klise, tapi selain istri aku. Kamu wanita kedua yang berhasil menarik perhatian aku.

 

USY
Mas Vano ... (mengerenyitkan kening) udah punya istri? Tapi masih berani deketin aku?

 

Dalam hatinya, Usy kembali ditampar oleh kenyataan bahwa ia tidak begitu kompeten menjadi seorang jurnalis. Karena dia sama sekali nggak tahu kalau Vano sudah menikah.

 

VANO
Istri aku, Fani, meninggal tiga tahun yang lalu tepat saat film pertama aku booming. Aku berusaha menekan kesedihan aku karena banyak pasang mata yang bahagia atas keberhasilan film itu. Aku bener-bener nggak punya kesempatan buat ngeluarin air mata setetes pun.

 

Suasana seketika hening. Vano kembali menatap ke depan.

 

VANO (CONT'D)
Memang nggak banyak yang tahu kecuali orang-orang terdekatku.

 

Usy mencoba meraih bahu Vano.

 

VANO (CONT'D)
Bersama kamu, aku ngerasa nemuin lagi rasa yang dulu aku rasain.

 

Tangan Usy tertahan, ia patah hati.

 

Cut to

 

86. Ext. Rumah Tessa – Pagar - Teras – Malam

 

Dave menghentikan motornya di depan pagar rumah Tessa. Tessa turun dan mengembalikan helmnya pada Dave.

 

TESSA
Lain kali kita naik mobil aku aja.

 

DAVE
Lain kali? (tersenyum)… kalau gitu aku pamit pulang.

 

TESSA
Bye.

 

DAVE
Bye.

 

Dave melajukan motornya hingga menghilang di kegelapan malam. Tessa berjalan memasuki pagar. Dan terkejut sudah ada Riona yang menunggu di depan rumahnya. Tak lama, Usy juga tiba dengan wajah murung.

Cut to

 

87. Int. Rumah Tessa – Ruang Makan – Malam

 

Riona, Usy dan Tessa sudah memakai piyama. Beberapa kaleng bir dan camilan tersedia di meja makan.

 

TESSA
Kenapa tiba-tiba kalian pengen nginep di sini? Tanpa pemberitahuan, dan tanpa bawa baju ganti sendiri.

 

USY
Kayaknya gue ketemu duda baik. Dia ditinggal mati istrinya. Tapi nggak tahu kenapa hati gue kerasa sakit, Kak.

 

TESSA
Kenapa? Duda belum move on? Kayak siapa tuh, yang pernah lo temuin juga. Sepanjang kencan sama lo dia cuma ngomongin mantan istrinya doang.

 

USY
Beda. Dia tuh beda sama duda-duda durjana yang pernah gue temuin.

 

TESSA
Emang siapa orangnya? Masih di circle kita?

 

USY
Alvano Praja.

 

TESSA
Alvano Praja? Sutradara yang suka gonta-ganti cewek itu?

 

USY
Dia cuma bersikap ramah. Nggak lebih.

  

TESSA
Yeah, whatever. sekarang gue juga nggak bisa ngomong banyak ke lo. Karena gue sendiri nggak yakin apa yang harus gue lakuin. Apa boleh gue ngebuka hati ke cowok yang sama sekali nggak gue kenal.

 

USY
Kalo cowok yang lo kenal, pasti nggak bakal romantis. Karena semua cowok yang lo kenal nganggep lo atasan mereka. Kalo cowok yang lo kenal, mereka pasti udah ngerasa insecure duluan karena tahu lo berasal dari keluarga yang supeerr.

 

RIONA
Bener! Kalo nggak insecure, paling tuh cowok matre karena berani deketin lo, Kak.

 

Riona yang semula hanya berkutat dengan buku catatan miliknya mulai ikut dalam percakapan.

 

TESSA
Kayaknya dia nggak gitu deh. Dan masalahnya, dia itu berondong.

 

USY
Darimana sih istilah berondong? Kalo cowoknya lebih tua, boleh? Tapi kalau ceweknya yang lebih tua, nggak boleh? Siapa yang buat aturan kayak gitu?

 

RIONA
Iya, Kak. Lo juga tadi keliatan seneng-seneng aja dianterin pulang sama dia.

 

USY
(antusias) udah nyampe ke tahap nganterin pulang?

 

RIONA
Lo nggak pernah nganggep pernikahan lo dulu sebagai kegagalan, kan? Cuma perbedaan visi yang bikin kalian nggak bisa bersatu, dan kalian nerima itu dengan kepala dingin. Kenapa sekarang lo malah takut memulai hubungan baru? Beruntung lo dapet berondong yang serius sama lo. (ke Usy) Lo juga, Sy. Harusnya lo bersyukur akhirnya lo ditemuin sama Duda baik. Kenapa masih galau?

 

Tessa dan Usy meresapi ucapan Riona.

 

USY
Terus. Lo ngapain ke sini, sambil pasang muka kusut begitu?

 

Tiba-tiba Riona memukul meja menggunakan kedua tangannya yang terkepal. Tessa dan Usy hanya bisa bertatapan melihat perubahan emosi Riona. Perlahan mereka mendekat dan memeluk Riona.

 

USY
Lo juga harusnya seneng kan? akhirnya dapet pria lajang yang sayang sama lo?

 

RIONA
(kesal) Iissshh… Duda sialan! Tapi gue udah terlanjut sayang… (Menangis)

 

Usy menatap Tessa dengan bingung. Tessa memberi kode kalau mereka nggak usah ngomong apa-apa lagi dulu.

 

Cut to

 

88. Ext. Rumah Tessa – Halaman Belakang – Pagi

 

Tessa keluar dari kamar, sambil geleng-geleng kepala melihat Riona dan Usy masih leha-leha di rumahnya.

 

TESSA
Kayaknya gue udah terlalu baik ya jadi Bos. Sampe kalian masih enak–enakan rebahan di sini.

 

USY
Gue WFH, Kak. Ini gue udah mulai kerja kok. Daritadi laptop selalu standby.

 

Lastri berjalan melewati Tessa. Riona juga menoleh dan melihat pakaian yang digunakan Lastri sama dengan pakaian yang dipakai seorang wanita yang bersama Angkasa dipinggir jalan pada malam hari. Tapi Riona nggak ambil pusing dan kembali bersandar pilu sambil menatap ikan di dalam kolam.

 

TESSA
Kamu mau ke mana rapi begitu?

 

LASTRI
Siap-siap nyambut Den Mario, Bu. Dia mau main lagi sama saya.

 

TESSA
Kirain mau nemuin si Jaka, dan bikin ribut di sana. Hari ini ijab Kabulnya kan?

 

LASTRI
Kemarin saya udah datengin Liro, Bu. Buat ngasih selamat.

 

TESSA
Tapi nggak kamu sumpahin kan?

 

LASTRI
(terkekeh) Ya nggak lah, Bu.

 

Tessa tersadar mengenai ‘Mario’ saat melihat Riona yang bersandar lesu di kursi samping kolam ikan.

 

TESSA
Mario mau dateng ke sini, Las?

 

Suara bel membuat Lastri bergegas menuju pintu. Nggak lama seorang anak kecil berlari dan memeluk Tessa.

 

MARIO
Great to see, Echa!

 

Usy dan Riona menoleh pada Tessa yang dipeluk bocah laki-laki. Suara langkah kaki lain terdengar berjalan mantap ke arah halaman belakang.

 

ANGKASA (O.S.)
Gue minta tolong lagi sama Lastri ya, Kak. Hari ini Mario ada acara market day di TKnya, tapi gue nggak bisa nemenin.

 

USY
Itu anak siapa, Kak?

 

Angkasa menoleh dan langsung menyadari keberadaan Riona yang juga sedang menatapnya dengan tatapan terkejut.

 

MARIO
Hai, I’m Mario.

 

LASTRI
Mario ini anaknya Mas Angkasa, Mbak.

 

Usy dan Riona benar-benar nggak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka.

  

Cut to

 

89. Ext/Int. Jalan Raya – Mobil Riona – Pagi

 

Tessa menyetir sambil sesekali melirik pada Riona yang seperti kehilangan jiwanya. Usy yang duduk di belakang masih tidak bisa membendung rasa penasarannya.

 

USY
Pagi ini banyak banget kejutan. Gue nggak nyangka ternyata Angkasa sepupu lo, Kak. Yang lebih bikin kaget lagi ternyata dia duda anak satu.

 

Tessa tak menggubris ocehan Usy. Ia hanya terus mencuri pandang pada Riona yang menyandarkan kepalanya di kaca jendela dengan tatapan kosong.

 

Cut to

 

90. Int. Kantor - Koridor – Pagi

 

Usy berjalan lebih dulu memasuki kantor dan langsung disambut heboh oleh Abel dan beberapa karyawan lainnya. Di belakangnya Tessa terlihat cukup penasaran atas apa yang terjadi.

 

ABEL
Lo harus liat sekarang, Sy.

 

USY
Ada berita apaan?

 

Fajar yang duduk di meja sambil memegang remote, memperbesar volume tv. SmartTV tersebut menampilkan video live IG Ratika Intan.

 

RATIKA (O.S.)
Terima kasih buat seluruh fans yang nggak pernah lelah dukung aku. Akhirnya setelah setahun menggantung. Kami. Saya dan Rezy resmi bercerai dan saya memutuskan akan mundur dari dunia hiburan Indonesia.

 

USY
Ini beneran si Ratika mundur dari dunia hiburan? Sayang banget, kariernya lagi di atas.


Abel
Kayaknya kita harus kirim tim buat nemuin Ratika sama Rezy?

 

TESSA
Kan kalian sudah tahu harus kayak gimana, cepet gerak!

 

Beberapa karyawan yang memang memegang berita seputar artis, berseliweran mempersiapkan perlengkapan mereka untuk liputan. Usy memikirkan pembicaraan Vano dan Ratika semalam saat di mobil. Angkasa baru tiba dan tak mengerti apa yang terjadi. Ia berusaha bertanya tapi tatapannya malah beradu dengan Riona yang langsung menghindarinya.

 

Cut to


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar