41. Int. Kantor – Lift – Siang
Riona memegang dadanya yang merasakan debaran jantung tak biasa. Tapi ia juga tidak mengerti apa maksud yang ingin disampaikan oleh Angkasa. Riona menjerit dalam hatinya. Tapi karena reaksinya frustasinya turut terlihat dari gestur tubuh serta ekspresinya. Riona menjadi pusat perhatian beberapa orang yang ada di dalam lift. Riona berusaha kembali bersikap tenang. Saat pintu lift terbuka, Riona bergegas keluar menghindari rasa malu yang berkelanjutan.
Cut to
42. Int. Kantor – Siang
Riona berjalan memasuki ruangan dan langsung disambut oleh Usy yang memberikan revisian artikel pembuka rubrik DDD.
RIONA
Lo belum makan siang?
USY
Tadi gue udah pesan online, kok.
RIONA
Kerja melulu. Udah jadi budak tinta lo sekarang?
USY
Sialan!
Riona tertawa, lalu membaca revisian artikel dari Usy sambil berjalan menuju kursinya.
RIONA
Ok, nih. Kirim soft file-nya ke email gue ya. Biar nanti gue urus ke anak front end. Jangan lupa kirim juga ke Kak Tessa.
USY
Oke. Gue jadi nggak sabar nunggu ini terbit.
Riona tersenyum melihat Usy yang benar-benar excited dengan rubrik pertamanya.
Cut to
43. Int. Kantor – Ruangan Tessa – Siang
Usy memasuki ruangan Tessa dan menaruh file yang ia bawa di meja kerjanya. Usy menatap figura-figura cantik berisi rubrik-rubrik andalan HerDaily. Usy berharap DDD juga mendapat tempat di sana.
Cut to
44. Int. Kantor – Siang
Dari tempat duduknya Riona bisa melihat Tessa yang melintas menuju ruangannya. Lalu di belakangnya Angkasa berjalan mengekor.
RIONA
Fokus, Ri. Fokus. Lo nggak punya waktu buat hubungan main-main di kantor.
Riona berusaha menyadarkan diri dan kembali bekerja. Tanpa ia sadari Angkasa sempat menoleh padanya lalu kembali berjalan menuju ruangan departemennya.
Cut to
45. Int. Kantor – Ruangan Tessa – Siang
Usy bergerak ke luar ruangan bertepatan dengan Tessa yang memasuki ruangannya.
USY
Gue udah taruh revisi akhir artikel DDD di meja ya, Kak.
TESSA
Riona udah baca, kan?
USY
Udah, dong.
TESSA
Oke, berarti bisa kita bawa ke meeting mingguan senin besok.
Tessa mengetuk dinding kaca yang bersebelahan dengan ruangan Riona berada. Riona menyadari dirinya dipanggil. Ia pun beranjak dari kursinya dan memasuki ruangan Tessa.
TESSA
Artikelnya coba masukin ke desain rubrik yang udah dibuat tim nya Angkasa ya. Jadi kita bisa lihat perkiraan bentuk akhirnya.
RIONA
Oke, Kak.
USY
Gimana kalau besok malam kita rayain buat kelahiran DDD?
RIONA
Lo pasti ngajak kita karena gabut nggak punya duda buat dimangsa.
USY
Sialan lo. Tapi bener lagi.
RIONA
Kayaknya lo emang ditakdirkan berurusan sama duda, deh. Bukan cuma dalam kehidupan percintaan, sekarang kerjaan lo juga ngurusin duda buat dibikin rubrik. Makin terobsesi deh lo.
TESSA
(tertawa) Hati-hati, duda makin menggoda. Jangan-jangan karena ngurusin rubrik ini lo juga jodoh sama duda, Ri.
RIONA
Dih! Amit-amit. Jangan, dong, Kak.
USY
Emang ada yang salah sama duda?
RIONA
Sebenernya nggak ada yang salah sama duda, cuma gara-gara lo yang selalu nemuin duda nggak jelas yang bikin list penilaian gue ke duda itu buruk.
TESSA
Lo ampe punya list nya segala?
RIONA
Iya, kemarin kita sempet bikin buat maping flow artikel-artikel kita berikutnya. Kayaknya list itu perlu lo bawa setiap lo mau ketemu duda deh, Sy. Jadi lo bisa punya panduan jelas terkait jenis duda yang kayak gimana yang lo temuin.
USY
Ribet. Gue cuma jalan berdasarkan naluri gue. Jadi gimana nih nanti malam? Jadi kan?
RIONA
Gue nggak bisa. Weekend ini mau gue pake full istirahat.
TESSA
Gue juga nggak bisa, besok malam ada pesta ulang tahun eyang gue. Nggak mungkin gue absen.
USY
Pesta keluarga besar Tjokro? Waw. Gue ngarep bisa ketemu duda dari keluarga kayak lo Kak. Ada stok nggak?
Riona udah kehabisan respon menanggapi kecenderungan Usy terhadap Duda. Sedangkan Tessa hanya tertawa renyah mendengar harapan Usy.
Cut to
46. Ext. Rumah Keluarga Tessa – Kolam Renang – Malam
Tessa memasuki area pesta yang sudah dipenuhi oleh keluarga Tjokro. Dia langsung disambut oleh sang ibu, Astri (55).
ASTRI
Halo, sayang.
TESSA
Halo, Ma.
ASTRI
Sendirian lagi?
Tessa meminta Mamanya untuk tidak membahas itu lagi dengan tatapan dan senyumannya.
ASTRI
Angkasa, emang kamu beneran nggak pernah liat Tessa jalan sama salah seorang cowok di kantornya?
Mendengar namanya disebut, Angkasa yang sedang bermain dengan beberapa anak kecil menoleh pada mereka.
TESSA
Yang ada malah Angkasa yang lagi deket sama cewek.
ASTRI
Really? Bagus dong. Kamu juga harusnya ikuti jejak Angkasa. Pendekatan sama seseorang. Jangan cuma kerjaan yang diurusin.
TESSA
Ma, Eyang kayaknya butuh sesuatu deh.
ASTRI
Kamu ini kebiasaan, deh, bawa-bawa Eyang buat menghindar. Pokoknya Mama bakal terus bujuk kamu biar mau menikah lagi. Kamu itu cantik, cerdas, baik, kaya lagi. Kurang apalagi coba?
ANGKASA
Justru karena Kak Tessa mendekati sempurna jadi banyak yang insecure duluan, Bude.
ASTRI
Kalo cowok insecure deket kamu, berarti emang cowok itu nggak tepat buat kamu. Cari yang berani terima semua kelebihan kamu, Ok. (ke Angkasa) Bude tinggal dulu ya, Sa.
ANGKASA
Iya, Bude.
Mama Tessa menghampiri Eyang yang duduk bersama anak-anak dan cucunya yang lain.
TESSA
Bukannya harusnya yang nerima semua kekurangan gue ya, Sa?
Angkasa tertawa renyah.
ANGKASA
Lo nggak nganggep status lo sebagai janda sebagai kekurangan kan, Kak?
TESSA
Sial! Lo sendiri gimana sama Riona?
ANGKASA
Nggak gimana-gimana.
TESSA
Lo masih kepikiran sama…
Angkasa memotong dialog Tessa.
ANGKASA
Tentu aja dia akan selalu ada di hati dan pikiran gue, Kak.
TESSA
Tapi kenapa mata lo mengatakan hal lain?
Angkasa tertegun.
TESSA (CONT’D)
Gue yakin Julia bakal ngasih restu kok dari atas sana. Selama lo bahagia.
Cut to
47. Int. Apartemen Riona – Malam
Riona memandang lampu kota Jakarta dari apartemennya yang berada di lantai 30. Ia memikirkan Angkasa.
Cut to
48. Ext. Rumah Keluarga Tessa – Kolam Renang – Malam
Angkasa dan Tessa berjalan mencari tempat duduk yang lebih nyaman untuk mengobrol.
ANGKASA
Gue beda sama lo, Kak, yang masih punya kebebasan memilih siapa pun dalam hidup lo.
TESSA
(menghela napas) Sa, Riona pernah ngalamin hal buruk sama mantannya yang terakhir. Jadi kalo lo nggak serius sama dia. Lebih baik lo mulai jaga jarak.
ANGKASA
Selama ini gue juga selalu berusaha menjaga batasan yang ada, nggak cuma sama Riona, tapi sama semua cewek.
Tessa menatap teduh mata Angkasa. Ia memahami betul posisi sepupunya itu.
Cut to
49. Int. Bioskop – Malam
Usy keluar dari teater karena baru selesai menonton film. Ia men-swipe Dating Apps di HPnya, meski kadang pandangan Usy beralih pada pengunjung yang hampir semuanya punya gandengan. Ada juga kelompok laki-laki dan kelompok wanita yang memang sengaja menghabiskan waktu bersama di weekend kayak gini. Nggak kayak dirinya yang cuma dateng sendirian. Usy ngerasa gerah sendiri.
VANO
Hai, Usy.
USY
Mas Vano?
VANO
Kamu sendirian?
Usy mengangguk pelan.
VANO (CONT'D)
Habis nonton film drama, sendirian?
USY
Mas Vano sendirian juga? Tumben, biasanya selalu ada yang digandeng.
VANO
Jurnalis memang hebat, selalu update tentang semua hal. Aku boleh ngerasa tersanjung karena kamu perhatian sama semua kegiatan aku, kan?
USY
Terserah Mas Vano mau nerimanya kayak gimana.
VANO
Kok tadi siang teleponku nggak kamu angkat?
USY
Lagi meeting sama editor, jadi nggak keangkat.
VANO
Mau makan malam bareng?
USY
Tapi bukannya Mas Vano baru mau masuk buat nonton?
VANO
Aku bisa nonton film itu lain kali, dan pengennya nggak sendirian.
USY
Aku mau langsung pulang, masih ada artikel yang harus aku kerjakan.
VANO
jadi aku ditolak, nih?
Usy tersenyum tipis. Usy mengangguk kecil tanda pamit dan mulai melangkah pergi.
VANO (CONT'D)
Dalam waktu dekat aku ada media visit ke IMG Tower. mungkin di sana kita bisa makan siang bareng.
Vano pun melenggang pergi memasuki studio/teater. Usy sendiri menjauh dari teater meninggalkan Vano yang sempat kembali menengok untuk menatap Usy.
Cut to
50. Int. Kantor – Ruang Meeting – Pagi
Tessa, Riona, Usy meeting dengan tim marketing dan sosmed. Ada Angkasa juga di sana. Angkasa dan Riona terus berusaha saling mencuri pandang. Sesekali mereka melihat layar proyektor yang menampilkan design layout untuk rubrik DDD.
TESSA
Oke, berarti kita harus udah siapin beberapa postingan tentang duda dan janda. Dilanjutin sama pengumuman tentang rubrik Duda-Duda Durjana di H-3 sebelum terbit. Gue minta sample konsep materinya sore ini, ya.
TIM
Oke, Kak.
TESSA
Thank you, semuanya.
Tim Marketing dan Sosmed pun bergerak ke luar ruang meeting, termasuk Angkasa. Tessa mengamati Riona yang terlihat tidak begitu bersemangat.
USY
Gimana pesta ulang tahunnya, Kak?
TESSA
Gerah! Sepanjang acara gue terus diminta nikah lagi, mereka sampe bikin list cowok lajang dan duda-duda yang ada di sekitar mereka buat dijodohin ke gue.
USY
Ah, semoga gue juga punya list duda dan segera dipertemukan sama duda idaman gue.
RIONA
Gue juga berharap ketemu cowok yang tepat buat ngebangun hubungan baru.
Tessa keselek saat meminum air mineral dari botol yang memang disediakan di ruang meeting.
USY
Udah nggak trauma lagi? Bosen ya ngejomlo kelamaan? Udah dua tahun, kan, lo jomlo.
RIONA
Buat pengalihan.
USY
Cewek jahat! Pengen punya hubungan buat pengalihan. Berarti bukan didasari sama cinta dong kalo gitu.
TESSA
Gimana kalo cowok tepat yang lo maksud itu duda?
RIONA
Ya, jangan duda juga kali.
TESSA
Kalau dudanya duda baik gimana?
USY
Bakal langsung gue gebet duluan, Kak.
RIONA
Boleh. Silakan. Lo gebet aja semua duda yang ada di dunia ini.
Mereka bertiga tertawa renyah.
TESSA
Oke, demi mencari duda idaman Usy. Kita harus fokus sama rubrik baru kita. Duda-duda Durjana!
USY, RIONA
Duda-duda Durjana!
Cut to