Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
DI DALAM KAMAR-0 2018 - JAM 01.00 MALAM
Mereka berlima hanya bisa menatap satu sama lain. Tidak tahu apa yang terjadi di penginapan ini.
[REMY] Tengkoraknya ke mana?
[RIO] Ada yang mindahin tengkoraknya?
[HAYAN] Ga mungkin. Kita dari tadi ada di depan kamar buat ngeluarin Lina.
[NADIA] Tadi kamu kenapa ngelihat ke dalam kamar ini, Yan?
[HAYAN] Tadi pas Lina bilang dia ngalahin kunti itu pake linggis, gue mikir kenapa bisa tengkorak ini ga bisa kabur dari sini. Padahal linggis itu bisa dipake buat ngebunuh setan. (Menunjuk linggis yang dipegang Rio)
Hayan terkejut, begitu juga Rio yang memegang linggis tiba-tiba kaget.
[RIO] (Ekspresi tidak percaya) Kemana linggisnya, anjir!? Tadi gue pegang! Seriusan gue pegang tadi!
[LINA] Tadi gue kasih ke elu kan, Rio? Jangan becanda, deh.
[RIO] Gue ga becanda, anjir! Gue 100 persen yakin tadi gue pegang erat-erat!
[REMY] Tadi tengkorak, sekarang linggis. Pada ilang ke mana semua, bangsat!
Nadia pun berpikir terkait hal yang dikatakan Hayan. Kemudian, Nadia melihat hal yang tidak biasa dari arah kamar-1, tempat Lina terkurung tadi.
[NADIA] Teman-teman. Tadi pintu kamar itu ga kecopot kan? (Menunjuk kamar-1)
Keempat lain pun melihat ke arah kamar-1. Pintu kamar tersebut tercopot sama halnya dengan kamar-0.
[LINA] Tadi pintunya masih nempel. Kalian juga ga ada ngecongkel pintu.
[REMY] Jangan main-main sama kami, setan brengsek! Kont*l! Setan anjing!
[RIO] Berisik, njing! Jangan bikin suasana makin parah dengan omongan lu.
Daun pintu tergeletak di depan kamar. Nadia mendekat dan melihat.
[NADIA] Dari bekasnya, ini sudah dicopot lama banget. (Terhenti)
[NADIA] Jangan-jangan…
Nadia masuk ke dalam kamar-1 menyorotkan senter ke semua arah. Nadia pun tampak tertegun.
[HAYAN] Kenapa, ketua? Ada apa? (Masuk ke dalam kamar dan tertegun)
[HAYAN] Gimana bisa, njir!
[LINA] (Ikut masuk kembali) Tadi ga ada! Seriusan, tadi gue cuman ngeliat kuntilanak! Ga ada tengkorak tadi di sini.
Tengkorak yang tadi ada di kamar-0 berpindah ke kamar-1. Posisi tengkorak itu pun sama seperti posisi di kamar-0. Linggis pun ada di samping tengkorak tersebut.
Remy dan Rio yang melihat hal ini juga tertegun tidak percaya.
[RIO] Dengan kata lain, tengkoraknya pindah dari kamar itu ke kamar ini.
[REMY] Tengkoraknya pindah tanpa kita sadari? Gimana caranya, njing!
Nadia jongkok melihat tengkorak itu lagi. Kondisi tengkorak sama seperti saat di kamar-0.
[NADIA] Dilihat dari kondisinya, sepertinya tengkorak ini tidak dipindahkan baru-baru ini. Tapi, memang seperti sudah lama berada di sini. Persis seperti awal kita lihat di kamar satunya.
[LINA] Tapi, pas gue kejebak di sini sama sekali ga ada tengkorak.Rio sama Remy yang pertama kali tidur di sini juga pasti bakalan ngeliat.
[RIO] Lina bener. Kalo kata ketua tengkoraknya sudah lama di kamar ini, seharusnya gue sama Remy juga ngeliat saat kami tidur.
Nadia pun terdiam tak dapat menjawab. Mereka berlima keluar kamar dan berkumpul lagi di lobi.
DI LOBI PENGINAPAN 2018 - JAM 01.15 MALAM
[RIO] Lin, lu keliatan ga takut. Padahal lu barusan ngelawan kuntilanak.
[LINA] Ya. Kek yang gue bilang tadi, mungkin suara wanita itu yang buat gue ga takut apa-apa.
[REMY] Menurut lu kalo misal di antara kita ada yang ngelawan setan di sini, suara wanita itu bakal ada lagi?
[LINA] Mungkin aja. gue ga bisa pastiin.
Nadia yang tadi tampak berpikir pun diajak ngobrol oleh Hayan.
[HAYAN] Ketua. Sebenernya gue punya pemikiran tentang apa yang terjadi di dalam penginapan ini.
[NADIA] Aku juga bisa menduga apa yang terjadi di sini. Dan mungkin kita sepemikiran, Yan.
Hayan tersenyum dan yakin bahwa dugaan Nadia sama dengan dia. Rio, Lina, dan Remy yang mendengar pun tertarik.
[LINA] Ketua bisa ngejelasin apa yang terjadi di sini? Apa yang terjadi di sini?
[NADIA] Kurang lebih begitu. Tapi aku tak bisa ngomong lebih jauh sebelum ada bukti.
[REMY] Bukti yang kek gimana maksud lu, ketua? Kalo lu bukti yang lu maksud itu setan, tadi kita udah ngeliat kunti yang dikalahkan sama Lina, kan?
[HAYAN] Bukan. Bukan yang itu. Lebih tepatnya kita butuh mencari bukti.
[RIO] Mencari bukti? Dari mana mau dicari?
[NADIA] (Menarik nafas panjang) Kita mencari bukti dengan mengalahkan lagi setan penunggu di satu kamar.
Remy, Lina, dan Rio hanya bisa terkejut mendengar perkataan Nadia.
[REMY] Jadi maksud ketua, kita kudu masuk ke salah satu kamar lagi? Masuk ke kamar yang ada setan dan bisa ngebunuh kita?
[REMY] Ketua, lu sinting?
[NADIA] Sepertinya ga ada cara lain. Itu cara buat mastiin dugaanku.
Kemudian semuanya hening. Lina yang tadi mengalahkan kuntilanak tampak kembali dikuasai ketakutan.
[NADIA] Kalo ga dipastiin, kita bakal terjebak di sini. Hanya menunggu waktu untuk mati.
[NADIA] (Berdiri) Kalo ga ada yang berani, biar aku saja yang masuk ke salah satu kamar. Kalo aku mati, setidaknya aku mati melawan.
[LINA] (Menahan dan memegang tangan Nadia) Jangan, ketua. Kumohon jangan. Kami masih butuh kamu di sini.
[RIO] (Berdiri dan menatap Nadia serius) Lina benar, kami masih butuh ketua di sini. Biar gue aja yang masuk.
[NADIA] Kamu serius? Bukannya kamu tadi yang paling takut masuk ke sini?
[RIO] Ya. Sampe sekarang juga aku masih gemetar ketakutan. Tapi, bukankah kita tak boleh tunduk pada ketakutan kita sendiri.
[RIO] Kalo misal gue berhasil keluar, maka selanjutnya gue harap lu berdua yang gantian masuk. (Menatap ke arah Hayan dan Remy)
[LINA] Semoga lu bisa denger suara wanita itu, Rio. Gue yakin lu pasti dapet keberanian.
Rio masuk ke kamar-1 dan mengambil linggis. Kamar yang tersisa masih bisa dibuka dengan gampang. Rio memilih kamar tepat di sebelah kamar-1.
[RIO] (Di depan kamar-2) Gue pilih kamar ini aja.
[NADIA] Menang dan keluar dengan selamat, Rio.
Rio membuka pintu dan melangkah masuk. Saat Rio sudah masuk di dalam, pintu kamar-2 tertutup dengan keras. Nadia mencoba untuk membuka kamar-2 dan terkunci rapat.
[NADIA] Sudah kuduga. Saat ada orang masuk maka pintunya ga bakal bisa dibuka lagi.
[REMY] Padahal Rio yang tadi ketakutan ga mau masuk ke dalam penginapan, tapi malah dia yang sekarang paling berani masuk kamar buat ngalahin setan. Ini memalukan.
[REMY] Selanjutnya biar gue yang masuk. (Menuju kamar yang lain)
Nadia dan Hayan langsung menahan Remy.
[HAYAN] Jangan, Rem! Kita harus menunggu Rio keluar. Tadi kan lu udah denger dari Lina. Cuman linggis itu doang yang keknya bisa ngabisin setan-setan di sini.
[NADIA] Iya, benar. Jika kita bertindak ceroboh, ada kemungkinan kita ga bakal bisa keluar dari sini.
Remy hanya menunjukkan ekspresi marah dan kesal. Namun, ia masih mendengarkan perkataan Nadia.
[NADIA] Sekarang kita hanya bisa percaya pada Rio.
DI DALAM KAMAR-2 2018 - JAM 01.40 MALAM
Suasana di dalam kamar sama seperti saat kondisi Lina. Kedap suara. Rio hanya bisa mendengar suara nafasnya. Dengan cahaya remang dari senter hapenya, Rio menyoroti kamar tersebut.
Hingga sampai ke bagian cermin. Dari dalam cermin muncul tangan dan pundak yang berusaha merayap keluar. Rio pun terjatuh kaget dan ketakutan.
Setan tersebut tidak memiliki kepala. Aroma tanah menyelimuti seluruh kamar dan juga aroma busuk. Hantu Jeruk Purut.
Setelah seluruh tubuh sudah keluar, kemudian salah satu tangan masuk kembali ke dalam cermin. Hantu tersebut mengambil kepalanya. Dengan memutar-mutar kepalanya yang terlepas, Hantu Jeruk Purut melihat Rio.
[JERUK PURUT] Sudah lama sekali. Akhirnya ada tumbal juga yang diberikan kepadaku.
[RIO] (Menempel ke dinding ketakutan) Tu... Tum... Tumbal?
[JERUK PURUT] Sungguh manusia yang tak berdaya. Aku sangat menyukai ekspresi ketakutan itu. (Melangkah mendekati Rio)
Rio tak bisa bergerak, ketakutan benar-benar menguasai dirinya. Dan, seperti yang diceritakan Lina, suara bisikan itu terdengar oleh Rio. Dan hanya bisa didengar oleh Rio.
Suara bisikan wanita itu begitu lembut menenangkan diri Rio. Di telinga Rio suara tersebut berbisik. ’Kamu luar biasa. Kamu bisa, Cah Bagus’.
Rio mendapat keberanian. Mungkin asalnya dari bisikan tersebut. Kemudian ia berdiri dengan tatapan berani ke arah hantu Jeruk Purut itu.
[JERUK PURUT] (Terhenti dan heran) Apa yang terjadi? Kemana ketakutanmu tadi!?
[RIO] Maaf. Sepertinya hari ini, gue bukanlah tumbal untuk lu. (Mengayunkan linggis dan menjatuhkan kepala hantu)
Tangan hantu tersebut melepuh kena hantaman linggis. Kepala hantu tersebut berguling di lantai.
[JERUK PURUT] Linggis itu!? Dari mana kau mendapat linggis itu!? Siapa kau sebenarnya!?
[RIO] Hanya seorang pria biasa penyuka mesin. (Menghantam tubuh hantu)
Sama hal seperti Lina, Rio menghajar hantu tersebut bertubi-tubi. Teriakan kesakitan menggema di dalam kamar itu.
[JERUK PURUT] Mengapa bisa seperti ini!? Kau harusnya takut kepadaku! Kau harusnya takut kepada kami! Kau hanya manusia lemah!
Rio tak mengindahkan perkataan hantu tersebut. Tangan, kaki, seluruh badan hantu sudah melepuh akibat hantaman Rio. Tubuh hantu pun terjatuh.
[RIO] (Melihat ke arah kepala hantu) Manusia itu pemberani! (Menusuk jantung hantu)
Jantung hantu tersebut hancur. Kepala dan tubuh hantu tersebut layu menandakan bahwa ia sudah kalah. Rio mencabut linggis dari tubuh hantu tersebut.
Malam itu, Rio menghabisi hantu Jeruk Purut. Keberanian di dalam diri Rio membara. Suara bisikan wanita itu benar-benar memberinya keberanian.
Pintu kamar pun terbuka. Rio keluar dari dalam kamar.
DI LOBI PENGINAPAN 2018 - JAM 02.10 MALAM
Nadia, Remy, dan Lina pun tampak senang. Hayan langsung melihat ke kamar-1.
[REMY] Mantap, anjing! Mantap! (Memeluk Rio)
[NADIA] Kamu berhasil mengalahkan setan di sini. Kamu sudah lulus jadi seorang penakut.
[LINA] Gimana, Rio? Di dalam kamar kamu mendengar suara bisikan?
[RIO] Iya. Bener kata lu, Lin. Ada suara wanita yang ngebisikin gue. Keknya itu yang bikin gue jadi berani.
[RIO] Dan juga, linggis ini keknya ditakutin banget sama setan-setan di sini. (Mengangkat linggis, kemudian terkejut)
[RIO] Eh!? Ilang!? Tadi gue pegang!
Remy dan Lina tampak terkejut lagi. Nadia tampak mengangguk dan tersenyum melihat hal tersebut. Hayan keluar dari kamar-1.
[NADIA] Gimana, Yan?
[HAYAN] Terbukti, ketua. Dugaan kita benar.
Rio, Lina, dan Remy pun penasaran dengan prediksi mereka. Kelimanya berkumpul di tengah lobi penginapan.
[LINA] Emang apa yang terjadi di sini, ketua?
[NADIA] (Menunjuk ke kamar-2) Coba lihat itu.
Tampak kamar-2 pintunya tercopot. Padahal tidak ada satupun dari mereka yang melakukan hal itu.
[HAYAN] (Berjalan ke kamar-1 sambil menyorotkan senter) Selain itu, coba lihat ini.
Tengkorak yang tadi ada di dalam kamar-1 menghilang. Seolah tak pernah ada di situ.
[HAYAN] (Berjalan masuk ke kamar-2 sambil menyorotkan senter) Dan, lihat ini.
Remy, Rio, dan Lina melihat jelas di dalam kamar-2 ada tengkorak di dalam sana.