5. INT. WARUNG KETUPAT SAYUR - DAY
Warung ini berada di salah satu tempat di pinggir jalan raya. BANYAK WARGA yang berlalu lalang di tempat itu. Darma tampak sedang memesan makanan ke penjual. Usai itu, Darma langsung duduk di salah satu bangku, juga diikuti oleh Dana di sampingnya.
DARMA
Ini nih, warung langganan Papa dulu waktu masih kecil.
Dana hanya melihat suasana sekitar yang begitu ramai dengan polos.
DARMA
Dulu waktu Papa masih kecil, nenekmu itu, Mamanya Papa, sering banget ngajak Papa kesini ... Makannya, sekarang Papa ngajak kamu nyoba makan di sini, biar ketularan suka juga!
Dana hanya tersenyum melihat Papanya. Kemudian PELAYAN tampak mulai menyajikan 2 porsi Ketupat Sayur beserta 2 gelas Air Putih.
DARMA
Makasih mas!
Darma mengambilkan sendok dan garpu untuk Dana.
DARMA
Nih, jangan lupa pake sendok sama garpu juga ... biar nanti nggak susah makannya.
Dana mengambil sendok dan garpu yang diberikan Darma dan segera mencicipi makanan itu. Darma melihat dan menunggu Dana untuk memakan makanan itu. Usai mencicipi, Dana tersenyum.
DANA
Hmmm ... Enak Pa!
DARMA
Enak kan? Papa bilang juga apa, semua referensi Papa itu pasti enak. (beat) Uhuk.
Darma mengalami batuk ringan, lalu segera minum air putih. Dia sempat memegangi dadanya usai minum dengan wajah yang sedikit ketakutan.
Lalu, Darma pun melanjutkan kembali untuk menikmati makanannya secara perlahan.
DARMA
Eh iya Dan, tadi ibu guru bilang, kamu sering berbuat baik ya di kelas? Cerita dong ke Papa.
Dana mulai menundukkan kepalanya dan terlihat murung setelah mendengar hal itu.
DANA
Iya.
Dengan menatap Dana, Darma berhenti dari kegiatan makan-nya.
DARMA
Terus? Eh kamu kenapa Dan? Kok jadi cemberut gitu? Besok itu udah memasuki masa liburan sekolah kan? Takut kangen dengan temen-temenmu?
Dana masih tetap menundukkan kepalanya.
DARMA
Dana, hayo ... Papa pernah bilang apa ke kamu? Jika kamu punya masalah, cerita ke Papa.
(beat)
Ayo dong, siapa tau Papa bisa ngebantu kamu.
DANA
Dana ... Dana barusan dimusuhin sama temen Dana, Pa.
Mendengar itu, Darma sempat terdiam dan segera menghela napasnya.
DARMA
(Tegas)
Dana!
Dengan masih memegang sendok dan garpu, Dana melihat ke arah Darma.
Darma pun coba memberitahu Dana, sambil mencontohkan pergerakannya.
DARMA
Letakkan sendok dan garpumu itu, Taruh kedua tanganmu di tengah Dada.
Dana pun mengikuti pergerakannya Darma namun dia salah dalam menaruh posisi tangannya, Darma yang melihat kesalahan itu langsung coba membenahi kesalahan letak tangannya Dana tersebut.
DARMA
Ini gini dong, dah. Sekarang tegakkan kepala dan punggungmu, ambil napas sedalam-dalamnya, tahan ... keluarkan. Lagi (mengambil napas) keluarkan.
Dana mengikuti semua instruksi Darma.
DARMA
Dah! Coba Dana, gimana perasaanmu sekarang.
Dana mengulangi penarikan napas itu sampai 3 kali dan tersenyum.
DANA
Lega pa!
DARMA
Nah gitu dong, sekarang ... coba cerita ke Papa (bergairah) Seemuaaanya! tentang kamu di sekolah.
DANA
Dana punya temen, Fendi namanya ... Dia satu-satunya temen kelas Dana yang kakinya cacat sejak lahir.
Darma mulai terlihat simpatik sambil melanjutkan makan-nya.
Dana juga lanjut menceritakan segalanya sambil makan.
DANA
Tiap hari dia diejekin terus Pa sama temen-temen ... Dana kan jadi nggak tahan Pa, apalagi kalo ada orang yang dibeda-bedakan seperti itu di dalam kelas. Jadi ya minggu lalu, Dana coba ngebantu Fendi agar tidak dihina lagi.
Dana tampak menaruh sendok dan garpunya untuk berhenti dari kegiatan makan-nya dan memperagakan apa yang dia lakukan sewaktu menolong Fendi. Dia pun membuka tangan seperti orang yang sedang menghadang.
DANA
Jangan! Fendi itu juga manusia kan? Kalian seharusnya tidak jahat sama dia!
Dana kembali mengambil sendok dan garpunya dengan sedikit merengut.
DANA(CONT'D)
Terus ... akhirnya, malah Dana yang ikutan diejek. Abis itu Bu Nita dateng dan ngebantuin. Abis itu beberapa temen Dana nggak mau kenal lagi sama Dana ... Kayaknya Dana salah ya Pa?
Darma tampak menganggukkan-anggukkan kepalanya seakan memahami cerita dari anaknya tersebut.
DARMA
Jujur Dan, apa yang kamu lakukan itu ... jauh lebih hebat dari Papa dulu loh. Jaauuuh sekali ... dan memang seperti itulah wujud dari lelaki yang hebat Dan. (Tersenyum) Papa bangga loh denger kamu bisa gitu.
Darma tampak menyudahi makan siangnya dan mengambil tisu untuk mengelap mulutnya.
DARMA
Kamu tau nggak Dan? Nggak semua orang, di muka bumi ini, berani bersuara seperti kamu. Sifat kamu itu seperti Papa dulu waktu kecil (merenung sambil tersenyum), punya jiwa peduli yang begitu besar terhadap orang yang lemah.
Dana melihat Papanya dengan seksama.
DARMA
Cuma bedanya Papa dulu ... ya penakut sih. Papa mungkin nggak akan seberani dengan apa yang kamu lakukan itu. (tersenyum) Jujur, Papa bangga sama apa yang kamu lakukan Dan dan kalo misal Mama juga ikut mendengar nih Dan, dia pasti bakal sayaaang banget sama kamu!
Dana tampak tersenyum bahagia.
DARMA
Eh Dan, kalo Papa nge-daftarin diri buat jadi temen kamu, boleh nggak? Nanti malem, kalo Papa sudah nyelesaiin semua kerjaan Papa. Kita buat kreasi lilin bareng-bareng!
DANA
Hah? Serius pa?! Asiik!
DARMA
Hahaha ... yaudah, habisin gih. Nanti kasihan loh Bi Imah, dia udah nungguin di depan gerbang sendirian. Hahaha...
DANADYAKSA
Hahaha...
6. EXT. DEPAN RUMAH DARMA - DAY
Tampak dari kejauhan, Bibi Imah berdiri menunggu di depan Gerbang.
Terdengar suasana perumahan yang begitu sunyi, suara lingkungan yang terdengar hanya terasa sayup.
Mobil Darma tampak datang dan berhenti di depan rumah. Dana turun dan segera menghampiri Bibi Imah. Dari kondisi jendela Mobil yang terbuka, Darma tampak melambaikan tangannya ke Dana dan Bibi Imah dan mobil berjalan kembali.
7. INT. MOBIL DARMA - DAY
Sambil menyupir mobil sendirian, Darma mulai batuk-batuk tanpa henti. Terkadang dia memukul-mukul lembut dadanya berkali-kali.
Di tengah-tengah kesibukannya, ada email masuk di ponselnya Darma yang terpasang di dashboard mobil.
INSERT - PONSEL
"TO: DARMAWANGSA
FROM: BU DEWI
DARMA, TUGASMU DI AKHIR TAHUN PROGRESSNYA SAMPE MANA? SAYA TADI CARI KAMU DI RUANGAN NGGAK ADA! SAYA JUGA TELPON KE KAMU NGGAK DI ANGKAT."
Darma tampak sedikit tidak mempedulikan pesan tersebut dan langsung memasang mode Mute untuk pesan yang datang dari ponsel tersebut.
8. INT. AREA KARYAWAN, KANTOR VELVET SQUARE - DAY
Di tengah kesibukan para karyawan, tampak Darma yang berjalan menuju ruangan kerjanya secara tergesa-gesa.
Janu yang sedang berbicara dengan KARYAWAN LAIN, secara tidak sengaja melihat Darma. Dengan sigap, dia langsung mengambil Tablet di meja kerjanya dan menyusul Darma.
JANU
Mas … Mas Darma
Darma yang mendengar itu berhenti dan menoleh ke arah Janu.
DARMA
Ya Jan?
JANU
Ini draft revenue untuk--
Darma langsung berjalan memasuki ruangannya.
DARMA
Oh sini-sini.
Janu pun mengikuti Darma.
9. INT. RUANGAN DARMAWANGSA, KANTOR VELVET SQUARE - DAY
JANU
Iya mas, tapi ini baru draft bulan Januari sampai November ...
Darma tampak melepas jaketnya dan menyampirkannya di kursi. Lalu dia segera duduk di kursi kerjanya dan segera membuka laptopnya. Janu tampak masih mengikuti dan berdiri di samping Darma duduk dan memberikan tabletnya ke Darma.
JANU
Ini pak, draft laporannya.
Darma pun menerima dan melihat setiap laporannya dengan teliti.
DARMA
Oke, lalu untuk bulan Desember tadi gimana Jan? Ada kendala? Atau masih berjalan?
JANU
Iya masih berjalan mas, kita masih berkoordinasi dengan bagian Customer untuk bulan Desember ini.
Darma tiba-tiba melihat ke arah Tablet secara seksama.
DARMA
Loh Jan? Ini untuk bulan Juni sama Juli memang menurun apa penjualannya? Kok selisihnya jauh banget dari bulan yang lain?
Janu terlihat mengambil tablet tersebut dan segera memeriksa tablet miliknya.
DARMA
Bulan Ramadhan harusnya naik dong penjualan kita? Masak malah menurun sih datanya? Sepertinya penjualan kita pada saat hari raya kemarin baik-baik saja deh.
JANU
Iya ya?
DARMA
Coba cek ulang lagi ya? Maksimal selesai minggu ini bisa? Sekalian yang untuk bulan Desember itu.
JANU
Bisa mas ... baik kalo gitu saya permisi dulu mas.
Janu berjalan keluar.
DARMA
Eh iya Jan! Tolong make sure semua bagiannya aman ya? Jika ada kendala segera lapor ke saya. Biar cepat selesainya.
JANU
(gugup)
B-baik mas...
Darma menghela napas dan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Terdengar suara email masuk. Darma pun segera membuka dan membaca email tersebut, diikuti oleh Nandra yang memasuki ruangan dengan senyuman yang tampak bahagia.
NANDRA
Wangsa!
DARMA
Ndra?
NANDRA
Draft sudah saya email ya
Darma pun membaca email dengan seksama di Laptopnya.
DARMA
Eh, sudah semua ini?
Nandra langsung duduk di hadapan Darma.
NANDRA
(Bahagia)
Sudah dong, Rekap untuk 12 bulan, kelar semua!
DARMAWANGSA
(memeriksa email) Gila, telaten banget lu Ndra! Calon manajer baru nih bau-baunya, hahaha ...
NANDRA
Hahaha ... nggak kok Sa, cuma pengen cepet liburan aja, kayak tahun lalu. Biasalah!
Darma mulai terlihat santai sambil memeriksa bagian-bagian kerjaannya.
DARMA
Rencana liburan kemana lu akhir tahun ini ndra?
NANDRA
Di rumah aja sih. Sama anak istri (melihat sekitar) Eh iya Sa, tadi Bu Dewi nyariin lu loh.
DARMA
Iya gue tau, dia aja tadi sampai Email gue. (berbisik) Bu Dewi sekarang ada di ruangannya?
NANDRA
Nggak, dia aja kayaknya langsung pergi lagi, entah kemana itu.
DARMA
Oh yaudah lah, tadi juga gue udah bales juga, terus emailnya gue Mute Hahaha...
NANDRA
Gila, berani banget lu! Hahaha ... oh iya gimana sama anak lu? Bakal ada acara apa akhir tahun ini?
DARMA
Bentar lagi kan Dana ulang tahun. Gue rencana mau ngasih surprise besar-besaran buat dia. Makannya gue sebenarnya juga pengen cepet liburan juga ... tapi kerjaan aja belum kelar.
NANDRA
Oh iya, anak baru itu gimana Sa?
DARMA
Janu? Ya namanya juga anak baru, pasti ya masih rajin-rajinnya lah dan kadang masih sering ada kesalahan kecil. Tapi ya kalo dari kerjaannya udah lumayan bagus kok, biarpun masih nggak secepat dan sebaik Dono dulu. Jadi bagi gue ya, jangan berharap untuk liburan cepet dulu tahun ini.
NANDRA
Terus buat Dana tadi, kira-kira bakal di kasih surprise apa Sa? Cerita lah, biar jadi inspirasi buat gue nih.
DARMA
(Terbatuk) Gue pengen ngajak dia jalan-jalan aja.
NANDRA
Cuma berdua?
DARMA
Nggak, nanti ada adek gue.
NANDRA
Oh Kalya? Kabarnya gimana dia sekarang?
DARMA
(menyeringai)
Baik. Hmmm... kenapa nih? Wah gue tau... Yaelah Ndra, lo masih punya perasaan sama adek gue?
NANDRA
Ya nggak lah Sa, itu kan cuma cerita lama doang.
DARMA
Hahaha... lagian lo dulu pas kuliah cuma naksir-naksir doang sih. Nggak ada Movement.
NANDRA
Ya dulu kan gue masih grogi Sa, abis adek lo cantik parah, mana ramah banget lagi.
DARMA
(nada mengejek)
Yeee... Ramah dijadiin alasan
NANDRA
Emang mau kemana Sa? Disneyland?
DARMA
Nggak sih
NANDRA
Sa, sekali-kali ajak anak lu keluar negri kek, biar dia nanti nggak kuper-kuper banget pas gede.
DARMAWANGSA
(Tersenyum)
Nanti deh, gue masukin daftar dulu, Uhuk-uhuk! (batuk berat)
Setelah berhenti, Darma tampak pucat dan segera minum air putih.
Nandra tampak kebingungan melihat Darma.
NANDRA
Eh Sa, nggak apa-apa lu?
DARMA
Nggak papa, cuma batuk biasa aja.
NANDRA
Gue kira lu tersedak gara-gara pusing ngelihat rekap tagihan tahun ini, hahaha.
DARMA
Hahaha ... Oke, ini kerjaan lu udah sip kok. Keep up the Great Work ya Ndra, nggak lama lagi lu pasti bisa gantiin gue.
NANDRA
Lah Sa? Dulu Dono, sekarang lu mau minggat juga? Atau jangan-jangan mau naik buat gantiin Bu Dewi?
DARMA
Hahaha...
Darma yang tadinya tertawa tiba-tiba mengubah perlahan-lahan ekspresinya menjadi sedikit sedih dan menatap serius ke arah Nandra.
Black.