Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Bintang SMA 105
Suka
Favorit
Bagikan
3. Bagian 3

EXT. LEMBAGA PEMASYARAKATAN - SORE

Mereka berempat berada di Parkiran.

TAMA

Kecurigaan memang benar. Yang jadi masalah sekarang, kita harus cari dimana barang buktinya.

KARINA

Bisa jadi barang buktinya udah di ubah. Yang tinggal cuma saksi.

TAMA

Itu pasti. Kita cuma perlu cari barang bukti yang asli. Buat saksi, bisa jadi dia nolak.

KARINA

Kalau memang barang buktinya di ubah, pasti Polisi. Kalau saksi, aku gak tahu harus ngapain.

Semuanya melihat Pram. Ia hanya diam.

PRAM

Kita cuma harus yakinin saksi itu buat kita.

KARINA

Berarti kita tahu masalahnya apa.

TAMA

Masih banyak yang harus kita cari tahu.

KARINA

Kamu benar.

TAMA

Kita bisa buat rencana di sekolah besok. Hari ini udah cukup.

KARINA

Oke, aku coba ingat-ingat lagi.

TAMA

Gak usah di paksa, aku yakin kamu bakal ingat dengan sendirinya.

Karina tersenyum mendengarnya, ia melihat Roni.

KARINA

Makasih udah bantu aku.

RONI

Aku juga makasih. Maaf soal pertama kali kita ketemu.

Tama dan Roni berjalan menuju Motor mereka masing-masing. Karina melihat Pram yang masih berdiri, melamun.

KARINA

Pram? kita gak pulang?

Pram tersadar, ia melihat Karina.

PRAM

Kita pulang.

Karina melihat Pram, datar. Ketika mereka berjalan ke Motor Pram --

KRIIIIIUUUUKKK --

Perut Karina berbunyi, dengan cepat ia memegang Perutnya. Ia melihat Pram, menahan malu.

Pram melihat Karina --

PRAM

Kita cari makan dulu.

Karina memenjamkan matanya, menyesal.

EXT. TEMPAT MAKAN - SORE

Karina duduk di Meja, ia melihat Pram yang sedang memesan makanan kepada Penjual. Kemudian ia duduk bersama Karina.

KARINA

Sorry.

PRAM

Kamu terakhir makan jam berapa?

KARINA

Pas makan siang.

Pram tersenyum mendengarnya. Karina melihat sekitar.

KARINA

Kamu sering ke sini?

PRAM

Sering.

Karina mengangguk.

PRAM

Biasanya aku ke sini sendiri.

KARINA

Sendiri?

Pram mengangguk.

KARINA

Memang kemana-mana sendiri itu enak.

PRAM

Aku pernah beberapa kali ke sini berdua.

KARINA

Sama pacar?

Pram mengangguk. Karina mengangguk, ia terlihat sedih. Penjual membawakan pesanan mereka, Dua Porsi Mi Ayam.

Pram mengaduk Mi miliknya dan meletakannya di depan Karina. Karina terkejut, melihat Pram.

PRAM

Kamu lapar, tinggal tuangin sambal. Aku gak tahu kamu suka pedes atau gak.

Karina melihat Mi Ayam itu, sesaat ia melihat Pram.

KARINA

Makasih...

Mereka memulai makan, Karina mencuri pandang ke Pram, sesekali.

CUT TO:

Mangkok itu kosong.

Karina meminum minumannnya. Ia melihat Pram yang sedang melamun.

KARINA

Pram? serius, kenapa kamu dari tadi ngelamun terus?

Pram tersadar, ia melihat Karina, menggeleng.

KARINA

Kamu pikirin yang tadi kan?

PRAM

Kalau benar barang buktinya di ubah, Bapak pasti tahu.

KARINA

Terus kamu mau minta sama Bapak kamu barang barang buktinya?

PRAM

Yang pasti gak di kasih.

KARINA

Yang pasti jangan sampai Bapak kamu tahu kita cari tahu masalah ini.

PRAM

Kita harus hati-hati.

KARINA

Apapun itu kamu jangan lakuin hal yang bikin kamu sendiri rugi, oke?

Pram melihat Karina, tidak menjawab.

KARINA

Kita cari tahu masalah ini sama-sama.

Karina tersenyum kecil, Pram juga.

KARINA

Kita bisa minta Oom kamu, Dedi?

PRAM

Bisa jadi. Aku coba tanya dia.

Karina menghabiskan Es Tehnya dan memakan Es batu di dalam gelas. Terdengar bunyi yang keras dari Mulutnya.

Pram tersenyum melihatnya.

PRAM

Aku harus latihan futsal.

KARINA

Aku boleh ikut?

Pram melihat Karina, bingung. Karina melihatnya, serius.

PRAM

Oke. Apapun itu alasannya.

Pram memberikan jaketnya ke Karina, ia melihatnya.

PRAM

Ini malam, pertama. Kedua, anak sekolah masih pakai baju sekolah jam segini pasti di kataiin orang-orang anak yang gak bener.

Karina tertawa mendengarnya, mengambil jaket dan memakainya.

KARINA

Aku bawa baju ganti. Aku ke toilet sebentar.

Pram melihat Karina pergi, datar.

PRAM

Kenapa juga aku ngomong gitu...

INT. LAPANGAN FUTSAL - MALAM

Karina duduk di Tribun Lapangan Futsal, ia melihat Anak-anak yang bermain futsal. Ia melihat Pram yang berlatih bersama yang lainnya. Karina melambaikan tangan kepada Pram yang melihatnya, Pram tersenyum, melambaikan tangan.

Pram melakukan peregengan. Pelatih mendekatinya.

PELATIH

Sebentar lagi ada seleksi timnas futsal U20, Pram. Kamu dapat undangan ikut seleksi.

Pram hanya diam, tidak menjawab.

PELATIH

Cek email kamu.

Pram hanya diam, ia tetap melakukan peregangan. Sesaat ia melihat Karina, yang tersenyum kepadanya.

CUT TO:

Pram dan Karina duduk bersebelahan. Pram melihat Handphonenya, terdapat email. Benar, undangan seleksi Timnas Futsal.

Pram meletakan Handphonenya, melihat ke arah depan, datar.

KARINA

Emang bener apa kata Rosa, kamu jago main futsal.

PRAM

Apa yang Rosa bilang itu gak salah.

KARINA

Ampun bang jago.

Mereka berdua tertawa bersama.

PRAM

Kenapa kamu gak mau pulang? masih kepikiran yang tadi?

KARINA

Iya.

Karina melihat ke arah lain. Pram melihat Karina.

PRAM

Karin, lihat aku.
(Karina menoleh)
Kita pasti bisa selesaiin masalah ini, oke.

Karina tersenyum mendengarnya, ia mengangguk.

PRAM

Kayaknya aku udah tahu aku mau jadi apa. Kaykanya pemain futsal.

KARINA

Pemain futsal? itu juga bagus. Sejujrunya aku gak tahu sama sekali tentang futsal. Kamu bisa jelasin ke aku?

PRAM

Kamu gak ngerti juga kalau aku jelasin.

KARINA

(menunjuk Pram)
Itu benar, jadi percuma.

PRAM

Aku dapat undangan seleksi timnas futsal.

KARINA

(terkejut)
SERIUS?!

PRAM

Baru seleksi, Karin.

KARINA

Sama aja, Pram. Seleksi Timnas. Gak semua orang bisa dapat. Kamu harus ikut.

Pram melihat Karina, ia tersenyum. Karina menyadarinya.

KARINA

Pram lihat aku.
(Pram menoleh)
Ini hidup kamu, sekarang kamu udah punya tujuan. Yang harus kamu lakuin sekarang cuma kejar tujuan kamu. Jangan peduliin apa yang orang bilang

PRAM

Sekalipun itu Orang Tua aku?

KARINA

Aku gak tahu rasanya punya Orang Tua yang larang aku buat kejar apa yang aku mau. Tapi satu hal yang pasti, Orang Tua kamu pasti senang dengar kamu udangan seleksi, walaupun gak terpilih sekalipun.

Ada jeda di antara mereka.

PRAM

Makasih, Karin.

KARINA

Telepon aku kalau ada apa-apa --

PRAM

Kalau gak ada apa-apa aku boleh nelpon kamu juga --

KARINA

Ha? apa --

PRAM

Yang tadi --

KARINA

Kamu serius --

PRAM

Bukan apa-apa. Kita pulang.

Pram mengambil Tasnya dan berjalan. Karina sendirian, ia masih mencerna apa yang ia dengar.

KARINA

Dasar... yang mana yang benar.

Karina mengambil Tasnya dan berjalan.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PRAM - MALAM

Pram keluar dari Kamarnya. Ia melihat Agung dan Desi yang sedang membaca Buku. Agung melihat Pram --

AGUNG

Duduk Pram.

Pram duduk di depan mereka. Ia melihat Tiwi yang berada di balik pintu kamarnya yang terbuka sedikit, mereka saling melihat, datar.

AGUNG

Bapak tahu kamu yang bantuiin Tama.

Pram tidak menjawab.

AGUNG

Dan Bapak tahu juga kamu suruh Dedi bantuiin Tama.

Pram tidak menjawab.

AGUNG

Kamu jangan ikut campur masalah mereka.

Pram tidak menjawab, ia hanya diam.

AGUNG

Kerjaan kamu hanya belajar, ikutin semua apa yang Bapak suruh.

PRAM

Supaya Pram jadi orang kayak Bapak?

AGUNG

Supaya kamu gak buat masalah buat Bapak.

PRAM

Jadi keluarga Bapak cuma jadi hiasan? demi jabatan Bapak?

DESI

Pram.

Pram melihat Desi, datar.

AGUNG

Dasarnya kamu anak baik Pram. Kamu cuma bisa gertak Bapak, tapi kamu gak pernah lakuin apa yang kamu bilang. Seperti yang kamu lakuin selama ini.

Pram berdiri, sesaat ia melihat Tiwi yang masih berada di tempat yang sama. Pram berjalan menuju Kamarnya, menutup pintu. Agung dan Desi melihatnya, datar.

DESI

Jangan di tantang, Mas.

AGUNG

Kita lihat sejauh mana dia bisa.

DESI

Mas sendiri yang kecewa nanti.

Agung melihat ke pintu kamar Pram, datar.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar