INT. RUANG KONSELING - SEKOLAH - PAGI
Karim dan Septia duduk bersebahan di Kursi, dengan Gelas di tangan mereka masing-masing.
KARIM
Saya udah tahu kita harus mulai dari mana.
SEPTIA
Dari mana, Pak?
KARIM
Kita bisa mulai dari Bendahara Sekolah.
Mereka tidak bicara, hanya meminum Kopi.
EXT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI
Laras berjalan di Koridor, mencari kiri dan kananya. Di depannya ada Karina yang sedang berjalan. Mereka bertemu.
LARAS
Karin, kamu lihat Tama?
KARINA
Tadi aku lihat di ruang guru. Btw, Tama baik-baik aja kan?
Laras melihat Karina, heran.
LARAS
Memangnya Tama kenapa?
KARINA
Soal Kepala Sekolah.
LARAS
Kepala Sekolah apa? Apa ada yang kamu tahu yang aku gak tahu tentang Tama?
KARINA
Kamu gak tahu? Kirain aku kamu tahu.
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
Aku minta maaf, kirain aku Tama cerita ke kamu. Gak enak jadinya.
Laras hanya diam, ia melihat Karina, datar.
EXT. BELAKANG SEKOLAH - SEKOLAH - SIANG
Tama dan Laras berada di belakang sekolah. Tama melihat Laras yang melihatnya, dingin.
LARAS
Kenapa kamu gak cerita soal Kepala Sekolah?
Tama tidak menjawab, ia hanya diam.
LARAS
Aku tanya kamu, Tama. Kenapa?
TAMA
Aku cuma gak mau susahin kamu.
LARAS
Tapi sekarang kamu jadi susah, karena aku tahu. Dari orang lain.
Tama tidak menjawab, ia hanya diam.
LARAS
Jadi kamu anggap aku apa?
Tama tidak menjawab, ia hanya diam.
LARAS
Kenapa rasanya aku makin jauh dari kamu?
TAMA
Aku minta maaf...
LARAS
Simpan maaf kamu. Yang aku butuh bukan itu.
Laras berjalan meninggalkan Tama. Tama hanya melihat sekitar, datar.
INT. RUANG TUNGGU - LEMBAGA PEMASYARAKATAN - SIANG
Karim dan Septia duduk di Ruang Tunggu. Pintu terbuka, Suparman berjalan di dampingi Petugas Lapas, memakai Baju Tahanan.
Mereka duduk kursi. Suparman hanya diam, Septia meletakan bungkusan di depannya.
SEPTIA
Saya bawakan makanan untuk Bapak.
Suparman melihatnya, datar.
KARIM
Gimana kabar Bapak, baik?
Suparman tidak menjawab, ia hanya diam. Karim membuka Bungkusan itu dan memberikan Sendok kepada Suparman. Sesaat ia hanya melihatnya.
KARIM
Bapak harus makan.
Suparman perlahan mengambil Sendok dan mulai memakan Nasi Bungkus itu.
Karim dan Septia hanya melihatnya.
CUT TO:
Nasi Bungkus itu habis. Suparman meminum airnya. Ia terlihat lebih bernyawa dari sebelumnya.
KARIM
Gimana hasil penyelidikan?
SUPARMAN
Semua bukti mengarah ke saya.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Saya mau tanya Bapak satu hal. Apa Bapak benar-benar yakin kalau Bapak di jebak Kepala Sekolah?
Suparman melihat mereka berdua.
KARIM
Apa Bapak benar-benar tidak korupsi dana BOS?
SUPARMAN
Saya berani bersumpah demi keluarga saya dan agama saya.
KARIM
Apa yang Bapak lakukan kalau kami punya bukti kuat untuk meringankan hukuman Bapak?
Suparman melihat mereka berdua, bergantian.
SUPARMAN
Saya akan melakukan apapun untuk membantu kalian.
KARIM
Apa yang Bapak tahu tentang dana BOS sekolah kita.
Suparman melihat mereka berdua.
SUPARMAN
Hanya Kepala Sekolah yang punya akses ke Dana BOS. Hanya dia yang tahu dana itu di alirkan dan untuk apa. Saya sebagai Bendahara Sekolah hanya untuk sebagai penghias. Pada dasarnya, dana BOS itu di rencanakan dan di sahkan Kepala Sekolah.
KARIM
Dan Bapak harus ada untuk merencanakan kegiatan apapun itu di sekolah.
SUPARMAN
Bisa di bilang saya yang merencanakannya, walaupun itu semua program dari Kepala Sekolah. Satu hal lagi, bukan saya yang memegang Dana BOS itu, tapi kepala sekolah. Termasuk kode keamanan di aplikasi.
SEPTIA
Tunggu, Pak. Kode keamanan aplikasi? maksudnya apa?
SUPARMAN
Oke, saya jelaskan. Dana BOS dan BOP itu sekarang berada di aplikasi, tujuannya agar semuanya tercatat dalam sistem, sehingga tidak bisa di manipulasi. Dan yang memegang kode keamanan dari setiap sekolah itu hanya Kepala Sekolah. Tujuannya apa? untuk keamanan itu sendiri. Sedikit orang yang tahu kode itu lebih baik, itu prinsipnya.
KARIM
Jadi ada kemungkinan kalau Kepala Sekolah menggunakan dana BOS dan BOP untuk dia sendiri.
SEPTIA
Masih mungkin, kita gak punya bukti yang kuat buat buktiin tuduhan itu.
SUPARMAN
Saya akan melakukan apapun untuk membuktikan saya tidak salah. Pegang kata-kata saya. Saya harus akui saya bukan orang yang jujur, tapi saya benar-benar tidak pernah korupsi dana BOS dan BOP.
Ada jeda di antara mereka.
KARIM
Apa yang membuat kami harus percaya Bapak?
SUPARMAN
Saya menyimpan semua file saya tentang dana BOS dan BOP.
KARIM
Itu semua sudah di ambil Polisi.
SUPARMAN
Tidak kalau saya membuat cadangannya. Dan yang ada di tangan Polisi itu sudah di ubah, saya yakin.
KARIM
Dimana?
Karim melihat Suparman, serius.
EXT. LEMBAGA PERMSAYARAKATAN - SORE
Karim dan Septia keluar dari Pintu LP. Mereka berdiri, sesaat melihat sekitar.
SEPTIA
Kalau ini benar-benar terjadi, Pak. Ini masalah besar.
KARIM
Dana pendidikan di APBN menjadi ketiga yang terbesar dan setiap tahun mengalami kenaikan. Siapapun orang yang punya akses ke dana itu, pasti akan tergiur.
SEPTIA
Bendahara dan Tama memang benar. Mereka tidak berbohong. Kepala Sekolah punya hubungan dengan semua ini.
KARIM
Motif Bendahara Sekolah bisa kita pahami. Tapi saya masih penasaran dengan motif Tama.
Septia melihat Karim sesaat.
KARIM
Kenapa dia mau melaporkan Kepala Sekolah? Orang Tuanya sendiri?
SEPTIA
Ditambah dia pernah bilang ke kita dia takut melaporkan Orang Tuanya sendiri.
KARIM
Ada sesuatu di antara mereka. Itu yang bisa saya pastikan.
Septia hanya diam.
KARIM
Jadi apa Ibu masih mau bantu saya dalam kasus ini?
SEPTIA
Iya, saya bantu Bapak.
Karim tersenyum mendengarnya, yang juga di balas Septia. Mereka berdua berjalan menjauhi LP.
EXT. JALAN - BERGERAK - SORE
Karina dan Pram berada di atas Motor. Di sebelah mereka, Tama dan Roni yang mengendarai Motor mereka-masing.
Karina yang melihat ke arah depan, datar. Pram yang mengendarai Motor sesaat melihat Karina, memperhatikannya.
Kendaraan mereka melaju di lalu lintas yang tidak padat.
EXT. LEMBAGA PEMASYARAKATAN - SORE
Karina berdiri di depan LP. Ia melihat bangunan itu, datar.
Pram berada di sebelahnya, sesaat memperhatikan Karina.
PRAM
Kalau kamu gak mau ketemu, biar aku sama Roni.
Karina melihat Pram.
PRAM
Aku bisa rekam suaranya. Kamu bisa dengar nanti.
Karina melihat LP di depannya, datar.
Roni dan Tama berada di samping mereka, melihat ke arah yang sama.
RONI
Aku saranin aku sama Karina yang pergi.
Mereka bertiga melihat Karina yang memenjamkan Mata, menarik nafas dan menghembuskannya. Ia membuka mata.
KARINA
Biar aku sama Roni yang pergi. Kalian berdua tunggu di sini.
Karina melihat Pram, yang juga melihatnya.
KARINA
Aku gak apa-apa.
PRAM
Aku tunggu di sini.
Karina melihat Roni, ia mengangguk. Mereka berdua berjalan menuju Pintu Masuk LP.
Pram dan Tama hanya berdiri, melihat mereka masuk ke dalam LP. Pram berjalan menuju Motornya, sesaat Tama melihatnya. Ia menyusulnya.
TAMA
Apa kamu khawatir sama Karin, Pram?
Pram duduk di atas Motornya. Tama berada di sebelahnya.
PRAM
Iya.
TAMA
Gara-gara kita takut. Dia harus yang turun tangan sendiri.
PRAM
Awas kalau kamu berhenti di tengah jalan.
TAMA
Awas kalau kamu berhenti di tengah jalan.
Mereka saling melihat, datar.
INT. RUANG TUNGGU - LEMBAGA PEMASYARAKATAN - SORE
RONALD PUTRANTO, 20-an, berjalan menuju mereka, di sampingnya ada Penjaga Lapas. Ia duduk di depan mereka. Ia melihat Roni dan Karina.
Karina yang menunduk dari tadi, ia memenjamkan matanya, menarik dan mengeluarkan nafas, berkali-kali.
RONI (O.S)
Karin, Ronald udah datang.
Karina menarik nafas dalam, ia menghembuskannya. Ia membuka matanya, melihat Ronald.
Ronald melihatnya, datar. Mereka saling melihat, dalam diam.
RONI
Karina mau ketemu kamu.
Ronald melihat Karina. Karina hanya melihatnya, datar.
KARINA
Kata Roni kamu bilang ke dia bukan kamu yang nabrak aku.
RONALD
Apa kamu percaya kalau aku bukan orang yang nabrak kamu?
KARINA
Aku gak tahu. Tergantung dari kamu.
RONALD
Kalau memang bukan aku yang nabrak kamu. Apa yang mau kamu lakuin?
KARINA
Aku cari orang yang nabrak aku, sampai ketemu. Karena ini bukan cuma tentang aku.
RONALD
Apa karena Tio juga?
KARINA
Kamu tahu sendiri.
RONALD
Apa kamu yakin bisa buat orang yang nabrak kamu di tangkap?
KARINA
Mungkin. Semuanya tergantung kamu.
RONALD
Memang bukan aku yang tabrak kamu. Aku dijebak.
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
Dasar kamu bicara itu?
RONALD
Karena kamu sendiri tidak yakin kalau aku yang tabrak kamu.
KARINA
Bisa saja kamu bikin cerita itu, seolah-olah bukan kamu yang nabrak aku.
Roni melihat Karina.
KARINA
Bisa jadi kamu cari simpati, bilang ke Roni dan entah bagaimana karena aku mau cari tahu tentang kecelakaan aku, percaya apa yang di bilang Roni.
RONALD
Tapi kamu di sini sekarang, kan? Sedikit banyak kamu gak percaya Tio lakuin itu. Kamu putus asa dan cari tahu.
KARINA
Begitu juga kamu, kan? putus asa, makanya kamu bilang ke Roni bukan kamu pelakunya. Berharap ada yang percaya cerita kamu.
Ada jeda di antara mereka.
RONALD
Oke, cukup adil. Kita sama-sama punya tujuan yang sama.
KARINA
Iya, makanya aku harus pastiin.
Ronald melihat Karina, melihat Kepalanya.
RONALD
Bekas luka kamu, udah gak sakit lagi?
KARINA
(memegang bekas luka)
Kadang-kadang, kalau aku stress.
RONALD
Tapi kamu terus mimpiin mimpi yang sama kan?
Karina terdiam, ia hanya melihat Ronald.
RONALD
Kamu tahu sendiri tentang rasa bersalah korban. Kadang-kadang kamu mimpiin kecelakaan itu. Setiap mimpi kamu dalam keadaan yang berbeda, semacam mimpi kamu kayak mau kasih tahu mau sesuatu.
KARINA
Iya, aku gak tahu itu cuma mimpi atau memang kecelakaan aku. Sampai sekarang aku masih belum bisa ingat kecelakaan itu.
RONALD
Kamu mengira itu mimpi, padahal itu sebenarnya ingatan kamu.
KARINA
Di mimpi aku. Aku dengar orang bilang kamu akan jadi noda di dalam karir saya.
RONALD
Kamu mau aku bilang itu?
Karina tidak menjawab, ia hanya diam.
RONALD
Kamu akan jadi noda di dalam karir saya.
Roni melihat Karina, menunggunya. Karina dan Ronald masih saling melihat, lekat-lekat.
KARINA
Kenapa kamu gak bilang langsung siapa orang yang jebak kamu?
RONALD
Gak ada yang percaya sama Tahanan dan Anak-anak SMA. Kecuali kalian bisa dapatin barang bukti.
KARINA
Barang bukti?
RONALD
Mobil yang nabrak kamu dan Pisau yang di pakai buat Tusuk Tio.
KARINA
Karena itu percuma kamu kasih tahu aku siapa yang jebak kamu.
RONALD
Ditambah juga aku setuju mau jadi pengganti.
RONI
Ronald setuju karena orang itu bayar biaya rumah sakit Ibu.
KARINA
Masih sampai sekarang?
RONI
Masih.
KARINA
Dan alasan kamu berubah pikiran?
Ada jeda di antara mereka.
KARINA
Aku ngerti sekarang.
RONALD
Aku minta maaf.
KARINA
Gak apa-apa. Memang aku udah mau cari tahu. Untungnya kamu bicara jujur dari awal.
Mereka berdua melihat Karina.
RONALD
Aku bantu kamu.
KARINA
Kalau itu harus. Aku gak bisa apa-apa kalau kalian gak bantu aku.
RONALD
Soal barang bukti. Aku gak tahu ada di mana. Kalian harus cari sendiri.
Karina melihat Ronald.
KARINA
Oke, tapi aku butuh apa yang kamu tahu.
RONALD
Dan satu hal, ada saksi. Aku gak ingat dia siapa, tapi yang pasti dia perempuan. Dan Polisi gak tahu.
Karina melihat Ronald, serius. Roni melihat mereka berdua.