EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH KIARA - DAY
Jalan desa di depan rumah kiara, sudah diblok dan dialihfungsikan menjadi tenda tamu. Suasana pernikahan sudah sangat ramai, ada biduan dan juga organ tunggal yang sedang menghibur diatas panggung yang sederhana.
Iring-iringan mobil Boss Beni sudah datang dan berhenti di dipan tenda tamu. Semua orang terlihat kagum dengan deretan mobil bagus yang ada di depan mereka.
Ujang sedang membawa nampan berisi ratusan sate yang sudah matang, berhenti dan memperhatikan iringan mobil itu. Ia lalu bertanya pada bapak-bapak yang lewat di depannya.
UJANG
Itu rombongan sodara pak kades yang dari Bandung?
BAPAK-BAPAK 1
Kayaknya iya. Mobilnya bagus ya?
UJANG
(terlihat heran) Tapi kenapa platnya B?
Rombongan tukang pukul keluar dari dalam mobil, lalu diiringi oleh Boss Beni. Ujang kaget melihat Boss Beni.
UJANG (CONT’D)
Boss Beni? Astaghfirullah hal’adzim! kayaknya bakalan kacau inimah!
Ujang lalu menyimpan nampan berisi sate di atas meja di dekatnya. Lalu berlari dengan terburu-buru ke arah Boss Beni.
UJANG (CONT’D)
Boss Beni? Kenapa datang kesini sambil bawa banyak instruktur fitnes?
BOSS BENI
Kita bicarakan itu lain kali. Sekarang, tunjukan Aku dimana sumber listrik panggung ini?
Ujang menunjuk ke arah sebuah colokan yang digantung di tiang bambu.
UJANG
Disitu!
Boss Beni menyuruh salah se’orang tukang pukul dengan menggunakan bahasa isyarat, tukang pukul itu mengerti dan berjalan ke arah colokan itu, lalu mencabutnya.
Semua speaker mati, biduan dan pemain organ tunggal terlihat kaget.
Bapak-bapak dan pemuda langsung datang menghampiri Boss Beni dengan terlihat marah. Kini posisi mereka saling berhadap-hadapan.
BAPAK-BAPAK 2
Jang! Kamu kenal dengan orang-orang ini?
UJANG
Iya. Tapi Ujang enggak ada sangkut paut dengan apa yang mereka lakukan barusan!
BOSS BENI
Kami datang kesini dengan maksud untuk menggagalkan pernikahan ini!
Ujang terlihat kaget. Bapak-bapak dan para pemuda langsung terlihat semakin marah.
BAPAK-BAPAK 2
Memang urusannya apa? Sampai mau mengacau di nikahan ini? Abang ada masalah sama Pak Kades?
Ujang berlari ke tengah-tengah kerumunan, dan terlihat berusaha menghentikan pertengkaran.
UJANG
Tenang, saudara-saudara! Ini cuma gagal paham aja kayaknya!
Boss Beni memotong pembicara’an Ujang.
BOSS BENI
Aku ada masalah yang belum selesai dengan mempelai wanitanya!
Bapak-bapak dan para pemuda saling berbicara satu sama lain dengan racau, dengan terlihat heran.
BAPAK-BAPAK 2
(heran) Sama si eneng?
BOSS BENI
Iya. Benar sekali!
UJANG
Eu... bisakah kita duduk dan bicarakan ini dengan baik-baik?
Boss Beni meneriaki Ujang.
BOSS BENI
Jang! Jangan bicara dulu! Aku sudah jauh-jauh datang kesini! Tolong biarkan Aku selesaikan urusan ini secara jantan!
UJANG
Tapi..
Pak Kades (34) yang memakai pakaian jas putih, datang ke arah kerumunan dan memotong pembicara’an Ujang.
PAK KADES
(terlihat berwibawa) Iya Jang! Walau bagaimanapun, mereka adalah tamu Kita!
Boss Beni terlihat kaget.
BOSS BENI
Masih muda dan tampan ternyata!
PAK KADES
Saya adalah kepala desa di desa Cimanja ini, sekaligus orang yang sedang melansungkan pernikahan. Apa Abang pernah ada hubungan dengan istri saya sebelumnya?
BOSS BENI
Istri?
PAK KADES
Iya, Kami sudah melakukan akad nikah tadi pagi. Jadi, Kami sekarang sudah resmi jadi pasangan suami istri.
Boss Beni terlihat sedih, Ia lalu terduduk di tanah.
BOSS BENI
Sial! Aku terlambat!
Pak Kades menghampiri Boss Beni dan memegang pundaknya.
PAK KADES
Maafkan Aku! Tapi dalam pernikahan ini, tidak ada satupun paksaan atau siapapun yang keberatan sebelumnya.
BOSS BENI
Baiklah. Jika itu Anda, Aku akan menerima pernikahan ini dengan iklhas. Tapi tolong, izinkan Aku bertemu dengan istri Anda untuk terakhir kalinya! Aku cuma ingin mengucapkan perpisahan!
PAK KADES
Baiklah!
Pengantin wanita berjalan ke arah Boss Beni dan Pak Kades (pengambilan gambar dari belakang)
CUT TO:
EXT. JALAN RAYA, PERTIGA’AN GERBANG MASUK DESA - DAY
Jocelyn mengambil papan tulisan yang tergeletak di tanah yang ada dibawah janur kuning, papan itu berisi nama pasangan yang menikah. Jocelyn membaca tulisan font miring itu dengan lambat.
JOCELYN
Abdullaah... dan Kirana! (heran) Kirana? Ini bukan salah tulis kan?
CUT TO:
EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH KIARA - DAY
(CU) ekspresi Boss Beni terlihat heran.
BOSS BENI
Kamu siapa?
(CU) ekspresi Kirana (adik Kiara) terlihat heran.
KIRANA
Bapak siapa?
(CU) ekspresi heran Pak Kades
PAK KADES
Kalian tidak saling kenal?
Ujang berjalan ke tengah-tengah kerumunan dengan terlihat marah.
UJANG
(teriak) tentu saja! Karena dari awal semua ini adalah salah faham!
PAK KADES
Kalau Kamu tahu ceritanya, kenapa Kamu tidak bilang daritadi?
Ujang menunjuk pada Pak Kades.
UJANG
(teriak) Diam! Ujang sudah mau bilang, tapi kalian terus memotong omongan Ujang!
BOSS BENI
Kalau Kamu bilang dari awal kalau yang nikah bukan Kiara, Aku enggak akan datang kesini Jang!
UJANG
(teriak) Diam! (menunjuk semua orang) Tolong jangan ada yang bicara lagi! Biarkan Ujang jelaskan semuanya!
Semua orang terlihat takut.
UJANG (CONT’D)
Pak kades, (menunjuk pada Boss Beni) Si Borokokok ini adalah orang yang suka sama Kiara.
Boss Beni bertanya pada Pak Kades dengan suara pelan.
BOSS BENI
Borokokok itu artinya apa?
Pak Kades terlihat mikir.
PAK KADES
Orang yang beribawa.
UJANG
Mereka bertengkar, dan si eneng kabur dengan cara pulang kampung. Yang kebetulan bertepatan dengan pernikahan pak kades dan neng Kirana. Tapi entah dapat info darimana, Si ontohod ini tahu dan salah mengira, dan mikir kalau si eneng Kiara yang nikah.
Semua orang terlihat mengerti dan kompak mengatakan ‘oh!’.
BOSS BENI
(suara pelan) kalau Ontohod?
PAK KADES
Orang yang Dermawan.
UJANG
Jadi, mendingan sekarang kita panggil orang yang jadi penyebab kekacauan ini. (teriak) KIARAAAAA!
Kiara muncul dari kerumunan dengan terlihat malu.
UJANG (CONT’D)
(teriak) Maju sini!
Kiara berjalan ke arah Ujang.
UJANG (CONT’D)
Selesaikan urusan ini! Jangan lari atau sembunyi lagi. Orang ini sudah jauh-jauh datang kesini, sekarang Kamu mau usir, atau mau diapain aja, terserahlah! Ujang udah capek!
Ujang berteriak pada semua orang.
UJANG (CONT’D)
Sekarang semuanya BUBAR! BUBAR!
Tidak ada yang menghiraukan perkataan Ujang, mereka hanya berdiri sambil terdiam. Ujang pergi dengan terlihat kesal.
PAK KADES
Kamu mau kemana, Jang?
UJANG
(teriak) Lapar! Ujang mau makan!
PAK KADES
Ya sudah semuanya, mari Kita lanjutkan lagi acara pernikahannya! (bertanya pada tukang pukul) Kalian udah makan?
TUKANG PUKUL 1
Belum pak! Bahkan kami belum sarapan!
PAK KADES
Kalau gitu sekalian aja, makan disini!
Tukang pukul melihat pada Boss Beni, Boss beni lalu mengangguk mengisyaratkan untuk menerima tawaran Pak Kades.
TUKANG PUKUL 1
Terimakasih, Pak!
Semua orang bubar, menyisakan Kiara dan Boss Beni. Boss Beni berdiri. Suasana terlihat awkward.
KIARA
Kenapa harus datang dengan ribut?
Boss Beni menggaruk belakang kepalanya (gugup).
BOSS BENI
Tukang pukul ini semuanya suruhan Jocelyn. Katanya sih buat jaga-jaga
KIARA
Jocelyn?
BOSS BENI
Iya. Dia udah cerita semuanya soal Dia ngusir Kamu dan semuanya, Dia juga minta maaf. (jeda) Sebenarnya Dia ikut, tapi lagi tugas jaga di pintu masuk desa.
KIARA
Ya udah, lalu apa tujuan Kamu datang kesini?
BOSS BENI
Aku suka sama Kamu!
Kiara hanya terdiam, ada jeda beberapa sa’at.
BOSS BENI (CONT’D)
Jawab dong!
KIARA
Jawab apa? Kamu enggak tanya apa-apa!
BOSS BENI
Ok! Waktu itu Aku pernah ngelamar Kamu, tapi Kamu tolak karena waktu itu Kamu punya pacar. Sekarang AKu mau ngelamar Kamu lagi, Kamu mau enggak jadi istri Aku?
KIARA
Kalau jadi istri kayaknya kecepetan deh, kita kan belum kenal lama. Harusnya kan pacaran dulu, lalu tunangan, abis itu baru nikah.
Boss Beni memotong pembicaraan Kiara.
BOSS BENI
Ya udah, Kamu mau apa enggak? Pacaran, tunangan, dan nikah sama Aku?
KIARA
(tersenyum) Aku mau!
Boss Beni memeluk Kiara. Kiara terkejut. Lalu beberapa sa’at balik merangkul Boss Beni sambil tersenyum.
Ujang memperhatikan Kiara dan Boss Beni dari jauh, sambil mengantri prasmanan. Di tangannya sudah ada piring berisi nasi putih. Dia terlihat mengambil beberapa sayuran sambil meracau pada orang disebelahnya.
UJANG
Beres oge geningan! Urang nu apal caritana timimiti, keuheul! Dua-duana saling resep, tapi meni hararese. Padahalmah mun hayang kawin mah tinggal kawin.
Pengertian : Selesai juga akhirnya! Gua yang hafal dari pertama mereka deket, kesel! Dua-duanya saling suka, tapi susah disatukan. Padahal kalau mau kawin ya tinggal kawin kan?
Tamu undangan yang mengantri disamping Ujang nyeletuk tentang kambing guling yang habis.
TAMU UNDANGAN
Kambing gulingna beak euy!
Ujang terlihat panik, Ia lalu marah. Suasana menjadi Chaos. Para pengantri yang tidak kebagian kambing guling terlihat melakukan kerusuhan.
UJANG
(teriak) Aing teu hayang nyaho! Pokokna kudu aya kambing guling deui didieu!
Pengertian : Gua gak mau tahu! Pokoknya harus ada kambing guling disini, sekarang!
END