Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Beauty And The Boss
Suka
Favorit
Bagikan
3. Sidak

INT. RESTORAN - NIGHT

Boss beni, Pak Dharma, Kiara, Icha, dan juga ujang duduk di satu meja. Boss Beni bersama Pak Dharma duduk berdampingan, sementara ketiga lainnnya duduk disisi yang berbeda.

Ketiga orang yang diundang Boss Beni, terlihat kebingungan dan celingak-celinguk melihat sekeliling. sambil memakai pakaian Office girl mereka, dan ujang masih memakai seragam dagang kebab miliknya.

UJANG
Maaf sebelumnya, Saya sangat berterimakasih karena Boss sudah memborong kebab saya tadi siang. Tapi sekarang kenapa Kita ada di restoran ini ya? Maksud saya, dalam rangka apa? kalau buat balas budi, yang tadi siang juga udah lebih dari cukup kalau saya mah!
KIARA
Iya, kayaknya Kita enggak pantes deh buat ada disini. Kita hanya baru sekali ketemu, dan bahkan Kita belum kenalan. Sebaiknya, Kita pulang aja ya Pak?
ICHA
Iya pak, atau setidaknya Kita pulang dulu buat ganti baju sama yang bagusan. Nanti Kita balik lagi kesini!

Kiara langsung mencubit perut Icha, Icha hanya meringis kecil

BOSS BENI
Benar juga, ya! Kita belum kenalan sebelumnya. (jeda) Ya udah, Aku akan memperkenalkan diri. Namaku Beni Wahyu Wardoyo, panggil saja Beni. Salam kenal.

Ketiga orang menjawab ‘salam kenal’ secara bersamaan.

BOSS BENI (CONT’D)
Kalian tidak usah memperkenalkan diri, karena Aku sudah tahu nama kalian dari percakapan kalian tadi siang. Dan sekarang, maksud dan tujuan Aku mengundang kalian kesini adalah, Aku ingin berteman dengan kalian!

Ketiga orang tadi terlihat semakin bingung.

UJANG
Berteman, maksudnya?
BOSS BENI
Aku baru datang dari luar negeri, dan disini Aku tidak punya teman satupun. Ketika melihat kalian tadi siang, Aku jadi ingin menjadikan kalian semua temanku! Apa kalian keberatan?
ICHA
Enggak sih, Pak!
KIARA
Tapi Kita cuman OB di perusahaan Bapak!
UJANG
Dan Ujang cuma penjual Kebab!
BOSS BENI
Apa masalahnya dengan itu? Kalian sangat menyenangkan kok! Aku cuma ingin bergabung dengan keseruan kalian semua!

Ketiga orang menatap satu sama lain.

KIARA
Bapak tidak malu berteman sama kami?
BOSS BENI
Enggak dong! Apa yang harus Aku malui dari kalian?

Ketiga orang tadi terlihat menunjukan senyuman lega.

KIARA
Kalau begitu, Kami bisa berteman dengan Bapak!

Boss Beni berdiri lalu menyalami mereka satu persatu.

BOSS BENI
Aku sangat senang sekali! Mulai sekarang Kita berteman ya! Dan jangan panggil Aku bapak, panggil saja Beni. Ok!
UJANG
Satu lagi. Saya kayaknya enggak punya uang kalau harus makan disini. Kita ganti ke pecel lele depan aja, Yuk!
BOSS BENI
Tenang saja, Pak Dharma akan membayar semuanya. (sambil menepuk dengan pelan pundak Pak Dharma)

Pak Dharma hanya tersenyum sambil menengguk gelas kopinya.

Kiara dan Icha terlihat menunjukan wajah sungkan.

KIARA
Sebaiknya Kita ikutin kata ujang deh, Pak! Eh, maksud Saya Ben!
ICHA
Iya. Kita enggak enak kalau harus dibayarin sama Pak Dharma.
BOSS BENI
Oh! Maksud Aku, Pak Dharma yang akan bayar, tapi pakai uangku. Jadi tenang saja! Anggap saja untuk merayakan pertemanan Kita!

Ketiga orang tadi terlihat mengangguk.

BOSS BENI (CONT’D)
Kalau gitu, silahkan pilih menu makanannya! Yang banyak aja, disini semua makanannya enak kok!

Ketiga orang itu mengambil menu makanan dengan perlahan sambil terlihat canggung.

UJANG
(membuka menu dan memperhatikannya dengan seksama) Ini bahasa apa ya? Kayaknya bukan bahasa inggris deh!
BOSS BENI
Tentu, ini restoran Perancis.

CUT TO:

INT. RUANG DIREKTUR - DAY

Boss Beni duduk di kursinya sambil membaca sebuah Map, Pak Dharma berdiri di samping Boss Beni. Di meja ada beberapa Map yang menumpuk.

BOSS BENI
Bagaimana dengan laporan keuangan Kita?

Pak Dharma mengambil satu map dari atas meja, Boss Beni membacanya.

PAK DHARMA
Belum ada perubahan yang berarti, Pak.
BOSS BENI
(terlihat melamun) Begitu. Ya, memang semuanya enggak akan mudah. Menurut Bapak, perusaha’an Kita ini bergerak di bidang apa?
PAK DHARMA
Industri kreatif. Rekaman musik, dan juga manajemen artis.
BOSS BENI
Kurasa Kita harus melakukan beberapa perubahan dalam perusaha’an Kita. (berdiri dari kursi) Aku akan berkeliling!

Boss Beni pergi dengan bergegas.

CUT TO:

INT. LORONG KANTOR - DAY

Boss Beni dan Pak Dharma sedang berjalan di lorong sambil melihat para karyawan mereka.

BOSS BENI
Berapa lama Bapak sudah bekerja disini?
PAK DHARMA
25 tahun.
BOSS BENI
Apa ada yang berubah?
PAK DHARMA
Tidak ada, Pak. Semuanya masih tetap sama seperti 25 tahun yang lalu.
BOSS BENI
Itu dia.

CUT TO:

INT. RUANG ADMIN - DAY

Boss Beni mengintip dari balik pintu. Di dalam ada 20 karyawan yang sedang bersantai.

BOSS BENI
Mengapa mereka terlihat santai?
PAK DHARMA
Mereka akan mulai bekerja ketika ada invoice! Atau awal bulan ketika membagikan gaji.

CUT TO:

INT. LIFT - MOMENTS LATER

Boss Beni dan Pak Dharma berdiri di dalam Lift.

BOSS BENI
Apa lalu lintas invoice Kita sesepi itu?

Pak Dharma tidak menjawab, Ia hanya terlihat menemani Boss Beni melamun.

CUT TO:

INT. RUANG KREATIF - DAY

Boss Beni berjalan diantara 30 karyawan yang sedang sibuk di depan mejanya.

BOSS BENI
Disini sangat berbeda.
PAK DHARMA
Iya. Mereka bertanggung jawab atas semua konten dan juga ide dari para artis.

Ada karyawan yang menyadari keberadaan Boss Beni.

KARYAWAN 1
Pak Direktur?

Semua karyawan langsung berdiri. Boss melihat ekspresi dari para karyawan itu, mereka terlihat kurang tidur dan kantung mata mereka menghitam.

BOSS BENI
Aku hanya sedang melihat-lihat. Kalian lanjutkan bekerja saja.

Semua Karyawan menjawab ‘iya pak’ dengan kompak dan melanjutkan pekerjaannya kembali.

Boss Beni melihat ada seorang karyawan yang tertidur di mejanya. Beberapa karyawan terlihat akan membangunkan karyawan itu.

BOSS BENI (CONT’D)
Biarkan saja! Dia mungkin sedang lelah.
KARYAWAN 2
Baik, Pak. (kembali ke mejanya)

CUT TO:

INT. LIFT - MOMENTS LATER 

Boss Beni sedang berdua lagi dengan Pak Dharma.

BOSS BENI
Kita harus menghapus jam kerja untuk para kreatif, Aku rasa mereka semua tertekan dan kurang tidur.
PAK DHARMA
Baik, Pak.
BOSS BENI
Yang terpenting dari mereka adalah ide. Jadi mulai sekarang, mereka akan digaji sesuai dengan ide mereka. Tidak ada jam kerja lagi, mereka bisa bebas mencari ide dimana saja. Bagaimana menurut Anda, Pak?
PAK DHARMA
Itu bukan ide yang buruk, Pak!

Boss Beni hanya mengangguk.

BOSS BENI
Dan satu lagi, di setiap lantai sediakan ruangan kosong untuk karyawan bisa tidur siang.
PAK DHARMA
Siap Pak.

CUT TO:

INT. STUDIO - DAY

Boss Beni dan Pak Dharma sedang memperhatikan para karyawan yang sedang menyiapkan peralatan syuting dan juga sound system. Disana ada beberapa alat musik seperti drum, gitar akustik, dll.

Seseorang menghampiri mereka berdua.

PEMIMPIN STUDIO
Selamat siang, Pak! Ada yang bisa dibantu? Saya yang bertanggung jawab di Studio ini.
BOSS BENI
Kami hanya melihat-lihat sebentar. Kalian mempersiapkan syuting untuk apa ya?
PEMIMPIN STUDIO
Untuk video klip Pak!
BOSS BENI
Oh, kalau begitu lanjutkan saja pekerjaanya.
PEMIMPIN STUDIO
Baik, Pak.

Pemimpin Studio meninggalkan Boss Beni dan Pak Dharma.

Boss Beni memperhatikan para karyawan dan kru yang memakai seragam kantor yang sama. Mereka terlihat risih karena seragam itu tidak fleksibel untuk pekerja’an mereka. Seragam itu mempunyai lengan panjang, dan celana bahan yang rentan sobek.

BOSS BENI
Apa disini ada aturan mengenai seragam?
PAK DHARMA
Iya. Bahkan sangat ketat. Mereka akan kena pemotongan gaji kalau melanggarnya.

Boss Beni terlihat kaget.

BOSS BENI
Benarkah? Bukankah itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan?
PAK DHARMA
Iya. Tapi aturannya memang seperti itu Pak.
BOSS BENI
Kalau begitu hapus saja aturannya.
PAK DHARMA
Untuk para staf studio saja?
BOSS BENI
Tidak. Untuk semua karyawan. Seperti yang Bapak bilang, Kita adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri kreatif. Jadi, Kita harus mengedepankan kreatifitas yang dimulai dari pakaian, karena seragam itu adalah bentuk diskriminasi terhadap kebebasan berekspresi.

CUT TO:

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar