Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
An Imperfect Marriage
Suka
Favorit
Bagikan
3. 3. Mimpi Buruk

INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY

Vania bercipika-cipiki dengan Tante Ia.

VANIA

Oh iya, Tan, salamin ke Om Bram, ya. Jum'at depan Mas Rizal izin. Persiapan acara Razaf.

TANTE IA

Kamu bilang sendiri aja, Van. Telpon orangnya langsung.

VANIA

Iya, Tan. Besok pasti Vania telpon. Cuma Tante bilang juga, ya ke Om Bram. Kan, kalo Tante yang bilang, Om Bram biasanya langsung setuju. Hahaha..

TANTE IA

Hahaha.. Gampang, lah. Nanti Tante bilangin.

RIZAL

Mari, Tante. Rizal sama Vania pulang dulu.

Tante Ia mengangguk, Vania dan Rizal berjalan menjauh.

TANTE IA

(Sedikit teriak) Van!! jangan lupa temuin Ramon dulu..

Vania berbalik, lalu memperlihatkan jarinya tanda OK.

RIZAL

Kita langsung pulang. Nggak usah mampir ke tempat Ramon.

VANIA

Loh, Mas.. Vania nggak enak lah sama Tante Ia. Vania udah janji, loh. Vania mampir bentar, ya? Janji cuman bentar.

Vania memperlihatkan jarinya yang membentuk huruf V.

RIZAL

Nggak usah.

VANIA

Jangan gitu lah, Mas. Beneran ini, nggak bakalan lama, kok. Vania cuma mau say hello aja, trus langsung pulang. Boleh, ya?

RIZAL

Kalo kamu mampir ke tempat Ramon, terserah. Tapi saya mau langsung pulang.

Vania membuang nafas, bibirnya sedikit mengerucut tanda kecewa.

INT. RUMAH SAKIT - RUANG FLAMBOYAN - DAY

Ramon mondar-mandir di depan pintu, menunggu Vania.

Alfin

Mas Ramon nungguin siapa? Kok, kayak gelisah gitu..

RAMON

Aku nungguin Vania. Tadi ada yang bilang kalo habis liat Vania di sini.

ALFIN

Oh, nungguin Mbak Vania? Mbak Vania masih di ruangan Dokter Sofia. Mas Ramon duduk sini dulu aja..

Alfin menepuk kursi di sebelahnya.

Ramon membuka pintu ruangan dan berlari keluar. Alfin terkejut, ia lalu berlari menyusul Ramon.

INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY

Ramon berlari kencang. Ia melihat Vania dan Rizal, ia berlari mendekat. Alfin menyusul Ramon.

RAMON

Vania..

Vania berhenti dan menoleh ke belakang. Rizal masih terus berjalan.

VANIA

Mas Ramon..

Rizal berhenti, tubuhnya menegang, napasnya tersengal. Ia memejamkan mata. Rizal kini ragu akan menoleh atau tidak. Suara Tante Ia menggema di kepalanya.

TANTE IA (V.0.)

Ramon.. Pengidap Skizofrenia. Dua minggu ini sering mengamuk.

Rizal membuka mata. Ia samar melihat Kamid sedang dicekik Santi. Rizal memejamkan mata sambil menggeleng pelan. Ia kembali membuka mata, namun ayahnya sudah menghilang.

Rizal mengerjapkan mata. Ia kini samar melihat Vania sedang dicekik seseorang. Rizal memejamkan mata sambil menggeleng pelan. Rizal menarik nafas panjang, lalu membuka mata. Ia segera berbalik hendak menyeret Vania pulang. Ramon yang melihat wajah Rizal, tiba-tiba berlari dan mencekik Rizal. Wajahnya dipenuhi amarah dan dendam.

RAMON

Kamu harus mati. Sebelum kamu membunuhku, aku akan membunuhmu terlebih dahulu.

VANIA

(Teriak) Mas Rizaal!!

Alfin segera menarik tubuh Ramon. Namun tenaga Ramon terlalu kuat. Alfin kewalahan. Vania memeluk Ramon. Membisikkan sesuatu di telinganya.

2 orang Perawat wanita yang berada di depan meja resepsionis berlari mendekat, menarik tubuh Rizal dari cengkraman Ramon. Namun, tidak berhasil, cengkraman Ramon terlalu kuat. Rizal terkejut mendapat serangan mendadak dari Ramon, hingga tidak bisa melawan. 1 orang perawat yang berada di meja resepsionis segera menelpon dokter.

Cengkraman Ramon sedikit mengendur setelah mendengar bisikan Vania. Rizal tiba-tiba ganti menyerang Ramon. Rizal menendang perut Ramon. Ramon kembali memperkuat cekikannya. Nafas Rizal tersengal. Seorang dokter datang, lalu menyuntik Ramon. Ramon terkulai lemas, begitu juga dengan Rizal.

INT. MOBIL RIZAL – DAY

Rizal duduk di kursi penumpang dengan kondisi lemas. Tatapannya kosong. Vania yang sedang menyetir beberapa kali melirik ke arahnya. Ia merasa bersalah.

INT. RUMAH VANIA – KAMAR – NIGHT

Kita melihat Vania dan Rizal sedang tertidur dengan posisi Vania menghadap punggung Rizal.

DISSOLVE TO

INT. RUMAH RIZAL - DAPUR - FLASH BACK - DAY

Santi mencekik leher Kamid, dan Kamid hanya diam, tidak melawan. Rizal mendekat, memukul-mukul tubuh Santi yang besar.

RIZAL

(Teriak) Culke Bapakku.. Dasar monster..

Santi melepaskan cengkramannya, menatap Rizal marah. Kamid bersandar pada meja dapur sambil mengatur nafas. Ia berjalan pelan menuju amben dan duduk di sana. 

Santi mengejar Rizal yang berlari menjauh. Ia berhasil menarik baju Rizal. Santi membalikan tubuh Rizal dan mencengkram kerah bajunya. Rizal menggigit tangan Santi. Santi melepaskan cengkraman. Ia berteriak kesakitan. Rizal berlari menjauh.

Rizal menghampiri Kamid, mengajaknya pergi. Tubuh Kamid lemas. Rizal menarik-narik tangan Kamid. Ia tidak sadar Santi berdiri di belakangnya. Santi meraih pisau besar yang ada di atas meja, di samping potongan daging ayam. Rizal menoleh ke belakang. Ia melihat Santi mengacungkan pisau di lehernya. Rizal berjalan mundur.

CUT BACK TO

INT. RUMAH VANIA - KAMAR - NIGHT

Rizal menggerak-gerakkan tubuh dengan gelisah. Ia kemudian terbangun kaget, lalu duduk, nafasnya tak beraturan. Keringat dingin membasahi wajahnya. Vania ikut terbangun, lalu mengucek mata. Vania menyalakan lampu. Vania mendekati Rizal.

VANIA

Mas Rizal kenapa? Mimpi buruk lagi?

Rizal mengangguk. Vania mengambil air minum di nakasnya dan memberikannya pada Rizal.

VANIA

Minum dulu, Mas.

Rizal minum. Rizal kemudian menyerahkan gelasnya yang sudah kosong pada Vania. Vania meletakkan gelas di nakasnya. Ia kemudian memeluk Rizal dari belakang dan menyenderkan kepala pada punggung Rizal.

VANIA (CONT'D)

Mas Rizal.. Mas nggak perlu khawatir, nggak perlu takut. Semua akan baik-baik aja. Vania akan selalu ada buat Mas.

Rizal termenung. Ia melepaskan pelukan, lalu berdiri dan mengambil spidol hitam di atas nakas. Vania memperhatikan Rizal.

Rizal lalu berjalan ke arah kalender dan menyilang hari ini (12 November) dengan warna hitam. Di kalender, sudah tergambar 3 tanda silang hitam. 

Rizal berjalan ke ranjang. Vania melihat jam dinding.

VANIA (CONT'D)

Ayo tidur lagi, Mas. Sekarang masih jam 2 pagi.

Vania kembali ke tempat tidurnya. Ia mematikan lampu lalu berbaring menghadap Rizal. Rizal kemudian berbaring memunggungi Vania.

FADE IN

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar