Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. GUDANG - NIGHT
JUAN ALEXANDER (L, 30) membuka pintu, pandangannya tajam.
Gudang itu berantakan dan penuh debu. Di depan Juan terdapat
BENNY SANDERS (L, 27) yang sedang diikat di kursi. Benny memakai pakaian laboratoriaum. Di belakang Benny terdapat dua
orang pria berpakaian polisi yang menjaga Benny. Juan berjalan perlahan. Membuka ikatan di mulut Benny.
JUAN
Apa yang kau ciptakan?
Benny tertawa, cukup keras.
BENNY
Kebaikan gak akan menang.
Juan memukul perut Benny. Benny semakin tertawa, seperti
seorang psikopat.
JUAN
Beritahu apa yang kau ciptakan?
BENNY
Sudah terlambat, sudah terlambat.
Benny tertawa, suaranya lebih kencang.
Terdengar suara nyamuk. Satu lampu pecah. Juan melihat
sekitar, kedua polisi itu jadi waspada.
BENNY (CONT’D)
Dia datang, dia datang.
Benny terus-terusan tertawa.
Pintu didobrak dengan sangat kencang. Seorang pria berkostum nyamuk masuk ke dalam.
JUAN
Keluarkan senjata rahasia, saya
akan menahannya.
Satu polisi mengangguk dan berlari. Polisi satu lagi masih
menjaga Benny. Juan berlari dia memukul pria nyamuk.
Perkelahian sangat tidak imbang, Juan benar-benar kalah. Juan
tetap berusaha berdiri. Benny tertawa, polisi yang menjaga
Benny berusaha untuk menolong Juan.
JUAN (CONT’D)
Jangan. Jaga dia saja!
Juan mengerahkan seluruh tenaganya, tetap saja pertandingan
tidak berimbang. Polisi yang tadi disuru juan mengambil
senjata rahasia datang dan melempar sebuah obat nyamuk
semprot.
Slow motion obat nyamuk itu di lempar. Obat nyamuk merek
“Pukul”
Juan mengambil obat nyamuk pukul lalu--
INT. APARTMENT - NIGHT
Adegan tadi berlanjut di dalam screen TV. Juan menyemprot
obat nyamuk ke pria nyamuk dan pria nyamuk itu mati. Juan
berdiri dan menunjukan obat nyamuk itu ke layar.
AGATHA (P, 30) duduk di depan TV, dengan laptop di pangkuannya.
AGATHA
Iklan kamu udah tayang tuh. Bagus
banget.
Juan Alexander sedang berada di dapur dan memasak, dia
tersenyum mendengarnya.
JUAN
Kamu belom lihat kalo aku main
film. Main iklan mah gitu-gitu aja,
gak bisa eksplor.
Juan menaruh omlette sayur ke piring yang sudah ada nasi di
atasnya. Juan memisahkan porsi omlette itu untuk dua porsi.
Juan membawa kedua piring itu ke tempat Agatha.
Juan duduk di sebelah Agatha, memberikan piring kepada
Agatha. Agatha menyingkirkan laptopnya dan mengambil piring
tersebut.
AGATHA
Pasti ada waktunya, sabar aja. Aku
yakin bentar lagi kamu pasti dapet
job film.
JUAN
Amin, salah satu alasan aku nikahin
kamu karena doa kamu manjur.
Agatha memukul Juan. Mereka berdua tertawa.
AGATHA
Kalo gitu aku doa minta duit. 2
Milyar aja.
JUAN
Kenapa 2 milyar?
AGATHA
Satu milyar buat aku, satu milyar
buat anak kita.
JUAN
Aku gak di kasih?
AGATHA
Kalo kamu nemenin pas aku lahiran,
aku kasih 10 juta.
JUAN
Deal!
AGATHA
Jadi kamu mau temenin aku pas
lahiran cuma karena duit?
JUAN
100 buat kamu!
Agatha menaruh piringnya dan memukul-mukul Juan. Mereka
tertawa bersama.
JUAN (CONT’D)
Hey...
Juan menaruh piringnya. Pembicaraannya mulai serius.
JUAN (CONT’D)
makasih ya udah mau dukung ngejar
passion aku.
Agatha mengelus kepala Juan.
Juan tersenyum dan memeluk Agatha.
INT. APARTMENT - LATER
Jam menunjukan pukul 05.00. Juan bangun dari kasurnya. Agatha
masih tertidur. Juan bergerak sangat minim, mencoba untuk
tidak membangunkan Agatha.
Juan melihat handphone sambil memilih beberapa baju, celana
dan handuk. Memasukannya ke dalam tas. Juan berjalan ke arah
dapur, memakan satu buah pisang dan minum.
Juan beranjak ke kamar mandi dan dia mandi. Keluar dari kamar
mandi, dia memasukan sabun cuci muka ke dalam tas.
Juan memakai baju dan celana, menguap lalu perlahan dia
keluar dari apartmentnya.
EXT. JALANAN - DAY
Juan mengendarai mobil bututnya, ajaib mobil itu masih bisa
menyala. Mobil butut itu melintasi kota Jakarta dan sampai di
depan sebuah rumah. Matahari sudah mulai terbit.
EXT. RUMAH ISMAIL - CONTINUOUS
Juan memarkir mobilnya, dia melihat beberapa crew film
berusia sekitar 20an sedang mengangkat-angkat peralatan
shooting. Stand, sandbag, dan satu tas kamera. Juan turun
dari mobilnya. Dia mengambil handuk dari tasnya, mengelap
keringatnya.
ISMAIL (L, 21) yang sedang mengobrol dengan beberapa rekannya
menghampiri Juan.
ISMAIL
Bang Juan.
JUAN
Halo.
ISMAIL
Ismail, gue director di project
ini.
JUAN
Salam kenal ya.
ISMAIL
Gimana bang, macet ga?
JUAN
Oh, gak terlalu kok.
ISMAIL
Yuk masuk, bang. Pemain yang dateng
baru lu doang.
Juan mengikuti Ismail yang berjalan masuk ke dalam rumah.
INT. RUMAH ISMAIL - CONTINUOUS
Juan masuk ke dalam, lokasi shooting itu sangat simple,
sedikit sekali dekorasi yang ada di ruangan. Meskipun begitu
tata ruangannya tetap niat. Ada sebuah komputer di meja.
Juan melihat sekeliling.
JUAN
Jadi, takenya jam berapa?
ISMAIL
Oh, adegan lu nanti takenya jam
09.00 Bang. Nanti lu di make up
dulu. Buat awal, gue mau ambil
scene 3 dulu.
JUAN
Okedeh.
ISMAIL
Gue tinggal dulu ya, bang.
Juan mengangguk, Ismail meninggalkan Juan. Juan mengeluarkan
kertas script dari tasnya. Kertas itu sudah lecek dan
berisikan coret-coret Juan, hasil analisisnya. Juan membaca
script itu kembali, dia benar-benar fokus dengan script yang
dia baca.
DISSOLVE TO:
Juan masih membaca script, sudah ada 1 orang pemain yang
datang. FITRI (P, 28) dia sedang melihat handphone dan
suaranya kencang sekali. Ismail datang.
ISMAIL (CONT’D)
Yuk, siap-siap. Adegan kak Fitri
sama Kak Juan. Aku tunggu di set
ya, kak.
Juan membawa scriptnya.
FITRI
Halo, Fitri.
JUAN
Juan.
Juan berdiri dari tempatnya dan berjalan ke set lokasi.
FITRI
Mau kenalan dari tadi cuma lu lagi
serius banget, gak enak nyapanya.
JUAN
Sapa aja lagi, gak apa.
Ismail berdiri di tengah set lokasi sedang mengatur angle
kamera. Juan dan Fitri berjalan mendekati Ismail.
ISMAIL
Oke kak, jadi kita bakalan shooting
scene 3.
Juan membuka script yang dia bawa. Fitri hanya celingakcelinguk.
Berusaha melihat script Juan. Juan membagi
scriptnya bersama dengan Fitri.
ISMAIL (CONT’D)
Nanti kak Fitri duduk di sini terus
jadi tamu detektif gitu ya. Aku mau
kakak terlihat panik disini.
FITRI
Panik ya, oke, oke.
ISMAIL
Ada pertanyaan lagi gak kak kirakira?
JUAN
Karakter gue ada kebiasaan tertentu
gitu gak? Atau misalkan dia kidal?
ISMAIL
Oh, itu gak ada sih kak, biasa aja.
Juan mengangguk.
JUAN
Oke.
Juan berdiri di posisi, camera di adjust, Juan menyamankan
diri di posisinya. Fitri berdiri di posisinya.
Seorang art merapikan sedikit benda di belakang Juan. Ismail
fokus pada monitornya. Seorang soundman bersiap di posisinya.
SOUNDMAN
Sound roll.
DP
Camera roll
Seorang clapper masuk ke depan Juan.
CLAPPER
Scene 3, take 1, shot 1.
Clapper meng-clap clapboard.
Terdengar suara orang tertawa, Juan melirik ke arah suara
orang itu. Terganggu.
ISMAIL
Silent please!
Orang yang tertawa diam.
ISMAIL (CONT’D)
And... Action!
Juan mulai bekerja, mengambil sebuah file, membacanya. Juan
duduk di kursinya, tenang sekali dia. Fitri masuk ke dalam
ruangan. Berdiri hanya berdiri.
JUAN
Silahkan.
Fitri perlahan duduk di kursinya. Tidak terlihat panik.
JUAN (CONT’D)
Apa yang bisa saya bantu?
FITRI
Ini...
JUAN
Ibu anda diculik?
FITRI
Bagaimana anda tahu?
JUAN
Gesture. Kamu terlihat seperti
sedang panik. Di tangan kamu ada
bekas cakaran, cakaran manusia.
Kamu habis bertengkar? Cakaran di
tangan membuktikan kalau kamu
memperebutkan sesuatu.
FITRI
Gimana anda bisa tahu ibu saya yang
diculik?
JUAN
Keberuntungan.
FITRI
Jangan main-main, ini nasib ibu
saya, saya tidak bisa mengandalakan
keberuntungan. Saya... Saya... Aduh
sorry aku lupa.
ISMAIL
Cut.
Soundman menurunkan boom. Fitri melihat ke kiri dan kanan,
mencari script.
FITRI
Boleh pinjem scriptnya?
Juan mengeluarkan script dari kursinya dan memberikannya
kepada Fitri.
FITRI (CONT’D)
Makasih.
Fitri membaca sebentar. Make up artis melakukan touch up ke
Juan dan Fitri.
FITRI (CONT’D)
Oke, oke. Bisa.
ISMAIL
Siap ya! Kak Fitri kalo bisa lebih kelihatan panik.
Soundman dan clapper kembali ke posisi mau take.
SOUNDMAN
Sound ro--
FITRI
Bentar-bentar. Aku lupa lagi.
Juan menarik nafas. Bete. Juan memberikan naskahnya kepada
Fitri dan Fitri membaca lagi.
FITRI (CONT’D)
Oke, oke. Kali ini bisa.
ISMAIL
Siap ya.
SOUNDMAN
Sound roll
DP
Camera roll
CLAPPER
Scene 3, take 2, shot 1
Clapper meng-clap clapboard.
ISMAIL
And... action.
Juan mulai bekerja, mengambil sebuah file, membacanya. Juan
duduk di kursinya, tenang sekali dia. Fitri masuk ke dalam
ruangan. Berdiri hanya berdiri.
JUAN (V.O.)
Aku kesel banget...
INT. APARTMENT - NIGHT
Juan sedang duduk di sofa, bersama dengan Agatha yang sedang
fokus bekerja di laptopnya.
JUAN
...Kalo aku kerja di film gede aku
gak bakalan tuh ketemu aktor yang
gak bawa naskah. Mending dia afal
naskah, ini sampe take berkalikali.
Agatha hanya tersenyum mendengar Juan yang marah-marah.
JUAN (CONT’D)
Gimana coba karir aku bisa naik
kalo gini terus. Pusing banget
beneran.
AGATHA
Gak professional banget ya?
Juan menaikan nadanya, tambah kesal. Dia berdiri dan berjalan
mondar-mandir.
JUAN
Iya! Naskahnya udah di kasih
seminggu sebelom loh. Seminggu
sebelom! Beda ceritanya sama kalo
naskahnya dikasih H-1. Ini seminggu
sebelom, dia punya 7 hari buat
ngafalin naskah yang gak banyak
itu. Apa susahnya sih komit sama
kerjaannya?
Juan duduk di sebelah Agatha yang hanya tersenyum melihat
Juan marah-marah.
AGATHA
Makanya, kamu harus kerja keras
biar bisa main sama aktor terkenal.
JUAN
Iya, ini aku lagi kerja keras.
Agatha menaruh laptop di sebelahnya lalu memeluk Juan.
AGATHA
Udah gak usah dipikirin lagi,
pusing tahu mikirin gituan.
Juan merangkul Agatha.
AGATHA (CONT’D)
Ada sesuatu yang sebaiknya kamu
pikirin.
JUAN
Apa?
AGATHA
Ulang tahun papa. Sebentar lagi
loh.
JUAN
Kita mau beli apa?
Agatha menggeleng.
AGATHA
Gak tahu. Kamu ada ide gak? Kasih
yang murah aja.
Beat.
JUAN
Gimana kalo besok kita cari
hadiahnya bareng? Kamu liburkan?
Agatha tersenyum dan mengangguk.
INT. MALL - DAY
Juan dan Agatha berjalan di pusat perbelanjaan. Mereka
berjalan melewati baju-baju yang di display di situ.
JUAN
Kalo kita kasih kemeja ke papa
bagus gak?
AGATHA
Bagus aja sih, si papa masih ke
kantor jadi dia butuh banyak
kemeja.
JUAN
Kamu tahu ukurannya.
Agatha tersenyum dan menggeleng. Mereka berjalan kembali
mengelilingi. Agatha berhenti di depan sebuah manekin dengan
baju yang cukup bagus. Agatha melihat baju, bagus sekali. Dia
menginginkannya.
Agatha lalu melihat Juan, tersenyum dan membawa Juan berjalan
lagi.
Juan berhenti dan melihat satu buah ikat pinggang. Juan
memberikan ikat pinggang itu kepada seorang penjaga untuk di
check harganya. Penjaga itu pergi mengecek harga.
Agatha melihat sebuah tulisan “Diskon 60%”. Agatha berbisik
ke arah Juan.
AGATHA
(berbisik)
Di situ aja, ada diskon 60%.
JUAN
(berbisik)
Jangan. Kita harus kasih hadiah
yang paling bagus buat papa kamu.
AGATHA
(berbisik)
Budget kita gak banyak.
JUAN
(berbisik)
Pake uangku aja.
Penjaga itu kembali.
PENJAGA
Totalnya Rp 800.000, pak.
Agatha menepuk Juan, panik.
JUAN
(Berbisik)
Gak apa.
Juan berbicara ke penjaga.
JUAN (CONT’D)
Saya ambil mbak, satu.
Penjaga mengangguk dan bersiap menuliskan bon. Penjaga
memberikan bon kepada Juan dan Juan langsung berjalan ke arah
kasih, Agatha mengikutinya.
AGATHA
(berbisik)
Itu kan mahal banget. Kita mau
bayar apartment.
JUAN
(berisik)
Gak apa.
Mereka berdua jalan menuju kasir.