Cuplikan Chapter ini
yatu dengan pepohonan sekeli lingnya, menyerupai kabin di hutan yang cocok untuk menyepi. Tapi, di sini tidak sepi-sepi amat. Telingaku masih bisa menangkap deru lalu lintas di luar benteng dan suara orang bercakap-cakap di rumah utama. Juga, bu nyi tonggeret yang menjadi latar, sekaligus mendominasi suasana. Lalu, denting piano tiba-tiba menyeruak lembut. Semakin dekat, dari jendela kaca paviliun yang lebar, aku melihat Wynn duduk menghadapi grand piano. Jemarinya menari di atas tuts. K