Cuplikan Chapter ini
Pagi itu Jakarta terasa seperti tungku besar yang menyala Matahari baru jam delapan tapi panasnya sudah menusuk tulang Asap kendaraan bercampur debu membuat udara seperti tak bisa dihirup Sarah mengusap keningnya yang basah langkahnya terasa beratSaat menunggu lampu merah untuk menyeberang ke kantornya ia mendengar suara bapak penjual buah berteriak dari bawah payung birunyaPanas banget ya hari ini Mbak katanya sambil mengipasSarah tersenyum tipis Iya Pak kayaknya Jakarta