Cuplikan Chapter ini
Angin bertiup semakin kencang mengguncang jendela-jendela rumah Dian merasakan tubuhnya menegang saat sosok itu berdiri di tengah halaman Bayangannya lebih tinggi dari manusia biasa dengan sorban hitam yang basah oleh hujan dan tatapan tajam yang seperti menembus jiwaSuara langkah kuda masih terdengar meski tak ada satu pun kuda di sanaKalian telah berjanji suara Ki Jolosono bergema Dan janji tidak bisa dibatalkan tanpa hargaIbu merapatkan diri ke Dian tubuhnya bergetar Ayah yang