Cuplikan Chapter ini
Angin berhembus semakin kencang membawa bisikan yang terdengar seperti derap kuda yang jauh Dian merasakan bulu kuduknya berdiri tapi ia tetap diam menunggu Ki Jolosono melanjutkanKau mendengarnya bukan suara Ki Jolosono tenang seolah ini bukan sesuatu yang aneh baginyaDian menelan ludah Itu hanya angin kanKi Jolosono tertawa pelan Itulah yang dikatakan orang-orang yang mencoba menyangkalDian menggenggam kedua tangannya erat Kalau ini hanya ilusi kenapa suaranya begitu nyata