Cuplikan Chapter ini
Aku tahu Bapak masih mengetuk pintu tiap pagi berharap aku membuka walau hanya satu celahTapi aku hanya duduk di balik tirai gelap menyatu dengan dinding dinginmembatu bersama dosa yang bukan kuperbuattapi tetap menempel di tubuhku seperti darah yang tak bisa dibersihkanAku tahu Ibuk menangis tiap malamKusaksikan dari bayangan lampu yang menari di balik pintu kamarsuara isaknya menembus dinding dan menusuk tulangTapi aku terlalu malu untuk bicaraTerlalu jijik pada diriku sendiri Ak