Cuplikan Chapter ini
Kevin mengawali pagi dengan semangat baru di apartemennya yang sederhana di Brooklyn. Sinar matahari musim semi menembus tirai jendela, menyinari meja kerja yang penuh dengan alat-alat seni. Di meja itu, berbagai pensil, kuas, dan cat minyak berserakan, menunjukkan dedikasinya yang mendalam pada dunia seni. Dengan secangkir kopi di tangan, Kevin merasakan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dia siap memulai hari pertamanya di sekolah seni ternama di New York, tempat yang tela...