Cuplikan Chapter ini
Langit Palembang masih menyisakan warna merah saga meskipun matahari telah lama tenggelam di balik cakrawala Udara malam terasa berat penuh jejak magis yang menggantung Kilat sesekali menyambar tanpa suara menciptakan ilusi bahwa waktu berhenti di ambang kehancuran dan kebangkitanDi reruntuhan rumah panggung tua di pinggiran Seberang Ulu Levi berbaring lemas Tubuhnya dilingkupi sisa-sisa luka pertempuran dengan pasukan Mata Tiga namun yang lebih parah bukan lukanyamelainkan suara ya