Cuplikan Chapter ini
Pagi itu setelah subuh di Masjidil Haram Fahri Adrian dan Syaikh Hamid duduk di serambi masjid Suasana hening hanya terdengar lantunan doa jamaah yang masih mengalunAdrian menatap gulungan emas yang kini terbungkus kain beludru Jemarinya gemetar setiap kali menyentuhnya Aku masih tak percaya semua ini nyata Selama puluhan tahun aku mengajar sejarah menganggap naskah kuno hanyalah catatan akademik Tapi mushaf ini gulungan ini keduanya hidupFahri tersenyum lalu menepuk bahu sa