Cuplikan Chapter ini
Pagi itu kampus seperti biasaramai tapi setiap langkah terasa teratur Mahasiswa hilir mudik dengan ransel dan headphone sebagian buru-buru mengejar kelas pagi sebagian lagi duduk di tangga gedung sambil menyeruput kopi instanRohim berjalan pelan menuju lobi fakultas bersama Anwar sahabatnya yang dikenal suka bercanda tapi cerdas Anwar mengenakan jaket kulit lusuh dan membawa gitar kecil yang nyaris tak pernah ia mainkan dengan seriusEh Gus Rohim kamu itu ya celetuk Anwar pagi-p