Cuplikan Chapter ini
Sekolah bagi banyak anak adalah tempat menata masa depan Tapi bagi Asa sekolah lebih menyerupai ruang pengadilan Ia berdiri di antara barisan manusia yang selalu merasa berhak menjatuhkan vonis tanpa pernah bertanya siapa dirinya yang sebenarnya Yang mereka lihat hanyalah Asa anak seorang pelcur yang miskinSetiap pagi Asa melangkah menuju gerbang sekolah seperti seseorang yang akan dihukum Bukan karena kesalahan yang ia perbuat melainkan karena dosa yang tak pernah ia ketahuidos