Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
WELCOME HOME
Suka
Favorit
Bagikan
10. ACT 3 : SQ 7 : TITIK BALIK/KLIMAKS
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

102. INT. DALAM MOBIL DIRGA. SIANG.

CAST : DIRGA. RIKO.

Didalam mobil, Dirga dan Riko saling menatap serius.

DIRGA
Aku harap, dengan uang segitu, kau bisa mengelolanya untuk memulai perjalanan hidup barumu.

Riko terlihat berpikir menatap Dirga.

DIRGA (CONT'D)
Bagaimana?.
Apakah kau setuju dengan penawaran yang aku jelaskan.
Jika kau menyetujuinya, aku akan mentransfernya sekarang juga.
(Beat)
Tidak usah terlalu berpikir keras karena aku tidak memaksa, semua keputusan ada ditanganmu.
(Beat)
Jikapun kau menolaknya, aku akan mencari alternatif lain.
RIKO
Yasudah lah, aku menerimanya.
Dirga
Yakin.
RIKO
Yakin lah.
DIRGA
Baiklah kalau begitu, berarti kau telah menyetujui semua permainan yang akan kita mainkan sesuai skenario yang aku jalankan.
Mengerti kawan.
RIKO
Mengerti, jadi kapan kita akan memulainya.
DIRGA
Sebelum kita memulainya, aku cuma mau ingatin, jangan pernah melanggar permainan ini, karena konsekuensinya sangat besar untuk kelangsungan hidupmu kawan.
RIKO
Sudah, kau tenang saja, percayalah denganku, rencana ini akan sukses.

Dirga tersenyum menatap Riko.

FLASHBACK CUT BACK TO :

103. INT. DALAM MOBIL BAGAS - JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Dirga terus menatap Bagas yang serius menyetir.

DIRGA
Apakah tujuan kita masih jauh.
BAGAS
Sabarlah tidak jauh lagi, aku tahu kalau kau ingin beristirahat.
DIRGA
Apakah kita bisa berhenti sejenak, soalnya aku sesak, ingin buang air kecil.
BAGAS
Tidak bisa kawan, kamu tahankanlah sebentar saja kalau kamu tidak tahan lagi, kau bisa mengambil botol dibangku belakang.

Dirga langsung menoleh kebelakang dan mengambil botol lalu dia buang air kecil dibotol.

CUT BACK TO :

104. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Darma menggesek-gesekkan kedua tangannya dikeningnya sambil tertunduk.

DARMA
Saya ingin menanyakan satu hal lagi agar semuanya jelas.
BOBBY
Silahkan pak.

Darma melirik tajam Bobby.

DARMA
Apakah mayat tengkorak itu ada sangkut pautnya dengan kematian putri saya dan Dirga.

Bagas sedikit tertawa sinis sambil menggelengkan kepalanya.

BAGAS
Pertanyaan yang sangat menarik dari seorang penyidik yang bernama Pramudya Darmasastra.
DARMA
Katakan, ada atau tidak.

Bagas melirik tajam sebuah handphone yang berada di meja kerja Budi dan mengahadap ke arah mereka.

BAGAS
Itu sudah pasti, sudah pasti ada pak.

Darma menatap tajam Bagas, sementara Bobby menatap bangga Bagas sambil mengelus-elus pundak Bagas. Lalu Bagas, melirik kembali handphone yang menghadap ke mereka sambil tersenyum.

CUT TO :

105. INT. KANTOR POLISI - RUANG PRIBADI BUDI. PAGI.

CAST : BUDI.

Budi menatap tajam handphonenya sambil mengetuk meja dengan jari telunjuknya. Lalu dia bangkit dari tempat duduknya.

FLASHBACK CUT TO :

106. EXT. HALAMAM RUMAH BUDI/DIRGA. MALAM.

CAST : BUDI, EKSTRAS (WANITA).

Mobil Budi tiba dihalaman rumahnya. Lalu dia keluar dari dalam mobil dengan keadaan mabuk lalu seorang wanita juga keluar dari dalam mobil dan langsung mendekati Budi yang sempoyongan.

WANITA
Tidak apa-apa om.
BUDI
Kamu tenang saja.
(Beat)
Saya tidak mabuk.
WANITA
Saya antarkan kedalam ya om.
BUDI
Boleh, tapi kamu harus juga bisa nemenin saya tidur ya.
WANITA
Maaf om kalau itu saya tidak bisa.
BUDI
Kenapa?.
(Beat)
Nanti saya kasih kamu uang kok.
WANITA
Tetap juga tidak bisa om, dari awal saya hanya berniat untuk nemenin om minum, tidak lebih dari itu.
BUDI
Tolong lah kamu pasti bisa, soalnya saya sudah lama tidak ada kawan tidur di rumah.
WANITA
Tidak bisa om, om tidak lihat kalau Dirga sudah ada di rumah.
(Beat)
Dirga yang akan nemenin om tidur.
BUDI
Dia belum pulang.
Wanita
Buktinya ini mobilnya.
Budi
Oh iya ya.
(Beat)
Tapikan dia tidak akan pernah tahu jika kamu mau nemenin saya tidur.
Wanita
Saya tetap tidak mau om.
(Beat)
Lebih baik om masuk kedalam dan langsung tidur karena om minumnya tadi kebanyakan.
BUDI
Saya tidak bisa tidur kalau tidak ada yang nemenin, jadi saya minta tolong sekali untuk kamu temenin saya tidur karena kalau Dirga yang nemenin saya tidur, saya tidak akan tidur nyenyak karena saya kalau sudah tidur seperti anak bayi.
WANITA
Saya telpon Dirga ya om agar dia bantu om untuk masuk kedalam rumah.
BUDI
Tidak perlu, tidak usah kamu hubungi dia karena saya tidak mabuk.
(Beat)
Begini saja, kalau dirumah saya kamu tidak mau karena ada Dirga.
(Beat)
Tapi kalau di hotel kamu mau kan, tolonglah satu malam ini saja.
(Beat)
Saya akan memberikan apa yang kamu inginkan.
WANITA
Saya katakan sekali lagi om kalau saya tidak mau.
(Beat)
Kalau om masih mau dihargai maka hargailah orang lain dan satu hal lagi om, apa yang om nilai terhadap diriku, itu salah besar.

Wanita itu pergi meninggalkan Budi yang terduduk lemas. Lalu dia bangkit perlahan dan berjalan sempoyongan masuk kedalam rumah.

FLASHBACK CUT BACK TO :

107. INT. DALAM MOBIL BAGAS - JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Sambil menyetir, Bagas menatap tajam pistol ( pistol yang digunakan Dirga untuk menembak Laila ) yang dipegangnya.

BAGAS
Senjata yang sangat ampuh untuk mengatasi suatu tekanan, benar begitu Dirga.

Dirga menganggukkan kepalanya dengan ketakutan. Lalu Bagas meletakkan pistol tersebut dibelakang tempat duduknya.

BAGAS (CONT'D)
Bagaimana rasanya berhubungan intim itu, sepertinya kamu sudah sangat berpengalaman.
DIRGA
Sepertinya kamu juga telah mengetahui bagaimana rasanya.
BAGAS
Tidak, tidak Dirga, aku sama sekali tidak mengenali rasa itu.
(Beat)
Sebelumnya saya ingin sedikit cerita, sebenarnya saya ingin sekali sepertimu yang bisa melakukan hubungan intim kepada wanita manapun.
(Beat)
Tapi bedanya aku ingin melakukan itu dengan orang yang aku cintai dan memiliki ikatan yang sah.
DIRGA
Yasudah kalau begitu kamu tinggal nikahi wanita yang kamu cintai, dengan begitu, kamu bisa melakukan hubungan intim dengannya sesukamu.
BAGAS
Jawaban yang tepat, tapi sepertinya saat ini, aku harus mengubur keinginanku itu.
DIRGA
Kenapa bisa begitu, masalahnya apa?.

Bagas memberhentikan mobilnya di pinggir jalan pegunungan.

BAGAS
Kamu mau tahu jawabannya.
(Beat)
Karena wanita yang aku cintai telah mengkhianati cintaku, dia pergi bersama lelaki lain, aku tidak tau apa yang sedang mereka lakukan sekarang.
(Beat)
Menurutmu apa yang sedang mereka lakukan sekarang.
DIRGA
Aku tidak tahu persis yang sedang mereka lakukan sekarang, tapi satu hal yang harus kamu pahami, jika dia telah berpaling darimu, maka kau harus mengikhlaskan kepergiannya bersama yang lain.
BAGAS
Ikhlas, jawaban yang pasrah kawan.
(Beat)
Tapi apakah mereka akan melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan terhadap Laila.
DIRGA
Mungkin saja.

Bagas sedikit tertawa, lalu tersenyum sinis menatap Dirga.

CUT BACK TO :

108. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, BUDI, DARMA.

Darma bangkit dari tempat duduknya.

DARMA
Siapakah mayat tengkorak itu.

Budi datang dari pintu utama ruang penyidik sambil bertepuk tangan. Darma menatap tajam, Bobby heran sementara Bagas tertunduk sambil tersenyum.

BUDI
Jangan dijawab dulu anak muda.
(Beat)
Sabar pak.

Bagas tertunduk sambil sedikit tertawa.

BUDI (CONT'D)
Sebelumnya saya ingin mengapresiasi atas pengakuan kamu yang sangat jujur anak muda.

Budi bertepuk tangan, lalu Bagas bertepuk tangan sambil bangkit dari duduknya dengan menatap Budi.

BAGAS
Terimakasih banyak atas apresiasinya pak Prambudi Chandrakumara.
BUDI
Sungguh pengetahuanmu luas, sehingga kau mengenali diriku padahal kita sama sekali belum pernah ketemu.
(Beat)
Siapakah namamu anak muda.
Budi menjulurkan tangannya lalu diterima Bagas dengan senyuman.
BAGAS
Andrepati Bagaskara.
BUDI
Nama yang akan selalu saya ingat sampai mati.
BAGAS
Sekali lagi, terimakasih banyak pak, tapi sebelum saya menjawab pertanyaan dari pak Darma.
(Beat)
Kenapa bapak lama sekali keluar dari tempat persembunyian, seharusnya dari awal bapak ikut berbincang dengan kami.
(Beat)
Tapi itu tidak menjadi masalah karena bapak telah mendengar semua perbincangan kami dan momen ini khusus saya persembahkan untuk bapak.

Mereka semua menatap Bagas dengan tajam.

BAGAS (CONT'D)
Tidak usah tegang sekali menatap saya seperti itu, saya akan tetap menjawabnya jadi tenang saja.
(Beat)
Saya lupa pertanyaannya tadi, ada yang bisa mengulanginya.
(Beat)
Silahkan pak, saya yakin pertanyaan tadi masih melekat di kepala bapak.
BUDI
Siapakah mayat tengkorak itu.

Bagas tersenyum sinis.

BAGAS
Pertanyaan yang cukup mudah untuk dijawab.
BOBBY
Sabar kawan, jangan dijawab dulu, aku permisi dulu keluar sebentar.
BUDI
Cukup, cukup sudah jangan merusak suasana.
DARMA
Keluarlah sana tapi jangan pernah kembali lagi.
BOBBY
(Berbisik)
Kejam sekali mereka, botol tidak ada pula disini.
BAGAS
Sebelumnya saya ingin memberikan hadiah kecil-kecilan untuk bapak-bapak sekalian.

Bagas mengeluarkan dua pistol dari belakang celananya, lalu memegangnya dengan menatap Budi dan Darma.

BAGAS (CONT'D)
Ini punya pak Darma.

Bagas memberikan pistol (pistol yang diberikan Laila kepadanya) dan Darma menerimanya dengan heran.

BAGAS (CONT'D)
Ini milik pak Budi.

Bagas memberikan pistol (pistol yang didapatkannya dari Dirga) dan Budi menerimanya dengan tegang. Lalu Budi dan Darma menatap tajam pistol yang dipegang.

BOBBY
( Kecewa sambil bangkit dari duduknya )
Kejam kau Bagas, sungguh kejam, kita berteman sejak lama tapi kenapa cuma mereka berdua yang kau kasih, pistol bagian aku mana.
BAGAS
Tenang kawan, bagianmu juga ada, pistol air sudah aku siapkan dirumah agar kau tidak sering buang air kecil.

Bobby lemas lalu duduk kembali.

BAGAS (CONT'D)
Saya ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak-bapak sekalian karena saya telah mengetahui sensasinya menggunakan alat itu.

Darma dan Budi menatap tajam Bagas.

BAGAS (CONT'D)
Berbicaralah pak, kenapa diam saja.
(Beat)
Hadiahnya kurang menarik ya pak.
BUDI
(Amarah)
Sudah cukup dengan kata-kata kamu itu, siapakah mayat tengkorak itu.

Bagas tersenyum lalu bergerak mengambil foto (bergambarkan wajah Bagas) dimeja lalu memegangnya didepan Budi.

BAGAS
Ambil pak, ini juga milik bapak, anggap saja sebagai kenang-kenangan.

Budi mengambilnya lalu menatap tajam foto.

FLASHBACK CUT TO :

109. INT. DALAM MOBIL BAGAS - JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Bagas menatap tajam Dirga yang ketakutan.

BAGAS
Sepertinya sudah cukup kita curhatnya.
DIRGA
Baiklah, tapi kenapa kita berhenti ditempat yang menakutkan ini.
BAGAS
Menakutkan?.
(Beat)
Tempat ini tidak menakutkan kawan, lebih menakutkan lagi membunuh seorang gadis yang tidak berdosa kawan.

Dirga terdiam menatap tajam Bagas.

BAGAS (CONT'D)
Kenapa kau menatapku seperti itu, apakah wajahku sangat menakutkan.
(Beat)
Tapi kamu tenang saja, ada yang lebih menakutan lagi.

Bagas mengeluarkan pistol dari belakang tempat duduknya.

BAGAS (CONT'D)
Ini adalah pistol yang kau tembak tepat dikepala wanita yang bernama Laila.
(Beat)
Apakah senjata ini menakutkan, jika belum, akan saya tunjukkan lagi.

Dirga semakin tegang menatap tajam Bagas.

BAGAS (CONT'D)
Sekarang coba kamu bukakan laci itu, tolong bukakan.
DIRGA
Ada apa didalamnya.
BAGAS
Bukakan saja, kau akan mengetahuinya setelah terbuka.

Dirga perlahan membuka laci lalu semakin takut melihat pistol (pemberian dari Laila) didalam laci.

BAGAS (CONT'D)
Kenapa?, kenapa dengan pistol itu kamu lebih takut dibandingkan dengan pistol yang sudah saya genggam erat-erat.

Dirga semakin ketakutan.

BAGAS (CONT'D)
Saya minta tolong, ambil pistol itu dan berikan kepada saya.

Dengan rasa ketakutan, Dirga mengambil pistol lalu memberikannya kepada Bagas.

BAGAS (CONT'D)
Terimakasih banyak Dirga.
DIRGA
Bisakah saya keluar sebentar saja.
BAGAS
Mau kemana kamu Dirga, sudahlah kamu disini saja, permainan kita belum selesai.
DIRGA
Sebentar saja, saya ingin menghirup udara segar.

Bagas tertawa.

BAGAS
Saya tau kalau diluar memang segar tapi diluar sana, binatang buas sedang menunggu kehadiran daging segar kawan.

Dirga semakin ketakutan sembari melirik lingkungan sekitar.

BAGAS (CONT'D)
Bisakah saya minta tolong sekali lagi, setelah itu tiada.
DIRGA
Apa itu.
BAGAS
Rogoh laci itu, ada sesuatu didalamnya dan keluarkan isinya, lalu kamu amati dengan cermat, lakukanlah.

Dirga perlahan memasukkan tangannya kedalam laci lalu mengeluarkan kantong plastik hitam lalu dia meletakkannya dipangkuannya.

DIRGA
Apa ini.
BAGAS
Buka, ambil, lihat, maka kau akan mengetahuinya.

Dirga perlahan membuka kantong plastik lalu memasukkan tangannya, lalu mengeluarkan, lalu dia terkejut memandangi foto sambil menghempaskan tubuhnya dan foto berserakan. Lalu dai ketakutan menatap Bagas.

BAGAS (CONT'D)
Kenapa Dirga?. Apakah ini titik puncak ketakutan seorang yang bernama Dirga binti Prambudi Chandrakumara.

Dirga semakin ketakutan.

DIRGA
Laila, kenapa kamu dan Laila ada didalam satu foto.
BAGAS
(Bingung sambil sedikit tertawa)
Aku dan Laila ada didalam satu foto, yang benar saja kamu, coba berikan satu foto kepada saya.

Perlahan Dirga tunduk kebawa lantai lalu mengambil foto, lalu dia mengambil satu foto (hanya wajah Bagas) lagi yang disimpannya kedalam sepatu bootsnya. Lalu dia memberikan foto lain kepada Bagas. Lalu Bagas memandangi foto itu dengan senyuman.

BAGAS (CONT'D)
Iya kamu benar ya, ternyata aku dan Laila ada didalam satu foto, kenapa ya, apakah kamu tahu kenapa ini bisa terjadi.
DIRGA
Apakah benar kalau kamu adalah kekasihnya Laila.
BAGAS
Tepat sekali.

Bagas mencampakkan foto yang dipegangnya ke wajah Dirga.

CUT BACK TO:

110. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, BUDI, DARMA.

Budi sangat serius menatap foto yang di pegangnya.

BUDI
Siapa laki-laki yang ada di dalam foto ini.
BAGAS
Pertanyaan baru telah datang, pertanyaan mana yang harus saya jawab terlebih dahulu pak.
BUDI
Siapakah laki-laki yang ada di dalam foto ini.
BAGAS
Saya pak.

Bagas tersenyum menatap mereka, sementara mereka menatap serius Bagas.

BAGAS (CONT'D)
Saya pak, Andrepati Bagaskara.
(Beat)
Kenapa kalian diam saja.
DARMA
(Sambil mendekati Bagas)
Ternyata perkiraan saya dari awal tidak salah.

Bagas tersenyum sinis menatap Darma. Lalu Budi meletakkan foto di meja, lalu dia bergerak cepat memegang erat kera baju Bagas dengan amarah yang ditahan.

BUDI
Kenapa kau lakukan itu kepada anakku.

Bagas tersenyum lalu melepaskan genggaman tangan Budi.

BAGAS
Anak anda yang membuat saya bertindak seperti ini dan anak anda yang telah mengambil nyawa wanita yang aku cintai.

Darma dan Budi saling melirik tajam.

FLASHBACK CUT TO :

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar